PENDEKATAN
BELAJAR MENGAJAR
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Strategi
Belajar Mengajar
DosenPengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
1. Cory Andini Putry (2021112082)
2. Mustaghfiroh (2021112085)
3. Khofidotul
Khasanah (2021112086)
4. Khoerotun
Nisa (2021112088)
Kelas : C
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam proses
belajar mengajar seorang guru membutuhkan strategi pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Karena jika strategi yang
digunakan tidak tepat maka materi atau pelajaran tidak akan tersampaikan kepada
anak didik dengan baik. Begitu pula dengan pendekatan dan metode yang digunakan
juga sangat mempengaruhi proses pembelajaran, bagaimana cara pandang seorang
guru tehadap proses belajar mengajar sangat mempengaruhi jalannya proses
belajar mengajar apakah akan berjalan dengan baik atau sebaliknya, yang
akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar anak didik.
Dalam penyampaian
materi pelajaran dan penciptaan kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat
kondusif dan efektif, dibutuhkan pemahaman seorang guru mengenai pendekatan
belajar mengajar yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi yang sedang dialami
oleh anak didik. Oleh karena itu dalam makalah ini akan mengurai tentang
pendekatan-pendekatan dalam proses belajar mengajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Belajar Mengajar
Pendekatan
pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pada dasarnya
pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. Pendekatan lebih
menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan
pada teknik pelaksanaannya.[1]
Menurut
Sanjaya, (2008: 127), pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Dan Burden, P.R. (1999) menyatakan
bahwa pendekatan adalah tata cara pembelajaran yang melibatkan para guru dan
siswa mereka untuk membangun mencapai tujuan dengan informasi mereka telah
didapat secara aktif, melalui kegiatan dan keikutsertaannya.
Secara garis
besar pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa). Pada pendekatan teacher centered, pembelajaran berpusat
pada guru sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses
pembelajaran, baik organisasi, materi, maupun waktu. Guru bertindak sebagai
pakar yang mengutarakan pengalamannya secara baik sehingga dapat menginspirasi
dan menstimulasi siswa. Sementara pendekatan student centered, siswa didorong untuk mengerjakan sesuatu sebagai
pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya. Guru
hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.[2]
B.
Macam-Macam
Pendekatan dalam Belajar Mengajar
1.
Pendekatan yang berhubungan dengan penyampaian
materi
a)
Pendekatan Kompetensi
Kompetensi
menunjukkan kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pembelajaran dan latihan. Dalam
hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan
yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar.
Implikasi dari
pendekatan kompetensi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)
Pembelajaran perlu menekankan pada
pembelajaran individual meskipun
dilaksanakan secara klasikal, dalam pembelajaran perlu diperhatikan peserta
didik.
2)
Perlu diupayakan lingkungan belajar yang
kondusif, dengan metode dan media yang bervariasi yang memungkinkan setiap
peserta didik mengkuti belajar dengan tenang dan menyenangkan
3)
Dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang
cukup, terutama dalam penyelesaian tugas/praktek pembelajaran agar setiap
peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik.[3]
b)
Pendekatan Lingkungan
Merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang berusaha umtuk meningkatkan keterlibatan peserta
didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini
berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran
akan menarik perhatianpeserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari
lingkungan, sehingga apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa
yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya
Pembelajaran
berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara:
1)
Membawa peserta didik ke lingkungan untuk
kepentingan pembelajaran . Hal ini bisa dilakukan dengan metode karya wisata,
metode pemberian tugas dan ,lain-lain
2)
Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke
sekolah untuk kepentinga pembelajaran
c)
Pendekatan Kontekstual
CTL merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan kepada keterkaitan materi pembelajaran
dengan dunia kehidupan pserta didik secara nyata, sehinga peserta didik mamapu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan
sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memeberikan
kemudahan kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber
belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang
berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi belajar peserta didik.
Nurhadi mengemukakan pentingnya lingkunagn belajar dalam pembelajaran
kontekstual sebagai berikut :
1)
Belajar yang efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa
2)
Pembelajaran harus berpusat pada “bagaimana
cara” siswa menggunakan pengetahuan baru mereka
3)
Umpan balik amat penting bagi siswa yang
berasal dari proses penilaian (assesment) yang benar
4)
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk
kerja kelompok itu penting
Tujuh komponen
utama pembelajaran :
1)
Kontuktivisme
2)
Menemukan (inqury)
3)
Bertanya (questioning)
4)
Masyarakat belajar (Learning Community)
5)
Pemodelan (modelling)
6)
Refleks
7)
Penilaian yang sebenarnya[4]
d)
Pendekatan Tematik
Merupakan
pendekatan pembelajaran untuk mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara
berbagai aspek yang mempengaruhipeserta didikdalam proses belajar.Pendekatan
ini didasari oleh psikologi Gestalt yang menyatakan bahwa
keseluruhan/keterpaduan ini lebih berarti dari pada bagian-bagiannya.
Pendekatan
tematik bertujuan :
1)
Membentuk pribadi yang harmonis dan sanggup
bertindak dalam menghadapi situasi yang memerlukan keterampilan pribadi
2)
Menyesuaikan pembelajarn dengan perbedaan
peserta didik
3)
Memperbaiki dan mengatasi kelemahan-kelemahan
e)
Pendekatan Tujuan Pembelajaran
Pendekatan ini
berorientasi pada tujuan akhir yang akan
dicapai.
f) Pendekatan
konsep
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu
bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung didalamnya
g)
Pendekataan Inquiri
Berarti
membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika
berhubungan dengan fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh
para ahli peneliti
h)
Pendekatan Penemuan
Pendekatan
penemuan berarti kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah.[5]
i)
Pendekatan Proses
Pada pendekatan
proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
keterampilan proses, seperi mengamati, berhepotesamerencanakan, menafsirkan dan
mengkomunikasikan
j)
Pendekatan Interaktif
Pendekatan ini
memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian
melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan
k)
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan
pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahakan melalui
praktikum atau pengamatan
l)
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat
Hasil
penelitian dari National Science Teacher asossiation (NSTA) menunjukan bahwa
pembelajaran sains dengan menggunakan STM mempunyai beberapa perbedaan jika
dibandingkan dengan cara biasa.
m)
Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini
merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu
kegiatan pembelajaran.
n)
Pendekatan Keagamaan
Pendekatan
keagamaan dapat diterapkan melalui prinsip-prinsip menagajar seperti konsep
korelasi dan dan sosialisasi yaitu dengan cara menyisipkan pesan-pesan
keagamaan.[6]
o)
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan ini
merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar,
aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap serta menerpkannya dalam kehidupan sehari-hari.
p)
Pendekatan Kebermaknaan
Berikut
beberapa konsep penting pendekatan kebermaknaan :
1)
Bahasa berperan sebagai alat pengungkapan makna
2)
Merupakan pengajaran bahasa yang natural yang
di dukung oleh pemahaman lintas budaya
3)
Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang
berbeda, baik lisan maupun tulisan
4)
Kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan
pembelajaran merupakan motivasi belajar siswa yang sangat penting menentukan
keberhasilan siswa dalam belajar.[7]
2.
Pendekataan
yang berhubungan dengan penciptaan kondisi pembelajaran
a.
Pendekatan
sistem pembelajaran
Pendekatan sistem pada mulanya digunakan di bidang engineering
untuk merancang sistem elektronik, mekanim dan militer. Pada akhir tahun 1950
dan awal tahun 1960 mulai diterapkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan.
Ciri-ciri Pendekatan Sistem Pembelajaran:
Pendekatan
sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran di mana
berlangsung kegiatan belajar mengajar
Penggunaan
metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang tertuju pada pencapaian
tujuan pembelajaran[8]
b.
Pendekatan
Ketrampilan Proses
Pendekatan ketrampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreatifitas peserta didik
dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator pendekatan ketrampilan proses antara lain : kemampuan mengidentifikasi,
mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan,
menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan dan mengekspresikan
diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.[9]
c.
Pendekatan
penularan informasi
Pendekatan ini memberikan
kepada mereka yang berusaha menilai hasil pendidikan dengan menularkan
pengetahuan yang telah diketahui. Menurut Habermas sebagaimana yang dikutip
oleh Derek Glover and Sue Low, bahwa pendekatan semacam inimeningkatkan
kesempatan untuk kontrol sosial dan ini mungkin dilihat dalam beberapa
pengelolaan ruang kelas yang amat sangat diformalkan.[10]
d.
Pendekatan
Individu
Pendekatan ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri
(self). Perhatian terutamanya tertuju pada kehidupan emosional perorangan, yang
diharapkan membantu individu mengembangkan hubungan yang produktif dengan
lingkungannya, dan menjadikannya sebagai pribadi yang mampu membentuk
hubungan-hubungan dengan pribadi lain dalam konteks yang lebih luas serta mampu
memproses informasi secara efektif.[11]
e.
Pendekatan
Kelompok
Pendekatan kelompok diperlukan dan digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini didasari bahwa anak didik adalah
sejenis makhluk homo socius yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup
bersama. Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerjasama dalam kelompok, akan
menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
Ketika guru menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus
mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas
belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai dan bahan yang akan
diberikan memang cocok dengan pendekatan kelompok.
f.
Pendekatan
bervariasi
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang
biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan
variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi
ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.[12]
g. Pendekatan Edukatif
Apapun guru lakukan dalam pendidikan dalam pengajaran dengan tujuan
untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti dendam, gengsi, ingin
ditakuti, dan sebagainya.
Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendakatan
edukatif, setiap tindakan, sikap, dan yang guru lakukan harus bernilai
pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
Selain berbagai pendekatan yang disebutkan di depan, adalagi pendekatan-pendekatan
yang lain. Berdasarkan kurikulum atau garis-garis besar program pembelajaran
(GBPP) pendidikan agama Islam SLTP tahun 1994 disebutkan 5 macam pendekatan untuk
pendidikan agama Islam, yaitu pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan,
pendekatan emosional, pendekatan rasional dan pendekatan fungsional.[13]
BAB III
PENUTUP
Seorang guru
sebagai pendidik dan pengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, selain harus
profesional ternyata juga harus memperhatikan kondisi anak didik dan lingkungan
yang dapat mempengaruhi kondusif tidaknya proses pembelajaran. Adapun hal lain yang
perlu diperhatikan adalah strategi yang digunakan oleh guru karena sangat
berpengaruh besar pada kesuksesan pembelajaran.
Melalui pemahaman seorang guru mengenai pendekatan atau cara
pandang dalam proses belajar mengajar, guru akan lebih mudah dalam menentukan metode
yang tepat untuk diterapkan pada proses pembelajaran, sehingga proses belajar
mengajar berjalan dengan efektif dan sukses, serta hasil berupa kemampuan anak
didik akan meningkat sesuai dengan tujuan awal pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
1996. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Mustakim, Zaenal. 2013. Strategi dan Metode Pembelajaran, Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2013), hlm. 72
[2] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 145- 147.
[4] Ibid, hlm 77-80
[5] Ibid, hlm 83
[6] Ibid,hlm 84
[8] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2005), hlm. 125-126
[12] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 63-67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar