TEACHER
CENTER
Kelas
: H
JURUSAN
TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
PROFIL PEMAKALAH
Nama :
Laelatul Badriyah
NIM : 2021114272
TTL : Pekalongan, 27 Maret 1996
Alamat :
Karangjompo, TirtoPekalongan
AsalSekolah :
MAN 2 Pekalongan
Motto : “Khairunas ‘Anfauhum Linnas”
Nama : Nur iklimah
NIM : 2021114287
TTL : pekalongan 28 mei 1995
Alamat : kemplong wiradesa
Asal sekolah : sma 1 wiradesa
Motto : selalu landasi hidup dengan keyakinan,keikhlasan dan
keridhoa-NYA
BAB
I
PENDAHULUAN
Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Kegiatan
pembelajaran dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan
cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini banyak macam setrategi dan
metode pembelajran yang digunakan guna meningkatkan efektivitas pembelajaran
menjadi lebih baik, akan tetapi banyak juga yang kurang menguasai dan kurang
menggetahui tentang model-model pembelajaran yang penting dalam kaitanya
peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan zaman sekarang apabila seorang guru
tidak bisa mengembangkan model model pembelajaran maka proses pembelajaran
menjadi kurang menarik bagi para siswa. Oleh karena itu pentingnya mempelajari
model-model pembelajaran sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas
pendidikan kita.
Penelitian
tentang kegiatan pembelajaran berusaha menemukan model pembelajaran.
Model-model yang ditemukan dapat diubah, diuji kembali dan dikembangkan,
selanjutnya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola
pembelajaran yang digunakan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Model Pembelajaran
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce and Weil, 1980:1).
Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.[1]
Pada sistem pembelajaran model teacher centered Learning, guru
lebih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar dengan bentuk ceramah
(Lecturing). Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan
seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini berarti memberikan
informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa
mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.
Pendekatan teacher center dimana proses pembelajaran lebih berpusat
pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas tetapi siswa hanya memiliki
pengalaman mendengar paparan saja. Output yang dihasilkan oleh pendekatan
belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan siswa yang kurang mampu mengapresiasi
ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang akhirnya
cenderung menjadi pelajar yang pasif dan miskin kreativitas.[2]
B.
Model-model Pembelajaran Interaktif yang berpusat pada Guru
(Teacher Center)
1.
Presentasi dan Penjelasan
Presentasi adalah model yang berpusat pada guru. Presentasi
(ceramah) dan penjelasan memakan waktu yang cukup lama. Banyaknya waktu yang
digunakan untuk mempresentasikan dan menjelaskan informasi semakin meningkat,
mulai dari SD, SMP, dan SMA.
Secara singkat hasil-hasil belajar model presentasi ini cukup jelas
dan tidak ruwet malahan hal ini membantu siswa memperoleh, mengasimilasikan dan
menyimpan informasi baru, memperluas struktur konseptual dan mengembangkan
kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang informasi.
Namun sebelum guru mempresentasikan dan menjeaskan kepada siswa,
maka guru perlu merencanakan terlebih dahulu dengan melakukan :
a.
Memilih tujuan dan isi presentasi.
b.
Mendiagnosis pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
c.
Memilih advance organizer (kerangka pendukung bagi info
baru) yang tepat dan kuat.
d.
Merencanakan penggunaan waktu dan ruang.
Setelah
direncanakan kemudian diadaptasikan kepada siswa yang mempunyai kemampuan. Guru
dapat mengadaptasikan presentasi dengan berbagai cara, diantaranya :
a.
Menyiapkan penggunaan gambar dan ilustrasi (media).
b.
Menggunakan beragam tes.
c.
Sedikit banyak konkret (contoh).
Cara
melaksanakannya yaitu :
a.
Mengklasifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk
belajar.
b.
Mempresentasikan advance organizer.
c.
Mempresentasikan info baru yang dimaksud.
d.
Memantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan
memperkuat keterampilan berpikir mereka.
2.
Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung yaitu gaya mengajar dimana guru terlibat aktif
dalam mengusung isu pelajaran kepada seluruh kelas.
Model pembelajaran langsung dimaksudkan untuk membantu siswa
mempelajari berbagai keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan
langsung secara bertahap.
Pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan
berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang
dapat diajarkan secara bertahap. Elemen-elemen utama pengajaran langsung yang
efektif, diantaranya :
a.
Pelajaran yang distrukturisasikan dengan jelas
Pelajaran
harus memiliki struktur yang jelas, sehingga siswa dapat memahami dengan mudah
isi pelajaran hubungannya dengan apa yang mereka ketahui.
b.
Presentasi yang terstruktur dan jelas
Cara
meningkatkan kejelasan presentasi :
1).
Model deduktif. Di dalam model ini presentasi dimulai dengan prinsip atau
aturan umum, kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh yang lebih terinci dan
spesifik.
2).
Model induktf. Pada model ini presentasi dimulai dengan contoh-contoh (aktual)
kemudian beralih ke aturan atau prinsip umum.
c.
Pacing pengajaran sebagai bagian penting dari pengajaran langsung
yang efektif.
d.
Modelling, yaitu salah satu prosedur yang berguna untuk diikuti
ketika mengajarkan topik-topik tertentu, dan memberikan model secara eksplisit
tentang sebuah keterampilan atau prosedur.
e.
Penggunaan pemetaan konseptual, yaitu salah satu strategi yang
dapat membantu menstrukturisasikan pelajaran dalam pikiran murid dengan
menggunakan pemetaan konseptual.
f.
Tanya jawab interaktif
Peran
praktik individual dalam pengajaran langsung, yaitu :
a.
Menyiapkan seatwork (bahan dalam jumlah yang cukup untuk
digunakan murid selama praktik).
b.
Penggunaan workbook/textbook
c.
Mengorganisasikan seatwork
d.
Umpan balik terhadap seatwork
e.
Mendiferensikan seatwork
Sebelum
melakukan pengajaran langsung, hendaknya guru merencanakan pengajaran langsung
terlebih dahulu seperti :
a.
Menyiapkan tujuan.
b.
Melaksanakan analisis.
c.
Merencanakan waktu dan ruang.
3.
Pengajaran Konsep
Dengan
pengajaran konsep, guru dapat membantu siswa untuk memperoleh dan mengembangkan
konsep-konsep dasr yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih lanjut dan
pemikiran tingkat tinggi.
Pengajaran
konsep tidak dirancang untuk mengajarkan informasi dalam jumlah besar kepada
siswa. Tetapi dengan mempelajari dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam
subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai pembelajaran spesifik ke
bidang-bidang yang lebih umum.
Pendekatan yang
digunakan dalam pengajaran konsep adalah pendekatan Direct Presentation
(presentasi langsung) dan pendekatan konsep Concept Attainment
(pencapaian konsep).
Sebuah konsep
pengajaran pada dasarnya terdiri dari empat fase, yaitu :
a.
Mempresentasikan tujuan.
b.
Memberikan masukan baik examples atau non-examples.
c.
Menguji pencapaian konsep.
d.
Menganalisis proses berpikir siswa.
Merencanakan
dan Melaksanakan Pengajaran Konsep
Cara
merencanakan pengajaran konsep :
a.
Memilih konsep.
b.
Memutuskan pendekatan yang dipakai.
c.
Mendefinisikan konsep.
d.
Menganalisis konsep.
e.
Memilih dan mengurutkan berbagai contoh dan bukan contoh.
f.
Menggunakan gambar-gambar visual.
Cara
Melaksanakan Pengajaran Konsep
a.
Mengklasifikasikan maksud dan estabhlising.
b.
Memberikan masukan dan bukan contoh serta menguji pencapaian.[3]
C. PerbedaanMacam-Macam
Model Pembelajaran
1. Dari
segiTahapanlangkahnya
a.
Padapembelajaranlangsung, yaitusebagaiberikut.
-Menginformasikantujuanpembelajarandanorientasipelajarankepadasiswa.Dalamtahapini
guru menginformasikanhal-hal yang harusdipelajaridankinerjasiswa yang
diharapkan.
-Me-review
pengetahuandanketerampilanprasyarat. Dalamtahapini guru mengajukanpertanyaanuntukmengungkappengetahuandanketerampilan
yang telahdikuasaisiswa.
-Menyampaikanmateripelajaran.Dalamfaseini, guru
menyampaikanmateri, menyajikaninformasi, memberikancontoh-contoh,
mendemontrasikankonsepdansebagainya.
-Melaksanakanbimbingan. Bimbingandilakukandenganmengajukanpertanyaan-pertanyaanuntukmenilaitingkatpemahamansiswadanmengoreksikesalahankonsep.
-Memberikankesempatankepadasiswauntukberlatih.Dalamtahapini,
guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmelatihketerampilannyaataumenggunakaninformasibarusecaraindividuataukelompok.
-Menilaikinerjasiswadanmemberikanumpanbalik. Guru
memberikanreviuterhadaphal-hal yang telahdilakukansiswa,
memberikanumpanbalikterhadapresponsiswa yang
benardanmengulangketerampilanjikadiperlukan.
-Memberikanlatihanmandiri.Dalamtahapini, guru
dapatmemberikantugas-tugasmandirikepadasiswauntukmeningkatkanpemahamannyaterhadapmateri
yang telahmerekapelajari.[4]
b. Padapembelajarankonsepdibagikedalamtigafase, yakni
(1) Presentasi Data danIdentifikasi Data; (2) mengujipencapaiandarisuatukonsep;
dan (3) analisisberpikirstrategi.
Fase I: Presentasi Data danIdentifikasi Data
Langkah-langkahkegiatanmengajarsebagaiberikut:
1. Guru mempresentasikancontoh-contoh yang
sudahdiberinama (berlabel),
2. Guru memintatafsiransiswa
3. Guru memintasiswauntukmendefinisikan
Langkah-langkahkegiatanpembelajaransebagaiberikut:
1.
Siswamembandingkancontoh-contohpositifdancontoh-contohnegatif,
2. Siswamengajukanhasiltafsirannya,
3. Siswamembangkitkandanmengujihipothesis,
4. Siswamenyatakansuatudefinisimenurutatributessensinya
Fase II: MengujiPencapaiandarisuatuKonsep
Langkah-langkahkegiatanmengajarsebagaiberikut:
1. Guru
memintasiswauntukmengidentifikasicontoh-contohtambahan yang tidakbernama,
2. Guru menkonfirmasikanhipothesis, nama-namakonsep,
danmenyatakankembalidefinisimenurutatributessensinya,
3. Guru memintacontoh-contoh lain
Langkah-langkahkegiatanpembelajaransebagaiberikut:
1. Siswa member contoh-contoh,
2. Siswa member namakonsep,
3. Siswamencaricontohlainnya
Fase III: AnalisisStartegiBerpikir
Langkah-langkahkegiatanmengajarsebagaiberikut:
1. Guru bertanyamengapadanbagaimana
2. Guru membimbingdiskusi
Langkah-langkahkegiatanpembelajaransebagaiberikut:
1. Siswamenguraikanpemikirannya,
2. Siswamendiskusikanperanhipothesisdanatributnya,
3. Siswamendiskusikanberbagaipemikirannya[5]
b.
model presesntasi dan penjelasan efektif digunakan yaitu
(1) perencanaan presentasi
dan penjelasan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh guru adalah
(a) memperhatikan
pengetahuan awal, kesiapan, dan perkembangan intelektual anak,
(b) memilih konten,
(c) memperhatikan lingkungan
kelas.
(2) Menyampaikan presentasi dan penjelasan. Pada tahap ini, ada
empat fase yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu
(a) upaya untuk mendapatkan
perhatian,
(b) melakukan pengorganisasian awal,
(c) menyajikan materi baru,
(d) memantau dan memeriksa
pemahaman serta penguatan pikiran siswa.[6]
BAB
III
PENUTUP
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain.
Pengembangan
model-model pembelajaran merupakan suatu keniscayaan yang harus dipersiapkan
dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak
keberhasilan kegiatan pembelajaran disekolah yang terlibat langsung dalam
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tugas guru bukan semata-mata
mengajar, tetapi lebih kepada membelajarkan siswa. Oleh karena itu seorang guru
harus dapat menguasai berbagai model pembelajaran yang ada agar kegiatan
pembelajaran dapat lebih variatif dan tidak monoton sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustakim,
Zaenal. 2015. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press.
Rusman. 2011. Model-model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.
http://dagangankularis.blogspot.co.id/2014/12/perbedaan-model-pembelajaran-teacher.html?m=1 (diakses pada tanggal 5 November 2016).
http://ghufron-dimyati.blogspot.co.id/2013/11/sbm-f-9-pembelajaran-berpusat-pada-guru.html(diakses pada tanggal 5 November 2016).
http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.co.id/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.html(diakses pada tanggal 6
November 2016).
http://www.coachonma.harianbernas.com/berita-23477-Metode-Presentasi-dan-Penjelasan-dalam-Pembelajaran.html(diakses pada tanggal 6
November 2016).(diakses pada tanggal 6
November 2016).
[1] Rusman, Model-model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press.
2011). Hlm. 132.
[2]http://dagangankularis.blogspot.co.id/2014/12/perbedaan-model-pembelajaran-teacher.html?m=1(diakses pada
tanggal 5 November 2016).
[3] Zaenal Mustakim, Strategi
dan Metode Pembelajaran,
(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press. 2015). Hlm. 269-276.
[4]https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/( diaksespadatgl 6 november 2016)
[5]http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.co.id/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.html( diaksespadatgl 6 november 2016)
[6]http://www.coachonma.harianbernas.com/berita-23477-Metode-Presentasi-dan-Penjelasan-dalam-Pembelajaran.html( diaksespadatagl 6 november 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar