METODE
PENDIDIKAN “KHUSUS”
“METODE
HADIAH DAN HUKUMAN”
QS.
IBRAHIM 14 AYAT 7
MOH. NURUL ISHAB {2021115379}
KELAS:
D
JURUSAN
TARBIYAH / PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI {IAIN}
PEKALONGAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat iman,islam,dan ihsan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah tafsir surat QS. Ibrahim ayat 7 tentang
”Metode Hadiah dan Hukuman” ini dengan baik meskipunbanyak kekurangan
didalamnya. Dan saya berterima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi
IAIN Pekalongan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai metode hadiah dan hukuman. saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan sarannya agar
kedepan lebih bagus.
Pemalang, 22 November
2016
penulis
Moh. Nurul Ishab
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Al
Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril. Al Quran diyakini oleh umat islam sebagai firman allah yang
mutlak yang berlaku sepanjang zaman dan salah satu di dalam kandungan Al Quran
terdapat petunjuk petunjuk yang berkaitan dengan kenikmatan. baik nikmat iman
,islam,dan ihsan.
Di
dalam pendidikan terdapat kenikmatan kenikmatan yang allah berikan kepada
manusia, tentunya pada anak anak maupun sebagai pendidik. seperti yang akan di
bahas pada maklah ini yaitu tentang pendidikan khusus dengan metode hadiah dan
hukuman yang berkaitan dengan QS. Al Ibrahim ayat 7. bahwasannya jika sebagai peserta didik maupun
pendidik bersyukur atas nikmatnya, maka allah akan menambakan nikmatnya. dan
jika kamu mengingkari nikmatnya Allah maka Allah akan memberikan adzab yang
pedih .berarti sebagai peserta didik harus patuh terhadap seorang pendidik yang
meberikan ilmunya dan patuh terhadap
aturan aturan sekolah.
B. Judul
Metode
khusus pendidikan “metode hadiah dan hukuman”
C.
Nash
وَإِذْتَأَذَّنَرَبُّكُمْلَئِنْشَكَرْتُمْلأزِيدَنَّكُمْوَلَئِنْكَفَرْتُمْإِنَّعَذَابِيلَشَدِيدٌ
(٧)
D.
ARTI
Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
E.
ARTI
PENTING DIKAJI
Ayat
ini penting dikaji untuk mengingatkan manusia agar selalu mensyukuri atas
nikmat yang diberikan dari Allah SWT.Karena jika tidak mensyukuri nikmat ang
diberikan allah maka allah akan memberikan Adzab yang pedih.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1.
Pengertian
Metode
Menurut
bahasa, istilah metode sering diartikan “cara”. Kata metode berasal dari dua
perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos
berarti jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau
jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Langgulung mengatakan bahwa
metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan untuk mencapai
tujuan ini ditempatkan pada posisinya sebagai cara menemukan, menguji, dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembang ilmu, atau tersistematisasinya
suatu pemikiran. Dengan pengertian ini, metode lebih memperhatikan sebagai alat
untuk mengolah dan mengembangkan suatu gagasan, sehingga menghasilkan suatu
teori atau temuan. Dengan metode serupa ini, ilmu pengetahuan apapun dapat
berkembang.
Dalam bahasa
Arab, metode ini dikenal dengan istilah thariqah, yang berarti langkah-langkah
strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Selain kata thariqah,
juga sering diungkapkan dengan istilah al-manhaj dan al-washilah,
yang berarti sistem dan perantara atau mediator, tetapi dua kata terakhir ini
tidak terlalu banyak digunakan. Dengan demikian, kata yang sering digunakan
adalah thoriqah[1]
2.
Pengertian
Hadiah dan hukuman
a.
Pengertian
Hadiah
Dalam kamus besar indonesia disebutkan bahwa hadiah sama juga
dengan ganjaran (sebagai balasan jasa); hukuman ,balasan. sementara definisi
ini dapat dipahami bahwa “Hadiah (ganjaran) dalam bahasa Indonesia bisa dipakai
untuk balasan yang baik maupun balasan yang buruk.
Sementara
itu dalam bahasa Arab “hadiah”/ganjaran berarti “pahala”,upah, dan balasan”.
Banyak yang ditentukan di dalam Al Quran Khusunya ketika berbicara tentang apa
yang diterima oleh seseorang baik didunia maupun diakhirat dari awal
perbuatannya.
Dalam
pembahasan lebih luas , pengertian hadiah dapat dilihat sebagai berikut:
a.
Hadiah
adalah pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan menjadi
pendorong atau motivator belajar bagi murid
b.
Hadiah
adalah sebuah imbalan terhadap perilaku baik dari anak didik dalam proses pendidikan.
c.
Hadiah
adalah sesuatu yang menyenangkan dan digemari oleh anak anak yang diberikan
siapa saja yang dapat memenuhi harapan, yakni mencapai tujuan yang ditentukan
atau bahkan melebihnya.[2]
b.
Pengertian
Hukuman
Adapun dalam Kamus Bahasa Indonesia ,Hukuman dapat diartikan
sebagai :” siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang yang melanggar
Undang Undang dan sebagainya; dan keputusan yang dijatuhkan oleh Hakim, atas hasil
atau akibat menghukum.”
Secara
istilah, Hukuman menurut Amir Dien Indra Kusuma sebagaimana dikutip oleh
Ramayulis adalah Tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan berjanji
tidak akan mengulanginya[3].
Hukuman
yang Edukatif adalahpemberian nestapa pada diri peserta didik akibat dari
kelalaian perbuatan atau tingkah laku yang sesuai tingkah laku yang tidak
sesuai dengan tata nilai yang diberlakukan dalam hidupnya, misalnya di sekolah
di dalam masyarakat sekitar,di dalam organisasisampai meluas pada organisasi
kenegaraan atau pemerintah.[4]
B. TAFSIR
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ٧
Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
1.
Tafsir Al Maraghi
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُم
“Dan ingatlah, Bani Israil, ketika Allah memaklumkan
janji janji nya kepada kalian dengan berfirman”
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“jika kalian mensyukuri nikmat penyelamatan dan lain
lain yang aku berikan kepada kalian, dengan mentaati ku dalam segala perintah
dan larangan ku ,niscaya aku menambah nikmat yang telah kuberikan kepada
kalian.”
Al Bukhari di dalam dalam Tarikh, dan Ad Diya’, di
dalam Mukhtarah mengeluarkan riwayat dari Anas, bahwa Rasululah saw, bersabda
مَن أ لهم خمسة لم يحر م خمسة – وفيها:من ألهم الشكر لم يحرم الزيادَة
artinya”barang
siapa diberi petunjuk (untuk melakukan) lima perkara maka dia tidak akan di
haramkan (untuk menerima) lima( perkara) antara lain barang siapa diberi
petunjuk untuk bersyukur ,maka tidak akan di haramkan (untuk menerima)
tambahan”[5]
Ringkasan
:Barang siapa yang bersyukur kepada Allah atas rezeki yang dilimpahkan padanya,
maka allah akan melapangkan rezekinya. Barang siapa bersyukur kepadanya atas
ketaatan kepadanya, maka dia akan menambahkan ketaatan kepadanya, dan barang
siapa bersyukur atas nimat kesehatan yang dilimpahkan padanya, maka dia akan
menambah kesehatannya; demikian halnya dengn nikmat nikmat yang lain
وَلَئِن كَفَرْتُمْ
(akan
tetapi, jika kalian kufur dan ingkar kepada nikmat nikmat allah, serta tidak
memenuhi hak nikmat tersebut, seperti bersyukur kepada allah yang memberi
nikmat itu)
إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيد
....maka sesungguhnya adzabku amat pedih ,yaitu dengan
tidak memberikan nikmat itu kepada kalian dan merampas buah buahan dari kalian,
di dunia dan di akhirat , dengan ditimpakannya adzab yang kalian tidak akan
sanggup menangguhnya . di dalam hadist di tegaskan :
إِنِّاالْعَبْدَ تَيُحْرَمَ الرِّزْقَ بِاالذَّ نْبِ يُصِيْبُهُ
2.
Tafsir
Ibnu Kastir
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ٧
artinya”
Dan ingatlah juga tatkala tuhanmu
memaklumkan” sesungguhnya jika kamu besyukur pasti kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, maka sesungguhnya adab ku sangat pedih “
tafsirnya
allah berfirman ,” ingatlah tatkala allah mengumumkan
janjinya bahwa bila kamu mensyukuri
nikmatku , pasti aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari nikmat nikmatku itu serta
menyembunyikannya, maka tanggulah siksaku yang pedih yang termasuk di
dalam siksaku, ialah pencabutan apa yang
telah ku kurniakan kepadamu”,[7]
3.
Tafsir
Al Lubab
ayat
7 mengingatkan semua pihak atau pernyataan
tuhan yang menyatakan: “ sesungguhnya aku bersumpah demi
kekuasaanku,jika kamu bersyukur pasti aku tambah nikmat nikmatku kepada kamu
dan jika kamu kufur, yakni mengingkari nikmat nikmat yang telah ku
anugrahkan,dengan tidak menggunakan dan memanfaatkannya sebagaimana ku hendaki,
maka akan ku kurangi nikmat itu, bahkan kamu terancam mendapat
siksaku,sesungguhnya siksaku amat pedih.” jangan duga kekufuran itu merugikan
allah.[8]
C.
Aplikasi Dalam Kehidupan
1. Bahwasannya
manusia dimuka bumi ini harus mensyukuri nikmat
yang diberikan Allah SWT.
2.
Mentaati perintah Allah dan Menjauhi Larangannya.
3.
Tidak
boleh kufur atas nikmatnya, karena Allah akan memberikan adzab yang pedih
4.
Tidak
boleh sombong atas rezeki yang diberikan Allah swt
5.
Senantiasa
melaksanakan perbuatan yang ma’ruf
6.
Sebagai
peserta didik tidak boleh melawan seorang pendidik
7.
Sebagai
peseta didik harus menikmati dan mensyukuri pendidikan yang di peroleh dari
pendidik baik berupa hukuman maupun materi lainnya, karena pendidik memberikan
yang terbaik untuk pesertadidik
D.
Aspek Tarbawi
1.
Barang
siapa yang bersyukur kepada Allah atas rezeki yang dilimpahkan padanya, maka
allah akan melapangkan rezekinya
2.
Sesungguhnya
jika manusia besyukur pasti Allah akan menambah (nikmat) kepadanya
3.
Jika
manusia kufur, yakni mengingkari nikmat nikmat yang telah allah anugrahkan,dengan
tidak menggunakan dan memanfaatkannya , maka allah mengurangi nikmat itu,
bahkan terancam mendapat siksanya.
4.
Mentaati perintah allah dan menjauhi
larangannya.
5.
Barang
siapa diberi petunjuk untuk bersyukur ,maka tidak akan di haramkan (untuk
menerima) tambahan
BAB III
kesimpulan
Bahwasannya
manusia dimuka bumi ini harus bersyukur atas nikmat allah yang diberikan
kepadanya, karena jika tidak mensyukuri nikmatnya maka Allah akan memberikan
adzab yang pedih.
Jika
manusia mensyukuri nikmatnya maka allah akan menambahkan nikmat nikmat tersebut
dan akan menambahkan rezikinya
Dan
Jika manusia mensyukuri nikmat penyelamatan dan lain lain yang Allah berikan kepadanya, dengan mentaati dalam segala
perintah dan larangannya,niscaya allah menambah nikmat yang diberikan
kepadanya.
Dan apabila manusia mengingkari nikmat nikmatnya itu
serta menyembunyikannya, maka tanggungulah siksa Allah yang pedih yang termasuk
di dalam siksaknya, ialah pencabutan apa
yang telah ku kurniakan kepadamu
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Heri. 2014.pendidikan islam, kajian teoritis dan
pemikiran tokoh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sardiman AM.1998,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada
Ramayulis.1994,Ilmu
Pendidikan dalam Prespektif Islam,Bandung: Remaja Rosdakarya
Arifin,M.1996,Ilmu
Pendidikan Islam,Suatu Tinjauan Teoritis dan PraktisBerdasarkan Pendakatandan
Interdispliner,Jakarta:Bumi Aksara
Al-Maraghi
Ahmad Musthafa.1998&1994,Tafsir Al maraghi,Semarang,CV Toha Putra.
Bahreisy H.Salim,Bahreisy,H.Said.2005Tafsir
Ibnu Katsir,Surabaya: PT Bina Ilmu.2005 Shihab,M.Quraish.Al lubah.2012
makna,tujuan dan pelajaran dari surah surah alquran.Tanggerang: Lentara
Hati
PROFIL PRIBADI
NAMA :MOH NURUL ISHAB
TTL
: PEMALANG, 08 SEPTEMBER 1997
ALAMAT : DS. PESANTREN, KEC. ULUJAMI, KAB.
PEMALANG
RIWAYAT
PENDIDIKAN
1.
TK
PERTIWI
2.
SD N
01 PESANTREN
3.
SMP
N 4 PETARUKAN
4.
SMK
DARUL AMANAH
5.
IAIN
PEKALONGAN
[1] Heri Gunawan, pendidikan
islam, kajian teoritis dan pemikiran tokoh, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014)hlm.225-256
[2] Sardiman AM,Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,1998),hlm.73
[3] Ramayulis,Ilmu
Pendidikan dalam Prespektif Islam,Bandung: Remaja Rosdakarya,1994) hlm.186
[4] M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam,Suatu
Tinjauan Teoritis dan PraktisBerdasarkan Pendakatandan Interdispliner,(Jakarta:Bumi
Aksara,1996)hlm 218
[5] Al-Maraghi
Ahmad Musthafa,Tafsir Al maraghi,(Semarang,CV Toha Putra.1998&1994)hal
226
[6]Ahmad Mushthafa
Al Maraghi ,Tafsir Al maraghi,(Semarang,CV Toha Putra.1998&1994)hal
227
[7]H. SALIM BAHREISY, H SAID BAHREISY,Tafsir Ibnu
Katsir,(Surabaya: PT Bina Ilmu.2005)hlm468,469
[8]M .
Quraish shihab.Al lubah, makna,tujuan dan pelajaran dari surah surah alquran.(Tanggerang:
Lentara Hati.2012)hal 91
Tidak ada komentar:
Posting Komentar