INVESTASI AMAL
SHALIH
“HUKUM
KEKEKALAN AKSI REAKSI AMAL”
Q.S AL-ISRA’
[17]:7
Qonita Lutfia (2021115155)
Kelas C
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Penasih lagi Maha Penyayang saya panjatkan puja dan puji
syukur kehadiran-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul tentang “INVESTASI
AMAL SHALIH” dengan sub pembahasan “HUKUM KEKEKALAN AKSI REAKSI AMAL”.
Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada:
Dosen pengampu mata
kuliah Tafsir Tarbawi II, Orang Tua saya yang selalu memberikan do’a dan
dukungan kepada saya dala menuntut ilmu. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, apabila ada kekuangan mohon dimaafkan. Oleh karena itu apabila ada
kekurangan atau kesalahan dari makalah saya, saya sangat senang menerima kritik
dan saran dari rekan-rekan semua.
Akhir kata saya
mengucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb
Pekalongan, Maret 2017
Penulis
Qonita
Lutfia
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR 1
DAFTAR
ISI 2
BAB
I
PENDAHULUAN 3
BAB
II
PEMBAHASAN 5
BABIII
PENUTUP 9
DAFTAR
PUSTAKA 10
DATA
DIRI PENULIS 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR ABELAKANG
Sebelumnya tela dijelaskan bagaimana
Allah mengabarkan Bani Israil telah dua kali berbuat kerusakan di muka bumi.
Dan setiap kali berbuat kerusakan Allah menjadikan kaum yang lebih kuat
menguasai mereka. Kaum ini menghancurkan rumah dan tanah pertanian mereka. Ayat
ini kembali mengulangi singgungan Allah sebelumnya.
Ayat menyebutkan, Dunia yang di
tinggali adalah dunia aksi dan reaksi. Bila kalian berbuat baik, niscahya
kebaikan pula yang akan kalian saksikan dan bila keburukan yang kalian lakukan,
maka keburukan pula yang akan kalian terima. Kalian telah berbuat atu kerusakan
di muka bumi dan akibatnya telah kalian rasakan, namun sayangnya kalian tidak
mengmbil pelajaran dan kembali berbuat kerusakan. Oleh karena itu kalian harus
menanti kali ini sebuah kaum akan mengalahkan dan membuat kalian terhina. Kaum
tersebut akan mengambil kembali masjidul Aqsa dan menguasai kalian.
B.
JUDUL
Investasi Amal Shalih “Hukum Kekekalan Aksi Reaksi Amal”
C.
NASH
اِنْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ وَاِنْ اَسَاْتُمْ فَلَهَا فَاِذَا
جَاءَ وَعْدُ الاخِرَةِ لِيَسُوءُا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوْا المَسْجِدَ كَمَا
دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوْا مَاعَلَوْا تَتْبِيْرًا
D.
ARTI
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,
dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,(kami datangkan
orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk kedalam
masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
E.
ARTI PENTING YANG DI KAJI
Surat Al-Isra’
ayat 7 menjelaskan bahwa jika seseorang itu berbuat suatu kebaikan kapada orang
lain apapun bentuknya baik harta, tenaga, maupun ilmu, maka mereka sama saja
dengan menghargai atau berbuat baik bagi dirinya sendiri.
Karena
sesungguhnya perbuatan baik atau buruknya seseorang itu merupakan suatu
perwujudan bagaimana seseorang itu dapatmenghargai dirinya sendiri.
Tetapi
sebaliknya apabila seseorang manusia itu berbuat suatu kejahatan atau suatu
keburukan kepada orang lain, maka sama saja dengan mempermalukan dirinya
sendiri sehingga ia tidak bisa menghargai dirinya sendiri dihadapan orang
laindan Allah SWT, karena sesungguhnya oleh Allah SWT. Segala sesuatu kebaikan
atau keburukan seseorang segala pahala, konsekuensi dan akibatnya di tanggung
oleh dirinya sendiri dan bukan oleh orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Amal
shaleh maksudnya adalah berusaha melakukan perbuatan baik, berupaya membantu
saudanya yang ditimpa musibah dan meringankan persoalan yang terjadi. Amal
shaleh adalah melakukan pekerjaan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
bagi orang lain berdasarkan ikhlas karena Allah semata. Sebagaimana frman Allah
: Yang artinya : “dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu
penghuni surga; mereka kekal di dalamnya”. (QS AL-Baqarah : 82)[1]
B.
TAFSIR
a.
Tafsir
Jalalain
اِنْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ وَاِنْ اَسَاْتُمْ فَلَهَا فَاِذَا
جَاءَ وَعْدُ الاخِرَةِ لِيَسُوءُا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوْا المَسْجِدَ كَمَا
دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوْا مَاعَلَوْا تَتْبِيْرًا
Kemudian Kami katakan:
- اِنْ اَحْسَنْتُمْ
- (jika kalian berbuat baik) dengan
mengerjakan ketaan - اَحْسَنْتُمْ
لِاَنْفُسِكُمْ - (berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri) karena
sesungguhnya pahala kebaikan itu untuk diri kalian sendiri - وَاِنْ اَسَاْتُمْ – ( dan jika kalian berbuat jahat) dengan
menimbulkan kerusakan - فَلَهَا
– (maka kejahatan itu bagi diri kalian sendiri) sebagai pembalasan atas
kejahatan kalian.- فَاِذَا
جَاءَ وَعْدُ – (dan apabila datang saat hukuman) bagi kejahatan yang - الاخِرَةِ – (keadaan) maka Kami kembali mengutus mereka
- لِيَسُوءُا
وُجُوْهَكُمْ – (untuk menyuramkan muka-muka kalian) untuk membuat kalian
ssedih karena terbunuh dan tertawan, sehingga pengaruh kesedihan itu dapat
terbaca dari roman muka kalian - وَلِيَدْخُلُوْا – (dan mereka masuk kedalam masjid ) yaitu
baitul Muqaddas untuk menghancurkannya - كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ – (sebagaimana musuh-musuh kalian
memasukinya) dan menghancurkannya
- اَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوْا – (pada yang pertama kali dan untuk menghancurkan)
untuk mengadakan pembinasaan - مَاعَلَوْا – (terhadap apa saja yang mereka kuasai) yang
dapat mereka kalahkan - تَتْبِيْرًا
– (dengan penghancuran habis-habisan) dengan pembinasaan yang sehabis-habisnya.
Ternyata mereka melakukan kerusakan yntuk kedua kalinya, yaitu dengan membunuh
Nabi Yahya. Maka Allah mengiimkan Raja Bukhtanasar untuk membinasakan mereka.
Raja Bukhtanasar akhirnya membunuh ribuan orang dari kalangan mereka, menahan
anak cucu mereka, dan memporak-porandakan Baitul Muqaddas.[2]
b.
Tafsir Al-Mishbah
Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan ketetapan Alla, yakni
kebinasaan akan dialami oleh yang durhaka dengan melakukan kezaliman,dan
kemenangan akan diraih yang taat dan yang patuh, maka disiniditegaskan-Nya
kepada mereka, bahwa: jika kamu berbuat baik, yakni taat serta mengikuti
tuntunan Allah dan Rosul-Nya, maka itu berartikamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri juga, dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua yang
kamju lakukan dari kedua kejahatan yang telah Kami tetapkan dalam al-Kitab itu,
Kami datangkan orang-orang lain untuk menyiksa, membunuh, dan menghina kamu
sehingga akhirnya bekas dan dampak buruk apa yang mereka lakukan itu
menyeramkan wajah-wajah kamu akibat kesedihan dan oenderitaan yang kamu dan
atau keluarga kamu alami dan mereka masuk ke dalam masjid yaitu Bait al- Maqdis
dimana terdapat banguna peribadatan yang diselesaikan bangunannya oleh Nabi
Sulaiman a. s. Mereka memasukinya sebagaimana mereka yaki musuh-musuh kamu
memasukinya pada kali pertama guna menghancukan dan menyiksa kamu akibat
kejahatan pertama dan akibatnya mereka membinasakan apa yang terdapat disana
dengan pembinasaan sempurna yakni menghancurkan sampai habis. Mudah-mudahan
Tuhan dan pemelihara kamu yang selama ini telah berbuatbaik kepada kamu akan
melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu setelah kali yang kedua itu, dan sekiranya
kamu kembali kepada durhakaan dan membangkang tuntunan Kami, niscahya Kami pun
kembali menyiksa kamu dalam kehidupan dunia ini dan kelak di hari kemusian Kami
jadikan Neraka Jahannam sebagai penjara dan tahanan yang meliputi, atau
hamparan tempat duduk bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
Rosul siapapun mereka itu.[3]
c.
Al-Maraghi
Jika kalian
berbuat baik, taat kepada Allah dan sensntiasa melakukan perintah serta
meninggalkan larangan-Nya, berarti kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri.
Karena dengan demikian, kamu memberi manfaat kepada dirimu di dunia dan di
akhirat. Di dunia, Allah Ta’ala mencegah kalian dari penganiayan orang yang
hendak menyusahkan kamu, dan megembalikan tipu dayanya kepada pundak mereka
sendiri. Dan Allah mengembangkan harta kalian, bahkan menambahi kekuatan pada
kekuatan mu yang ada. Adapun di akhirat, Allah memberi pahala kepada kalian
berupa surga yang mengalir dari bawahnya sungai-sunga, serta meridhoi kalian
dengan keridhaan dari Allah yang maha besar.
Dan kalau
kalian bermaksiat kepada Tuhanmu dan melakukan apa yang Dia larang, berarti
kalian menyusahkan diri sendiri. Karena, kamu membuat murka Allah sehingga Dia
memberi kekuasaan kepada musuh-musuhmu untuk mengalahkan kamu di dunia, dam
memberi kesempatan untuk mencelakakan kamu kepada orang yang ingin menyusahkan
kalian, seang di khirat Dia akan menimpakan kepada kamu azab yang menghinakan.[4]
C.
Aplikasi dalam Kehidupan
Manusia
apabila ia berbuat baik atau berbuat kebaikan, maka kebaikannya ini akan
dirasakannya, baik di dunia maupun di akhirat dan begitupun sebaliknya.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Perbuatan buruh dan baik yang telah kita lakukan tidak
akan menguntungkan atau merugikan Allah dan perlu dicamkan, bahwa hasilnya akan
kembali kepada diri kita sendiri
2.
Sunnah illahi tetap ada konstan terkait sejarah dan
masyarakat. Setiap orang yang melakukan kerusakan bakal binasa.
3.
Senantiasa berbuat baik kepada sesama
4.
Menjalankan Perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
5.
Ikhlas dalam berbuat kebaikan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Surat Al-Isra’ ayat 7
menjelaskan bahwa jika seseorang itu berbuat suatu kebaikan kapada orang lain
apapun bentuknya baik harta, tenaga, maupun ilmu, maka mereka sama saja dengan menghargai
atau berbuat baik bagi dirinya sendiri.
Karena
sesungguhnya perbuatan baik atau buruknya seseorang itu merupakan suatu
perwujudan bagaimana seseorang itu dapatmenghargai dirinya sendiri.
Tetapi
sebaliknya apabila seseorang manusia itu berbuat suatu kejahatan atau suatu
keburukan kepada orang lain, maka sama saja dengan mempermalukan dirinya
sendiri sehingga ia tidak bisa menghargai dirinya sendiri dihadapan orang
laindan Allah SWT, karena sesungguhnya oleh Allah SWT. Segala sesuatu kebaikan
atau keburukan seseorang segala pahala, konsekuensi dan akibatnya di tanggung
oleh dirinya sendiri dan bukan oleh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Musthofa Al- Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang,
PT.Karya Toha Putra,1998)
Imam Jalaluddin Al-Mahali , Tafsir Jalalain, (Bandung:Sinar
Baru Algensindo, 2009)
M. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Mishbah, (Jakarta, Lentera Hati, 2004)
PROFILE
Nama :
Qonita Lutfia
NIM :
2021115155
Tempat Tanggal Lahir :
Pekalongan, 12 Oktober 1997
Alamat: Capgawen Selatan Kedungwuni Pekalongan
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Agama : Islam
Riwayat
Pendidikan : - TK Muslimat NU
Kedungwuni
-
SD N 06 Kedungwuni
-
MTsN Buaran Pekalongan
-
Ma. K. H. Syafi’i Buaran Pekalongan
-
Pondok Pesantren Modern Al-Qur’an Buaran Pekalongan
-
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
[1] Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap, di
akses pada hari, Kamis, 23 Maret 2017, pukul 18:53
[2] Imam Jalaluddin Al-Mahali , Tafsir Jalalain, (Bandung:Sinar
Baru Algensindo, 2009)
[3] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta, Lentera Hati,
2004).hlm.415
[4] Ahmad Musthofa Al- Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang,
PT.Karya Toha Putra,1998)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar