“PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS”
(Awali Semua Aktifitas atas nama Allah)
QS. Al- ‘Alaq : 1
Dewi Masyithoh (2021115181)
Kelas A
TARBIYAH/ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Institut
Agama Islam Negeri IAIN Pekalongan
2017
PRAKATA
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam tidak lupa kami
ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada
Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang Awali semua
aktifitas atas nama Allah.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Tafsir Tarbawi II pada semester 4 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(IAIN) Pekalongan tahun akademik 2017.
Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, makalah ini
tidak akan terwujud. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami bermaksud mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Orang
tua kami tercinta yang telah banyak berdoa untuk kami,dan dukungan moril maupun
materil.
2.
Muhammad
Ghufron, M.S.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II.
3.
Bapak
dan Ibu dosen IAIN Pekalongan yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
4.
Teman-teman
khususnya kelas PAI - A yang kami hormati.
5.
Dan
semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan material.
Demikian makalah ini kami
susun.Semoga dapat berguna dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua.Amin.
Pekalongan, 11Maret 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an
merupakan pedoman hidup manusia hingga hari kiamat.Di turunkan oleh Allah SWT
melalui malaikat Jibril dan disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.Al-Qur’an
senantiasa dijaga kemurnian isinya oleh Allah, tiada keraguan sedikitpun
didalamnya karena mengandung berbagai ilmu sebagai tuntunan umat manusia dalam
kehidupan dunia sampai akhir kelak.
Membaca
merupakan kunci utama segala ilmu yang ada di bumi ini dan seisinya, tanpa
membaca segala ilmu itu akan tertutup oleh rasa ketidakengganan untuk
membacanya dan di dalam Al – Qur’an sudah di jelaskan segalanya.
Dalam kesempatan kali ini pemakalah akan
menguraikan tentang Pendidikan Karakter Religius yang terkandung dalam Q.S Al –
Alaq :1
B. Judul
Judul yang akan saya bahas disini adalah tentang Awali Semua Aktifitaas Atas Nama Tuhan.
C.
Nash
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَق
Artinya: “Bacalah dengan menyubut nama Tuhanmu yang telah menciptakan”.(Q.S
Al – ‘Alaq : 1)
D.
Arti penting
Surah ini adalah uraian tentang
perlunya membaca apa yang tertulis dan apa yang terhampar di alam raya ini, dan
bahwa Allah SWT adalah sumber ilmu yang menganugerahkan kepada manusia secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini mengharuskan manusia untuk bersyukur dan
mengabdi kepada Allah SWT karena kalau
tidak maka yang membangkan terancam siksanya. Penekanan tentang pentingnya
belajar dan meneliti demi karena Allah SWT karena itulah jalan meraih
kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Membaca adalah sarana
untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan. Belajar merupakan suatu istilah yang
berasal dari bahasa Arab, yaitu ta’allama dan darasa. Ta’allama secara harfiah
dapat diartikan kepada “menerima ilmu sebagai akibat dari suatu pengajaran”.Belajar
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dimana aktivitas itu
membuatnya memperoleh ilmu. Sedangkan kata darasa secara harfiah selalu
diartikan kepada “mempelajari”, maka belajar dapat di definisikan kepada suatu
kegiatan pencarian ilmu, dimana hasilnya berbekas dan berpengaruh terhadap
orang yang mencarinya, artinya belajar hanya sefedar aktivitas tetapi ia
mendapatkan pengaruh dan perubahan pada
orang yang belajar tersebut.
Sumber belajar, secara umum Al-Qur’an menggambarkan dua sumber belajar
bagi manusia, yaitu wahyu dan alam. Mempelajai Al-Qur’an dengan membaca dan
memahami serta mengamalkannya, bisa membuat pembacanya mendapatkan hidayah, dan
mengenai alam sebagai sumber belajar dapat dilihat dalam dorongan atau motivasi
yang diberikanNya terhadap manusia agar mempelajari alam.
B.
Tafsir
1.
Tafsir
Jalalain
اِقْراْ (Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya رَبِّكَ الَّذِيْ باِسْمِ خَلَقَ (dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan) semua makhluk.
2.
Tafsir
Al-Azhar
“Bacalah
dengan menyubut nama Tuhanmu yang
telah menciptakan”. (ayat 1).
Dalam suku pertama saja, yaitu “bacalah”, telah terbuka kepentingan pertama di
dalam perkembangan agama ini selanjutnya. Nabi SAW disuruh membaca wahyu akan
diturunkan kepada beliau itu diatas nama Allah, Tuhan yang telah mencipta.
Yaitu “Menciptakan manusia dari segumpal darah”
Nabi
bukanalah seorang yang pandai membaca.
Beliau adalah ummi, uang boleh diartikan buta huruf, tidak pandai menulis dan
tidak pula pandai membaca yang tertulis.Tetapi Jibril mendesaknya juga sampai
tiga kali supaya dia membaca. Meskipun dia tidak pandai menulis, namun
ayat-ayat itu akan dibawa langsung oleh jibril kepadanya, diajarka, sehingga
dia dapat menghafalnya di luar kepala, sebab itu akan dapatlah dia membacanya.
Allah yang menciptakan semuanya. Rasul yang tak pandai menulis dan membaca itu
akan pandai kelak membaca ayat-ayat yang diturunkan kepadanya. Sehingga
bilamana wahyu-wahyu itu telah turun kelak, dia akan diberi nama Al-Qur’an. Dan
Al-Qur’an itu pun artinya ialah bacaan. Seakan-akan Tuhan berfirman: “Bacalah,
atas qudratKu dan iradatKu”.[1]
3.
Tafsir
Al-Mishbah
Kata iqra’ terambil dari kata kerja qara’a yang pada
mulanya berarti menghimpun. Realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan
adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula harus diucapkan
sehingga terdengar oleh orang lain. Karenya dalam kamus-kamus ditemukan aneka
ragam arti dari kata tersebut.
Huruf ba’ pada kata bismi ada juga yang memahaminya
sebagai penyertaan atau mulabasah sehingga dengan demikian ayat tersebut
berarti“bacalah disertai dengan nama Tuhanmu”.
Kata rabb seakar dengan kata tarbiyah/pendidikan.
Kata ini memiliki arti yang berbeda-beda namun pada akhirnya arti-arti itu
mengacu kepada pengembangan, peningkatan, ketinggian, kelebihan, serta
perbaikan.Kata rabb maupun tarbiyah berasal dari kata raba –
yarbu yang dari segi pengertian kebahasaan adalah kelebihan.Kata Rabb
apabila berdiri sendiri maka yang dimaksud adalah “Tuhan” yang tentunya antar
lain karena Dia-lah yang melakukan tarbiyah (pendidikan) yang pada
hakikatnya adalah pengembangan, peningkatan, serta perbaikan makhluk
ciptaan-Nya.
Kata khalaqa dari segi pengertian kebahasaan memiliki sekian
banyak arti, antara lain menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa
suatucontoh terlebih dahulu), mengukur, memperhalus, mengatur, membuat, dan
sebagainya.Kata ini biasanya memberikan tekanan tentang kehebatan dan kebesaran
Allah dalam ciptaan-Nya.Objek khalaqa pada ayat ini tidak disebutkan sehingga
objeknya pun sebagaimana iqra’ bersifat umum dan dengan demikian Allah
adalah pencipta semua makhluk.[2]
4.
Tafsir
Al-Lubab
Ayat
ini bagaikan menyatakan: Bacalah wahyu-wahyu Ilahi yang sebentar lagi akan
banyak engkau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar engkau
membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Bacalah agar engkau lakukan
dengan atau demi nama Tuhan Yang selalu memelihara dan membimbingmu dan yang
mencipta semua makhluk kapan dan dimana pun. Setelah menjelaskan bahwa Allah
SWT adalah pencipta segala yang wujud.[3]
5.
Tafsir
Quraish Shihab
Dalam surat ini terdapat
ajakan untuk membaca dan belajar, dan bahwa Tuhan Yang mampu menciptakan
manusia dari asal yang lemah akan mampu pula untuk mengajarkannya menulis--yang
merupakan sarana penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan--dan
mengajarkannya sesuatu yang belum pernah diketahuinya. Allahlah yang
mengajarkan ilmu kepada manusia. Selain itu, surat ini mengingatkan kita bahwa
kekayaan dan kekuasaan adakalanya dapat mendorong manusia untuk melanggar hukum
dan ketentuan Allah, padahal semua kita pasti akan kembali kepada-Nya.
Pembicaraan ini diarahkan kepada siapa saja yang layak mendapat peringatan,
terutama orang-orang yang berlaku tiran dan menghalangi orang lain untuk
berbuat baik. Mereka yang disebutkan terakhir ini diancam akan masuk neraka.
Ketika itu, penolong-penolong mereka tidak akan berguna lagi. Akhirnya, surat
ini ditutup dengan ajakan kepada mereka yang mematuhi dan melaksanakan perintah
Allah untuk mengambil sikap yang berlawanan dengan para pembangkang dan
pendusta, dan ajakan untuk mendekatkan diri dengan melakukan kataatan kepada
Tuhan semesta alam.]] Bacalah, wahai Muhammad, apa yang telah diwahyukan
kepadamu dengan mengawalinya dengan menyebut nama Tuhanmu yang memiliki
kemampuan untuk mencipta.
C. Aplikasi Dalam Kehidupan
Membaca yang merupakan perintah Allah yang pertama
adalah kunci keberhasilan hidup duniawi dan ukhrawi.Selama itu dilakukan demi
karena Allah SWT yakni demi kebaikan dan kesejahteraan makhluk.Bacaan yang
dimaksud tidak terbatas hanya pada ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi segala sesuatu
yang dapat dibaca. Pengulangan perintah membaca yang disertai penyifatan Allah
SWT dengan Maha Pemurah mengisyaratkan bahwa kodrati onjek bacaan sama, namun
kemurahan-Nya mengantar pembaca menemukan rahasia dan wawasan baru yang belum
ditemukannya pada pembacaan sebelumnya. Bacalah alam atau Al-Qur’an dengan nama
Allah SWT niscaya akan menemukan rahasia-rahasia baru.
D. Aspek Tarbawi
1. Sumber ilmu pengetahuan apa pun
disiplinya adalah Allah. Dia yang mengajar manusia dan mengilhaminya.
2. Ada dua cara memperoleh pengetahuan.
Pertama, dengan upaya manusia sendiri menggunakan potensi-potensi yang
dianugerahkan Allah SWT dan kedua dengan tanpa usaha manusia, seperti ilham,
intuisi, dan wahyu ilahi.
3. Semakin dalam pengetahuan manusia tentang
alam semakin banyak yang dapat diperoleh darinya, dan semakin kukuh kerja sama
antara manusia semakin banyak dan berkualitas pula perolehan mereka.
4. Manusia adalah makhluk social, yang tidak
dapat hidup tanpa kerja sama dengsn pihak lain.
5. Senantiasa selalu bersyukur kepada Allah
SWT.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan. Belajar merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dimana aktivitas itu membuatnya memperoleh ilmu. Sumber
belajar, secara umum Al-Qur’an
menggambarkan dua sumber belajar bagi manusia, yaitu wahyu dan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Shihab,
M.Quraish, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
Hamka,
Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982)
Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Lubab, (Tangerang: Lentera
Hati, 2012)
As-Suyuti Al-Mahalli, Tafsir Jalalain
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2015)
PROFIL
Nama : Dewi Masyithoh
TTL : Pekalongan, 29 Mei 1997
Alamat : Pringlangu Gg.6 No.45,
Pringrejo
Kota
Pekalongan
Hobby : Membaca
Pendidikan : - MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan
- MTS Hidayatul Athfal
Banyurip
- MA Hidayatul Athfal
Banyurip
- IAIN Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar