PERBANDINGAN TEACHER CENTER DAN STUDENT CENTER
Slamet
Nur Chayat
2023116075
KELAS A
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,dengan menyebut nama
Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelasaikan
makalah yang berjudul “Perbandingan Teacher Center dan Student Center” ini
dengan baik tanpa suatu halangan apapun. Sholawat serta salam tak lupa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, semoga kita termasuk umat beliau yang
mendapat syafaatnya.
Saya mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya, semoga dalam makalah ini dapat menambah
wawasan kepada pembaca. Saya selaku penulis sudah berusaha semaksimal mungkin
dalam meyelesaikan makalah dan apabila masih ditemukan kesalahan saya menerima
kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih.
Pekalongan, 27September
2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema
Model Pembelajaran
B. Sub tema
Pebandingan Teacher Center dan Student Center
C. Penting dikaji
Strategi pembelajaran secara garis besar
terbagi menjadi dua macam, pertama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru
(Teacher Centered Learning) atau disebut dengan TCL dan yang kedua adalah
pembelajaran yang berpusat pada murid (Student Centered Learning) atau disebut
dengan SCL.
Strategi TCL merupakan pembelajaran yang
sepenuhnya dikendalikan oleh guru pelajaran. Strategi SCL merupakan strategi
yang berusaha meng-explore kemampuan siswa untuk aktif mencari, menggali, dan merumuskan
materi pelajaran.
Namun dua hal tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan sendiri-sendiri. Selain itu, kedua model tersebut memiliki
beberapa perbedaan-perbedaan sehingga harus dikaji untuk mengetahui
perbedaa-perbedaan tersebut, serta keefektifan dari teacher center dan student
center juga untuk mengetahui cara memilih strategi yang tepat dalam
pembelajaran.
BAB
II
Pembahasan
A.
Perbedaan Teacher Center dan Student
Center
Teacher center learning
(TCL) dan Student center learning (SCT) merupakan dua model pembelajaran yang
berbeda. dimana TCL merupakan pendekatankonvensional yang menempatkan guru
sebagai sumber belajar yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan kepada
siswa atau siswadan dalam proses pembelajaran cenderung menempatkan guru sebagai
pusat belajar. Sedangkan SCL merupakan sebuah pendekatan konstruktivisme yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru hanya berfungsi sebatas
pendamping dan pembimbing bukan sebagai pusat belajar.[1]
Diantara perbedaan-perbedaan
tersebut yaitu:
a. Metode-metode pembelajaran
Dalam teacher
center
ü
Ceramah
ü
Tanaya jawab
ü
demonstrasi
Dalam student center
ü
Metode kerja kelompok
ü
Metode penemuan(discovery)
ü
Metode eksperimen
ü
Metode pembelajaran unit
ü
Metode pembelajaran dengan modul
b. Dalam teacher center
transformasi pengetahuan berjalan dari guru
ke murid. Sedangkan dalam student center murid aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
c. Dalam teacher center
murid menerima pengetahuan secara pasif.Sedangkan dalam student centermurid
secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.
d. Dalam teacher center
lebih menekankan pada penguasaan materi.Sedangkan dalam student centertdak
terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga mengembangkan sikap belajar (life
long learning).
e. Dalam teacher center
menggunakan sistem single media.Sedangkan dalam student center menggunakan
multimedia.
f. Dalam teacher center
guru bertugas sebagai pemberi informasi utama dan evaluator.Sedangkan dalam
student centerguru bertugas sebagai motivator, fasilitator dan evaluator.
g. Dalam teacher center proses
pembelajaran dan penilaian dilakukan terpisah.Sedangkan dalam student centerproses
pembelajaran dan penilaian dilakukan berkesinambungan dan terintegrasi.
h. Dalam teacher center menekankan
pada jawaban yang benar saja.Sedangkan dalam student center menekanan pada
proses pengembangan pengetahuan, kesalahan dapat digunakan sebagai sumber
belajar.
i.
Dalam teacher center dilakukan sesuai dengan pengembangan ilmu dalam satu
disiplin saja.Sedangkan dalam student centerdilakukan sesuai dengan
pengembangan ilmu dengan pendekatan interdisipliner.
j.
Dalam teacher center iklim belajar terjadi secara individual dan
kompetitif.Sedangkan dalam student centeriklim yang dikembangkan bersifat
kolaboratif, suportif dan kooperatif.
k. Dalam teacher centerhanya
murid yang dianggap melakukan proses pembelajaran. Sedangkan dalam student
centermurid dan guru belajar bersama dalam mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
l.
Dalam teacher centerjam kelas merupakan bagian terbesar dalam proses
pembelajaran. Sedangkan dalam student centermurid melakukan pembelajaran dengan
berbagai model pembelajaran SCL.
m. Dalam teacher centermenekankan
pada tuntasnya materi pembelajaran.Sedangkan dalam student centermenekankan
pada pencapaian kompetensi murid.
n. Dalam teacher centermenekankan
pada bagaimana cara dosen melakukan pengajaran.Sedangkan dalam student
centermenekankan pada bagaimana cara murid melakukan pembelajaran.
o. alam teacher
centercenderung penekanan pada penguasaan Hard-Skill murid Sedangkan dalam
student centermenekankan pada pengusaan Hard Skill dan Soft Skill.[2]
B.
Perbandingan Kefektifan Teacher
Center dan Student Center
Di dalam paradigma TCL, proses pembelajaran yang terjadi akan menyebabkan peserta didik selalu
tertinggal di belakangnamun perlu dipahami bahwa hasil belajar siswa tidak
selamanya ditentukan oleh metode atau pendekatan yang digunakan. Akan tetapi
lebih dari itu, figurependidik juga berpengaruh dalam membentuk karakter dan
prestasi peserta didik. Karena seorang murid akan banyak bergantung dan meniru
apa yang dilakukan oleh guru-guru mereka.[3]
MenurutHarsono (2005), metodepembelajaran TCL (I lecture, you listen)masihmewarnai
proses pembelajaran. Metodeinimenempatkanguru/dosensebagaitokohsentral.
Lebihkurang 80% dariwaktupelaksanaanpembelajarandigunakanuntuk transfer
ilmunyasecarasearah (one way traffic).[4]
Sedangkan student
center dianggap lebih efektif karena
konsep Student-Centered
Learning menekankan pada pemrosesan informasi dari atas ke bawah (Top-Down
Processing), yang artinya siswa memulai dari permasalahan yang
kompleks untuk diselesaikan dan kemudian bekerja untuk menemukan keterampilan
dasar yang diperlukan, tentu dengan bimbingan guru sebagai fasilitator.
Misalnya saja, ketika guru memberikan suatu soal untuk diselesaikan secara
bersama dalam kelompok.
Selain itu, SCL menekankan pada pembelajaran
kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit karena mereka dapat membicarakannya dengan orang
lain. SCL menekankan pada Discovery Learning (pembelajaran
penemuan). Siswa didukung untuk belajar secara lebih luas berdasarkan pada
pemahaman mereka sendiri melalui keterlibatan yang aktif dengan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip. Guru mendukung siswa untuk memiliki pengalaman dan
melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip bagi
dirnya sendiri. Serta menekanpan peran guru sebagai fasilitator dan atau
mediator serta asisten. Dalam pembelajaran ini, guru berperan sebagai agen
kultural yang membimbing siswa sehingga siswa dapat menguasai dan
menginternalisasi keterampilan-keterampilan yang kemudian memungkinkan siswa
untuk mencapai fungsi-fungsi kognitif yang lebih tinggi.
SCL dapat mendorong siswa mengembangkan self-regulated
learning. Para ahli kognitif sosial dan psikolog kognitif mulai
menyadari bahwa untuk menjadi pembelajar yang benar-benar efektif, siswa harus
terlibat dalam beberapa aktivitas mengatur diri (self-regulated activities). Siswa
tidak hanya sekedar mengatur perilakunya sendiri, melainkan juga mengatur
proses-proses mental mereka sendiri Pembelajaran yang diatur sendiri mencakup
proses-proses seperti penetapan tujuan, perencanaan, motivasi diri, kontrol
atensi, penggunaan strategi belajar yang fleksibel, monitor diri, mencari
bantuan yang tepat, dan evaluasi diri (Ormrod, 2008).
Dalam padangan Vygotsky, self-regulated
mungkin berakar pada pembelajaran yang diatur secara sosial (socially-regulated
learning) atau di atur oleh orang lain. Dalam perkembangannya,
jembatan yang masuk akal antara keduanya adalah pembelajaran yang diatur
bersama (co-regulated
learning) (Ormrod, 2008). Pada awalnya, siswa mungkin masih dibantu
dengan scaffolding,
namun secara bertahap siswa dibimbing untuk melakukannya sendiri, hingga dia
benar-benar bisa menerapkan pembelajaran yang diaturnya sendiri.
Model
SCL akan benar-benar lebih efektif jika dapat mencakup model-model pembelajaran
di atas. Dengan itu semua, satu muara yang akan dituju adalah siswa dibimbing
menjadi seorang pembelajar yang mandiri. Penerapan SCL seyogyanya ditujukan
untuk melatih siswa menjadi seorang pembelajar yang independen, yang pada
gilirannya akan menjadikannya sebagai seseorang yang mampu berperan dalam
masyarakat sesuai dengan kompetensinya.[5]
C.
Dasar Pertimbangan Pemilihan Model
Pembelajaran
Dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran seorang guru harus
memertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu dalam memilihnya antara lain:
a. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adapun beberapa pertanyaan yang
dapat diajukan adalah:
1)
Apakah tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai berkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan
kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan omain kognitif,
afektif, atau psikomotor.
2)
Bagaimana kompleksitas tujuan
pembelajaran yag ingin dicapai?
3)
Apakah untuk mencapai tujuan itu
memerlukan keterampilan akademik?
b. Hal-hal yang berhubungan dengn bahan atau materi pembelajaran. Beberapa
pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya:
1) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori
tertentu?
2) Apakah untuk mmpelajari materi pembelajaran memerlukan prasyarat atau
tidak?
3) Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari
materi itu?
c. Karakteristik umum peserta didik. Beberapa contoh pertanyaan yang bisa
diajukan terkat pertimbangan ini antara lain:
1) Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik?
2) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta
didik?
3) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
d. Hal-hal lain yang bersifat nonteknis.beberapa contoh pertanyaan yang
dapat diajukan terkait pertimbangan ini antara lain:
1) Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
2) Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model
yang dpat digunakan?
3) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efesiensi?[6]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teacher center learning
(TCL) dan Student center learning (SCT) merupakan dua model pembelajaran yang
berbeda, sepertidalammetodenyadan lain-lain.
Dalam TCL, proses pembelajaran yang terjadi akan menyebabkan peserta didik selalu
tertinggal di belakangnamun perlu dipahami bahwa hasil belajar siswa tidak
selamanya ditentukan oleh metode atau pendekatan yang digunakan.Sedangkan student center dianggap lebih efektif karena konsep Student-Centered Learning
menekankan pada pemrosesan informasi dari atas ke bawah (Top-Down
Processing).
Dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran seorang guru harus
memertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu dalam memilihnya antara lain:
ü Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
ü
Hal-hal yang berhubungan dengn bahan atau
materi pembelajaran
ü
Karakteristik umum peserta didik
ü Hal-hal lain yang bersifat nonteknis.
Daftar Pustaka
Eggen, Paul.
2012. Strategidan Model Pembelajaran. Jakarta:PT. Indeks.
Ghufron, Nur.
2012. Gaya Belajar. Yogyakarta:PustakaPelajar.
Mustakim,
Zaenal. 2017StrategidanMetodePmbelajaran. Yogyakarta:Matagraf.
Sanjaya, Wina.
2008.PerencanaandanDesainSistemPembelajaran. Jakarta:PrenadaMedia Group.
Wahid, Fathul.2012.
PembelajaranTeknologiInformasi di PerguruanTinggi. Yogyakarta:GrahaIlmu.
Data
Diri
Nama :
Slamet Nur Chayat
Alamat : Pandanarum RT 04 RW 01 Tirto
Pekalongan
Riwayat pendidikan : RA Muslimat NU Pandanarum
MIS Pandanarum
MTsS Hidayatul
Athfal
MA
Hidayatul Athfal
Literatur:
[1]Paul Eggen, Strategidan Model Pembelajaran(Jakarta:PT.
Indeks,2012), hlm.129
[2]NurGhufron, Gaya Belajar(Yogyakarta:PustakaPelajar, 2012),
hlm.71-72
[3]WinaSanjaya, PerencanaandanDesainSistemPembelajaran(Jakarta:PrenadaMedia
Group,2008), hlm.197
[4]Fathul Wahid, PembelajaranTeknologiInformasi di PerguruanTinggi(Yogyakarta:GrahaIlmu),2012),
hlm.44
[6]ZaenalMustakim,StrategidanMetodePmbelajaran, (Yogyakarta:Matagraf,2017),
hlm. 66
Tidak ada komentar:
Posting Komentar