VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
MACAM – MACAM VARIASI DAN GAYA MENGAJAR"
ANIQ FUADAH
NIM: 2023116113
KELAS D
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karunia-Nya, makalah yang berjudul “VARIASI DAN GAYA MENGAJAR” dengan
sub tema “MACAM – MACAM DAN GAYA MENGAJAR” ini dapat saya selesaikan. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di yaumul
akhir nanti.
Pembuatan makalah ini
saya susun untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi dalam menerima
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Pekalongan tahun akademik 2017. Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan
banyak terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar, dan seluruh pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Saya selaku penulis telah berupaya menyajikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya, berdasarkan pengetahuan dan beberapa
referensi yang saya ambil.
Di samping itu, apabila
dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan
maupun dalam pembahasannya, maka penyusun dengan senang hati menerima kritik
dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya
para pembaca yang sedang dalam pembelajarannya dan sebagai sarana penunjang
proses belajar mengajar dalam kehidupan sehari-hari.
Pekalongan 27
november 2017
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN.
A. Tema
Variasi dan gaya
mengajar
B.
Sub Tema
Macam – macam Variasi dan
gaya mengajar
C. Penting
Dikaji
Membuat variasi adalah
suatu hal yang sangat penting dalam perilaku keterampilan mengajar. Yang
dimaksud dalam hal ini, adalah menggunakan berbagai metode, gaya mengajar
misalnya variasi dalam menggunakan sumberbahan pelajaran media pengajaran,
variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan murid. Dalam keterampilan
mengadakan variasi mahasiswa dilatih menulis dipapan tulis.
Variasi dalam gaya
mengajar ini, banyak berhubungan dengan sifat pribadi, seperti nada suara, atur
lunak,keras, mimik muka, gerakan – gerakan langkah, maju mundur, kiri,kanan,
mengarahkan perhatian murid. Variasi dalam menggunakan metode dan media. Hal
ini sudah banyak dipelajari dalam mata kuliah lain.
Jika gaya mengajar,
metodologi, sama saja digunakan selama satu semester, tentu akan membosankan
murid. Namun biasanya guru tidak peduli dengan kebosanan murid tersebut. Hal
inilah yang hendak diatasi dengan jalan mengadak variasi – variasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat Variasi
Variasi adalah menggunakan berbagai metode, gaya mengajar misalnya
variasi dalam menggunakan sumber bahan pelajaran media pengajaran, variasi
dalam bentuk interaksi antara guru dan murid.[1]variasidalam
pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan variasi motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan
dan kebosanan.[2]
Variasi dalam gaya mengajar ini, banyak berhubungan dengan sifat pribadi,
seperti nada suara, atur lunak, keras mimik muka, gerakan – gerakan langkah,
mundur, maju kiri kanan, mengarahkan perhatian siswa.[3]
Sejalan dengan kehidupan sehari- hari variasi sangat diperlukan
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan menjadi sangat bosan, jika guru selalu
mengajar dengan cara yang sama. Tidak jarang terjadi adanya siswa yang selalu
hapal dengan gaya mengajar gurunya sehingga ia sudah bisa menebak apa yang akan
dikatakan oleh guru. Hal yang demikian sering dijadikan bahwa permainan yang
disampaikan dengan berbagai kode. Tentu saja keadaan seperti ini tidak
menunjang keefektifan kegiatan pembelajaran di kelas.[4]
B. Macam – macam variasi
Pada dasarnya, variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
Variasi dalam gaya mengajar.
Gaya mengajar
seorang guru sering dikaitkan dengan kepribadian guru tersebut, sehingga sering
terdengar diantara para siswa bahwa guru A selalu duduk ketika berbicara, guru
B sering marah – marah, guru c suka bergurau , dan sebagainya. Variasi gaya
mengajar sangat banyak yang dapat divariasikan oleh seorang guru. Secara garis
besar, hal – hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan
oleh seorang guru berkisar pada butir – butir berikut.
1) Variasi suara.
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lamah, dan
tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.[5]Suara
guru yangmeninggi secara terus menerus akan membuat pendengar menjadi capai,
demikian juga suara lemah secara terus menerus akan membuat pendengar megantuk
atau perhatian terpecah. Oleh karena itu, guru memvariasikan suaranya dari:
a).
Besar ke kecil,
b)
Tinggi ke rendah,
c).
Cepat ke lambat,
d).
nada sedih ke nada gembira,
e).
Memberi tekanan tertentu dengan suara lambat- lambat.
2).
Pemusatan perhatian.
Dalam mengajar, guru sering menginginkan agar siswamemperhatikan
butir – butir penting yang sedang disampaikan. Dalam hal ini dapat dilakukan
guru dengan mengucapkan kata – kata tertentu secra khusus disertai isyarat atau
gerakan seperlunya. Misalnya guru mengucapkan kata – kata:
3).
Kesenyapan.
Kadang
– kadang ketika guru sedang asyik menerangkan terkadang ada siswa yang
berbicara sendiri mengantuk dan lain- lain. Untuk mengatasi itu guru bisa
menerapkan “ kesenyapan”, yaitu diam sejenak sambil memandang kepada siswa –
siswa yang sedang sibuk sendiri. Kesenyapan dapat pula dimunculkan ketika guru
mengajukan pertanyaan dengan tujuan memberi waktu berpikir kepada siswa.
Setelah diam beberapa saat, barulah guru menunjuk siswa yang akan diminta
menjawab pertanyaan tersebut.
4).
Mengadakan kontak pandang.
Kontak pandang dengan seluruh siswa merupakan salah satu senjata
ampuh bagi guru dalam mengajar. “ sapalah semua siswa dengan pandanganmu”,
adalah sebuah ungkapan kuno yang masih menununjukkan keampuhannya. Memandang
seluruh siswa ketika mulai berbicara dan kemudian memdang siswa tertentu dengan
tujuan mengecek pemahamannya atau memberi perhatian khusus, mencerminkan
keakraban hubungan antara guru dan siswa dalam mengajar.[6]
Untuk itu, pandanglah peserta didik secara merata tapi jangan berlebihan, dan
gunanya pandangan mata seoarang guru adalah untuk menarik dan minat belajar
peserta didik.[7]
5).
Gerakan badan dan mimik.
Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif.
Variasi mimik dan gerakan badan yang dilakukan secra tepat dapat
mengkomunikasikan pesan secara lebih efektif dibandingkan dengan bahasa yang
bertele – tele. Mimik dan gerak badab yang dapat divariasikan antara lain:
a).
Ekspresi wajah: tersenyum, mengerutkan kening, mengangkat alis, cemberut,
tertawa.
b).
Gerakan kepala: menggeleng, mengangguk, mengangkat kepala menunduk.
c).
Gerakan tangan : mengangkat tangan, mengacungkan jempol, bertepuk tangan.
d).
Gerakan bahu: mengangkat bahu.
e).
Gerakan badan secara keseluruhan: berdiri kaku, bersikap santai, gerak
mendekati atau menjauhi.
6).
Perpindahan posisi.
Posisi guru ketika mengajar di dalam kelas juga berpengaruh kepada
kegairahan siswa belajar. Sebagai seorang guru dalam mengajar jangan terpaku
dalam satu tempat. Guru dapat memvariasisasikan posisinya secara wajar,
misalnya berdiri di depan kelas, pindah ke samping atau ke tengah, ke belakang,
atau duduk sebentar.
2.
variasi Media dan Materi pembelajaran.
Alat dan media pengajaran merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan
pembelajaran. Konsep yang sukar dan membosankan untuk disimak menjadi menarik
jika disajikan dengan menggunakan media dan alat yang cepat.[8]proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana
agar proses komunikasi itu berjalan dengan efektif agar pesan yang
ingindisampaikan dapat diterima dengan seutuhnya.[9]
Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki peserta didik
dapat dikurangi. Ada berbagai komponen dalam variasi penggunaan media
pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1).
Variasi media pandang ( visual Aids).
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat
dan bahan ajar khusus untuk komunikasi seperti, buku, majalah, globe, peta, film
strik, TV, radip, dan lain – lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat – alat
tersebut akan memiliki keuntungan antara lain:
a). Membantu secara konkret konsep berpikir dan mengurangi respons
yang kurang bermanfaat.
b). Menarik peserta didik pada tingkat yang tinggi.
c). Membuat hasil belajar lebih permanen.
d). Menyajikan pengalaman riil yang akan mendorong kegiatan mandiri
peserta didik.
e). Mengembangkan cara berpikir berkesinambunagan seperti halnya
film.
f). Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh media yang
lain.
g). Menambah frekuensi kerja lebih dalam dan belajar lebih
bervariasi.[10]
2).
Variasi media dengar.
Media audio adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja. Yang termasuk jenis media ini antara lain: rekaman, radio, dan
labolatorium bahasa. Pada umunya dalam peroses interasi edukatif di kelas
seorang guru adalah alat pertama dalam komunikasi.[11]
Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan kombinas dengan media visual
dengan audio visual.
3). Variasi media dengar dan pandang.
Penggunaan media dengar dan pandang melibatkan indra pendengaran
dan indra penglihatan. Media yang termasuk jenis ini antara lain: film, televisi, radio, sled projector dan
lain-lain.
4).
Variasi media yang dapat di raba, dimanipulasi dan di gerakkan (motorik)
Media yang dapat diklasifikasikan
kedalam tipe ini meliputi peragaan yang dipresentasikan oleh guru atau peserta
didik, model specimen, patung, topeng dan boneka. Pendek kata media ini dapat
digunakan oleh peserta didik untuk membantu pencapaian pembelajaran.penggunaan
alat ini secara tepat akan dapat menumbuhkan dan memelihara minat siswa dalam belajar
agar kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif. Kesempatan memanipulasi
alat bantu pelajaran sangat langka terjadi, padahal kesempatan tersebut memberi
variasi yang sangat bermakna bagi siswa.
3.
variasi interaksi
Pola interaksi dapa digambarkan
sebagai berikut:
e).
Pola melingkar: setiap peserta didik mendapatkan giliran untuk mengemukakan
jawaban.
C.
Pengertian gaya mengajar.
Gaya mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas
yang mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap
diri sendiri dan orang lain. Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat
mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang
kurikuler dapat ditunjukan ketika guru mengajar sesuai dengan tujuan dn sifat
mata pelajaran tersebut. Sementara itu, gaya mengajar yang bersifat psikologis
dapat diamati ketika guru mengajar sesuai dengan motivasi peserta didik,
pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar.
D. Macam – macam gaya mengajar.
1.
Gaya mengajar klasik.
Dalam
pembelajaran klasik, peran guru sangat dominan karena merupakan satu – satunya
pihak dalam penyampaian materi pembelajaran. Dengan kata lain, peserta didik
lebih cenderung bersikap pasif dalam proses pembelajaran sehingga akan
mengahambat kemajuan peserta didik. Adapun ciri – ciri gaya mengajar klasik
dapat disebutkan sebagai berikut:
a)
Materi pembelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang sudah
populer dan diketahui peserta didik, bersifat objektif, jelas, sistematis, dan
logis.
b)
Proses penyampaian materi mengandung nilai – nilai lama dari
generasi terdahulu ke generasi berikutnya yang bersifat memelihara, tidak
didasarkan pada minat peserta didik, hanya didasarkan pada minat peserta didik,
hanya didasarkan pada urutan tertentu.
c)
Peran peserta didim pasif, hanya diberi pelajaran untuk
didengarkan.
d)
Guru berperan sangat dominan, hanya menympaikan materi
pembelajaran, otoriter, tetapi benar – benar menguasai materi yang diajarkan.
2.
Gaya mengajar teknologis.
Guru mengajar
teknologis ini mensyaratkan guru untuk berpegang pada media yang tersedia. Guru
mengajar dengan memperhatikan kesiapan peserta didik dan selalu memberi
rangsangan kepada peserta didiknya untuk mampu menjawab persoalan. Dengan
kebebasan peserta didik untuk memilih mata pelajaran dan diperkenankan
menggunakan seperangkat media yang tersedia,hal ini bukan mengurangi peran
guru, melainkan guru seharusnya memantau perkembangan belajar peserta didik
sehingga hasil belajar peserta didik dapat diperoleh secara maksimal. Gaya
mengajar teknologis mempunyai karateristik sebagai berkut:
a)
Materi pembelajaran terperogram sedemikian rupa dalam perangkat
lunak ( software) dan keras ( hardware) yang ditekankan pada kompetensi peserta
didik secara individual, disusun oleh ahlinya masing – masing, terkait dengan
data objektif dan ketrampilan peserta didik untuk menunjang kompetensinya.
b)
Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan tingkat kesiapan
peserta didik dengan memberi stimulan pada peserta didik untuk dijawab.
c)
Peran peserta didik ialah mempelajari apa yang dapat emberi manfaat
pada dirinya, belajar dengan menggunakan media secukupnya, dan merespon apa
yang diajarkan kepadanya dengan bantuan media.
d)
Peran guru adalah sebagai pemandu ( pembimbing peserta didik dalam
proses pembelajaran), pengarah ( memberi petunjuk kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran), dan fasilisator ( memberi kemudahan kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran.
3.
Gaya mengajar personalisasi.
Gaya mengajar
ini, peserta didik dipandang sebagai seorang pribadi yang mempunyai potensi
untuk dikemabangkan. Disinilah, guru inisiator selalu memposisikan dirinya
sebagai mitra belajar peserta didik dengan memberikan bantuan atas perkembangan
peserta didik dalam berbagai aspek. Adapun ciri – ciri gaya mengajar
personalisasi adalah sebagai berikut:
a)
Materi pembelajaran disusun secara situasional sesuai dengan minat
dan kebutuhan peserta didik.
b)
Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan perkembangan mental,
emosional dan kecerdasan peserta didik.
c)
Peserta didik berperan dominan dan dipandang sebagai suatu pribadi.
d)
Guru berperan untuk membantu perkembangan peserta didik melalui
pengalaman belajar, fungsi sebagai psikolog, penguasaan metodologi
pembelajaran, dan fungsi sebgai narasumber.
4.
Gaya mengajar interaksional.
Guru dalam pengajaran interaksional senantiasa mengedepankan
pendekatan dialogi dengan peserta didik atau peserta didiknya sebagai bentuk
interaksi yang dinamis. Guru dengan peserta didik atau peserta didik dengan
peserta didik lainnya saling ketegantungan. Hal ini mengindikasikan guru dan
peserta didik sama – sama menjadi subjek pembelajaran, dan tidak ada yang
dianggap sebagai yang paling baik atau sebaliknya paling buruk. Gaya mengajar
interaksional mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
a)
Materi pembelajaran berupa masalah – masalah situasional yang
bersifat sisio – kultural dan kontemporer.
b)
Materi pembelajaran disampaikan dengan dua arah, yakni menggunakan
pendekatan dialogis atau tanya jawab antara guru dengan peserta didik dan antara
peserta didik satu dengan peserta didik lainnya.
c)
Peserta didik berperan dominan dalam mengmukakan pandangannya
tentang realita, mendengarkan pendapat temannya, serta memodifikasi sebagai ide
untuk mencari bentuk baru yang lebih tajam dan valid.
d)
Guru berperan dominan dalam menciptakan iklim belajar yang saling ketergantungan,
dan bersama peserta didik memodifikasi berbagai ide atau pengetahuan untuk
mencari bentuk baru yang lebih aktual dan terpercaya.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
kesimpulan.
Variasi
adalah menggunakan berbagai metode, gaya mengajar misalnya variasi dalam
menggunakan sumber bahan pelajaran media pengajaran, variasi dalam bentuk
interaksi antara guru dan murid.a). Variasi dalam mengajar ini meliputi:
variasi suara, pemusatan perhatian, pemberian waktu, kontak pandang, gerakan
anggota badan, perpindahan posisi. b). Variasi media dan materi pembelajaran
meliputi: variasi media pandang, variasi media dengar, variasi media dengar dan
pandang, variasi media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan. c).
Variasi interaksi. Macam – macam gaya menngajar meliputi gaya mengajar klasik,
gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi, gaya mengajar
interaksional.
DAFTAR PUSTAKA.
Alma,Buchari .2010.guru profesional, ( jakarta: alfabeta).
Mulyasa, E. 2009 menjadi guru profesional, (Bandung: Rosda,)
Muslimi,
khoerul,dkk..2015 Teknologi Pendidikan .( yogyakarta: Pustaka Pelajar) .
Alma,Buchari guru profesional, ( jakarta: alfabeta).
Mustakim,Zaenal.2017. Strategi dan Metode pembelajaran. 2017.(
pekalongan: IAIN PRESS ).
sanjaya, Wina. 2010 strategi pembelajaran. ( jakarta:
kencana prenada media group).
Winataputra,S,Udin.2004
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat penerbit universitas terbuka),
[1] Buchari Alma, guru profesional, ( jakarta: alfabeta, 2010) hal
43
[2]E.Mulyasa, menjadi guru profesional, (Bandung: Rosda,2009) hal
78
[4]Udin S. Winataputra,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Pusat penerbit
universitas terbuka,2004), hal 746.
[5]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode pembelajaran, ( pekalongan:
IAIN PRESS ,2017), hal 230
[9]Wina sanjaya, strategi pembelajaran, ( jakarta: kencana prenada
media group,2010) , hal 41.
[10]Ibid., 234 - 235
[11]Maswan dan khoirul Muslimin, Teknologi Pendidikan ( yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2015) hal 141.
[12]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, ( pekalongan
: IAIN PRESS,2017), hal 235-242.
terima kasih
BalasHapus