TUJUAN PENDIDIKAN DIVERSIFIKSI
"SIFAT ORANG MUKMIN"
(QS. Al-Fath, 48: 29)
Lu’lu’ul
Ilmiyah
NIM. (2117303)
Kelas : A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tujuan Hidup Qs. Al-fath, 48: 29” ini dapat
diselesaikan.
Kami juga berterimakasih kepada Bapak Ghufron selaku
dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberi tugas ini kepada kami, sehingga
kami dapat belajar mengenai Tafsir tarbawi lebih dalam lagi, dimana kelak akan
berguna atau dapat diterapkan dalam kehidupan nyata atau dalam kehidupan
bermasyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan referensi
buku-buku yang sebelumnya kami baca, sehingga dapat memperlancar kami dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk
itu kami meminta maaf apabila dalam pembuatan makalah ini banya kekurangan.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Tafsir Tarbawi ini bisa
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembacanya.
Pekalongan, 12 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... I
DAFTAR ISI................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.
LATAR
BELAKANG...................................................................... 1
B.
RUMUSAN
MASALAH.................................................................. 1
C.
TUJUAN............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A.
SIAPA
ORANG MUKMIN............................................................. 2
B.
SIFAT-SIFAT
ORAN MUKMIN..................................................... 2
C.
DALIL
SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN.................................... 5
D.
VISUALISASI
ORANG MUKMIN DALAM KEHIDUPAN...... 8
BAB III PENUTUP...................................................................................... 10
A.
KESIMPULAN................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Alqur’an merupakan pedoman bagi hidup manusia. Diturunkan oleh
Allah swt melalui malaikat jibril dan disampaikan kepada Nabi Muhammad saw.
Yang didalamnya terdapat berbagai ilmu sebagai pedoman hidup manusia didunia,
alqur’an juga memuat hukum-hukum serta mengisahkan suri tauladan didalamnya.
Salah satunya dalam surat al-fath mengisahkan sifat orang mukmin. Kisah
tersebut dapat menjadi contoh bagi kita umat islam dalam menuju kesempurnaan
seorang mukmin.
- Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kriteria orang mukmin itu?
2.
Apa dalil sifat-sifat orang mukmin?
3.
Apa saja visualisasi orang mukmin dalam
kehidupan?
- Tujuan
1.
Mengetahui siapa mukmin itu.
2.
Mengetahui dalil sifat-sifat orang
mukmin.
3.
Mengetahui visualisasi orang mukmin dalam
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Siapa
Orang Mukmin
Orang mukmin adalah orang yang takwa kepada Allah swt
dengan sebenar-benarnya takwa. Adalam arti senantiasa menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya, dan berjihad dengan harta jiwa mereka pada jalan Allah swt.[1]
B.
Sifat-Sifat
Orang Mukmin
Adapun sifat-sifat orang mukmin adalah seperti yang
termaktub dalam firman Allah tersebut dibawah ini :
Qs. Al Anfal : 2-4
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada
Tuhanlah mereka bertawakal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah
orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang
mulia”.
Ayat di atas mencantumkan 5 sifat yang harus dimiliki oleh Muslim
yang benar. tafsirnya lebih lanjut ialah :
1. Seseorang yang Mukmin apabila menyebut atau teringat akan Allah,
maka hadirlah dalam imaginasinya akan kebesaran Allah, wa'ad (ancaman) dan
wa'id-Nya (janji-Nya). Apabila membaca ayat-ayat al-quran timbullah rasa gentar
di hatinya, Takut akan tertimpa azab-Nya lantaran telah berbuat dosa.
2. Bertambah-tambah imannya apabila ia membaca atau mendengar
bacaan al Quran. Yang dimaksud dengan bertambah-tambah imannya Ialah dia
bertambah tunduk dan khudhu' kepada isi kandungan ayat al-quran dan bertambah
pula ilmunya. Untuk dapat memiliki sifat ini, Maka sesungguhnya tidak ada jalan
lain kecuali mengetahui dan menguasai bahasa Arab dengan baik. Bagaimana
mungkin orang bisa bertambah tunduk dan khudhu' mendengar bacaan Al Quran Jika
dia tidak mengetahui maknanya.
3. Tawakal, yaitu berserah diri kepada Allah. Orang yang yakin
bahwa hanya Tuhan sajalah yang menetapkan segala urusan yang terjadi tanpa
kecuali, Tentulah tidak akan memasrahkan diri atau mencari perlindungan kepada
yang selain Allah. Seorang mukmin berusaha mengurus pekerjaan yang menurut ilmu
yang telah diberikan oleh Allah. Dia berusaha mencari sebab yang telah
menimbulkan akibat. Jika sebabnya bisa ditemukannya dia pun memecahkan
masalahnya. Jika penyebabnya tidak bisa diketemukannya, maka dia berserah diri
kepada Allah. Itulah yang dimaksud dengan tawakal. jadi adalah tidak benar pemahaman yang
mengatakan bahawa arti tawakal ialah pasrah tanpa Ikhtiar, tanpa mengkaji hukum
sebab-akibat yang telah menjadi sunnah Allah.
4. Mendirikan solat, yakni mengerjakannya dengan tertib dan
sempurna, baik tentang caranya, rukun, syarat, adab, sunnat, khusyuk, dan
sebagainya.
5. Membelanjakan harta di jalan Allah. Maksudnya ialah menunaikan
zakat fardhu dan sedekah sunnat. Membelanjakan harta adalah satu ibadah maliyah
yang menjadi sumber bagi dapat dikerjakan amal-amal sosial dan sarana
keagamaan. Muhammad Abduh mengatakan, perawan membelanjakan harta di jalan
Allah ini adalah sifat mukmin yang paling terpuji. Sebab, kebanyakan orang
merasa ringan dan senang hati mengerjakan ibadah badaniyah, seperti sembahyang
dan puasa. Akan tetapi tiba pada ibadah maliyah, mengeluarkan harta di jalan
Allah, banyak sekali kilah yang
diajukan, Jangan terlalu berat untuk membuka pundi-pundi. Perlu dicatat, bahwa
dalam membelanjakan harta di jalan Allah harus berdasarkan ikhlas dan
kewajaran. Sama sekali tidak boleh ada unsur paksaan atau untuk mencari nama
dan bermegah-megahan. Berbelanja di jalan Allah haruslah digerakkan oleh orang
satu keyakinan bahwa harta yang kita perolehi itu adalah milik Allah yang di
rezeki kan sebagai karunia nikmat dari Allah yang diberikannya kepada
segolongan hamba-Nya. fakir miskin adalah
hamba Allah yang pada rezekinya Berhak pula mengecap kenikmatan hidup. hanya lantaran satu dan dan lain sebab yang
Sesungguhnya tidak dikehendakinya golongan fakir miskin itu tidak bisa
mengeluarkan harta guna menunjang kesejahteraan hidupujakan hartanya guna
kesejahteraan umat sesama hamba Allah. Berbelanja di jalan allah harus pula
didorong oleh satu cita-cita kesejahteraan umum. Itulah sebabnya maafkan membelanjakan harta
di jalan allah adalah amal yang paling dihargai oleh Allah. Terhadap mukmin yang
memenuhi kalimah sifat yang tersebut di atas itulah yang akan memperoleh
ampunan maghfirah dan rezeki yang bersih dan mulia seperti yang disebutkan pada
akhir ayat 4 surah al-anfal itu cukup banyak dijumpai ayat al-quran yang
menganjurkan Mukmin agar gemar membelanjakan harta di jalan allah dan beramal
soleh.[2]
C.
Dalil Sifat-Sifat
Orang Mukmin
مُحَمَّدٌ رَسُولُ
اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ
سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي
التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ
فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ
لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar”.
Dalam Al-Qur’an
surat Al-Fath sudah sangat jelas diterangkan bahwa sifat seorang mukmin
diantaranya sangat menentang, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka. Kemudian mereka mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Pengkajian materi tersebut sangat penting dilakukan karena sebagai ummat Islam
penting bagi kita untuk mengetahui arti esensial dari beriman kemudian
berproses sebagai orang mukmin. Selain itu ,kita dapat termotivasi dan
senantiasa berkaca diri untuk menjadi mukmin sejati, melalui sifat-sifat orang
mukmin yang telah dijelaskan dalam surat tersebut.[3]
Terdapat beberapa
tafsir mengenai Qur’an surat Al-Fath ayat 29, diantaranya :
Tafsir Al-Azhar
“Muhammad adalah
utusan Allah!” (pangkal ayat 29). Lantaran persaudaraan yang rapat maka
timbullah persatuan sikap dan perangai, yaitu: “Dan orang-orang ada besertanya
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, sayang-menyayangi diantara sesama
meraka.” Begitu lah sikap hidup dari ummat yang telah mengaku tidak ada Tuham
melainkan Allah dan Muhammad Rasulullah itu. Dia sesama sendiri, bersatu
akidah, bersatu pandangan hidup adalah cinta-mencintai seberat seringan, sehina
semalu, seberat sama dipikul, ringan sama dijinjing dengan sesama beriman. Lalu
sambung ayat selanjutnya: ”Engkau lihat mereka itu ruku’, sujud mengharapkan
karunia dari Allah dan ridhaNya.
Nampak tertonjol
sifat Mu’min yang ketiga yaitu mereka selalu memperkokoh iman yang telah tumbuh
dalam dada dengan memperkuat ibadat, ruku’ dan sujud, sembahyang dengan
khusyu’, tidak ada yang meraka harapkan dari yang lain, kecuali semata-mata
dari Tuhan. Maka bertambah kuat ibadahnya yang demikian, niscaya bertambah kuat
pulalah hubungan dan kasih sayang diantara satu samal lain dan bertambah pula
keras disiplin mereka menghadapi musuhnya lalu ditunjukkan lagi tanda yang
istimewa pada orang-orang beriman itu:”Ada tanda-tanda mereka pada wajah-wajah
mereka dari sebab bekas sujud.” Wajah mereka bersinar , tidak cemberut, tidak
beringis, melainkan memancarkan kejernihan selalu. Di waktu sujud itu insaflah
dia akan kerendahan dirinya dihadapan Ketinggian dan Kemuliaan Allah.
Demikianlah
perumpamaan mereka mereka di dalam Taurat, bahwa pada wajah mereka bersinarlah
wajah yang jernih berseri dari sebab bekas sujud mereka kepada Tuhan. Kemudian
itu selanjutnya berkata pula ayat: “Dan perumpamaan mereka didalam Injil:
laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka bertumbuhlah dia kian besar.
Ujung ayat ini
mengandung harapan yang besar bagi orang yang selama ini telah kena bujukan,
rayuan, tipuan dan paksaan agar ,menukar agamanya yang hak dengan batil, jika
mereka insaf dan taubat, bahwa taubat mereka akan diterima. Tauhid dan Akidah,
Iman dan Takwa dan tidak ada tempat berlindung selain dari Allah, itulah
pegangan manusia yang sejati dan pokok pendirian demikianlah jualah manusia
akan kembali.[4]
Tafsir Al-Luba
Nabi Muhammad saw.
adalah utusan Allah swt yang diutus membawa rahmat bagi seluruh alam. Adapun
orang-orang yang bersama dengan beliau, yakni sahabat-sahabat Nabi serta
pengikut-pengikut setian beliau, maka mereka itu adalah orang-orang yang
bersikap keras, yakni tegas, tidak berbasa-basi yang mengorbankan aqidah,
terhadap orang-orang kafir, tanpa keluar dari koridor rahmat risalah ini. Walau
mereka memiliki sikap tegas, namun-lanjut ayat ini: Mereka berkasihsayang antar
sesama kaum beriman. Engkau siapa pun engkau, dimana dan kapan pun, akan selalu
melihat mereka ruku’ dan sujud. Itu mereka lakukan dengan tulus ikhlas, demi
mencari dengan sungguh-sungguh karunia Allah swt. Dan keridhaan-Nya yang agung.
Tanda-tanda yang tidak pernah luput dari mereka selalu tampak pada wajah mereka
berupa cahayadari bekas sujud, yakni yang menghasilkan wibawa, penghormatan,
dan kekaguman siapapun yang melihat mereka.
Sifat-sifat mereka
yang demikian agung yang luhur itulah tertaktub dalam Taurat, yakin kitab suci
yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Sedangkan sifat-sifat mereka yang
mengagumkan yang tertaktub dalam Injil, Nabi Isa as., adalah seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya, lalu tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu
menjadi besar dan tegak lurus diatas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya. Demikian itulah kedaan orang-orang Mukmin pengikut Nabi
Muhammad saw. Dengan sifat-sifat itu, Allah swt. Pada akhirnya menjengkelkan
hati orang-orang kafir, yakni dengan pertumbuhan, perkembangan, dan penambahan
jumlah dan kekuatan kaum Muslim. Allah swt. Menjanjikan untuk orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal saleh diantara mereka yang bersama Nabi
Muhammad serta siapa pun yang mengikuti cara hidup mereka menjanjikan bagi
mereka semua ampunan dan pahala yang besar. [5]
Tafsir Al-Maraghi
Setelah Allah
menyebutkan bahwa Dia mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama
Islam, supaya Dia meluhurkan derajat agama tersebut atas semua agama-agama yang
lain, maka dilanjutkan dengan menerangkan ihwal rasul dan umat yang kepada
mereka ia diutus. Allah menggambarkan mereka dengan sifat-sifat yang seluruhnya
terpuji dan merupakan peringatan bagi generasi sesudah mereka dan sifat-sifat
itulah mereka dapat menguasai bangsa-bangsa lain dan memiliki negeri-negeri
mereka, bahkan menggenggam tampuk kepemimpinan seluruh dunia. Yaitu : Bahwa mereka bersikap keras terhadap siapapun
yang menentang agama-Nya, dan mengajak bermusuhan, dan bersifat belas kasih
terhadap sesama mereka.Bahwa mereka menjadikan shalat dan keikhlasan kepada Allah
sebagai kebiasaan mereka pada kebanyakan waktu bahwa mereka dengan amal mereka
mengharapkan pahala dari Tuhan mereka dan kedekatan di sisi-Nya serta keridhaan
dari-NyaBahwa mereka mempunyai tanda yang dengan itu mereka mudah dikenal.
Yakni bahwa mereka bercahaya pada wajah mereka, khusyu’ dan tunduk yang bisa
dikenali oleh orang yang cerdasBahwa Injil mengumpamakan keadaan mereka dengan
mengatakan, akan muncul suatu kaum yang akan tumbuh bagaikan tumbuhnya tanaman,
mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran.[6]
D. Visualisasi
Orang Mukmin Dalam Kehidupan
a) Senantiasa ikhlas
dan khusyu’ dalam melaksanakan ibadah
b) Berusaha menjadi
pribadi yang berbelas kasih,
c) Saling tolong
menolog terhadap sesame
d) Selalu berdzikir
kepada Allah
e) Senantiasa berusaha
meningkatkan keimanan dengan cara-cara yang baik
f) Beramal shaleh
semata mata mengharap keridhaan Allah
g) Menerapkan suri
tauladan yang diberikan oelh Nabi Muhammad SAW sebagai bekal berproses menjadi
mukmin sejati.[7]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Orang mukmin adalah
orang yang takwa kepada Allah swt dengan sebenar -benarnya takwa. Adalam arti
senantiasa menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya, dan berjihad dengan harta jiwa mereka
pada jalan Allah swt. Sifat seorang mukmin diantaranya sangat menentang,
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. Kemudian mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Mustofa Al-Maraghi,1986, “terjemahan al-maraghi”, semarang
: Toha Putra
Hamka, 2003, “tafsir al-azhar juz
XXVI”, Jakarta:Pustaka Panji Mas
M.Quraish Shihab,
2012,” al-lubab (makna, tujuan dan pelajaran dari surah-surah
al-qur’an)”, Tangerang : lentera hati
Muhammad, Fauqi, Hajjaj,
2013 “tasawuf islam & akhlak” Jakatra : Amzah
Myhappiness30.wordpress.com
Pustaka.abatasa.co.id
Tengku,
Muhammad, Hasbi, Ash shiddieqy, 2007 “ al islam”, Semarang: Pt.Pustaka
Rizki Putra
Biodata Penulis
Nama : Lu’lu’ul Ilmiyah
TTL :
Pekalongan, 24 Februari 1999
NIM : 2117303
Alamat : Jl.Gatot Subroto,
Ds.Banyurip Ageng
[1]
Pustaka.abatasa.co.id
[2]
Ash Shiddieqy Tengku Muhammad Hasbi, al islam, (semarang: pt.pustaka
rizki putra, 2007) , hlm.43
[3]
Hajjaj Muhammad fauqi, tasawuf islam & akhlak (Jakatra : Amzah,
2013), hlm.229-230
[4]
Hamka, tafsir al-azhar juz XXVI, (Jakarta:Pustaka Panji Mas, 2003) hlm.
175-178
[5]
Shihab M.Muraish, al-lubab (makna, tujuan dan pelajaran dari surah-surah
al-qur’an), (tangerang : lentera hati, 2012) hlm. 717
[6]
Al-Maraghi Ahmad Mustofa, terjemahan al-maraghi, (semarang : toha putra,
1986), hlm.194
[7]
Myhappiness30.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar