EVALUASI DAN UMPAN BALIK
“Cara Evaluasi dan Umpan Balik”
Lathifatul
Chasanah
NIM. (2317209)
KELAS D
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun
makalah ini hingga selesai tentang “Cara Evaluasi dan Umpan Balik.
Makalah ini, telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan
mendapatkan referensi dari berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa kami ucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun daripembaca
agar kami dapat memperbaiki di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
dan Umpan Balik............................................... 2
B. Cara Evaluasi dan Umpan Balik........................................................ 2
BAB III PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................. 5
B. Saran................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pola umum terjadinya suatu proses
belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara tiga unsur yaitu guru,
bahan ajar, dan peserta didik. Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik
hendaknya mengetahui seberapa besar keberhasilan terhadap bahan ajar yang telah
ia ajarkan, apakah sudah cukup maksimal sehingga dapat dimengerti oleh peserta
didik atau sebaliknya. Karena di sinilah dapat diketahui apakah ia dapat mselanjutkan
pelajaran dengan bahan-bahan selanjutnya atau tidak.
Umpan balik yang diberikan peserta
didik selama pelajaran berlangsung bermacam-macam, tergantung dari rangsangan
yang diberikan oleh guru. Rangsangan guru dalam bentuk tanya, maka tanggapan
peserta didik dalam bentuk jawab dan sebaliknya.
Untuk mendapatkan umpan balik dari
peserta didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat terhadap diri
setiap peserta didik yang berbeda-beda sebagai makhluk individual.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sesuai dengan latar belakang diatas sebagai
berikut :
1.
Apa yang dimaksud Evaluasi dan Umpan Balik?
2.
Bagaimana cara Evaluasi dan Umpan Balik?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui evaluasi dan umpan balik
2. Untuk mengetahui cara evaluasi dan
umpan balik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi dan Umpan Balik
Secara etimologi evaluasi berasal
dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang berarti nilai atau harga.
Sedangkan secara terminologi menurut M. Chabib Thoha, evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan obyek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.[1]
Evaluasi dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.[2]
Sedangan yang
dimaksud umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau
alat ukur lainnya kepada peserta didik untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian/hasil belajarnya. Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki
belajar peserta didik dalam kondisi tertentu saja. Kalau hanya sekedar
memberitahu atau menginformasikan hasil evaluasi,maka umpan balik tidak terlalu
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Sebaliknya, umpan balik baru
bermanfaat apabila pendidik bersama peserta didik menelaah kembali
jawaban-jawaban tes (umpan balik hasil tes), baik yang dijawab benar maupun
salah oleh peserta didik, dan diberikan kesempatan memperbaiki jawaban yang
salah tersebut.[3]
Umpan balik juga dapat diartikan sebagai pemberian informasi yang
diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memeperbaiki atau
meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya. Termasuk dalam “alat ukur
lainnya” itu adalah pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan yang diajukan guru
dalam kelas.[4]
B.
Cara Untuk Melakukan Evaluasi
Penilaian pembelajaran di sekolah
memberikan informasi untuk membantu pendidik, administrator sekolah, pembuat
kebijakan, siswa dan orang tua dalammembuat berbagai keputusan. Penilaian
pembelajaran di kelas dapat memberikan informasi yang lebih rinci sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan baik itu oleh orang tua siswa,
kepala sekolah, maupun para pembuat kebijakan negara seperti Menteri
Pendidikan.[5]
Ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan dalam melakukan evaluasi
pembelajaran :
1.
Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah
ditentukan
2.
Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
3.
Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru
dan peserta didik
4.
Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu
5.
Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang
berlaku.[6]
Teknik-teknik evaluasi dapat
dilaksanakan pada akhir pengajaran yang mencakup evaluasi terhadap perilaku
keterampilan (skilled performance) dan evaluasi terhadap aspek aspek
pengetahuan (knowledge). Perilaku keterampilan meliputi
keterampilan-keterampilan kognitif, psikomotorik, reaktif, dan interaktif.
Untuk menilai pengetahuan dapat kita
pergunakan pengujian sebagai berikut :
1.
Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)
Caranya, dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan berbentuk pilihan ganda yang menuntut siswa
agar melakukan identifikasi tentang fakta, definisi, contoh-contoh yang benar.
2.
Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)
Caranya, dengan
pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung untuk mengungkapkan
jawaban-jawaban yang unik.
3.
Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension)
Caranya, dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang betul dan yang keliru, konklusi atau
klarifikasi dengan daftar pertanyaan matching (menjodohkan) yang berkenaan
dengan konsep, contoh, aturan,penerapan, langkah-langkah, dan urutan dan daftar
pertanyaan berbentuk essay yang menghendaki uraian, perumusan kembali dengan
kata-kata sendiri dan contoh-contoh.[7]
Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan
kegiatan evaluasi pendidikan secara umum yang dapat dilakukan seorang guru
adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Yaitu
merencanakan diantaranya mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak
dievaluasi, tujuan evaluasi, teknik apa yang hendak dipakai, siapa yang hendak
dievaluasi, kapan dan dimana, indikator.
2.
Pengumpulan data
Yaitu dengan
menggunakan tes, observasi,kuesioner, dan sebagainya disertai dengan tujuan.
3.
Verifikasi data
Yaitu uji
instrumen, uji validitas, uji reabilitas dan sebagainya.
4.
Pengolahan data
Yaitu memaknai
data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif. Apakah hendak diolah dengan
statistik atau non statistik, apakah dengan manual atau dengan sofrware.
5.
Penafsiran data
Yaitu
ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak
atau diterima. Interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan sehingga
akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut
muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.[8]
C.
Teknik Mendapatkan Umpan Balik
Kondisi atau keadaan peserta didik maupun situasi pengajaran
menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar peserta
didik. Berikut ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik :
1.
Umpan balik tidak mempermudah proses belajar jika :
a.
Peserta didik sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan
jawaban atas soal itu. Misalnya, mencontek jawaban yang benar dari temannya
tanpa mengolah soal itu ke dalam pemikirannya sendiri.
b.
Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh peserta
didik sehingga umumnya hanya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
2.
Umpan balik membantu dan mempermudah proses belajar apabila syarat-syarat
di bawah ini dipenuhi :
a.
Mengonfirmasi jawaban-jawaban benar yang diberikan oleh peserta
didik, dan menyampaikan kepada peserta didik seberapa jauh dia memahami materi
belajar yang telah disampaikan.
b.
Mengidentifikasi kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh
peserta didik memperbaiki sendiri.
Umpan balik
yang diberikan oleh peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
ternyata beranekaragam, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru.
Dari rangsangan tersebut, muncullah interaksi antara guru dan peserta didik,
jika peserta didik memberi rangsangan dalam bentuk tanya maka guru akan memberi
tanggapan dalam bentuk jawab.
Dengan
demikian, seorang guru dapat mengidentifikasi apakah peserta didik dapat
melanjutkan pelajaran dengan materi berikutnya. Materi pembelajaran selanjutnya
tidak dapat diberikan secara maksimal jika pendidik tidak tahu secara pasti
hasil pembelajaran sebelumnya. Berdasakan alasan ini, pendidik dapat mengetahui
hasil pembelajaran sebelumnya dengan cara :
1.
Lewat kesan yang diperoleh selama pembelajaran itu berlangsung
2.
Lewat informasi sederhana dari pihak peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan lisan yang diajukan oleh pendidik selama atau setelah
pembelajaran
3.
Melalui informasi tertulis dari pihak peserta didik yang diperoleh
dengan ujian singkat
4.
Mempelajari hasil ujian yang diadakan pada akhir pembelajaran
Tiga hal yang
pertama di atas berhubungan dengan umpan balik yang dilakukan terhadap tiap
periode pembelajaran. Hal ini dapat disebut umpan balik dalam proses
pembelajaran, sedangkan hal yang keempat berhubungan dengan evaluasi pada akhir
pembelajaran.
Umpan balik
tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk mental yang selalu
berproses untuk menyerap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk
mendapatkan umpan balik dari peserta didik diperlukan beberapa teknik yang
sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual.
Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik dalam mendapatkan umpan balik.
1.
Memancing apersepsi anak didik
Anak didik adalah makhluk individual. Perkembangan dan pertumbuhan
anak didik memengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Sikap, perilaku, dan
pandangan hidup anak dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuknya. Pengetahuan
yang anak dimiliki sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari lingkungan
kehidupannya sebelum masuk sekolah.
Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh
guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal, dapat membantu guru untuk
memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang telah dimiliki anak adalah hal yang
sangat membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang
membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
Dan guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan anak
untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan.
Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan bahan
pelajaran. Anak mudah menyerap bahan yang bersentuhan apersepsinya. Bahn
pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya, mudah diserap
bila penjelasannya dikaitkan dengan apersepsi anak.[9]
2.
Memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel
Bahan pelajaran adalah isi yang dismpaikan oleh guru dalam proses
belajar mengajar. Dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran biasanya
terdapat di antara anak didik yang kurang mampu mengolah atau memahami bahan
pembelajran dengan baik. Salah satu penyebabnya adalah dari aspek guru.
Untuk seorang
guru yang kurang terbiasa berbicara dan kurang pandai memilih kata serta
kalimat yang dapat mewakili isi pesan dari sebuah materi pembelajaran
akan mengalami kesulitan untuk membuat anak didik paham atas apa yang
disampaikan dan seorang guru yang pandai bermain kata pun terkadang menemukan
kesulitan untuk menanamkan pengertian atas bahan pelajaran yang telah ia
sampaikan. Bahan pelajaran yang rumit dan kompleks cukup sukar untuk
digambarkan dengan kata atau kalimat. Hal ini bisa membuat anak didik
menunjukkan sikap tak acuhnya atas apa yang disampaikan guru.
Guru yang
menyadari hal ini sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk menjelaskan isi
materi pembelajaran. Fakta, konsep, atau prinsip yang kurang dapat dijelaskan
dengan kata-kata dapat diperjelas menggunakan alat bantu. Alat bantu yang cocok
dapat mengkonkretkan masalah yang rumit dan kompleks seolah-olah sederhana.[10]
3.
Memilih bentuk motivasi yang akurat
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja
diciptakan untuk kepentingan anak didik. Salah satu faktor yang dapat membuat
situasi pembelajaran kondusif adalahmotivasi belajar anak. Guru tidak menutupi
bahwa di dalam kelas tentunya ada sekelompok anak didik yang mempunyai motivasi
belajar dan ada sekelompok anak didik yang belum bermotivasi untuk belajar.
Ketika guru menemui hal yang seperti itu, maka perlu diambil
langkah yang dapat menimbulkan motivasi belajar pada sekelompok anak tersebut.
Dalam usaha membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat
dilakukan oleh guru yaitu :
a.
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
b.
Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan
pada akhir pelajaran
c.
Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik
sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik lagi
d.
Membentuk kebiasaan belajar yang baik
e.
Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual atau
kelompok
f.
Menggunakan metode yang bervariasi.
4.
Menggunakan metode yang bervariasi
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses
belajar mengajar. Metode yang digunakan oleh guru tidak sembarangan, melainkan
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode akan menghasilkan kemampuan
yang sesuai dengan karakteristik metode tersebut. Penggunaan metode yang
bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Pada suatu kondisi tertentu
anak didik merasa bosan dengan metode ceramah, maka guru perlu alih dengan
suasana yang lain seperti metode tanya jawab, diskusi kelompok, atau penugasan.
Adanya metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya belajar anak didik dalam
menyerap materi pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan
dengan penggunaan metode yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Evaluasi dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai penilaian dalam
bidang pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Sedangkan umpan balik diartikan sebagai pemberian informasi yang
diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau
meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya.
Selanjutnya untuk mendapatkan umpan balik dari peserta didik
diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik
sebagai makhluk individual. Beberapa teknik umpan balik yang dapat dilakukan
adalah memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan taktik alat bantu yang
akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat, dan menggunakan metode
yang bervariasi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Rofa’ah. 2016. Pentingnya
Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran dalam Perspektif Islam cet.
Ke-1. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi
dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi). Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Silverus, Suke Silverus. 1991. Evaluasi
Hasil Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.
Astuti, Kadek Ayu. 2017. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Sukardi. 2008. Evaluasi
Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suryani, Nunung dan Leo Agung. 2012.
Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Djamarah, Syaiful Bahridan Aswan.
2006. Strategi Belajar Mengajar cet. Ke-5 Jakarta: PT Rineka Cipta.
PROFIL
Nama
: Lathifatul Chasanah
Tempat,
Tanggal Lahir : Pekalongan, 06-Juni-1999
Alamat
: Jl.Karya Bakti Medono Kota Pekalongan
Riwayat
Pendidikan :
1.
TK Masyitoh 10 Medono
2.
MSI XV Medono
3.
Mts S Hidayatul Athfal (HIFAL)
4.
MAN 2 Pekalongan
[1] Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
dalam Perspektif Islam cet. Ke-1, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2016), hlm.
24
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Edisi Revisi) (Pekalongan:
IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm. 178
[4]Suke Silverus, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik (Jakarta:
PT Grasindo, 1991), hlm. 148
[5]Kadek Ayu Astuti, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET, 2017), hlm. 3
[6]Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 4-5
[7]Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 221-222
[8] Nunung Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2012), hlm. 169-170
[9].Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, Strategi Belajar Mengajar Cet. Ke-5 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),
hlm. 143-144
Tidak ada komentar:
Posting Komentar