PENDIDIKAN LIFESKILL
“Tanggungjawab Cermin Kesempurnaan Jiwa”
(Qs. At- Tahrim Ayat 6)
Durohmatun Istiqomah (2021115316)
Kelas B
JURUSAN PAI/FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji
Syukur atas segala nikmat , iman, sehat dan daya serta upaya yang telah Allah
SWT berikan,Berkat rahmat dan Hidayah-Nya lah kami mampu menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Tanggungjawab Cermin Kesempurnaan Jiwa” sesuai dengan Q.S At
Tahrim ayat 6.
Sholawat serta salam tak
lupa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Tersusunnya makalah ini
tak lepas dari bantuan dan dukungan yang diberikan oleh orang-orang yang berada
disekitar kami. Maka,dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril maupun materil. Serta
terima kasih juga kepada Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku dosen pembimbing.
Kami menyadari banyaknya
kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini,maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun kami harapkan sebagai sarana evaluasi kesempurnaan dalam
penulisan tugas makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan bagi seluruh pembaca Aamiin.
Pekalongan, 1 April 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil,
maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil
apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima
kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di
dunia dan diakhirat. Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita
berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib
bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu
perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku
jujur. Dalam makalah ini akan dibahas tentang ayat mengenai tanggung jawab
terhadap keluarga dan berbagai Tafsir serta implementasi dan aspek tarbawi.
B. Judul Makalah
Pendidikan Lifeskill “Tanggungjawab Cermin Kesempurnaan jiwa”
(QS. At- Tahrim ayat 6)
C. Nash Dan Arti QS.
At-Tahrim:6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
D. Mengapa Penting Untuk
dikaji
Melalui ayat ini Allah
memerintahkan kepada umat manusia yang percaya kapada Allah dan Rasulnya agar
mereka menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yang bahan bakarnya
terdiri dari manusia dan batu,yaitu dengan taat dan patuh melaksanakan perintah
dan meninggalkan larangannya dan bertanggungjawab kepada keluarganya dengan
mengajarkan supaya mereka melaksanakan perintah agama dan meninggalkan apa yang
dilarangnya,sehingga mereka selamat dari kobaran api neraka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
1. Pengertian Tanggung
jawab
Tanggung jawab
merupakan sesuatu yang mendampingi hak asasi manusia sejak lahir. Dapat kita
lihat tanggung jawab mengandung 2 unsur kata yaitu menangggung dan menjawab.
Menanggung sendiri yaitu memikul sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan
menjawab adalah sesuatu hasil yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam
merespon sesuatu disekitarnya. Dapat diartikan tanggung jawab adalah sesuatu
yang ditanggung dan harus dilakukan oleh manusia baik terlihat maupun tidak
terlihat. Tanggung jawab sendiri erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
manusia maka dari itu diperlukan sebuah tekad untuk melaksanakan sebuah
tanggung jawab.
Contoh sehari-hari
sebuah tanggung jawab yaitu: Seorang
anak yang telah menerima hak untuk disekolahkan oleh orang tuanya maka harus
belajar dengan giat dan menjadi seorang siswa/siswi yang berprestasi
TUHAN menciptakan
manusia ke dunia dan memberikan hak untuk hidup namun manusia tersebut harus
taat dan mematuhi larangannya agar tetap selamat.
2. Tanggung jawab Terhadap
keluarga
Tanggung jawab terhadap
keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan.[1]
B. Tafsir
1.
Tafsir Al- Misbah
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia-manusia dan batu-batu; Diatasnya malaikat-malaikat yang kasar-kasar,
yang keras-keras, yang tidak mendurhakai
Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka
mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Dalam suasana
peristiwa yang terjadi dirumah tangga Nabi SAW seperti diuraikan oleh ayat-ayat
yang lalu, ayat di atas memberituntunan kepada kaum beriman bahwa “ Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu”antara lain dengan meneladani
Nabi dan pelihara juga keluarga kamu
yakni istri, anak-anak dan seluruh yang berada dibawah tanggung jawab kamu
dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu terhindar dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain
yang dijadikan berhala-berhala. Diatasnya yakni yang menangani neraka itu dan
bertugas menyiksa penghuni-penghuninya adalah malaikat-malaikat yang
kasar-kasar hati dan perlakuannya, yang keras-keras dalam melaksanakan tugas
penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan
kepada mereka Sehingga siksa yang mereka jatuhkan kendati mereka kasar tidak kurang dan juga tidak berlebih dari apa yang diperintahkan
Allah, yakni sesuai dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka dan mereka
juga dan senantiasa dari saat ke saat mengerjakan dengan mudah apayang
diperintahkan Allah kepada mereka.
Ayat tersebut
menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah.Ayat diatas
walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi buakan berarti
hanya tertuju kepada mereka.Ayat ini tertuju kepada perempuan dan lelaki (ibu
dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan
berpuasa) yang juga tertuju kepada
lelaki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap
anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung
jawab atas kelakuanya. Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu
rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agam serta dinaungi oleh hubungan
yang harmonis.
Bahwa manusia
menjadi bahan bakar neraka, dipahami oleh Thaba’athaba’I dalam arti manusia
terbakar dengan sendirinya. Menurutnya ini sejalan dengan Qs. Al_mu’min [40]: 72[2]
2.
Tafsir Al-Maraghi
Sesudah Allah
memerintahkan kepada sebagian dari istri-istri Nabi saw. Untuk bertaubat dari
kesalahan yang terlanjur dilakukan, dan menjelaskan kepada mereka bahwa allah akan menjaga dan menolong
rasul_Nya hingga kerja sama untuk menyakitinya tidak akan membahayakannya,
kemudian memperingatkan mereka agar berkepanjangan dalam menentangnya karena
khawatir akan ditalak dan dijatuhkan dari kedudukanya yang mulia sebagai
ibu-ibu kaum muslimin, karena digantikan dengan istri-istri yang lain dari
wanita-wanita mukmin yang shaleh, Dia memerintahkan kaum mukmin pada umumnya
untuk menjaga diri dan keluarga dari neraka yang kayu bakarnya adalah manusia
dan berhala-berhala pada hari kiamat.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ
نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Wahai
orang-orang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya hendaklah sebagian dari kamu
memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu dari
api neraka dan dan menjauhkan dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan
menuruti segala perintah_Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu
perbuatan yang dengannya mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan
bawalah mereka kepada yang demikian ini melalui nasehat dan pengajaran.
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
Malaikat-malaikat
itu diserahi neraka untuk mengurusnya dan menyiksa para penghuninya.Mereka ada
19 orang malaikat penjaga yang akan disebutkan dalam surat Al-Mudassir di dalam
firman_Nya :
“ Artinya: Aku akan memasukkanya kedalam (neraka ) saqar. Tahukah
kamu Apakah (neraka) saqar itu?Saqar tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
(neraka saqar) adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada Sembilan belas
(malaikat penjaga).”(Al-Mudassir,74: 26-30).
غِلَاظٌ شِدَادٌ
Mereka keras terhadap penghuni neraka itu, Kemudian Allah
menjelskan besarnya ketaatan mereka kepada tuhan mereka, Firman_Nya:
لَايَعْصُوْنَ
اللهَ مَاأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَايُعْمَرُوْنَ
“Mereka tidak menyalahi peritah_Nya, tetapi mereka menjalankan apa
yang diperintahkan kepada mereka pada waktu itu juga tanpa selang, mereka tidak
mendahului dan tidak menunda perintah_Nya”.[3]
3.
Tafsir Ibnu Katsir.
Allah swt
berfirman:“ Hai orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka ,” yaitu kamu perintahkan dirimu dan keluarga-Nya yang terdiri
dari istri, anak, saudara, kerabat,
sahaya wanita dan sahaya laki-laki untuk taat kepada Allah dan kamu larang
dirimu beserta semua orang yang dibawah tanggung jawabmu untuk tidak melakukan
kemaksiatan kepada Allah. Kemudian kamu ajari dan didik mereka serta pimpin
mereka dengan perintah Allah kamu perintahkan
mereka untuuk melaksanakanyadan kamu bantu merekadalam merealisasikannya. Bila
kamu melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka cegah dan larang
mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim yaitu mengajarkan kepada orang
yang berada dibawah tanggung jawabnya segala sesuatu yang telah diwajibkan dan
dilarang oleh Allah Ta’ala kepada mereka.[4]
C. Implementasi
Setiap manusia harus bertanggung jawab
terhadap Perbuatanya.. Setiap manusia harus berani menanggung resiko dari
apa yang dilakukannya. Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk indivdu,
makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah, tanggung jawab manusia dapat
dibedakan atas tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap keluarga,terhadap
masyarakat, dan tanggung jawab terhadap Allah.
D. Aspek Tarbawi
-
Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
-
Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada
Allah
-
Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
-
Pentingnya pendidikan islam sejak dini
-
Keimanan kepada para malaikat
-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari
agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung
jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang
setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau
bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat. pada hakikatnya semua
manusia itu adalah pemimpin. Dengan demikian, semua orang harus mempertanggung
jawabkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.
B. Saran
Kami menyadari
banyaknya kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini,maka dari itu kritik dan
saran yang bersifat membangun kami harapkan sebagai sarana evaluasi
kesempurnaan dalam penulisan tugas makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi seluruh pembaca Aamiin.
Daftar Pustaka
Al-Maraghi,
Ahmad Mustafa. 1993. Tafsir Al-Maraghi Juz XXVIII.Semarang: PT. Karya
Thoha Putra.
Ar-Rifa’i,
Muhammad Nasib. 2006. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani
Press.
Shihab, M Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah.
Jakarta: Lentera Hati.
PROFIL PENULIS
Nama : Durohmatun
Istiqomah
Nim : 2021115316
Tempat/tgl lahir : Pekalongan, 19 April 1997
Alamat : Ds.
Garungwiyoro kec. Kandangserang Kab. Pekalongan
Riwayat Pendidikan :- SD N 2 Garungwiyoro
- SMP N 2 Kandangserang
- MAN 1 Pekalongan
- IAIN Pekalongan
[1]http://pecintamakalah.blogspot.co.id/2015/06/tanggungjawab-terhadap-keluarga-dan.html.
diakses pada 1 April 2017
[2] M. Quraish
Shihab,Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 326-327
[3] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, tafsir
Al-Maraghi Juz XXVIII,( Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1993), hlm.
256-263.
[4] Muhammad Nasib AR
Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,( Jakarta: Gema Insani Press,2006),
hlm. 751-752.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar