Laman

new post

zzz

Sabtu, 07 Mei 2016

TT H 11 A "FENOMENA ALAM, BAHASA, DAN WARNA KULIT"



Tafsir Tarbawi
PENDIDIKAN INTELEKTUAL TRANSIDENTAL
"FENOMENA ALAM, BAHASA, DAN WARNA KULIT"
“QS. AR-RUM AYAT 22”
  
Aanisah Agustina
2021114095
 
Kelas Pendidikan Agama Islam H
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah Swt. Atas segala hidayah, inayah, dan taufiq-Nya, makalah yang berjudul “Pendidikan Intelektual Transidental: Fenomena Alam, Bahasa, dan Warna kulit” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada sebaik-baik manusia, nabi, dan junjungan kita, Muhammad SAW., keluarga, dan sahabatnya.
Makalah ini menjelaskan tentang Definisi dari Fenomena alam, bahasa, dan warna kulit, teori pengembangan disertai ayat pendukung, pengaplikasian ayat dalam kehidupan serta aspek tarbawinya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dan juga memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang hal tersebut. Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam memahami fiqh munakahat.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Selain itu apabila dalam makalah ini masih didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan, maupun dalam isinya. Penulis dengan senang hati menerima kritik saran anda yang mendukung guna penyempurnaan makalah berikutnya.


                                                                                                            Pekalongan, 26 March 2016

                                                                                                                        Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Surat ar-Rum , yang berarti Romawi atau bangsa Rum, adalah Surat yang ke-30 dalam susunan surat-surat al-Qur’an. Dari ayat 20 sampai ayat 25, artinya dalam tiga ayat, Tuhan menarik perhatian manusia kepada keadaan yang berada di kelilingnya, sejak dari dirinya sendiri, sampai kepada jalan hidupnya. Dengan memperingatkan adanya tanda-tanda kebesaran Allah ini, sampailah manusia kepada kesimpulan tentang pasti adanya Maha Pencipta, Maha Pengatur, Maha Bijaksana, Maha Perkasa disertai Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Oleh sebab itu, maka diajaklah umat yang telah beriman itu supaya berfikir, pertama memikirkan siapa diri sendiri. Sesudah memikirkan diri memandang pulalah kepada alam berkeliling, kejadian langit dan bumi. Selain dari itu disuruh lagi melihat keadaan hidup manusia, dan perjalanan sejarah. Kita juga disuruh merenungkan betapa banyaknya makhluk ciptaan-Nya yang sangat berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain, baik dari bahasa mereka, warna kulit mereka, suara mereka, dan wajah mereka. Dengan begitu kita akan mampu mengenal identitas mereka kita bisa membedakannya melalui bahasa yang dipakainya lalu kita mengetahui dari bangsa manakah dia.
B.     Inti Hadits
Ayat ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, yaitu penciptaan langit dan bumi, sebagai peristiwa yang luar biasa besarnya, dan sangat teliti dan cermat. Orang tidak mengetahui rahasia kejadian penciptaan langit dan bumi, kecuali sedikit orang yang berilmu dan terus mencari tahu proses penciptaan langit dan bumi. Kebesaran Allah tidak hanya berada di langit dan di bumi saja. Terdapat pula pada yang lain, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan oleh suku-suku dan bangsa dari perbedaan warna kulit serta sifat-sifat kejiwaan merka, dan tidak ada satupun manusia yang mirip dengan manusi lainnya. Allah begitu kaya dan kreatif.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Judul
Intelektual merupakan sebuah istilah yang disandangkan bagi orang-orang yang cerdas, berakal, berilmu pengetahuan tinggi, taat kepada agama serta kritis dalam menanggapi persoalan-persoalan sosial. Istilah intelektual memiliki makna yang hampir sama  dengan cendekiawan. Cendekiawan dapat diartikan sebagai orang cerdik dan pandai yang memiliki sikap hidup yang terus menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk mendapatkan pengetahuan atau memahami sesuatu.
Sesudah Allah SWT menuturkan tentang bukti-bukti keberadaan-Nya melalui apa yang telah dituturkan-Nya dalam penciptaan manusia; selanjutnya Allah melanjutkan dengan penjelasan tentang bukti-bukti yang berada pada semesta alam pada perbedaan warna kulit serta bahasa yang jumlahnya tidak dapat dihitung. Padahal mereka berasal dari satu ayah dan satu ibu. Dan bukti-bukti keberadaan-Nya yang terdapat pada hal-hal yang dapat disaksikan, yaitu seperti tidur mereka yang nyeyak di waktu malam, aktifitas mereka yang enerjik di siang hari dalam rangka mencari rezeki, dan kesungguhan serta jerih payah mereka di dalam mencari rezeki. [1]
Oleh sebab itu, Seorang muslim harus senantiasa menggunakan daya pikirnya. Allah mewujudkan fenomena alam untuk dipikirkan, beraneka macamnya tingkah laku manusia sampai adanya aneka pemikiran dan pemahaman manusia hendaknya menjadi pemikiran seorang muslim. Tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa tujuan berpikir tidak lain adalah untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT bukan sebaliknya.
B.     Hadits/ayat pendukung
QS. Yunus ayat 5-6 :
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَاْلقَمَرَ نُوْرًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَالسِّنِيْنَ وَاْلحِسَابَۚ مَاخَلَقَ اللهُ ذَلِكَ اِلَّا بِاْلحَقِّۚ يُفَصِّلُ اْلاَيَتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ(۵) اِنَّ فىِ اخْتِلَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللهُ فِى السَّمَوَتِ وَاْلاَرْضءِ لَاَيَتِ لِّقَوْمٍ يَّتَّقُوْنَ (٦)




QS. Al-Hujurat ayat 13 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya :
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13).
C.     Teori Pengembangan
1.      Ayat dan arti QS. Ar-Rum ayat 22 :
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
Artinya :
”Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-Rum: 22).
2.      Penafsiran ayat
Ayat-ayat di atas masih melanjutkan uraian tentang bukti-bukti ke-esaan dan kekuasaan Allah Swt. Ada persamaan antara pria dengan langit dan wanita dengan bumi. Dari langit turun hujan yang ditampung oleh bumi, sehingga lahir tumbuhan. Demikian juga pasangan suami dan istri. Ayat-aya diatas menyatakan: Dan juga diantara tanda-tanda kekuasaan dan ke-esaan-Nya adalah penciptaan langit yang bertingkat-tingkat dan bumi. Semua dengan sistemnya yang sangat teliti, rapi dan serasi.
Sekelumit dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan keesaan-Nya dapat diketahui dengan mengamati langit dan bumi atau alam raya ini. Perhatikanlah keadaannya, amatilah peredaran benda-benda langit. Sekian banyak benda langit yang beredar di angkasa raya, namun tidak terjadi tabrakan antar benda-benda itu, tabrakan yang mengakibatkan kehancuran bumi atau penduduknya. Belum lagi tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-nya jika kita mengetahui betapa luas alam raya ciptaan-Nya.  
Melalui salah satu benda langit yang paling berperan dalam kehidupan manusia dan makhluk di bumi, yaitu matahari, di mana terjadi sekian banyak tanda-tanda kekuasaan-Nya, yaitu perbedaanmalam dan siang, dan perbedaan musim.
Di bumi pun, sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah. Di sini yang disinggung adalah yang terdapat dalam diri manusia sekaligus yang berkaitan dengan peredaran matahari dan bumi yang disebutkan adalah perbedaan lidah,[2] perbedaan bahasa yang dimaksud adalah ragam bahasa yang digunakan manusia. Sedangkan perbedaan warna kulit yang dimaksud adalah warna putih, hitam, dan merah yang dipengaruhi oleh sinar matahari. Ayat di atas menekankan tentang perbedaan, hampir tidak ada satu pun orang yang tidak berbeda dengan orang yang lainnya karena perbedan ini lebih menonjolkan kuasa-Nya.[3] Betapa tidak demikian, manusia berbeda-beda dalam banyak aspek, padahal semua lahir dari asal usul yang sama dan bersumber dari seorang kakek.
Dan berlainan bahasa-bahasa kamu dan warana-warna kamu.” Itu pun menjadi salah satu tanda pula dari berbagai tanda kebesaran Tuhan. Terutama perlainan, meskipun manusia hidup di atas satu bumi, di bawah kolong dari satu langit, namun terdapatlah bahasa yang berbagai-bagai. Ada bahasa Inggris, ada bahasa Prancis, ada bahasa Jerman, ada bahasa Rusia dan berbagai bahasa lagi di Eropa Timur, dan ada bahasa Italia, ada bahasa Spanyol. Sedangkan di tanah air Indonesia, tidak kurang daripada 300 bahasa daerah.
Disamping perlainan bahasa yang berbagai ragam, terdapat pula perlainan warna kulit, warna muka. Kulit kuning, kulit putih, kulit hitam, kulit sawo matang dan kulit merah di Amerika pada bangsa Indian. Diwaktu menulis tafsir ini tidaklah kurang daripada 4,000,000,000 (empat milyard) penduduk dunia ini, namun tidaklah ada yang serupa. Allah Swt mentakdirkan buat tiap-tiap diri manusia ada kepribadian sendiri yang berbeda satu sama lain. Sampai-sampai pada ujung jari yang bernama sidik jari, sampai kepada raut muka, bentuk mata, bentuk hidung, bentuk telinga pun tidak ada yang serupa antara yang satu dengan yang lain. Alangkah kaya Tuhan dengan rupa dan bentuk yang denikian. Sudah sekian ratus tahun manusia hidup di dunia, yang datang dan yang pergi, dan ada lagi yang akan datang, menggantikan yang sekarang yang pasti pergi bila datang ajalnya, namun yang serupa tidak ada. Sungguh suatu keajaiban yang dahsyat.
Sesungguhnya pada yang demikian adalah tanda-tanda bagi orang-orang yang berpengetahuan”. Ujung ayat ini membayangkan tentang pentingnya orng mempunyai ilmu pengetahuan disamping pada ayat yang sebelumnya orang dianjurkan buat berfikir. Bahkan segala tanda-tanda yang telah disebutkan itu sungguh-sungguh menggalakkan manusia untuk berfikir dan belajar. Ilmu alam yang meminta pengetahuan tentang bintang-bintang di langit, ilmu bumi tempat kita berdiam. Sangat banyak ilmu yang timbul di atas permukaan bumi ini. Belum tentang bumi itu sendiri dengan berbagai ragam ilmunya, ilmu tentang lautan dengan berbagai ragamnya. Karena bertambah mendalam penyelidikan bertambah timbul keyakinan bahwa alam ini seluruhnya adalah suatu Teknik Agung yang menyeluruh. Pendeknya dikurbankan seluruh hidup menuntut ilmu, baru sedikit yang kita tahu, hidup itu sudah habis. [4]
Sesungguhnya pada hal-hal yang telah disebutkan tadi terkandung bukti-bukti yang jelas bagi orang-orang yang berilmu, yaitu mereka yang memikirkan tentang makhluk yang diciptakan oleh Allah. Maka mereka mengetahui dan menyimpulkan, bahwa Allah Swt tidak sekali-kali menciptakan makhluk-Nya secara cuma-cuma, tetapi Dia menciptakannya untuk tujuan hikmat yang mendalam, yang terkandung di dalamnya pelajaran bagi orang-orang yang menggunakan akal pikirnya.[5]
Ayat di atas di tutup dengan lil ‘alamin (bagi orang-orang yang ‘alim) yakni dalam pengetahuannya. Perbedaan bahasa dan warna kulit, hal ini cukup jelas terlihat dan disadari atau diketahui oleh setiap orang, apalagi kedua perbedaan tersebut bersifat langgeng pada diri setiap orang. Tetapi jangan duga bahwa tidak ada sesuatu di balik apa yang terlihat dengan jelas itu. Banyak rahasia yang belum terungkap . banyak juga masalah baik menyangkut warna kulit maupun bahasa dan suara yang hingga kini masih menjadi tanda tanya bagi banyak orang.[6]
D.    Aplikasi ayat dalam kehidupan
Dalam Q.S Ar-Rum ayat 22 dikatakan bahwa bahasa sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. Dengan mempelajari bahasa yang ada di dunia ini, selain bermanfaat untuk melestarikan bahasa yang semakin sedikit karena punah, juga untuk mentafakuri kebesaran Allah yang mudah-mudahan dapat membuat rasa cinta kepada Allah semakin besar.
Bahasa memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa yang menggunakannya, sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antar budaya. Oleh karena itu, pandanglah semua bahasa yang ada di dunia sebagai ilmu yang harus kita pelajari. Dengan saling mempelajari bahasa satu sama lain, komunikasi akan berjalan, dan akan menumbuhkan rasa persaudaraan.

E.     Nilai tarbawi
1.      Sekelumit tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. dan keesaan-Nya dapat diketahui dengan mengamati alam raya. Cukup mengamati matahari dengan konsistensi peredarannya dan dampak positifnya dalam kehidupan mnusia untuk mengantar kepada kesimpulan tentang kuasa dan ilmu-nya.
2.      Bukti kuasa Allah Swt. melalui lidah dalam arti bahasa dan suara, antara lain bahwa tidak seorang pun yang mempunyai suara yang sepenuhnya sama dengan orang lain. Tidak ada dua orang yang sama suara, demikian juga sidik jarinya. [7]
3.      Perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lain baik dari bahasa, warna kulit, maupun suara menjadi salah satu bukti dari kuasa-Nya di bumi yang dapat disaksikan langsung oleh kita semua.
4.      Allah Swt tidak sekali-kali menciptakan makhluk-Nya secara cuma-cuma, tetapi Dia menciptakannya untuk tujuan hikmat yang mendalam, yang terkandung di dalamnya pelajaran bagi orang-orang yang menggunakan akal pikirnya.
5.      Dengan beda-bedanya jenis dan bentuk maka akan membantu kita untuk membedakan antara orang-orang, baik melalui suaranya atau warna kulitnya. Selain itu, dengan bedanya bahasa yang dipakai akan membantu kita untuk mengetahui dari bangsa manakah dia.[8]

BAB III
KESIMPULAN
Dalam QS. Ar-rum ayat 22 dapat diambil kesimpulan bahwa dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan keesaan-Nya dapat diketahui dengan mengamati langit dan bumi atau alam raya ini. Amatilah peredaran benda-benda langit. Sekian banyak benda langit yang beredar di angkasa raya, namun tidak terjadi tabrakan antar benda-benda itu. Di bumi pun, sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah. Seperti yang terdapat dalam diri manusia adanya perbedaan lidah, suara, warna kulit, bahasa sampai-sampai pada ujung jari yang bernama sidik jari, sampai kepada raut muka, bentuk mata, bentuk hidung, bentuk telinga pun tidak ada yang serupa antara yang satu dengan yang lain. Allah Swt tidak sekali-kali menciptakan makhluk-Nya secara cuma-cuma, tetapi Dia menciptakannya untuk tujuan hikmat yang mendalam, yang terkandung di dalamnya pelajaran bagi orang-orang yang menggunakan akal pikirnya.










DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1993. Tafsir Al-Maraghi Juz 21. Semarang: CV Tohaputra.
Al-Qurtubi , Syaikh Imam. 2008. Tafsir Al-Qurtubi Jilid 11. Jakarta: Pustaka Azzam.
Hamka. 2002. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT. Citra Serumpun.
Shihab , M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: PT. Lentera Hati.
Shihab. M. Quraish. 2012.  Al-Lubab. Tangerang; Lentera Hati.












PROFIL PENULIS

Nama                           : Aanisah Agustina
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 17 Agustus 1996
Nama ayah/ Ibu           : Taswad/ Siti Asiyah
Alamat                        : Lolong, Karanganyar Pekalongan
Asal Sekolah               :
-          TK Muslimat Sampel
-          SD Negeri Lolong
-          MTs Ma’arif Karanganyar
-          MAS Simbang Kulon




[1]  Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz 21, (Semarang: CV Tohaputra, 1993), hlm. 70
[2]  M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: PT. Lentera Hati, 2002), hlm.37-38.
[3]  Syaikh Imam Al-Qurtubi, Tafsir Al-Qurtubi Jilid 11, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008),Hlm. 43.
[4]  Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PT. Citra Serumpun, 2002), hlm. 67-68.
[5]  Ahmad Musthafa Al-maraghi, Op.Cit., hlm. 71.
[6]  M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 38.
[7]  M. Quraish Shihab, Al-Lubab, (Tangerang; Lentera Hati, 2012), hlm. 143-144.
[8]  Ahmad Musthafa Al-maraghi, Op.Cit., hlm. 71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar