MAKALAH
MENINGKATKAN
FUNGSI MASJID SEBAGAI PUSAT ILMU
Disusun guna
memenuhi tugas:
Mata
Kuliah : Hadist Tarbawi 2
Dosen
Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.i
Oleh:
NIHLATUL
MAZIYAH
NIM.
2021 111 130
Kelas
D
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna
harfiahnya, tetapi memiliki beragam fungsi. Menurut pakar kebudayaan Islam asal
Palestina itu, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. masjid tidak hanya berfungsi
hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf.
Masjid Nabawi juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan,
markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat
perdagangan.
Salah satu fungsi masjid dalam islam adalah
sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Beberapa masjid, terutama masjid yang
didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar atau sekolah, yang
mengajarkan baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki
tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang
menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan
paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid
ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari
keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah
untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur'an dan
bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk
Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia.
PEMBAHASAN
A.
MATERI HADIST
Hadist 5:
Meningkatkan fungsi hadist sebagai sarana ilmu pengetahuan
حَدَثَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ
الصَّوَّافُ. حَدَثَنَا دَاوُدُ بْنُ الزَّبْرِقَانِ عَنْ بَكْرِ بْنِ خُنَيْسٍ
عَنْ عَبْدِالرَّحْمَنِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ عَبْدِ اللّهِ بْنِ يَزِيْدَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنُ عَمْرٍو.-
قال: خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهِ عَليْهِ وَسَلَّمْ ذَاتَ يَوْمٍ مِنْ
بَعْضِ حُجَرِهِ. فَدَخَلَ المَسْجِدَ. فَإِذَا هُوَ بِحَلْقَتَيْنِ. إِحْدَاهُمَا
يُقْرَأُونَ
ا لْقُرْآنَ وَيَدْعُوْنَ اللِه، وَالْأُخْرَىَ
يَتَعَلَّمُوْنَ وَيُعَلِّمٌوْنَ. فَقَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
((كُلٌّ عَلَى خَيْرٍ.هَؤلَاءِ يَقْرَأُوْنَ الْقُرَآنَ وَيَدْعُوْنَ اللهُ،
فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُمْ وَإنْ شَاءَ مَنَعَهُمْ. وَهَؤُلَاءِ يَتَعَلَّمُوْنَ
وَيُعَلِمُوْنَ. وَإنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِمًا)) فَجَلَسَ مَعَهُمْ.
(رواه ابن ماجه فى السنن, كتاب المقدمة, باب فضل العلماء والحث
على طلب العلم)
B. TERJEMAH
HADITS
Mewartakan
kepada kami Bisyr bin Hilal As-Shawwaf, mewartakan kepada kami Dawud bin
Az-Zabriqan , dari Bakr bin Khunais, daarin Abdurrahman bin Ziyad, dari
Abdullah bin Yazid, dari Abdullah bin Amr, dia berkata: Rasulullah SAW keluar
pada suatu hari dari salah satu kamarnya, kemudian masuk masjid. Maka tiba-
tiba terdapat dua kelompok pengajian: yang satu mereka membaca Al-Quran dan
berdoa pada Allah. Dan yang lainnya, mereka belajar dan mengajarkan Al-Quran.
Maka Nabi
SAW bersabda: ”Setiap mereka adalah dalam kebajikan. Mereka ini membaca
Al-Quran dan berdoa kepada Allah. Maka jika menghendaki, Allah akan memberi
mereka. Dan bila menghendaki, Allah tidak memberikan mereka. Sedangkan mereka
ini adalah belajar dan mengajarkan Al-Quran. Dan hanya saja aku adalah diutus
sebagai orang yang mengajarkan.” Kemudian beliau duduk bersama mereka.
(HR. Ibnu Majah, kitab Muqodimah, Bab keutamaan ulama dalam
mencari ilmu).
C.
MUFRADAT
Keluar
خَرَجَ :
Kamarnya
حُجَرِهِ :
Masuk
دَخَلَ :
Dua
kelompok بِحَلْقَتَيْنِ :
Membaca
يُقرَأُوْنَ :
Berdoa
يَدْعُوْنَ :
Belajar يَتَعَلَّمُوْنَ
:
Mengajarkan
يُعَلِّمُوْنَ :
D.
BIOGRAFI PERAWI
Ibnu Majah adalah ‘abdillah Muhammad
Ibn Majahal-Rabi’i al-Qazwini, lahir pada tahun 209 H dan wafat tahun 273 H.
diantara gurunya adalah AbuBakar bin Abi Syaybah, Muhammad bin ‘abdillah bin
Numayr, Hisyam bin ‘Ammar, Muhammad bin Rumhin, Ahmad bin Azhar, dan Basysyar
bin Adam dan lainnya setingkat dengan mereka.
Ulama hadist berbeda pendapat dalam
menilai kedudukan Sunan Ibnu Majah. Sebagian ahli hadist berpendapat, bahwa
yang menduduki urutan keenam dalam Kuttub al-Sittah adalah Sunan Ibnu
Majah. Yang berpendapat demikian adalah Abu Fadal Muhammad bin Tahir al-Maqdisi
(wafat tahun 507 H), penyusunan Atraf al-Kutub al-Sittah dan Syurut
al-Sittah;juga ‘abdul Gani bin al-Wahid al-Qudsy (wafat tahun 600 H),
penyusunan al-Ikmal fi asma’ rijal. Mereka beralasan di dalam Sunan Ibnu
Majah terdapat banyak hadis al-Zawaid – penjelasan atau penilaian
tambahan terhadap matn hadis yang tidak dijumpai dalam Kutub al-Khamsah.
Ahli hadis lainnya seperti Abu
al-Hasan Ahmad bin Razin al-Abduri (wafat 535 H), penyusunan al-Tajrid fi
al-Jam’ bayn al-Sihah; Abu Sa’adad Mujid al-Din ibn Asir al-Jazari (wafat 606
H), penyusunan Jami’ al-Ushul; dan al-‘Allamah al Zubaydi (wafat tahun 944 H),
penyusunan tafsir al-Wusul, berpendapat bahwa yang menduduki urut ke enam dalam
kutub al Sittah dalah al-Muwatta’ yang disusun oleh Malik bin
Anas. Mereka beranggapan bahwa derajat al-Muwatta’ lebih tinggi daripada
Sunan Ibnu Majah.
Akan tetapi Ibnu Majah telah membuat
perbedaan kualitas hadis dari sahih, hasan, da’if, munkar sampai mawdu’.
‘Ajjaj al-Khatib menyatakan bahwa hadis Sunan Ibnu Majah meliputi sahih,
hasan, da’if, dan wahi. Dari sudut sanad hadis Ibnu Majah menunjang
terhadap hadis yang bertema sama dalam periwayatan yang berbeda.
E.
KETERANGAN HADIST
Hal ini jelas sebelumnya orang yang mengajarkan Alquran atas kewenangan pada era Nabi
SAW mempunyai keutamaan perbuatan dan telah terbukti dengan adanya fakta dengan
mengatakan:”Yang terbaik mempelajari Quran dan belajar”, dan tidak keraguan
bahwa hal pertama Nabi memerintahkan kepadanya untuk mengajarinya tapi
mengajarkan lafad-lafad al- Quran di keterangan
ayat-ayat tersebut dikembangkan dan
telah meminta Revolusioner - kemurahan Allah swt - untuk berjiihad membaca
al-Quran dan yang kedua membutuhkan hadis ini.
Keberatan
dengan kenyataan bahwa bermacam-macam mengajarkan al-Quran. Keutamaan belajar hadis Abdullah bin 'Amr, ra dia
berkata: Rasulullah SAW keluar pada suatu hari dari salah satu kamarnya,
kemudian masuk masjid. Maka tiba- tiba terdapat dua kelompok pengajian: yang
satu mereka membaca Al-Quran dan berdoa pada Allah. Dan yang lainnya, mereka
belajar dan mengajarkan Al-Quran. Maka, kata Nabi SAW: “Setiap mereka adalah
dalam kebajikan. Mereka ini membaca Al-Quran dan berdoa kepada Allah. Maka jika
menghendaki, Allah akan memberi mereka. Dan bila menghendaki, Allah tidak
memberikan mereka. Sedangkan mereka ini adalah belajar dan mengajarkan Al-Quran,
fenomena ini menunjukkan bahwa belajar alquran lebih uatama daripada
perkara-perkara syariat yang lain.
Jawabannya
adalah: tidak pada pria modern untuk mengajar mengaji di kelompok pertama, namun sejauh pembacaan laki-laki
Quran tidak mengajarkan kata-katanya, dan ini bukan atas masalah ini, bahwa pendidikan
laki-laki dalam kelompok kedua penolong pertama pergi keluar untuk mengajarkan
Al-Quran, dan karena itu diminta Aws dan Khazraj mengajarkan mereka Al-Quran,
dan Nabi Muhammad, SAW ketika ia memintanya untuk mengirim mengajarkan suku
telah mengirim pembaca mereka, dan membawa pada riwayat ini lain dari Abdullah bin Amr, semoga Allah
senang dengan dia, semoga Allah memberkati duduk keduanya di masjid.
F.
ASPEK TARBAWI
Hadist diatas menjelaskan bahwa tempat terbaik untuk berdzikir, membaca
Al-Qur’an, dan mempelajari ilmu adalah masjid (rumah Allah) yang
dimakmurkan oleh orang-orang yang beriman. Dan memakmurkan yang hakiki adalah
memakmurkannya dengan menuntut ilmu dan dzikir disamping macam-macam ibadah
seperti shalat, i’tikaf dan sebagainya.
Sesungguhnya
masjid sepanjang sejarah kaum muslimin berkedudukan sebagai institusi pendidikan untuk anak kecil dan
orang dewasa. Dan tempat pertama yang merealisasikan
target-target kerja nyata yang bertujuan untuk mendidik manusia secara umum,
khususnya bagi anak-anak dan para pemuda.
Masjid
selalu mengawasi mengeritik dan menilai apakah ia dikerjakan untuk kebenaran.
Masjid jadi pengikat akan takwa bagi semua orang yang berhubungan dengan
ilmu. tanpa menghubungkan dengan masjid , orang akan lupa pada tujuan.
Kedudukan
masjid dalam masyarakat Islam menjadi sumber pengarahan ruhani
dan materi.
Sebagai halaman untuk ibadah, madrasah ilmu dan balai etika. Ia juga mencairkan
dan membebaskan jiwa-jiwa dari ikatan-ikatan duniawi, nafsu pendapatan dan
jabatan, rintangan-rintangan arogansi dan egoisme, mabuk syahwat dan nafsu.
Di dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam, masjid
ibarat ruhnya atau qolbunya pendidikan. Karena pendidikan tidak hanya
semata-mata mengetahui sesuatu hal yang baru, bukan hanya untuk mencapai
jenjang yang lebih tinggi dan tidak juga hanya semata-mata mengejar nilai. Tapi
Rasulullah telah mengajarkan kepada kita, nilai-nilai pendidikan yang hakiki untuk
menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya (Insan Kamil/ Insan Paripurna). Karena
pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik sehingga dimensi kependidikan dapat berkembang secara optimal.
Pada masa sekarang
Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas jangkauan aktivitas dan
pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan management yang baik.
Tegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid dengan memberi
warna dan nafas modern.
Masjid
telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun
fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di
situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Disamping
menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu,
bertukar pengalaman, pusat da’wah dan lain sebagainya.
Utsman Ibn
‘Affan r.a. berkata: “Rasul s.a.w. bersabda: Barangsiapa mendirikan karena
Allah suatu Masjid, niscaya Allah mendirikan untuknya seperti yang ia telah
dirikan itu di Syurga.” (HR: Bukhori & Muslim).
PENUTUP
Masjid
berkedudukan sebagai institusi pendidikan untuk anak kecil dan orang dewasa.
Dan tempat pertama yang merealisasikan
target-target kerja nyata yang bertujuan untuk mendidik manusia secara umum,
khususnya bagi anak-anak dan para pemuda.
Kedudukan
masjid dalam masyarakat Islam menjadi sumber pengarahan ruhani dan materi.
Sebagai halaman untuk ibadah, madrasah ilmu dan balai etika. Ia juga mencairkan
dan membebaskan jiwa-jiwa dari ikatan-ikatan duniawi, nafsu pendapatan dan
jabatan, rintangan-rintangan arogansi dan egoisme, mabuk syahwat dan nafsu.
DAFTAR PUSTAKA
Asa’idi,
Sa’dullah. 1996. Hadis-Hadis Sekte. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Bugha, Musthafa dan Muhyidin Mistu. 2008. Al-Wafi
Syarah Hadits Arba’in Nawawi.
Jakarta: Pustaka Kautsar.
Gazalba, Sidi.
1994. Mesjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Husna.
Maktabah
Syamilah.
Shonhaji,
Abdullah. 1992. Tarjamah Sunan Ibnu Majah Jilid 1. Semarang: Asy-Syifa’.
nama :mirza muhammad abda
BalasHapusnim :2021 111 153
kelas : D
pertanyaan ane lah ilah
menghadapi era globalisasi seperti ini,, adakah cara agar membuat khususnya para pemuda-pemudi untuk ikut meramaikan pengajaran dimasjid???karena elihat situasi sekarang malah kebanyakan yang ikut adalah orang yang sudah dewasa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
mohon jelaskan
terima kasih pertanyaanya,,
Hapusagar para pemuda-pemudi meramaikan masjid, dengan cara membuat organisasi yang bergerak dalam acara-acara keagamaan yang beranggotakan khusus para pemuda-pemudi diwilayah tersebut.
NAMA: BADIATUL LIZA
BalasHapusNIM: 2021 111 146
KELAS: D
mohon jelaskan bagaimana cara menggiatkan masjid pada zaman modern ini suapaya dapat menjadi pusat ilmu pengetahuan dan masyarakat memahaminya??
terimakassih
Pada masa sekarang, dalam memakmurkan masjid dibutuhkan kreasi-kreasi yang briliant. Kita akan ketinggalan dan jauh dari kemajuan manakala dalam proses pemakmuran masjid hanya berjalan secara alamiah dan tidak terencana dengan baik. Untuk itulah perlu melakukan terobosan dengan cara memaksimalkan potensi yang ada di masjid maupun jama’ah dan melakukan kerjasama baik antar masjid atau dengan ormas dan lembaga-lembaga lain baik pemerintah maupun swasta.
HapusSeiring dengan pengembangan kegiatan-kegiatan yang ada di masjid, pengurus juga dapat membentuk dan mengembangkan lembaga-lembaga fungsional yang dapat dijadikan sebagai media untuk meningkatkan kualitas jama’ah dan dalam kerangka membangun jaringan. Umpamanya, kegiatan yang dikembangkan lebih mengarah pada pemberdayaan petani di lingkungan masjid, maka kita dapat membentuk koperasi petani yang ada di masjid. Koperasi ini selain berfungsi sebagai wadah berkumpulnya para petani, juga bisa dikembangkan sebagai media untuk memberikan informasi berkenaan dengan ekonomi syari’ah, pembinaan etos kerja, pemberian ketrampilan dan sebagainya.
Nama : Nur Akhadiyah
BalasHapusNim: 2021 111 151
kelas : D
bagaimana agar masjid bisa menjadi pusat ilmu pada masa sekarang, sebab sekarang banyak berdiri TPQ,terlebih lagi kegiatan kegiatan keagamaan juga banyak dilakukan di rumah-rumah warga?artimya masjid hanya sebagai tempat ibadah saja?
terimakasih atas pertanyaanya,,
Hapusbanyak sekali fungsi masjid terutama zaman Rasulallah masih hidup..disamping sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat menuntut ilmu, karena dahulu belum ada tempat menuntut ilmu selain di masjid,sehingga masjid menjadi sentra kegiatan umat islam.. sedangkan pada zaman sekarang sudah banyak bangunan lain yang lebih memadai dan lebih menunjang sarana belajar mengajar seperti halnya gedung/ rumah sebagai sarana keagamaan. jadi belajar keagamaan tidak harus dimasjid lagi.
Nama : Awaliyah nailis saadah
BalasHapusnim : 2021 111 339
kelas : D
bagaimana caranya agar masjid pada zaman sekarang ini dapat menjadi pusat ilmu pengetahuan dan dapat di fungsikan secara maksimal sebagai pusat ilmu pengetahuan????
masjid berfungsi sebagai sarana peningkatan pendidikan umat Islam.oleh karena itu Pendidikan dan keimanan umat Islam ditingkatkan melalui kegiatan belajar Al Qur’an, belajar bahasa arab, memahami kandungan Al Qur’an dan hadits, serta ilmu-ilmu lain yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam. Dan kegiatn-kegiatan tersebut dapat diselenggarakan dalam bentuk kursus, TPA, MDA, pelatihan, kajian-kajian, majelis ta’lim dan lain-alin yang dilaksanakan di masjid...
HapusFAROH MAULIDA
BalasHapus2021111209
Kls D
pada umumnya masjid digunakan sebagai tempat ibadah,peringatan hari besar islam dan pengajian, bagaimana, cara meningkatkan fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan atagar sesuai dengan perkembangan zaman (modern) tetapi tidak menyimpang dri syariat islam,..??? mohon di jelaskan dan berikan ilustrasinya.!!!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusPendidikan dan keimanan umat Islam dapat ditingkatkan melalui kegiatan belajar Al Qur’an, belajar bahasa arab, memahami kandungan Al Qur’an dan hadits, serta ilmu-ilmu lain yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam. Dan kegiatn-kegiatan tersebut dapat diselenggarakan dalam bentuk kursus, TPA, MDA, pelatihan, kajian-kajian, majelis ta’lim dan lain-alin.
HapusNAILA SYARIFAH
BalasHapus2021111149
Kls D
assalamu'alaikum....
mbak ilah yang manis,sekarang banyak masjid yang dijadikan tempat wisata dan menyalah gunakan fungsi dari masjid itu sendiri...nah,bagaimana pandangan islam mengenai hal tersebut....
trima kasih....
Biasanya, jika masjid dijadikan sebagai tempat wisata, masjid tetap difungsikan sebagai tempat ibadah. pandangan islam mengenai hal tersebut.. sebenarnya islam tidak memperbolehkan masjid disalahgunakan hanya sebagai tempat wisata, namun jika dengan peningkatan seni dan kemewahan masjid dapat menarik orang orang untuk beribadah kepada Allah maka tidaklah hal tersebut dihukumi haram,,,
Hapusnurul hidayah
BalasHapus2021111269
kls D
Assalamu'alaikum..
melihat fenomena saat ini, apa yang menyebabkan anak-anak sekarang yang telah mulai menginjak dewasa malas untuk datang ke masjid untuk mengaji??
apa yang harus dilakukan untuk menyikapi hal tersebut.?? mohon d jelaskan ya menurut mbak ilah,,:)
waalaikum salam...
Hapusupaya yang dilakukan dengan mengajak para pemuda untuk rajin shalat berjamaah dimasjid, mengikuti majlis taklim, membersihkan masjid bersama-sama, menjadi panitia majlis taklim, membantu ustadz / penceramah,menjadi guru TPQ, menerbitkan majalah dinding masjid dan lain sebagainya...
nama: shofatul jannah
BalasHapusnim: 2021 111 183
tadi sudah diterangkan diatas bahwa cara meramaikan masjid yaitu dengan mengasakan pengajian yang dibentuk organisasi yang bergerak dalam acara-acara keagamaan yang beranggotakan khusus para pemuda-pemudi diwilayah tersebut. namun pemuda sekarang lebih suka duduk dirumah, mereka cnderung malas berorganisasi, mereka lebih senang pergi ke tempat hiburan dibanding masjid. nha bagaiman cara mengubah pola pikir mereka yang seperti itu???
mohon jelaskan
terimakasih
Nama : Imas Anggraeni Dewi
BalasHapusNIM : 2021 111 203
Kelas D
sesuai dengan judul diatas yaitu "meningkatkan fungsi masjid sebagai pusat ilmu"
saya ingin bertanya bagaimana cara meningkatkan fungsi tersebut mengingat pada fenomena sekarang masjid hanya digunakan sebagai tempat ibadah?
Dan bagaimana menurut pemakalah tentang banyaknya masjid namun jamaahnya sedikit?
terimakasih
kita sosialisasikan kepada masyarakat tentang fungsi masjid karena fungsi masjid tidak hanya untuk beribdah saja melainkan juga untuk pengamalan dakwah islamiyah. dengan adanya hal itu diharapkan nantinya masyarakat terutama pemuda jika sudah mengetahui fungsi-fungsi dari masjid akan dengan sendirinya secara ikhlas dapat meramaikan masjid tersebut. namun jika dalam masjid jamaahnya sedikit hal itu berarti kurangnya pemahaman mereka terhadap keutamaan-keutamaan / pahala dari shalat berjamaah.
HapusNama: NAIS STANAUL ATHIYAH
BalasHapusNIM: 2021 111 280
Kelas: D
prtanyaan:
sekarang ini banyak masjid-masjid dengan bangunan yang mewaah sehingga banyak masjid selain ebagai tempat ibadah juga sebagai tempat rekreasi, menurut Anda, apakah dengan seperti itu ada pengaruhnya dalam bidang pendidikan? bagaimana perkembangannya pada zaman dahulu dengan sekarang?apakah semakin berkembang pendidikan pada lembaga masjid atau malah menurun? mohon dijelaskan,
terima kasih
seperti yang telah saya jelaskan tadi bahwa masjid dijadikan sebagai tempat wisata, pandangan islam mengenai hal tersebut.. sebenarnya islam tidak memperbolehkan masjid disalahgunakan hanya sebagai tempat wisata, namun jika dengan peningkatan seni dan kemewahan masjid dapat menarik orang orang untuk beribadah kepada Allah / untuk mengenang atau menziarahi wali yang ada didekat masjid tersebut maka diperbolehkan,,, dalam hal ini ada pengaruhnya dalam bidang pendidikan karena berkaitan dengan pendidikan sejarah dan seni budaya... dalam perkembangannya pada zaman dahulu dan sekarang berbeda, pada zaman dahulu masjid difungsikan hnya untul ilmu pendidikan agama sedangkan pada zaman sekarang sudah diaplikasikan pada pendidikan umum juga.
HapusNama : Gilang Gintaka
BalasHapusNIM : 2021 111 207
Kelas : D
Pertanyaan :
Seberapa pentingkah keberadaan masjid di lingkungan pemakalah sbg tempat pusat ilmu pengetahuan? Jelaskan!
penting sekali,
Hapussebab masji bukan hanya untuk Keberadaan masjid dapat dijadikan sebagai lembaga pendorong umat Islam untuk berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan, Sebagai sarana peningkatan politik umat, Sebagai sarana peningkatan peran remaja masjid, dan sarana meningkatkan syi’ar agama Islam.
Nama : Arinun Ilma
BalasHapusNIM : 2021111045
Kelas : D
Sejauh mana peran atau fungsi masjid yang ada dilingkungan anda untuk menjadi pusat ilmu pengetahuan (pembelajaran)?
dan sudakah anda sebagai mahasiswa memaksimalkan fungsi masjid sebagai pusat ilmu? Terimakasih.
kurang begitu maksimal,masjid dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan karena dilingkungan saya dalam penggalian ilmu pengetahuan dan ilmu agama dipusatkan pada madrasah-madrasah. saya belum bisa memaksimalkan fungsi masjid sebagai pusa ilmu dikarenakan ilmu pengetahuan sekarang berada pada madrasah.
Hapusnama:sholihatun nisa
BalasHapusnim:2021111144
pertanyaan:
berbicara tentang masjid pasti tak lepas dari tempat untuk beribadah.disisi lain dikatakan dalam makalah bahwa masjid mempunyai fungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan.yang menjadi pertanyaan apakah ada batasan dalam mengajarkan ilmu pengetahuan di dalam masjid.kalaupun ada apakah alsannya????
kalau untuk ilmu agama tidak ada batasannya karena kita menggali beberapa ilmu dan hukum syariat yang ada dikitab-kitab tetapi kalau ilmu pengetahuan ada batasannya sebagai penerapan keterangan yang ada kaitannya pada alam..
HapusPada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan management yang baik. Tegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid dengan memberi warna dan nafas modern.
BalasHapustetapi kenyataannya sekarang, masjid kurang difungsikan sebagai tempat belajar, bagaimana cara mengembalikan fungsi masjd seperti dahulu?? berikan penjelasannya...
terima kasih
kita mengkondisikan remaja masjid dan masyarakat sekitarnya untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan masjid seperti shalat berjamaah, majlis taklim, dan lain-lain untuk itu kita perlu kerja sama pada tokoh masyarakat dan para ustad/kiai yamg dipandang perlu...
Hapusnama: aisyah
BalasHapusnim: 2021 111 158
bolehkan mengajarkan kesenian didalam masjid?
apa alasannya?
mengenai mengajarkan kesenian didalam masjid itu tidak diperbolehkan karena didalam masjid hanya untuk beribadah seperti shalat, i'tikaf dan lain-lain,,
Hapusnamun jika hal itu dilakukan diluar / disekitar lingkungan masjid maka diperbolehkan...
ANI MUSIANI
BalasHapus2021 111 181
Terkadang masjid dijadikan sebagai tempat pertemuan, tetapi jika dalam suatu pertemuan it didalam masjid tetapi tidak membahas tentang agama,apa itu boleh ???
itu jelas tidak boleh, karena masjid merupakan lembaga Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah.
HapusTegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid dengan memberi warna dan nafas modern. jelaskan dan berilah contohnya
BalasHapusnama;nur hidayah
nim;2021111145
untuk mengaktualkan fungsi dan peran masjid kita dapat menggunakan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM) atau Penguatan dan Perbaikan Berkelanjutan untuk Masjid. dengan melakukan Konsolidasi pemahaman Islam, Konsolidasi lembaga organisasi, Konsolidasi program, dan Konsolidasi jama’ah. contohnya seperti Lokakarya idarah Masjid yang diselenggarakan di Jakarta oleh KODI DKI pada tanggal 9-10 November 1974 telah merumuskan pengertian istilah Masjid sebagai berikut: "Masjid ialah tempat untuk beribadah kepada Allah semata dan sebagai pusat kebudayaan Islam".
Hapusnama; heri rubi antoni
BalasHapusnim ; 2021 111 154
yang ingin saya tanyakan
jika dimasjid mengadakan bazar buku boleh atau gak? dan termasuk membuat masjid sebagai pusat ilmu apa gak,? tolong jelaskan?
boleh saja itu berkaitan dengan fungsi masjid sarana peningkatan peran sosial umat.
HapusKeberadaan masjid dapat dijadikan sebagai lembaga pendorong umat Islam untuk berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan apalagi disaat perekonomian masyarakat terpuruk dan kurang menguntungkan. Dalam beberapa penelitian yang membuktikan bahwa salah satu daya tarik masjid adalah adanya kantin dan mini market ataupun toko buku dan lain-lain, seperti contohnya dapat dilihat beberapa masjid yang berada di kota seperti bandung, jakarta, pekanbaru dan kota-kota lainnya.
Bariroh
BalasHapus2021111029
kelas: D
Bagaimanakah perkembangan masjid sekarang di banding masjid-masjid umum pada esensi kegunaan masjid???? Dan melihat masjid digunakan untuk tempat bercanda bagaimanakah mengatasinya???
Kita diperbolehkan bercakap-cakap dalam urusan keduniaan dan semua obrolan sehingga menimbulkan tawa bersama,asal masih dalam lingkungan mubah.seperti keterangan hadis ke 9 bahwa Nabi menerangkan pada akhir zaman kelak masjid-masjid tersebut akan dipergunakan untuk tempat mengobrol.Mereka yang berbuat demikian tidak disukai Allah. untuk itu sebaiknya kita menjaga dan menghormati masid karena masjid merupakan tempat ibadah.
HapusNAMA:KHOLIS ARIFAH
BalasHapusNIM: 2021111293
KELAS: D
Apakah masjid bisa dijadikan tempat jual-beli.? dan pada masa sekarang ini masih bisakah masjid menjadi nafas islam.?
tidak bisa masjid dijadikan sebagai tempat jual beli,,
Hapusuntuk lebih jelasnya bisa ditanyakan pada pemakalah hadis ke 8..
faisal fahmi
BalasHapus2021 111 255
D
pada masa dewasa ini, banyak aliran dalam islam yang berkembang. malah ada yang ekstrim, mereka membuat masjid akan tetapi hanya untuk kepentingan kelompoknya saja, malah ada yang sampai membersihkan masjid itu setelah digunakan sholat oleh orang yang mereka anggap tidak sejalan dengan aliran mereka. menurut pemakalah sendiri bagaimana menyikapi hal tersebut?
dalam menyikapi hal tersebut kita harus meninjau kembali apa sih fungsi masjid itu??
Hapusmasjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat dan juga melaksanakan aktivitas sosial lainnya.kita sebagai manusia sama dimata Allah,kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu menyembah Allah.jadi kita tidak boleh membeda-bedakan meskipun beda aliran karena masih tetap dalam satu tujuan yaitu beribadah kepada Allah..
Nama: Mushofakhah
BalasHapusNIM: 2021111196
Kelas: D
Bagaimana menurut pemakalah jika masjid di alih fungsikan? Karena banyak masjid besar dan megah serta mewah terutama di pinggir-pinggir jalan pantura justru digunakan sebagai tempat peristirahatan dan ironisnya malah jarang digunakan sebagai tempat ibadah.
Trimakasih.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus