Laman

new post

zzz

Sabtu, 10 Maret 2012

Jawaban, Kelas B, Wiwid Prihartanti


Nama                   :  Wiwid Prihartanti
NIM/Kelas          :  2021110062/B
Mata Kuliah        :  Hadis Tarbawi 2

JAWABAN HADIS TARBAWI 2 “MEMANFAATKAN MEDIA PUBLIK UNTUK MENYEBARKAN ILMU KE KALNGAN INTERNAL”
1.             Naila Qonita
Menurut anda, media apa yang paling tepat untuk menyebarkan informasi agar cepat menyebar ke masyarakat luas ?
Jawab :
Terimakasih atas pertanyaannya,
Menurut saya media yang tepat untuk menyebarkan informasi secara cepat adalah televisi. Karena media ini dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi. Televisi juga dapat dijangkau oleh siapapun, dapat menunjukkan banyak hal. Memang sekarang ini televisi tidak bisa dianggap sebagai tuntunan tetapi justru sebagai tontonan. Saya memahami pertanyaan anda sebatas media yang cepat untuk menyebarkan informasi, berbeda dengan untuk menyebarkan informasi sekaligus mengandung aspek pendidikan. Media ini misalnya internet, sebenarnya setiap media itu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi saling melengkapi dan tergantung dari orang yang menggunakannya.
2.             Nurul Khabibah
Bagaimana memanfaatkan media publik sebagai penyampaian pendidikan agar bisa maksimal dan tepat guna ?
Jawab :
Media publik ada beberapa macam, misalnya televisi, radio, internet, media cetak dan lainnya. Media tersebut sangat berpengaruh dalam pendidikan dan dapat membantu pendidik dalam menyampaikan pesan pembelajaran.
Jadi tergantung bagaiman SDM yang ada, jika SDM memadai maka penggunaan media publik juga akan tercapai dengan baik. Serta harus sesuai sasaran dan ada pengawasan terhadap hal tersebut. Dan digunakan sesuai kebutuhan saja. Selain itu kita juga harus pintar memfilter informasi dari media publik yang mengandung nilai pendidikan agar tidak melenceng nantinya.
Terimakasih...
3.             Ida Arisetya
Apakah dengan adanya media publik, metode ceramah semakin tidak menarik? Bagaimana menurut anda apakah media publik lebih baik atau tidak?
Jawab :
Dalam hadits ini ceramah termasuk bagian dari media publik, yang dilakukan secara langsung atau saling bertatap muka antara pembicara dengan audien. Media publik bisa dikatakan sangat membantu dalam belajar mengajar, dapat menarik perhatian dan minat dalam belajar.
Jadi bukan antara media publik dengan dengan ceramah itu sendri-sendiri, tetapi ceramah disini merupakan bagian dari media publik.
Terimakasih..
4.             Ika Nurkhasanah
Media apa yang digunakan Rasulullah pada masanya dalam berdakwah ?
Jawab :
Rasulullah pada masanya berdakwah dengan media ceramah. Awalnya beliau melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, kemudian secara terang-terangan. Beliau melakukan ceramah dengan bertatap muka secara langsung dengan para sahabatnya.
Terimakasih...
5.             Ahmad Ainun Najib
Apakah cara untuk menarik minat masyarakat untuk datang ke pengajian yang dewasa ini agar tidak membosankan ?
Jawab :
Terimakasih atas pertanyaannya, cara untuk menarik minat masyarakat untuk datang ke pengajian yaitu dengan menyadarkan atau kesadaran dari masyarakat itu sendiri tentang pentingnya ilmu yang terkandung dalam pengajian tersebut. Selain itu biasanya juga tergantung dari narasumber, karena narasumber yang dalam menyampaikan materi tidak kreatif itu cenderung tidak menarik perhatian masyarakat. Juga tergantung dari lingkungan tempat masyarakat itu tinggal, jika lingkungan tersebut sudah terbiasa dengan pengajian, secara langsung masyarakat pun akan antusias dalam mengikuti pengajian tersebut.
6.             Muhammad Syukron
Banyak cara dalam menyampaikan pesan agama, melalui lagu, sinetron dan film bertemakan realigi, misal pada waktu puasa semua membuat sesuatu yang bersifat raligi, disamping menyampaikan pesan agama, tapi sebenarnya komersialitas yang dicari, agama sudah menjadi komoditas baru, bagaimana anda menangapi hal ini ?
Jawab :
Menurut ssaya, hal tersebut tidak ada salahnya selama acara tersebut memberi manfaat dan pesan agama juga tersampaikan dengan baik. Hendaknya mengutamakan bagaimana cara agar pesan tersampaikan dan bisa membuat perubahan yang lebih baik bagi masyarakat, walaupun tidak terpungkiri ada tujuan materiilnya untuk acara realigi di bulan ramadhan itu juga membantu menabah semangat dalam beribadah dan semestinya pada hari-hari biasa acara realigi tersebut juga perlu ditayangkan sesuai sikonnya.
Terimakasih...



Jawaban, Kelas E, Af'idatun Nisa


Af'idatun nisa' 2021110199
 
jawaban.......
 
Terima kasih atas pertanyaan yang teman2 berikan.
 
*setyoningsih 2021110163.. menurut saya tentang memberi pengajaran yang tidak ada dalam al-qur'an dan hadits boleh saja kalau memang itu diperlukan (untuk mengambil manfaat dan menolak kemadlorotan)tapi selama tidak bertentangan dengan syara' dan kemaslahatan yang diambil ini harus yang berdasarkan kemaslahatan umum bukan bersifat pribadi.
*rizki amalia r
Bukannya Nabi itu mendiskriminasi antara laki2 dan perempuan,tapi karna laki2 nantinya yang akan menjadi kepala keluarga,sehingga ia bertanggung jawab kepada keluarganya jadi kaum lki2 diwajibkan belajar,ya..msalkankan kaum wanita ingin belajar Nabi akan menerimanya. bukan hal itu saja,sumi boleh melarang istrinya belajar keluar kalau memang ia bisa mengajarinya. jadi wanita yang sudah menikah harus minta izin kepada suaminya. kalau melihat kondisi sekarang kebanyakan kanum wanita yang belajar karna selain tidak dapat d pungkiri lagi bahwa kaum wanita di dunia ini lebih banyak juga dikhawatirkan suami yang tidak dapat mengajari istrinya.
*sri setianingrum 2021110209.. masjid itu di zaman sekarang masih digunakan sebagai tempat belajar(madrasah). zaman dahulu masjid betul2 multifungsi,kalau sekarang sudah sedikit berkurang karna sekarang sudah menggunakan bangunan2 sendiri(tempat2 khusus/formal).
*dewi r 2021110219. tidak hnya membahas ttg agama tapi masjid sebagai multifungsi,diantaranya bisa anda lihat sendiri di bagian pendahuluan yang 10 peranan masjid. kalau untuk berjualan menurut saya,lebih baik dihindari,bukannya sekarang talah ada tempat2 khusus untuk berjualan spt.pasar.
*ferri 2021110227.. msih bisa,karna sekarang juga msih banyak masjid yang digunakan sebagai pengajian2,madin,dll. kendalanya bgi wnita yang masih haid jika ia khawatir akan tetes darahnya,juga wnita yang memiliki anak kecil,dikhawatirkan malah mengganggu yang lain.
*maela r 2021110144.. fugsi utama masjid adalah tempat bersujud(beribadah). sekarang juga masih banyak masjid yang digunakan sebagai madrasah.namun sekarang juga telah dibangun tempat2 khusus madrasah.
*ely m 2021110204. karna laki2 dan perempuan berhak mendapat pendidikan yang sama, tidak ada perbedaan untuk keduanya,kecuali pda hal2 yang khusus spt,bagian waris.
*laelatul m 2021110224. manfaatnya sangat banyak,diantaranya masjid tidak kehilangan fungsinya sebagai fungsi edukatif masjid,mewujudkan semangat al-Qur'an yang menyerukan agar memakmurkan masjid,dan masih banyak lagi. tujuannya: mejadikan pelajar yang santrinisasi,karena mrk akan mrsa canggung melakukan hal ngtf,sdgkan mrk smua bljr di masjid,sehingga hal itu mendorong mrk untuk slalu melakukan hal positif.
*indah r 2021110205. mnurut riwayat ibnu al-ashfahani(hadits mubham)anak yang meninggal tersebut belum mencapai akil baligh,shg blm memiliki dosa,dg kata lain anak tersebut belum melakukan perbuatan dosa dan durhaka kepada orang tuanya dan masih lucu2nya,dg demikian orangtuanya akan merasa sedih jika ditinggalkannya.
*Lukman H 2021110235. karna skrg bnyak orang yang pergi ke masjid tujuan utamanya adalah rekreasi bkn untuk sholat,berbeda dengan orang zaman dhulu yang pergi ke masjid dan tujuan mrk benar2 untuk beribadah di dalamnya.
*siti kuntari 2021110191. kalau masalah itu tergantung orangnya, kalau ia mamang bisa mewujudkannya, mangapa tidak.
*any m 2021110201. meurut saya, sabar itu bisa dibentuk jika kita selalu berlatih. biasanya seorang guru itu bisa sabar jika mengadapi anak didiknya dengan trik2 mrk sendiri.
*kartika 202111190. memberikan motivasi dan sentuhan2 agar mrkslslu ingat ttg smngat al-Qur'an yang menyerukan agar mrk memakmurkan masjid.
* laili m 2021110193. kalau kita menasihati guru tersebut mungkin agak sulit,mnrut saya kita laporkan saja pada pihak yang nerwajib spt kpla skolah. dan kita hrs sbr menghadapinya. tp mnrut saya jarang guru yang pilih kasih kpd muridnya,tp kdang muridnya yg salahpham/mrsa dirinya tdk dioerhatikan. salahpham/mrsa dirinya tdk
dioelaili m 2021110193. kalau kita menasihati guru tersebut mungkin agak sulit,mnrut saya kita laporkan saja pada pihak yang nerwajib spt kpla skolah. dan kita hrs sbr menghadapinya. tp mnrut saya jarang guru yang pilih kasih kpd muridnya,tp kdang muridnya yg merasa tdk di perhatikan.

Jumat, 09 Maret 2012

E54. Rizki Amalia R, 27. “HADITS MENGENAI PENAFSIRAN DAN PEMAHAMAN YANG KELIRU”


MAKALAH
“HADITS MENGENAI PENAFSIRAN DAN
 PEMAHAMAN YANG KELIRU”
NO. 27

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah                   :  Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu           :  Ghufron Dimyati, M.Si

    Disusun Oleh:
    RIZKI AMALIA R (2021110213)
  KELAS E

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012


PENDAHULUAN

Ilmu merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Bahkan Rasulullah SAW sendiri memerintahkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu walau sampai ke negeri China. Hal ini menandakan betapa pentingnya ilmu. Akan tetapi disisi lain, dalam pemahaman ilmu terkadang dapat menimbulkan persepsi yang salah.
Ilmu yang dimaksud adalah Al Quran dan hadits. Dalam penafsirannya terkadang terdapat kekeliruan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pemahaman yang keliru terhadap suatu pengetahuan, salah satunya adalah bekembangnya penafsiran- penafsiran yang salah dari orang- orang yang bodoh dan orang- orang sesat.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hadits yang berkaitan dengan penafsiran dan  pemahaman yang keliru dengan menggunakan literatur dari kitab Sunnan al Kubra, Metode Tafsir Ayat- ayat Sains dan Sosial , serta referensi lain yang masih berkaitan dengan pokok pembahasan.
           














A. MATERI HADITS
عن عبد الرحمن العذري قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : يرث هذا
العلم من كل خلف عدوله ينفون عنه تأويل الجاهلين وانتحال المبطلين وتحريف الغالين[1]
( رواه البيهقي في السنن الكبيري )

B. TERJEMAHAN
Dari Abdirahman al Adzari berkata, Rasulullah SAW berkata: “ Akan mewarisi ilmu ini dari setiap generasi, orang- orang yang terpercaya dari padanya. Mereka itu melakukan upaya membantah segala penafsiran orang- orang bodoh dan kebohongan orang- orang sesat, serta membantah penyimpangan orang- orang yang melampaui batas. (HR. Baihaqi)[2]
C. MUFRODAT
Mewariskan
يرث                 
Ilmu
العلم
Orang- orang terpercaya (adil)
كل خلف عدوله
Menafikan (membantah)
ينفون
Pendapat orang- orang bodoh
تأويل الجاهلين
Kebohongan orang- orang sesat
وانتحال المبطلين
Penyimpangan oarng- orang ghulu’
وتحريف الغالين

D. BIOGRAFI PERAWI
       Abdirrahman al Adzari adalah ayah dari Ibrahim yang termasuk golongn dari tabi’in yang menyendiri (terakhir). Saya (Mualik) tidak melihat beliau seorang yang lemah. Beliau memursalkan hadits yang berbunyi:
يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله
“Akan membawa ilmu ini dari setiap orang akhir zaman”
Tidak hanya satu orang yang meriwayatkan hadits tersebut, diantaranya Mu’an ibn Rifa’ah.[3]
E. KETERANGAN HADITS
            Hadits tersebut diatas merupakan hadits yang menjelaskan mengenai sebab terjadinya penafsiran dan pemahaman yang keliru mengenai Al Quran dan hadits, diantaranya yaitu penafsiran orang- orang  bodoh, orang- orang batil dan orang- orang ghulu.
            Pada kata “kholafin” berarti yang dibebani berlebihan, selain itu juga berarti setiap orang yang datang setelah orang terdahulu, dapat juga diartikan suatu masa dari manusia. Selain itu pada kata “Takhrifa” berarti merubah huruf dan kalimat dari makna yang sebenarnya seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi terhadap Taurat.[4]
            Penafsiran Al Quran pada dasarnya merupakan otoritas Nabi Muhammad SAW, karena hanya beliaulah yang memahami apa yang dimaksud oleh wahyu. Akan tetapi karena nabi tidak menjelaskan secara keseluruhan ayat- ayat Al Quran, maka setelah wafat para shahabat memahami Al Quran dengan cara bertanya kepada shahabat yang dikenal sebagai penafsir Al Quran ataupun dengan cara mengintepretasikan secara luas ayat- ayat Al Quran. Sehingga hal ini menimbulkan terjadinya kekeliruan dalam penafsiran  wahyu bagi mereka yang kurang berkompeten.
            Dalam hadits tersebut secara tidak langsung menyeru orang- orang berilmu disetiap generasi untuk berupaya membantah tafsiran orang- orang bodoh, kebohongan orang- orang sesat dan penyimpangan orang- orang yang melampaui batas terhadap AlQuran dan Hadits. Apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang, seseorang atau suatu kelompok tertentu dapat dengan mudah memanipulasi tafsiran sehingga menimbulkan pemahaman yang salah untuk kepentingan- kepentingan tertentu.
            Agar tidak terjadi kekeliruan dalam penfsiran ayat- ayat Al Quraan maka ada baiknya para mufasir memperhatikan adab dalam mentafsirkan Al Quran. Adapun etikanya adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki niat dan perilaku baik.
2.      Jujur dan teliti dalam penukilan.
3.      Bersikap independen.
4.      Mempersiapkan dan menempuh langkah- langkah penafsiran secara sistematis.[5]

F.  ASPEK TARBAWI
       Dari uraian diatas mengenai hadits tentang Penafsiran dan Pemahaman yang Keliru, maka dapat diambil aspek tarbawi sebagai berikut:
1.      Kita sebagai orang yang  berilmu hendaknya mengupayakan pembendungan dan pembantahan terhadap penafsiran- penafsiran yang keliru dari orang- oarng yang tidak bertanggungjawab.
2.      Hendaknya kita tidak mengambil fatwa atau keterangan Al Quran maupun hadits dari orang- orang yang bodoh karena akan meniadakan  penafsiran- penafsiran yang sebenarnya.
3.      Dari orang- orang yang batil serta orang- orang ghulu tedapat pemalsuan- pemalsuan tafsir yang merubah makna tafsiran yang sebenarnya
PENUTUP
Tafsir berarti terang, nyata, dan memberi penjelasan. Dalam hubunganya dengan Al Quran, tafsir diartikan sebagai penjelasan maksud yang sukar dari suatu lafadh. Dalam menafsirkan ayat- ayat Al Quran maupun hadits banyak terjadi silang pendapat antara mufasir satu dengan mufasir yang lain.
Orang- orang bodoh dapat memberi penafsiran secara keliru mengenai apa yang ditafsirnya karena kurangnya pemahaman mengenai suatu ilmu tertentu. Orang- orang sesat dan ghulu dapat memberikan pemahaman yang keliru mengenai suatu yang ditafsirkannya karena mungkin memiliki kepentingan- kepentingan tertentu yang dapat berdampak negatif bagi integritas agama.
Oleh sebab itu, tugas orang- orang berilmu adalah membantah segala bentuk penafsiran dari orang- orang bodoh, orang- orang batil dan orang- orang yang melampaui batas agar tidak menyesatkan orang- orang yang mencari ilmu.











.
DAFTAR PUSTAKA

Adh Dhihabi, Al Imam Hafidz Syamsyuddin Muhammad bin Ahmad. 1995. Mizanul ‘Itidal. Baairut: Dai Al Kotob Al Ilmiyah.
Al Baihaqi, Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa Abu Bakri. 1994. Sunan Baihaqi Al Kubra. Makah: Maktabah Darul Bar.
Mandur, Ibnu. 1990. Lisan Al Arab. Bairut: Dar Sander.
Rosadisastra, Andi. 2007. Metode Tafsir Ayat- Ayat Sains dan Sosial. Jakarta: Amzah.
http:// alghuroba.org/para.php
















[1]        Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa Abu Bakri Al Baihaqi, Sunan Baihaqi Al Kubro, (Makah: Maktabah  Darul Bar, 1994), juz10, hal 209.
[2] http:// alghuroba.org/para.php
[3]       Al Imam Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Adh Dhihabi, Mizanul ‘Itidal, Juz Awal. ( Bairut. Lebanon: Dai al Kotob al Ilmiyah, 1995), hal 166-167.
[4]        Ibnu Mandur, Lisan al Arab, (Baerut: Dar Sader,1990), Juz IX, hal 43 dan 58.
[5]       Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat- ayat Sains dan Sosial, (Jakarta: Amzah, 2007), hal.49.