Laman

new post

zzz

Sabtu, 05 Mei 2012

Pengajian B, Aini Lailatul Munawaroh : “Menuntut Ilmu dari ayunan sampai liang lahat dan lupa adalah bencana ilmu”


Nama Majelis Ta’lim    : Pentashih Pengajar dan Pembimbing buku Qiroati
Pengasuh / Pembicara   : Drs. H.M Chumaidi ZM
Hari / Tanggal               : Minggu, 15 April 2012
Waktu                            : 06.30-09.00 WIB
Alamat                            : Jl. Yudha bhakti, Medono, Pekalongan.
Tema Pengajian             : “Menuntut Ilmu dari ayunan sampai liang lahat dan lupa adalah bencana ilmu”
Ringkasan Pengajian

Yang saya dapat dari majelis ta’lim yang saya hadiri tersebut adalah manusia seyogyanya dibimbing dan diarahkan sejak awal pertumbuhan agar kehidupannya berjalan mulus. Bimbingan yang dilakukan sejak ini mempunyai pengaruh amat besar bagi kehidupan di masa dewasa. Oleh karena itu Nabi memerintahkan agar manusia belajar sejak kecil. Sepert sabda Nabi Saw:
اُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى لَلحْدِى (رواه إبن عبد البر)
Belajarlah (carilah ilmu) sejak engkau dalam ayunan sampai ke liang lahat”
Kewajban manusia terhadap diri sendiri yang sangat penting yaitu belajar. Belajar adalah jalan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang baru atau jalan untuk memperdalam ilmu yang dimilikinya.  
Selanjutnya yaitu mengenai hadits tentang “lupa adalah bencana ilmu” seperti sabda Nabi Saw:
آفَةً الْعِلْمَ النِّسْيَانِ,وَإِظاعَتُهُ أَنْ تُحَدِّثَ بِهِ غَيْرَ اَهْلِهِ (رواه أ بى شيبة)
Bencana ilmu adalah lupa dan menyia-nyiakannya ialah bila engkau membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya”
Ilmu merupakan suatu sifat yang dengan sifat tersebut sesuatu yang tertuntut bisa terungkap dengan sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan sarana untuk  mengungkap, mengatasi, menyelesaikan dan menjawab persoalan yang sedang dihadapi dalam hidup dan kehidupan manusia.

 

Analisa Isi Pengajian
Dari ringkasan isi pengajian tersebut penulis menganalisis bahwa ada aspek tarbawi yang sangat penting dapat kita ambil. Semua yang dipelajari anak diwaktu kecil mempunyai pesan atau pengaruh yang amat dalam baginya dan sulit untuk dihilangkan. Kesan yang diterima di waktu kecil itu telah merasuk dalam jantung hatinya sehingga telah mendarah daging bagi dirinya. Karena itu bagi orang tua dianjurkan untuk membimbing anaknya sedini mungkin dan dengan penuh kesungguhan.
Diwajibkan mencari ilmu kepada setiap manusia dengan tujuan agar manusia dapat meningkatkan ilmu yang dimiliki. Dengan kemampuan ilmu yang dimiliki itu manusia diharapka dapat memiliki cakrawala pemikiran yang luas, sehingga ia tidak terpengaruh sesuatu oleh pertimbangan yang matang. Selain itu manusia juga duharapkan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.  Dengan memiliki kemampuan tersebut diharapkan manusia akan selalu memikirkan dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh semua keputusan dan tindakan yang diambilnya.
Islam sangat menghargai sekali orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Oleh karena itu,  Nabi memerintahkan untuk menuntut ilmu dari ayunan samapai liang lahat.[1]
Keterangan selanjutnya tentang hadits  lupa adalah bencana ilmu. Ilmu dapat membedakan nilai manusia dihadapan Allah Swt, yaitu antara orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu. Karena dengan ilmunya orang dapat memikirkan semesta dengan segala ke-Maha Kuasaan pencipta. Ilmu juga merupakan sarana untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akherat.
Ilmu juga adakalanya dapat menjadikan dekat dengan Allah, akan tetapi juga menjadikannya jauh dari-Nya. Ilmu tanpa iman justru dapat mendatangakan petaka baik bagi pemiliknya maupun bagi kemanusiaan, namun juga sebaliknya iman tanpa ilmu akan membawa kepada kejumudan. Orang yang bertambah ilmunya tetapi tidak mendapatkan petunjuk dari Allah maka ilmunya hanya akan menambah jauh antara dirinya dengan Allah.[2]
Lupa ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya kita telah pelajari. Lupa dialami oleh manusia karena pernah mengingat sesuatu. Artinya pada suatu waktu sudah pernah lupa merupakan gejala psikis yang dialami oleh manusia normal. Lupa menyimpan informasi didalam memorinya, tetapi informasi yang dimaksud jarang dibangkitkan dan dikomukasikan sementara setiap hari terjadi pemasukan informasi didalam memori, ada informasi yang hilang yang sudah mampu tidak diingat kembali yaitu lupa. Misalnya, ketika sudah mempelajari banyak kitab kuning namun karena jarang di mutala’ah akhirnya ilmu yang kita peroleh menjadi berkurang bahkan sampai hilang. [3]  
Dan apabila kita hendak memberikan ilmu kepada orang lain, maka berikanlah kepada ahlinya atau orang yang menginginkannya, agar ilmu itu terpelihara dengan baik. Ilmu itu akan sia-sia jika diberikan  bukan kepada ahlinya ataupun orang yang membutuhkannya.
Dan orang yang menempatkan ilmu tidak pada ahlinya seperti seseorang yang mengikuti babi dikalungi permata, mutiara dan emas. Karena dia mengetahui bahwa ilmu itu di khususkan dengan persiapan dan mempunyai keahlian karena menempatkan ilmu tidak pada tempatnya  sungguh dia telah berbuat dhalim.[4]         


[1]               Imam suraji, Etika Dalam Prespektif Al-qur’an dan Al-hadits (Jakarta: PT pustaka Al- Husna Baru , 2006). Hlm.198
[2] Juwairiyah, Hadits Tarbawi (Yogyakarta: Teras, 2010). Hlm. 144
[3] Rosleny Marliany, Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010). Hlm.27
[4] Kitab Syarah Faidhul Qadir juz 4.hlm. 349


Aini Lailatul Munawaroh
202 111 0060
Kelas B


Pengajian A, SAIFUL HAKIM : Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW

Nama Majelis Ta’lim  : Al-Muqarrabin
Hari/Tanggal               : Jumat, 20 April 2012
Waktu                          : 16.30 wib
Alamat                         : Jl. Palapa III Perumahan Kandang Panjang, Pekalongan Utara
Pembicara                   : Hj. Mualifah
Tema                            : Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW
 
 
Ringkasan Pengajian
Dizaman kepemimpinan Rasulullah SAW. Terjadi suatu peperangan yaitu peperangan antara kaum muslim dengan kaum kafir, dimana dalam peperangan itu kaum muslimin yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya lebih banyak, semua itu atas pertolongan Allah yang selalu menyertai Rasulullah dan sahabatnya yaitu para pasukan kaum muslim. Setelah kembali dari peperangan para kaum muslimin membawa harta rampasan perang (ghonimah) dan para tawanan. Nabi Muhammad saw dan kaumnya berkumpul untuk membicarakan mengenai apa yang harus dilakukan pada tawanannya ini. Kemudian, sahabat nabi yang bernama  Abu Bakar mengusulkan bahwa lebih baik para tawanan itu dimaafkan saja. Mendengar usul Abu Bakar Nabi saw hanya diam. Kemudian Umar bin Khatab angkat bicara dan mengusulkan bagaimana jika tawanan ini kita bunuh saja. Mendengar usul Umar Nabi juga masih diam. Kemudian nabi beranjak dari tempat duduknya dan masuk kekamar, setelah beberapa menit Nabi saw keluar dari kamarnya dan memberikan tanggapannya mengenai usul dari kedua sahabatnya tersebut. Beliau menyampaikannya dengan sangat bijak dan hati-hati agar tidak menyakiti siapapun. Sebagian kaum muslim setuju dengan pendapat Abu Bakar dan sebagian lain setuju dengan Umar bin Khatab. Nabi saw memulai perkataanya, beliau memuji Abu Bakar dan mengumpamakan Abu Bakar jika di umpamakan malaikat Abu Bakar seperti malaikat Mikail yang pemaaf dan jika diumpamakan nabi Abu Bakar seperti nabi Ibrahim yang menghadapi umatnya bukan dengan keras. Kemudian Nabi saw juga memberikan pujianny kepada Umar bin Khatab, jika diumpamakan malaikat Umar seperti malaikat jibril yang maha pemberi wahyu, dan jika diumpamakan Nabi, Umar seperti Nabi Nuh yang berdoa kepada Allah “ ya allah jangan Engkau tinggalkan satupun orang kafir disini”. Nabi saw adalah pemimpin yang bijaksana, setelah memberi pujian kepada keduannya bagaimanapun sebagai seorang pemimpin nabi saw harus tegas mengambil keputusan, dan nabi saw memilih pendapat Abu Bakar untuk memaafkan para tawanannya, mendengar itu Umar bin Khatab berlapang dada menerimanya.
            Pemimpin itu hendaknya bijaksana, tegas dan berwibawa. Paling tidak seorang pemimpin memiliki sedikit sifat seperti yang ada pada diri Rasulullah. Dengan menteladani sifat-sifat beliau. Kemudian seorang pemimpin   hatinya harus bersih,
إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح لها الجسد وإذا فسدت فسد لها الجسد كله
Hati yang rusak menyebabkan segala perbuatannya buruk. Dan ketika pemimpin mempunyai hati yang rusak maka kepemimpinanya akan buruk. Tidak lagi ada keadilan dan kebijaksanaan yang dipentingkan adalah dirinya sendiri. Hati yang demikian terjadi karena kurangnya berdoa atau mendekatkan diri kepada Allah swt. Doa itu sangat penting dan segala sesuatu itu terjadi atas kehendak-NYA. Namun, setidaknya seorang pemimpin itu harus bersungguh-sungguh dalam kerjaanya karena itu adalah sebuah amanat. Seperti hadis nabi yang berbunyi “ tidaklah seorang pemimpin yang memimpin perkara orang muslim kemudian dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak berbuat baik kepada mereka kecuali dia tidak akan masuk surga bersama mereka”.
            Ciri-ciri orang yang hatinya sudah mati yaitu :
-          Mudah meninggalkan solat, misalnya ketika seseorang menjadi domas di acara hajatan dan berdandan begitu rapinya, ketika memasuki watu solat mereka merasa kesulitan jika harus berwudhu dan sebagainya maka mereka tidak mengerjakan solat.
-          Melakukan maksiat dengan bangga, seperti melakukan aborsi dan itu berkali-kali meskipun diketahui orang lain sekalipun.
-          Benci dengan Al quran, maksudnya malas membaca al quran dan lebih suka mengobrol sana sini .
-          Suka maksiat, maksudnya lebih banyak  mengerjakan larangan Allah dari pada perintahNya.
-          Benci dengan ulama, maksudnya apabila ada orang yang mengajarkan pada kebajikan justru digunjing.
-          Keras hatinya, artinya tidak mau mendengarkan nasehat orang lain.
-          Gila dunia, maksudnya bahwa orang tersebut hanya memikirkan kekayaan atau kebahagiaan dunia saja. Tanpa memikirkan akhirat.
-          Sibuk dengan menggunjing, senang menggosip dan menjelek-jelekan orang lain.
Hati adalah mata dari segalanya, hati yang dapat merasakan senang, sedih, marah, dan juga iman pada Allah dirasakan melalui hati. Menurut Abu Hurairah, hati adalah panglima, apabila panglima itu baik maka prajuritnya akan baik pula.
 
 Analisis pengajian
            Nabi Muhammad adalah super leader. Dia seorang pemimpi negara yang sepektakuler yang bisa membangun sebuah tatanegara yang adil. Dia  juga seorang pemimpin agama yang mengagumkan . dirinya bisa menggabungkan dua kepemimpinan dalam satu tubuh, pemimpin agam dan pemimpin dunia. Keberhasilan dia dia sebagai kholifah bisa lihat dari kepiawaian dia dalam berdakwah, keverdasan dia dalam berstrategi dan kelaihaan dia dalam berkalkulasi, terbukti dengan kemenangan menaklukkan makah tanpa tumpa darah, keberhasilan memimpin jazirah arab hingga beradab, kepiemimpinan dalam kemasyaraskatan, sampai kelihaian dalam rumah tangga. Sungguh beruntung kita, umat islam mempunyai sosok pemimpin yang menjadi suri tauladan. Lalu, keinginan dalam diri untuk mentauladaninya? Adakah waktu yang kita sediakan untuk mencontohkan, kalau waktu tidak ada, biaya tidak pernah keluar, kesungguhan tidak maksimal, maka kegagalan yang akan didapat, seorang pemimpin yang tidak berhasil dalam memimpin negaranya bisa jadi karena tidak mengenal betul kepemimpinan Rasul dalam memimpin khalifahanya.terjdi Kegagalan bisa juga terjadi karena ketidak mampuan seorang memimpin dirinya. Tidak berhasil memimpin nafsu, syahwat, amarah. Kalu ada seorang atasan mersa kesulitan memimpin  bawahannya, maka tanyakan pada dirinya, sudah bisakah memimpin diri? Pertanyaan-pertnyaantersebut sangat menolong kita dalam bentuk sesuatu dibanding hanya dengan  menyalahkan pihak lain. Ketidak mampuan dalam memimin diri salah satu dari indikasi dari kettidak mampuan mengolah hati. Hati tidak bis disentuh dengan tangan, pukulan, denga senjata, hati hanya bisa disentuh dengan hati lagi. Artinya memimpin yang bisa merubah orang lain adalah pemimpin yang bisa ada dihati orang yag dipimpin. Pemimpin yang berhasil mengolah hatinya, yang bisa membawa oang-orang yang dipimpinya mencari tujuan mulia dunia akhirat. Inilah yang akan menjadi pondasi bagi seseorang dalam memimpin orang lain.     
            Jadi seorang pemimpin haruslah orang yang benar-benar memiliki kerteria seperti yang di contohkan oleh Rasul yaitu seorang pemimpin yang ideal pemimpin yang benar-benar amanah dalam menjalakan tugasnya dan mementingkan umatnya dari pada diri sendiri. Paling tidak seorang pemimpin menteladani kepemimpinan Rasul meski itu sulit bahkan mustahil karna pemimpin dan sesempurn-sempurnanya manusia adalah beliua yaitu Nabi Muhammad SAW. 

SAIFUL HAKIM 
(2021110047)
Kelas   :   A

Minggu, 29 April 2012

Pengajian E, Nita Eviana: "Keutamaan yang harus diperhatikan wanita"


LAPORAN PENGAJIAN RUTINAN
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas individu
Mata Kuliah      : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu     : M. Ghufron Dimyathi, M.Si




Disusun Oleh:
NITA EVIANA  2021110217
Kelas E


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2012

Nama Majelis Ta’lim: Majelis Musholla al-Ikhlas
Pengasuh / Pembicara: H. Nashrul Huda
Hari / Tanggal: Ahad, 15 April 2012
Waktu: 20.00-21.00 wib
Alamat: Kebonsari Karangdadap Pekalongan
Tema Pengajian: Keutamaan  yang harus diperhatikan wanita
Ringkasan Pengajian
Pada suatu ketika Ali ibn Abi Thalib dan Fathimah az Zahra mengunjungi rumah nabi Muhammad saw. saat itu beliau sedang menangis, Ali dan Fathimah bertanya kepada nabi. Nabi Muhammad saw. menjawab: “ pada saat saya ( Muhammad saw. ) melakukan perjalanan isra’ mi’raj, saya melihat di neraka itu kebanyakan wanita. Lalu mereka bertanya lagi, hal apa saja yang dapat menyebabkan banyak wanita yang berada di neraka? Nabi menjawab lagi, wanita- wanita yang tidak bisa menjaga auratnya, kemudian wanita-wanita yang tidak bisa menjaga lisannya dan wanita- wanita yang membantah atau tidak taat kepada suaminya.
Analisa Isi Pengajian 
Dari ringkasan di atas dapat diambil pendidikan mengenai seorang wanita sebagai seorang muslimah yang baik, yaitu sebagai berikut:
 Pertama, seorang wanita dituntut untuk bisa menjaga auratnya. Ada hadist dari Abu Hurairah Ra. Bahwa Rasulullah Saw. bersabda: ” Ada dua kelompok ahli neraka yang tidak akan aku lihat, pertama adalah kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi untuk memukuli manusia dan kedua, para perempuan yang memakai baju transparan, atau berpakaian minim sehingga tidak menutupi tubuhnya, di mana ketika berjalan melenggak-lenggokkan tubuhnya dan menyelewengkan dari kebenaran, juga kepala mereka menoleh ke kanan dan ke kiri seperti unta yang panjang lehernya. Mereka takkan pernah masuk ke dalam surga dan takkan pernah mencium baunya. Padahal, bau surga akan tercium dari jarak begini dan begini “.[1]
Berita yang terkandung dalam hadist tersebut tentang para wanita yang berpakaian transparan dan minim, merupakan sebuah teks tentang wanita masa kini yang meniru-niru gaya hidup orang Eropa dan suka berdandan. Mereka hanya menutupi bagian tengah tubuh mereka, membuka kepala, bagian dada, rambut, leher, paha, dan kedua kaki mereka. Mereka hanya memakai baju pada sebagian anggota tubuhnya dan menelanjangi bagian tubuh yang lain. Hal ini merupakan perbuatan yang jauh dari fitrah kemanusiaan.
Kedua, adalah wanita yang tidak bisa menjaga lisannya, seorang wanita sebagai istri harus mampu dan bisa menjaga dengan baik semua yang ada di dalam keluarganya. Terutama hal-hal yang terdapat pada suaminya. Seorang istri dituntut untuk tidak mengumbar mengenai suaminya, tidak menggunjing ( ngendong ) hal-hal yang tidak penting.  
Ketiga, adalah wanita yang membantah atau tidak taat kepada suaminya. Seorang suami istri haruslah memahami satu sama lain agar hubungan keluarga menjadi harmonis. Ada beberapa hak dan kewajiban yang harus dan bisa dilakukan oleh suami dan istri yakni sebagai berikut:
a.       Hak bersama suami istri
1)   Suami istri dihalalkan saling bergaul mengadakan hubungan seksual
2)   Haram melakukan perkawinan, yaitu istri haram dinikahi oleh suaminya, datuknya (kakaknya), anaknya, dan cucunya
3)   Hak saling mendapat waris akibat dari ikatan perkawinan yang sah
4)   Anak mempunyai nasab (keturunan) yang jelas bagi suami
5)   Kedua belah pihak wajib bergaul (berperilaku) yang baik, sehingga melahirkan kemesraan dan kedamaian hidup.
b.      Hak suami atas istri
1)   Ditaati dalam hal-hal yang tidak maksiat
2)   Istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami
3)   Menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan suami
4)   Tidak bermuka masam di hadapan suami
5)   Tidak menunjukkan keadaan yang tidak disenangi suami.

c.       Kewajiban istri terhadap suami
1)   Taat dan patuh kepada suami
2)   Pandai mengambil hati suami melalui makanan dan minuman
3)   Mengatur rumah dengan baik
4)   Menghormati keluarga suami
5)   Bersikap sopan, penuh senyum kepada suami
6)   Tidak mempersulit suami dan selalu mendorong suami untuk maju
7)   Ridha dan syukur terhadap apa yang diberikan suami
8)   Selalu berhemat dan suka menabung
9)   Selalu berhias bersolek untuk atau dihadapan suami.
Dari penjelasan hak dan kewajiban suami istri, pada intinya ialah bahwa sepasang suami istri keduanya saling memiliki hak dan kewajiban yang harus diterima dan ditunaikan. Suami memiliki kewajiban member nafkah serta mempergauli istri secara ma’ruf. Sedangkan istri memiliki kewajiban tunduk dan patuh terhadap perintah suami ( selama bukan perintah untuk bermaksiat ). Di dalam pengajian ini lebih menekankan atau mengutamakan seorang wanita ( istri ) harus taat terhadap suaminya. Ada hadist  yang artinya, “ Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: seandainya aku diperintahkan untuk menyuruh seseorang bersujud kepada seseorang niscaya aku perintahkan kepada perempuan untuk bersujud kepada suaminya. ( HR. Ahmad dan Tirmidzi ).
Kata “ seandainya “ dalam hadist di atas merupakan katt pengandaian yang tentu tidak riel, karena dalam realitasnya nabi tidak pernah diperintahkan untuk menyuruh manusia sujud kepada manusia, karena manusia hanya berkewajiban untuk sujud kepada Allah swt., Tuhan semesta alam. [2]
Hadist tersebut mengandung pesan sebagaimana telah disinggung di atas bahwa perempuan ( istri ) memiliki kewajiban-kewajiban terhadap suami yang harus ditunaikan, selagi suami juga memenuhi kewajibannya terhadap istri dan suami berada di jalan yang benar.

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama               : NITA EVIANA
NIM                : 2021110217
JURUSAN      : TARBIYAH / PAI

Menyatakan bahwa saya telah mengikuti pengajian rutinan musholla al- ikhlas yang bertemakan “Keutamaan Yang Harus Diperhatikan Wanita”. Apabila dikemudian hari diketahui bahwa saya tidak mengikuti pengajian tersebut, maka saya siap untuk mengulangnya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.


Pekalongan,   april 2012


Mengetahui,

       Saksi                                                                                        Pembicara


Fathiyatun Ni’mah                                                                     H. Nashrul Huda


Yang Menyatakan


NITA EVIANA
NIM.2021110217












[1] Abdullah al- Taliyadi. Astaghfirullah, Aurat!. ( Jogjakarta: Diva Press, 2008 ) hlm. 181-182.
[2] Juwariyah. Hadist Tarbawi. ( Yogyakarta: Teras, 2010 ) hlm.136.