Laman

new post

zzz

Minggu, 20 Mei 2012

M. Farid Ash Shiddieqi : "Etika Mencari Ilmu"


      Adab - adab yang harus diperhatikan oleh seorang muslim ketika dalam mencari atau menuntut ilmu sebagaimana yang telah diterangkan dalam Kitab Tanbihul Muta’alim, adalah sebagai berikut :
1.      Tata Krama sebelum belajar, antara lain :
a.       Bersuci.
b.      Berpakaian bersih dan suci.
c.       Memakai wewangian.
d.      Di sunnahkan bersiwak.
e.       Berkonsentrasi dan mempersiapkan peralatan tulis.
2.   Tata Krama di dalam sekolah, antara lain :
a.       Duduk tenang, memperhatikan materi pelajaran, menumbuhkan rasa hormat terhadap guru. Tempat duduk harus menetap, menghadap ke guru dan kalau bisa menghadap kiblat.
b.      Memulai dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar, dengan berdo’a :
a)      Basmalah.
b)      Hamdalah.
c)      ShalawatNabi.
c.       Memperhatikan terhadap guru, berfikirapa yang guru sampaikan.
3.   Tata Krama setelah selesai KBM, antara lain :
1)      Muroja’ah, yaitu :mempelajari kembali keterangan guru yang diajarkan di kelas.
2)      Saat mau masuk kembali, maka buku tersebut di buka dan  dipelajari kembali.
4.   Tata Krama saat belajar, antara lain :
a.       Orang yang mencari Ilmu, hendaknya berbudi pekerti yang baik, agar dinaikkan derajatnya, karena orang yang mencari Ilmu Syara’ adalah benar-benar menyibukkan dirinya dalam mencari Ilmu Dunia dan Agama.
b.      Seorang pelajarharus Halal makanan dan pakaian, serta alat-alat pembelajarannya, untuk menjadikan sebab bersihan hati, karena hati sebagai tempat ilmu.
8.)    Analisa Isi Pengajian:
Setiap manusia itu memiliki kewajiban untuk mencari ilmu dan mengajarkannya untuk menghadapi suatu keadaan yang harus dihadapi. Orang Islam berkewajibanshalat, maka ia berkewajiban menunut ilmu tentang shalat dalam batas pelaksanaan fardhu, pula pengetahuan yang mendukung hal – hal yang wajib, karena sesuatu yang mengantarkan kewajiban itu menjadi berhukum wajib. Dalam kefardhuan puasa dan zakat ketika seseorang berharta ( yang berkewajiban zakat ) pula berhaji apabila merupakan hal yang wajib. Damn masalah jual – beli ketika seseorang hendak berdagang.
Demikian pula dalam urusan hubungan ( berkehidupan sesama manusia ) dan profesi seseorang. Orang yang terlibat dalam gal ini diharuskan berpengetahuan menjaga dari terjatuh kepada keharaman. Pula berkewajiban mengetahui urusan perilaku hati, yaitu tentang tawakal, kembali kepada Allah, takut ( terhadap siksaan Allah ) dan sikap ridha ( berlapang dada terhadap aturan dan kepastian Allah ), dimana perilaku hati selalu eksis setiap saat, keadaan dan kondisi.
Tidak disangsikan bahwa ilmu pengetahuan berpredikat mulia karena ilmu sebagai barometer kemanusiaan, yakni tidak ada perbedaan perilaku antara manusia dan hewan di luarsisi keilmuan, seperti sikap berani, sikap nekat, unjuk kekuatan, bermurah hati, berkasih sayang. Allah Ta’ala manampilkan kelebihan dari Nabi Adam AS di hadapan Para Malaikat dan Mereka diperintahkan untuk bersujud kepada beliau adalah karena sisi keilmuan. Dimana faktor kemuliaan ilmu adalah sebagai sarana bertaqwa kepada Allah SWT dan keberuntungan abadi di negeri akhirat.

            Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw, sebagai berikut :
عَنْ اَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَاَلَ : قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةً عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ﴿رواه الطبرانى
Artinya :         
            “ Dari Anas ra. berkata : Rasulullah saw, bersabda : Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim “.(HR. Ath-Thabrani)
Tidaklah yang dimaksud itu bahwa setiap muslim diwajibkan menuntut semua ilmu, tetapi ilmu yang wajib dituntut adalah ilmu perihal sikap perilaku ( ‘Ilmul – haal ), sebagaimana dinyatakan : “ Ilmu yang paling utama adalah ilmul haal ( ilmu untuk mengatur sikap perilaku ) dan amal perbuatan yang paling utama adalah menjaga sikap perilaku “.
عَنْ مُعَاوِيَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ يُرِدِ الله خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ﴿ متفق عليه﴾
Artinya :
            Dari Mu’awiyahra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa dikehendaki oleh Allah menjadi baik, maka Allah akanmemberikan kefahaman (ilmu) masalah agama. (HR. Bukharidan Muslim)
Orang yang sedang menuntut Ilmu, maka akan memperoleh berkah dari Allah, karena Allah dan para Malaikat-Nya akan selalu menyertaiperjalanan orang yang menuntut ilmu.
            Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw, sebagai berikut :
            Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ الله لَهُ طَرِيْقًا فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang berjalan mencari Ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
            Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمَ فَهُوَ فِي سَبِيْلِ الله حَتَّى يَرْجِع
“Barangsiapa yang keluar untuk mencari Ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.”
1.      Tata Krama sebelum belajar, antara lain :
a.       Bersuci.
Mendahulukan pensucian hati dari kekotoran akhlak dan tercelanya sifat, karena mencari ilmu adalah suatu ibadah hati. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW bersabda : “ Agama itu dibangun atas dasar ( nilai – nilai ) kebersihan “.

b.      Berpakaianbersihdansuci.
Kebersihan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada kebersihanpakaian semata, tetapi juga mencakup kebersihan hati. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah QS. At – Taubah : 28 yang artinya : “ Sesungguhnya orang – orang musyrik itu najis ( kotor jwa ) “. Ayat ini menjelaskan bahwa sifat najis tidak hanya melekat pada pakaian saja. Jadi barangsiapa yang tidak menyucikan hatinya dari kotoran – kotoran jiwa, maka tidak akan mendapat ilmu agama yang bermanfaat dan pantulan cahaya ilmu.
Ibnu Mas’ud berkata, “ Yang dimaksud ilmu itu bukan dikarenakan banyaknya riwayat, sebab ilmu adalah cahaya yang ditiupkan Allah kedalam hati ”.
c.       Memakai wewangian.
d.      Di sunnahkan bersiwak.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : Bersuci itu ada 4 macam : yaitu menggunting kunis, mencukur rambut kemaluan, menggunting kuku, dan bersiwak ( HR. Al – Bazzar dan Thabarani dari Abi Darda ). Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk membersihkan sisa makanan dari sela – sela gigi, Nabi SAW mendo’akan mereka agar mendapat rahmat karena mereka berhati – hati dalam beribadah.
e.       Berkonsentrasi dan mempersiapkan peralatan tulis.
Penuntut ilmu hendaklah selalu beruntung dengan suatu manfaat setiap waktu untuk meraih keutamaan dan kesempurnaan ilmu dengan cara selalu siap dengan alat tulis untuk mencatat setiap nilai keilmuan yang didengar dari seorang guru.Dalam menulis di buku tulis hendaklah mengosongkan bagian pinggir ( margin ), dan selalu siap dengan alat tulis untuk menulis hikmah yang didengar.

2.      Tata Krama di dalam sekolah, antara lain :
a.       Duduk tenang, memperhatikan materi pelajaran, menumbuhkan rasa hormat terhadap guru. Tempat duduk harus menetap, menghadap ke guru dankalau bisa menghadap kiblat.
Perlu diketahui, untuk didapatkan ilmu yang bermanfaat haruslah mengagungkan ilmu dan penyandangnya, mengagungkan dan menghormati guru. Seoarng ulama’ berkata : “ Seseorang berilmu yang bermanfaat pastilah ia menghormati dan mengagungkan guru (pula ilmu dan orang berilmu) dan seseorang yang gagal dalam berilmu manfaat pastilah ia meninggalkan sikap perilaku menghormati dan mengagungkan guru “.
Termasuk menghormati guru adalah tidak berjalan di depan guru, tidak duduk di tempat duduk guru, tidak mendahului bicara kecuali diijinkan, tidak banyak bicara di hadapan guru, tidak bertanya sesuatu dalanm keadaan lelah ( tenaga atau pikiran ), mencari waktu yang memungkinkan dan tidak mengetok pintu, tetapi bersabar menunggu guru keluar. Walhasil pelajar dituntut mencari kelonggaran hati guru dan tidak membuat kemarahan guru, pula melaksanakan perintah guru dalam catatan tidak berupa kemaksiatan, karena tidaklah diperbolehkan mematuhi makhluk dalam bentuk pendurhakaan kepada Allah SWT. Termasuk menghormati guru juga diantaranya menghormati putra – putri guru dan orang – orang yang dalam persambungan dengan guru.

b.      Memulai dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar, dengan berdo’a :
a)      Di awali dengan membaca Basmalah dan berdo’a, sebagai berikut :
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا﴿طه : ١١٤﴾
Artinya :
Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
(QS. Thahaa :114)
b)      Dan diakhiri dengan membaca Hamdalah, serta Shalawat Nabi.
c.       Memperhatikan terhadap guru, berfikirapa yang guru sampaikan.
            Dengan memperhatikan setiap perkataan dari guru, maka diharapkan ilmu yang disampaikan oleh guru dalam dipahami dan dihayati. Karena guru adalah sebagai tempat untuk menimba ilmu.
            Penuntut ilmu hendaklah selalu beruntung dengan suatu manfaat setiap waktu untuk meraih keutamaan dan kesempurnaan ilmu dengan cara selalu siap dengan alat tulis untuk mencatat setiap nilai keilmuan yang didengar dari seorang guru. Sebagimana ada kata mutiara yang berbunyi : “ Mendengar maka akan menghilang dan mencatat maka akan melekat “

3.      Tata Krama setelah selesai KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), antara lain :
a.       Muroja’ah, yaitu :mempelajari kembali keterangan guru yang diajarkan di kelas.
Pelajar hendaklah selalu bersama kirab ( buku ) di setiap keadaan terutama di kelas untuk ditelaah. Dinyatakan: Orang yang tidak bersama buku maka hikmah tidak bersemayam di dalam hatinya. Dalam menulis di buku tulis hendaklah mengosongkan bagian pinggir ( margin ), dan selalu siap dengan alat tulis untuk menulis hikmah yang didengar.
b.      Saat mau masuk kembali, maka buku tersebut di buka dan dipelajari kembali.
            Mempelajari kembali semua ilmu yang telah disampaikan oleh guru merupakan perkara yang Ma’ruf, karena hal yang demikian akan dapatmembuka segala memori ingatan kita terutama ilmu yang telah disampaikan pada hari yang lalu.
            Membuka ingatan tentang Ilmu, akan memudahkan kita dalam memahami Ilmu yang selanjutnya, karena runtutan dari ilmu tersebut akan terlihatjelas dalam ingatan kita.
            Sebagaimana dalam firman Allah, QS.Az-Zumar : 9, sebagai berikut :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ﴿الزمار : ٩﴾
Artinya :
            Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Ilmu Pengetahuan).)QS. Az-Zumar : 9(
4.      Tata Krama saat belajar, antara lain :
a.       Orang yang mencariIlmu, hendaknya berbudi pekerti yang baik, agar dinaikkan derajatnya, karena orang yang mencari Ilmu Syara’ adalah benar-benarmenyibukkan dirinya dalam mencari Ilmu Dunia dan Agama.
            Sebagaimana dalam firman Allah, QS.Al-Mujadiilah : 11, sebagaiberikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ﴿المجادله : ١١﴾
Artinya :         
            “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara mudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetah uiapa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Mujadiilah : 11)



            Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw, sebagai berikut :
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِهِ
﴿رواه البخارى﴾
            Artinya :
            “Barangsiapa menghendaki dunia, maka hendaknya dia berilmu, barangsiapa menghendaki akhirat, maka hendaknya dia berilmu danbarangsiapa menghendaki keduanya, maka hendaklah dia berilmu pula”.(HR. Bukhari)
Orang berilmu hendaklah berkarakter kasih sayang, gemar melakukan kebaikan dan tidak menyimpan rasa iri hati, dimana iri hati itu berbahaya dan tidak berguna. Penuntut ilmu hendaklah tidak berbantah atau bersaing, karena demikian akan menghabiskan waktu secara percuma. Syaikh Muhammad bin Abu Bakar membaca syair dari Syaikh Yusuf Al – Hamadani : “ Biarkan orang dengan perilaku buruknya, jangan dibalas. Keburukan yang dilakukan yang akan menimpanya “
b.      Seorang pelajar harus halal dalam makanan dan pakaian, serta alat-alat pembelajarannya, untuk menjadikans ebab bersihnya hati, karena hati sebagaitempat ilmu.
            Manusia dituntut untuk makan makanan yang Halalan Thoyyiban dan menjauhi yang Haram, karena sesuatu yang Halal adalah syaratmudahnya memahami Ilmu.
              Sebagaimana dalam firman Allah, QS. Al-Baqoroh : 172, sebagai berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ﴿البقرة : ١٧٢﴾
Artinya :
     “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik (Halal) yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqoroh : 172)
     Penuntut ilmu hendaklah tidak makan makanan pasar bila memungkinkan kerena makanan pasar lebih dekat dengan najis dan kotor, lebih jauh dari dzikir kepada Allah SWT dan lebih dekat dengan kelalaian, pula karena sering dilihat orang – orang melarat yang tidak mampu membeli makamereka sakit hati ( oleh keinginan yang tidak tersalurkan ), demikian dapat menghilangkan nilai barakah.

Nama          :  M. Farid Ash Shiddieqi
Kelas          : G
Nim            :  2021110306
  • Nama Majlis Ta’lim                  :    Al-Ikhsan
  • Pengasuh/Pembicara                :    Ust. M. Mutawali
  • Hari/Tanggal                             :    2 – 30 April 2012 (kajian mingguan)
  •  Waktu                                        :    19.30 (ba’da Isya’)
  • Alamat                                       :    Pandanarum RT 09 / RW 03 Kec.Tirto Kab. Pekalongan.
  • Tema Pengajian                        :    Kajian KitabTanbihul Muta’alim


Lampiran kolom tanda tangan teman sejawat.


                       Tertanda,                                            Tertanda,

                    (Abdul Hadi)                                       (M. Lendra)

                       Tertanda,                                            Tertanda,

          ( M. Farid Ash-shiddiqie )                     ( Lusiana Mashitoh )

                       Tertanda,                                           Tertanda,

                 ( Anna Irhamna )                                   ( Riskiyah )


Wiwid Prihartanti (C) : "Balasan dan Keutamaan belajar Al-Quran"


1.      Ahad, 1 April 2010
(Hadits tentang larangan memukul wajah)

اِذَا ضَرَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبُ الْوَجْهَ . (رواه البخا رى)
“Apabila seseorang diantara kalian memukul, janganlah memukul bagian muka. (HR. Bukhari)

Dalam hadits tersebut, di jelaskan bahwa seorang pendidik boleh memberi hukuman terhadap muridnya, salah satunya boleh memukul. Namun memukul tersebut bukan dengan tujuan untuk menyakiti murid, memukul hanya sebatas pengajaran. Dalam hadits memberikan batasan bahwa kita sebagai pendidik atau calon pendidik dilarang memukul bagian wajah karena wajah adalah bagian terpenting dan terindah bagi manusia. Dalam islam ketika anak telah berusia 7 tahun namun belum mau mengerjakan sholat maka orang tuanya boleh memukul anak sebagai pengajaran. Dalam ilmu pendidikan dijelaskan bahwa hukuman memukul dilakukan pada bagian tubuh yang tidak berbahaya dan jangan sampai mengangkat tangan, dengan kata lain pukulan tersebut tidak boleh keras bahkan sampai membekas.

2.      Ahad, 8 April 2012
(Hadits tentang perintah taqwa)
 مَا اُعْطِى الْسَا ئِلِيْنَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللهِ عَلَى سَائِدِ الْكَلاَمِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ . (اخرجه الترمذى)
“ Hai anak adam;Taatlah kepada tuhan mu, maka kamu termasuk orang yang berakal dan janganlah kamu mendurhakainya karena kamu akan dinamai seseorang yang jahil. (HR, Abu naim melalui abu Hurairah ra)
Manusia diciptakan dimuka bumi sebagai kholifah fil ardh yaitu pemimpin di muka bumi, dengan tujuan hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Beribadah dalam artian taqwa pada Allah swt. Taqwa adalah taat mematuhi perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-laranganNya. Manusia diberikan kelebihan dari makhluk-makhluk lain berupa akal, sehingga segala perbuatan yang akan dilakukan haruslah dengan pertimbangan terlebih dahulu tidak seperti hewan yang hanya menggunakan nafsu dan insting. Dengan akal manusia dapat mempertimbangkan baik buruknya amal perbuatan karena pada saatnya nanti akan di mintai pertanggung jawaban Allah swt atas segala perbuatannya. Sehingga sebagai orang yang berakal manusia harus taat pada Allah swt.

3.      Ahad, 8 April 2012
Tentang balasan orang yang belajar dan mengajarkan Al-quran, Ustadz Drs. HM Chumaidi ZM menyebutkan dalam sebuah hadits qudsi berikut:
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ الْخُدْرِى رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ الرُّبُّ عَزَّوَجَلَّ مَنْ سَغَلَهُ الْقُرْاَنُ وَذِكْرِى عَنْ مَسْأَ لَتِى, اَعْطَيْتُهُ اَفْضَلُ مَا اُعْطِى الْسَا ئِلِيْنَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللهِ عَلَى سَائِدِ الْكَلاَمِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ . (اخرجه الترمذى)
“Dari Abu Sa’id Al Khudri Ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman , “ Barang siapa yang sibuk membaca Al-quran dan dzikir kepada-Ku dengan tidak memohon kepada-Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama daripada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta.” Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan, seperti kelebihan Allah atas seluruh makhluk-Nya.” ( Hadits di takhrij oleh Tirmidzi)[1]

Dari hadits diatas memberikan semangat untuk seorang pendidik/guru yang ikhlas dalam mengajarkan ilmu (Al-quran). Kadang sebagai seorang pendidik khawatir mendapatkan upah yang kecil dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Namun Allah swt dalam sebuah hadits qudsi diatas menjanjikan akan memberikan sesuatu yang belum diminta kepada orang-orang yang mau belajar Al-quran dan yang mengajarkannya. Sesuatu yang belum diminta sekalipun akan diberikan bahkan melebihi pemberian pada orang yang meminta pada Allah.
Sehingga sebagai orang mukmin, seorang pendidik harus ikhlas dalam mengajarkan ilmu pada muridnya tanpa mempertimbangkan besar kecilnya materi yang akan didapat, karena balasan Allah lebih baik dari balasan makhlukNya.

4.      Ahad, 22 April 2012
(Hadits tentang belajar dan mengajarkan Al-Quran)
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاَنَ وَعَلَّمَهُ(رواه البخا رى) .
Sebaik-baiknya Manusia adalah yang belajar Al-quran dan  yang mengajarkannya.”(HR. Bukhari)
Dalam pertemuan dan bahasan hadits ini, Ustadz Drs.HM. Chumaidi ZM, menjelaskan bahwa orang islam harus belajar Al-quran atau mengajarkan Al-quran. Orang yang mau belajar dan mengajarkan Al-quran maka hidupnya akan bahagia, tentram, tenang jiwanya dan mendapatkan keberkahan dari Allah swt. Ada sebuah hadits yang menjelaskan kurang lebih “ Barang siapa yang membaca al-quran maka setiap hurufnya itu adalah sepuluh hasanah dan satu hasanah menjadi seratus kebaikan.”
Sehingga kita senantiasa diperintahkan untuk belajar dan mengajarkan Al-quran.

5.      Ahad, 29 April 2012
( Hadits tentang “Lupa adalah bencana ilmu”)

اَفَةُ الْعِلْمِ النَّسْيَانُ, وَاِضَاعَتُهُ اَنْ تُحَدَّثَ بِهِ غَيْرَ اَهْلِهِ.
 (رواه ابن ابى شيبة)

“ Bencana ilmu adalah lupa dan menyia-nyiakannya ialah bila engkau membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya.” (HR. Ibnu Abu Syaibah)

Dari penjelasan hadits ini, pelajaran yang dapat saya tangkap bahwa kita jangan pernah menyia-nyiakan ilmu. Apabila kita belajar sesuatu haruslah pada orang yang professional/ menguasai dalam bidangnya. Karena jikalau kita bertanya suatu ilmu bukan pada orang yang ahli dalam bidangnya maka itu akan menjadi sia-sia belaka karena ilmu yang kita dapat tidak akan sesuai dan mungkin akan jauh dari kebenaran.
Ada sebuah cerita tentang Rasulullah saw suatu hari pernah ditanyai tentang masalah pertanian oleh seorang sahabat, dan beliau hanya menjawab sekedarnya saja. Kemudian suatu hari sahabat tersebut datang lagi menemui Rasulullah saw dan meminta penjelasan kenapa jawaban yang disampaikan tidak sesuai dengan harapan petani, hama bukan hilang malah menjadi banyak. Kemudian Rasulullah menjelaskan bahwa Beliau tidak mengetahui dalam bidang pertanian, seandainya mau bertanya sesuatu maka bertanyalah pada ahlinya maka akan mendapatkan pengetahuan yang benar.
Sehingga untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan tidak menyia-nyiakan ilmu kita harus belajar dari ahlinya.


 Nama Majlis Ta’lim                 : Pentashih Pengajar Dan Pembimbing Buku Qiroati
Pengasuh / Pembicara             : Drs. H.M. Chumaidi ZM
Hari / Tanggal                         : Ahad / 1 April-22April 2012
Waktu                                     : 06.30-09.00 WIB
Alamat                                    : Jln. Yudha Bakti, Medono, Pekalongan
Tema Pengajian                       : Balasan dan Keutamaan belajar Al-Quran
Sumber/ Kitab                         : Durrotul Ahadits (Mutiara hadits, jilid 2)
                                                  H. Taufiqul Hakim, Bangsri Jepara.

Pekalongan, 1 Mei 2012

Wiwid Prihartanti
2021110062
Kelas C








Validasi:

Nur Maila
2021110087


[1]  Achmad sunarto & samsudin noor. Himpunan Hadits Qudsi. (Jakarta: An-Nur, 2005), Hal.40