MEMAKNAI ISRO' MI'ROJ
Isro' Mi'roj merupakan surat mandat visi manusia untuk merepre-sentasikan hakikat hidup bahwa kualitas manusia di hadapan Sang Kholiq adalah mereka yang mau bergerak secara dinamis dalam rangka memberikan darma dan mempertahankan kemaslahatan kehidupan ummat, selanjutnya semua ikhtiar dan prestasi hidup dikembalikan lagi ke haribaan Sang Maha Kuasa.
Isro' lebih kepada transaksi horisontal (hablun minan naas) dimana hakikat manusia difokuskan untuk meletakkan dasar-dasar kehi- dupan yang mengedepankan simbiose mutualisme yang mengama-natkan agar tejalin kerjasama yang positif dan saling memberikan kontribusi yang bermanfaat demi terjaganya kehidupan yang ber- martabat, toleran, berkeadaban, dan humanis. Statemen Rasulullah SAW bahwa hakikat manusia paripurna manakala manusia secara simultan (istiqomah) memposisikan diri untuk menopang, mengang- kat, menyelaraskan dan menyeimbangkan fitrah manusia agar tetap dalam kehidupan yang harmonis, toleran dan berkeadaban, "sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat kepada perikehidupan umat manusia" ().
Mi'roj cenderung kepada transaksi vertikal (hablun minallah) yang mana hakikat manusia diproyeksikan dalam rangka mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Semua ikhtiar dan pengabdian termasuk prestasi hidup semata-mata milik Sang Maha Sempurna. Segala cita, motivasi, pengharapan dan performa pada akhirnya menuju kepada Yang Maha Kasih dan Maha Sayang. Apapun harkat dan martabat manusia pada ujungnya akan kembali kepada Sang Pemilik sekali- gus Sang Pemelihara alam semesta, Allah SWT, "kami milik Allah, dan kami akan kembali kepada-Nya" (QS. ).
Secara sederhana dapat kita katakan bahwa Isro' Mi'roj selain mengamanatkan perintah sholat pada dasarnya bisa kita pahami sebagai momen yang mengingatkan kepada manusia pada fitrahnya, yaitu sebuah misi horisontal agar secara efektif memberi kontribusi positif kepada sesama secara global, juga misi vertikal agar secara konsisten mengakui, menyadari dan meyakini bahwa segala ikhtiar dan prestasi pada akhirnya akan kembali kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
Pekalongan, 27 Rajab 1434 H
M. Ghufron Dimyati, M.S.I
.