sbm F4 : media pembelajaran - word
sbm F4 : media pembelajaran - ppt
sbm F4 : media pembelajaran - ppt
MAKALAH
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
“Media Belajar Mengajar”
Guna Memenuhi
Tugas :
Mata
Kuliah : Strategi Belajar Mengajar (SBM)
Dosen
Pengampu : M. Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
1.
ARUM ARIFAH 2021110271
2.
NISFU LAILA 2021110272
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan
masalah yang cukup kompleks dimana banyak factor yang ikut mempengaruhinya.
Salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang
peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat
ditentukan oleh factor utama guru. Tugas utama guru adalah menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar
mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat
tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya.
Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.
Proses komunikasi tersebut selalu mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan. Pada
awalnya manusia hanya mengenal komunikasi melalui suara. Komunikasi ini terjadi
ketika face to face saja. Dalam tradisi Yunani misalnya telah menggunakan obor
sebagai isyarat, orang Indian menggunakan api unggun supaya asapnya dapat
dilihat dari jauh. Setelah itu alat komunikasi itu berubah menjadi wujud mengorek
kayu dan memukulnya. Irama pukulan tersebut dapat dijadikan sebagai informasi
seperti yang digunakan oleh suku 0 di Ghana.
Dan media sekarang ini yang akan kami bahas
dalam makalah ini adalah media yang berlangsung pada zaman yang pendidikannya
sudah maju ini.
Mari kita menyimak dan memahami secara konsen
makalah ini, sebelum memulai mempelajari makalah ini mari kita membaca
Basmallah terlebih dahulu.
BISMILLAHIRROHIIM…
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MEDIA BELAJAR MENGAJAR
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk
jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti
tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai
“antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu
yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan)
dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang
dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.[1]
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat
peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu
pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi
pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan
nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media
pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning.
Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran
berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline
dan Web sebagai bahan ajar online.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli
komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu :
(1)
Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang
baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan
Ely dalam Ibrahim, 1982:3)
(2)
Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber
(pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru,
1988:11)
(3)
Komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan
kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)
(4)
Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga
proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan
yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)
(5)
Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri
antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder,
film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan
Briggs dalam Arsyad, 2002:4)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses
interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung
secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
dicita-citakan.[2]
B.
MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU
Media
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah sebagai suatu kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk
membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di
berikan oleh guru kepada anak didik.
Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan tingkat kesukaran tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti : globe, grafik, gambar dan lain-lain.
Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan tingkat kesukaran tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti : globe, grafik, gambar dan lain-lain.
Disamping
itu media juga mempunyai fungsi untuk mengatasi kebosanan dan kelahan yang
diakibatkan dari penjelasan guru yang sukar di mengerti.
Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Setiap
materi pelajaran tentu memiliki kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada
bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain sisi ada bahan
pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Bahan
pengajaran yang tinggi tentu sukar diproses anak didik. Apalagi bagi anak didik
yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu. Maka dari itu guru
harus memberikan media sebagai alat bantu menyampaikan pelajaran kepada anak
didiknya supaya mudah dipahami.
Walaupun
begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut
sekehendak guru. Tetapi harus memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan. Media
yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentu diperhatikan.
Sedangkan yang tidak perlu harus di buang jauh-jauh untuk sementara . Kompetensi
guru juga harus dipertimbangkan, apakah mampu atau tidak menggunakan media
tersebut, karena jika tidak menguasai media tersebut akan sia-sia.
Dapat
dipahami bahwa media adlah alat bantu dalam proses belajar mengajar dan gurulah
yang menggunakannya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan
pembelejaran.
C.
MEDIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Belajar
mengajar adalah proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh
setiap anak didik. Sumber belajar dapat diterima dimana-mana : di sekolah, di
masyarakat, dll.Udin Saripudin dan Winataputra (199;65) mengelompokkan sumber
“belajar menjadi lima kategori yaitu : manusia, buku / perpustakaan, media
massa, alam lingkungan dan media pendidikan. Karena itu sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran
terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
D.
MACAM-MACAM MEDIA
1.
Dilihat dari Jenisnya
a.
Media
Auditif
Media
auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja. Media ini tidak
cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
Contoh
: radio, cassette recorder, piringan hitam, dll.
b.
Media
Visual
Media
visual adalah media yang hanya mengandalkan indera pengelihatan. Media visual
ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film rangkai, film bingkai foto,
lukisan, dll.
c.
Media
Audiovisual
Media
audio visual adalah media yang mempunyai unsure suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
auditif dan visual.
Media
ini dibagi ke dalam :
-
Audiovisual
Gerak
Media
Audiovisual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsure suara dan gambar
yang bergerak. Seperti : film suara dan video cassette.
-
Audiovisual
Diam
Media
Audiovisual diam adalah media menampilkan suara dan gambar diam. Seperti : film
film bingkai suara diam, cetak suara, dll.
2.
Dilihat dari Daya Ingatnya
a.
Media
dengan Gaya Liput Luas dan Serentak
Penggunaan
media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah
anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
Contoh
: Radio dan televisi.
b.
Media
dengan Gaya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat
Media
ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus.
Contoh
: Film layar lebar, saund slide, dll.
c.
Media
untuk Pengaran Individual
Media
ini penggunannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul
berprogram dan pengajaran melalui komputer.
3.
Dilihat dari Bahan Pembuatannya
a.
Media Sederhana
Media
ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah,
dan penggunaannya tidak sulit.
b.
Media Kompleks
Media
ini adalah yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya,
sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.[3]
E.
PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN dan PENGGUNAAN MEDIA
A. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara
lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi
siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),
mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan antara lain:
1.
Media yang dipilih hendaknya selaras dan
menunjang tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap
penting dengan memilih media.
3.
Kondisi Audien (siswa) dari segi subjek belajar
menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan
kondisi anak.
4.
Ketersediaan media disekolah memungkinkan bagi
guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu
menjadi pertimbangan seorang guru.
5.
Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan
apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna,
dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6.
Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan
apa yang dicapai.[4]
Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan
perencanaan yang baik, seorang guru harus memilih salah satu media yang tepat
atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
·
Ia sudah merasa akrab dengan media itu
·
Ia merasa bahwa media yang dipilih dapat
menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya
·
Media yang dipilih dapat menarik minat dan
perhatian siswa.
Selain itu ada beberpa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan
media, diantaranya:
1.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.
Tepat untuk mendukung isi pelajaran.
3.
Praktis, luwes dan bertahan.
4.
Guru tampil menggunakannya.
5.
Pengelompokan sasaran.
6.
Mutu teknis.[5]
F.
FUNGSI dan MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Fungsi Media Pembelajaran
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat
bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan
pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar,
memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih
sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi
untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran.
Edgar Dale mengklasifikasi pengalaman belajar anak
mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap
paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan kerucut
pengalaman (cone of experience). Dapat dilihat pada gambar di bawah ini
:
Abstrak
Konkrit
Gambar 1.1 Kerucut
Pengalaman Edgar Dale
Pada saat ini media
pengajaran mempunyai fungsi:
ü
Membantu memudahkan
belajar bagi siswa/wahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru/dosen.
ü Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak
dapat menjadi konkret).
ü Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya
pelajaran tidak membosankan).
ü Semua indera murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu
indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera laiannya.
ü Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam
belajar.
ü Dapat membangkitkan dunia teori dengan relitanya.[6]
Salah satu fungsi
utama media pebelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Selain itu media pemmbelajaran juga dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar
yang besar jumlahnya, yaitu:
v Memotivasi minat atau tindakan;
v Menyajikan informasi;
v Memberi instruksi.[7]
2.
Manfaat Media
Pembelajaran
Banyak manfaat yang diperoleh dari menggunakan media pembelajaran dalam
mengajar diantaranya:
Ø Bahan pelajaran akan
lebih jelas bagi maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
Ø
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk
setiap jam pelajaran didepan kelas yang berbeda secara bergantian.
Ø
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya mendengarkan keterangan guru, tetapi melakukan juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemokrasikan dan lain-lain.
Ø
Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Ø
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalitas.
Ø Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti: terlalu besar, terlalu
kecil, gerak terlalu lambat, gerak terlalu cepat, peristiwa masa lalu,
kompleks, konsep yang terlalu luas.[8]
Beberapa hasil penelitian
menunjukan dampak positif dari penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran,
diantaranya:
·
Penyampaian pelajaran menjadi
lebih baku.
·
Pembelajaran jadi lebih menarik.
·
Pembelajaran menjadi
lebihinteraktif.
·
Lama waktu pembelajaran jadi
lebih singkat.
·
Kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan.
·
Pembelajaran dapat diberikan
kapan saja dan dimanapun.
·
Sikap positif dari para siswa
terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
·
Peran guru dapat berubah kearah
yang lebih positif.[9]
G.
Pengembangan Media dalam Belajar Mengajar
1.
Pengertian Pengembangan Media dalam Belajar Mengajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Dan lebih dijelaskan
lagi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa
pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran,
pengetahuan dan sebagainya). Kegiatan pengembangan meliputi tahapan:
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diikuti dengan kegiatan
penyempurnaan sehingga diperoleh bentuk yang dianggap memadahi.
Untuk melakukan kegiatan pengembangan
media pembelajaran diperlukan prosedur pengembangan. Prosedur pengembangan
adalah langkah-langkah prosedural yang harus ditempuh oleh pengembang agar
sampai ke produk yang dispesifikasikan. Prosedur pengembangan media meliputi
beberapa tahap, yaitu perencanaan atau penyusunan rancangan media, produksi
media, dan evaluasi media.[10]
Sumber lain menyebutkan bahwa pengertian pengembangan media
pembelajaran adalah suatu usaha penyusunan progam media pembelajaran yang lebih
tertuju pada perencanaan media. Media yang akan ditampilkan atau digunakan
terlebih dahulu direncanakan dan dirancang sesuai dengan kebutuhan lapangan
atau siswanya.[11]
2.
Langkah-langkah
Pengembangan Media dalam Belajar Mengajar
Secara garis besar
kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang
harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian.[12]
Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan
program media, Arief
Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan
program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
·
Menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa.
·
Merumuskan
tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan jelas.
·
Merumuskan
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.
·
Mengembangkan
alat pengukur keberhasilan.
·
Menulis naskah
media.
Dalam sumber lain disebutkan ada 6 langkah yang bisa ditempuh guru pada
waktu ia mengajar dengan mempergunakan media, diantaranya:
v Merumuskan tujuan
pengajaran dengan memanfaatkan media.
v Persiapan guru.
v Langkah penyajian
pelajaran dan pemanfaatan media.
v Langkah belajar
siswa.
v Langkah evaluasi
pengajaran.[14]
BAB 3
PENUTUP
Media
sebagai perantara dalam penyampaian materi pembelajaran, sangatlah mewmpunyai
peran yang amat penting. Media bisa berperan sebagai alat bantu ataupun sumber
belajar dalam proses pembelajaran.
Untuk
dapat merasakan manfaatnya, guru dapat mempergunakan dan mengembangkannya dalam
proses belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Media dapat
dimanfaatkan oleh guru adalah media yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Arsyad, Azhar. 2010. Media
Pembelajaran. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Ø
Asnawir. Dan Bayirudin
Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: Ciputat Pres.
Ø
Djamarah, S.B. Dan Aswan
Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ø
Harjanto. 1997. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ø
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi
dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta : Gama Media Yogyakarta.
Ø
Sadiman, A.S., dkk. 2007. Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanaatannya. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Ø
Syah, Darwin. 2007. Perencanaan
Sistem Pengajaran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung Persada Press.
Ø
http://afhie-cirebon.blogspot.com/2011/12/pengertian-pengembangan-media.html,
Diakses, 1 Oktober 2012.
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran, Yogyakarta: Gama Media
Yogyakarta , 2009. Hlm. 100
[2] Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta,:
PT. Rineka Cipta, 1997. Hlm. 242
[3] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta:Rineka Cipta,2006).hlm.122-126
[4] Asnawir dan
Usman M.Basyiruddin, Media Pembelajaran,
Jakarta:Ciputat Press,2002, hlm.15-16
[8] Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan
Agama Islam, Jakarta:Gaung Persada Press, 2007, hlm.125-126
[10] http://afhie-cirebon.blogspot.com/2011/12/pengertian-pengembangan-media.html, Diakses, 1 Oktober 2012
[14] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.cit.,hlm.154-155.