Laman

new post

zzz

Rabu, 01 Mei 2013

f12-2 khasanah REBOISASI DAN PENGHIJAUAN



KELESTARIAN ALAM
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
MAKALAH
Disusun Guna memenuhi Tugas :
Mata Kuliah  : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu        :Muhammad Ghufron.MS.i

Disusun Oleh :
Khasanah   2021 111 369
Kelas          : F

f12-1 m. fahminnafi' LARANGAN ILLEGAL LOGING



MAKALAH
HADITS TENTANG LARANGAN ILLEGAL LOGING
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah  : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu      : Muhammad Hufron, M.S.I

Oleh:
MUHAMMAD FAHMINNAFI
2021111365
Kelas F

e12-1 inafa atina: Illegal Loging

HADITS TARBAWI II
Hadits 61: Larangan Illegal Loging
Makalah ini disusum Guna Memenui Tugas Individu
Mata Kuliah Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu: Muhammad Hufron, M.S.I

Oleh:
Inafa Atina          2021111380
Kelas E

d12-3 awaliyah naelis s. PENCEMARAN POLUSI



MAKALAH
LARANGAN PENCEMARAN DAN POLUSI
SERTA PERHATIAN TERHADAP KEKAYAAN HEWANI
Disusun dan Disampaikan untuk Memenuhi Tugas:
                   Mata Kuliah            : Hadits Tarbawi II
   Dosen Pengampu     : Muhammad Hufron, M.S.I

Disusun oleh: 
Awaliyah Nailis saadah   2021 111 339 
Kelas D

d12-2 kholis arifah REBOISASI & PENGHIJAUAN



HADITS 62 & 63 REBOISASI & PENGHIJAUAN
MAKALAH

 Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah                : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu        : Muhammad Ghufron, M.S.I

Oleh:
Kholis Arifah              2021111293
Kelas: D

d12-1 nais tsanaul a. ILLEGAL LOGING



LARANGAN ILLEGAL LOGING (PENEBANGAN LIAR)
MAKALAH
       Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah                : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu        : Ghufron Dimyati, M. SI

Oleh:
Nais Stanaul Athiyah
NIM 2021 111 280
Kelas D

c12-3 silfina hayati LARANGAN PENCEMARAN - KEKAYAAN HEWANI



LARANGAN PENCEMARAN DAN POLUSI
SERTA PERHATIAN TERHADAP KEKAYAAN HEWANI
MAKALAH
       Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah            : Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu    : Muhammad Hufron, M.S.I


Oleh:
Silfina Hayati
2021 111 268
C

c12-2 hasan bisri REBOISASI DAN PENGHIJAUAN



MAKALAH
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata kuliah     : Hadits tarbawi II
Dosen pengampu        : Muhammad Ghufron Dimyati, M.SI

Disusun oleh :
HASAN BASRI
(2021 111 241)
KELAS: C

a12-2 imam dzikri REBOISASI DAN PENGHIJAUAN

MAKALAH
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
Dosen Pengampu                    :  Muhammad Hufron, M.S.I
Mata  Kuliah                           :  Hadits Tarbawi II




Disusun oleh :
Imam Dzikri
(2021 111 227)
                            
                               
 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Alam semesta merupakan karunia yang paling besar terhadap manusia, untuk itu Allah S.w.t. menurut manusia untuk memanfaatkannya dengan baik dan terus harus ber-syukur kepadanya. Akan tetapi pada kenyataannya lain, malahan terjadi kerusakan disana-sini akibat perbuatan orang-orang munafiq.
Rosulullah S.a.w. menyuruh untuk menanam kembali apa yang rusak dari hutan yang telah ditebang dan dirusak. Rosulullah sendiri memuji perbuatan ini dengan salah satu perbuatan yang terpuji.
Kerusakan lingkungan alam dan atau kurangnya lingkungan hijau dapat menjadi salah satu sebab terjadinya banjir. Tindakan reboisasi atau penghijauan juga dapat menjadi cara untuk mencegah banjir. Sebagian orang menyangka bahwa program penghijauan  bukanlah suatu amalan yang mendapatkan pahala di sisi Allah, sehingga ada diantara mereka yang bermalas-malasan dalam mendukung program tersebut

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hadis Reboisasi dan Penghijauan.
62- عَنْ أَنَسٍ بِنْ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِنْ قَامَتْ عَلَى أَحَدِكُمُ أَلْقِيَامَةُ وَ فِى يَدِهِ فَسْلَةٌ فَلْيَغْرِسْهَا ) . (رواه أحمد فى المسند, باقى مسند المكثرين, مسند أنس بن مالك)
63- عنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَة } (رواه البخارى فى الصحيح. كتاب المزارعة. باب فضل الزرع والغرس إذا أكل منه)

Terjemah Hadits
62. Dari Anas  bin Malik berkata , Rasulullah SAW bersabda: “ jika salah satu diantara kamu sekalian melakukan pengrusakan pada lingkungan sekitarnya, maka tanamlah kembali padanya”
63. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a: Rasulullah Saw. Pernah bersabda, “Akan dipandang sebagai melakukan sedekah, seorang muslim yang menabur benih & makanan pohon, kemudian manfaat diambil oleh manusia, burung-burung, atau hewan lainnya” [1]
B.     Mufrodhat
Dari Anas bin Malik r.a berkata                      : عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
Rasulullah Saw bersabda                                : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Jika datang                                                      : إِنْ قَامَتْ
hari kiamat                                                      : الْقِيَامَةُ
dan di dalam tangannya                                  : وَفِي يَدِهِ
pohon kurma                                                   : فَسْلَة
tanamkanlah.                                                   : فَلْيَغْرِسْهَا





C.    Biografi Perawi
1.      Biografi Imam Ahmad
Namanya Ahmad bin Hambal Syaibani Al-Marwazi dan biasa dipanggil Abu Abdullah gelarnya Imam Ahli Sunnah. Di lahirkan di Baghdad tahun 164 H. mencari ilmu di Mekkah, Madinah, Syam, Yaman, Kufah, Bashrah dan di tempat lain. Berguru kepada Sufyan bin Uyainah, Ibrahim bin Saad, Yahya Al-Qathan dan kepada yang lain. Meriwayatkan dari Baghawi, Bukhari, Muslim, Ibnu Abi Dunya.
Karya-karyanya antara lain: Al-Musnad di dalamnya 40.000 Hadits, Az-Zuhd, Fadailu Ash-Shahabah, Al-Iman, Al-Manasik, Al-Rad ala Zanadiyah, dan lain-lain. Mengakhiri hidupnya di Baghdad pada tahun 241 H. Abdul Wahab Al-Warraq berkata: “Dari yang kami dengar, pelayat jenazah di masa jahiliyah dan masa islam tidak pernah sebanyak pelayat jenazah Imam Ahmad bin Hambal. Al warqani berkata: “20.000 dari orang yahudi, nasrani, dan majusi berduyun-duyun masuk islam di hari wafatnya Imam Ahmad ibn Hambal”. Ahmad bin Khazad al Anthoqi berkata : “ saya melihat dalam mimpi bahwa kiamat telah tiba dan Allah memanggil-manggil dibawah arsy masuklah wahai Abu Abdullah, Abu Abdullah, Abu Abdullah ke dalam surga. Saya bertanya kepada malaikat didekat saya siapa gerangan mereka? Dia menjawab, Malik , Ats-tsauri, Syafe’i dan Ahmad bin Hambal.
2.      Biografi Al-Bukhari
Namanya Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Mughirah bin Bardizbah. Dan biasa di panggil Abu Abdullah, terkenal dengan sebutan Bukhari karena dinisbatkan kepada negaranya Bukhara. Dilahirkan pada tahun 194 H. di Bukhara Khurasan. Ditinggal wafat  ayahnya pada usia anak-anak, diwarisi harta banyak untuk mencari ilmu. Dia seorang tuna netra disaat masih kecil, ibunya mimpi bertemu Nabi Ibrahim Alaihi salam. Memberi kabar bahwa Allah akan mengembalikan penglihatannya karena ketulusan do’a ibu, maka pada pagi harinya dia bisa melihat lagi. Pergi haji pada usia muda bersama ibu dan kakaknya Ahmad, dan menetap di Mekkah untuk mencari ilmu.
Dia juga seorang yang kuat hafalannya secara detail, sehingga menjadi tempat kembali ketika ada perbedaan lafal Hadits diantara ulama, telah menghafal Al-Qur’an sebelum usia enam belas tahun. Menginfakkan hartanya 500 dirham setiap bulan untuk mencari ilmu. Mencari ilmu di Mekkah, Madinah, Syam, Khurasan, Bashrah, Kufah, Baghdad dan Mesir.
Dia mengumpulkan empat ratus pencari Hadits di Samarkand selama tujuh hari untuk mengoreksi matan dan sanad Hadits se-maksimal mungkin. Jumlah syaikhnya mencapai 1080 guru, diantaranya Ahmad bin Hambal, Abu Ashim An-Nabil, Muhammad bin Isa Ath-Thabai dan Ishaq bin Mansur. Murid-muridnya antara lain: Muslim, A-at-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Al-Baghawi dan An-Nasafi.
Dia orang pertama yang menyusun Hadits nabawi dengan metode yang ia pakai. Mengumpulkan 600.000 hadits dengan perawi tsiqat yang di tulis dalam kitab sahih bukhari selama 16 tahun. Kitab haditsnya paling tsiqat dari Kutub at-tsittah. Karya-karyanya antara lain: al jami Ash-Sahih, at-thariqh kabir, al adab al-mufrad, khalqu afali al ibad. Dan pada usia kira-kira 62 tahun dia wafat di kharthant shamarkand tahun 256 H.[2]
D.    Keterangan Hadis
(Dan ditanganmu semua) wahai anak Adam (terdapat sebuah dahan pohon kurma) yakni pohon kurma kecil yang masih sangat kecil. (Jika mampu tidak bediri) dan tempatnya yakni tempat orang yang duduk (sampai dia menanamkan maka tanamlah).
Al-Haitsamy berkata kemungkinan yang dimaksud dengan datangnya suatu masa yaitu tanda-tandanya sebagaimana telah diriwayatkan ketika seseorang mendengar tentang dajjal dan ditangannya terdapat pohon kurma kecil, maka tanamkanlah, sesungguhnya bagi manusia itu terhadap kehidupan setelahnya. Maksudnya adalah memberi semangat secara berlebih agar menanam pohon-pohon dan menggali sungai-sungai untuk memelihara kehidupan penghuninya sampai kepada penghuni yang lain.[3]
Hadits yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik tersebut memberikan anjuran pada kita untuk menghijaukan bumi atau menanam sebagai penanggulangan atas kerusakan yang terjadi di bumi
Hadits diatas menjelaskan bahwa orang-orang hendaknya berbuuat baik kepada lingkungan, maka ia dilarang berbuat dzalim. Ibnu Rajab berkata, kedzaliman terbagi menjadi 2 macam:
1.      Kedzaliman seorang terhadap dirinya sendiri
2.      Kedzaliman seorang hamba terhadap saudaranya yang lain, baik kejahatan tersebut di tujukan pada jiwa, harta, maupun harga diri seseorang.
Disebutkan pula dalam shahih bukhari (6534) dari Abu Huraira RA, dari nabi saw beliau bersabda:
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِاَخِيْهِ, فَلْيَتَحَلَّلْ مِنْهَا قَبْلَ اَنْ تُؤْ خَذَ حَسَنَا تِهِ, فَاِ نْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَا تٌ, اَخَذَا مِنْ سَيِّئَاتِ اَخِيْهِ, فَطُرِحَتُ عَلَيْهِ
Artinya: “barang siapa melakukan kedzaliman terhadap saudaranya, maka hendaklah ia meminta maaf atas perbuatannya itu sebelum diambil darinya segala kebaikannya. Jika habis kebaikan-kebaikan saudaranya itu, maka akan dibebankan padanya segala kesalahan-kesalahan saudaranya.”[4]
E.     Aspek Tarbawi
Aspek Tarbawi dalam hadits ini kita dianjurkan untuk bercocok tanam dan Kita dianjurkan untuk mengolah tanah, bercocok tanam dan bekerja sama di bidang pertanian. Tetapi tidak boleh sampai melalaikan urusan agama.
Amal perbuatan kita akan tetap di timbang walaupun seberat biji sawi, jadi kita harus banyak berbuat amal kebaikan dengan ikhlas. Salah stunya dengan menanam tanaman. Diantara manfaat tumbuhan tumbuhan bisa:
1.      Pohon itu bisa menjadi naungan bagi manusia dan hewan yang lewat.
2.      Buah dan daunnya terkadang bisa dimakan.
3.      Batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan.
4.      Akarnya bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir.
5.      Daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya.
6.     Pohon juga bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara.

BAB III
PENUTUP
Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah, sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal, maupun jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.
Pohon bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi manfaat tanaman dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini. Jika demikian banyak manfaat dari REBOISASI, maka tak heran jika agama kita memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan tanah dan menanaminya.

DAFTAR PUSTAKA
Al-kutub Al-sittah. (Riyadh: Darus Salam,2000) hlm.1605
Az-Zabidi, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 1997), Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007),
http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2012/04/d10-62-moya-shofa.html


[1] Az-Zabidi, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 1997), hlm. 200.
[2] Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), hlm. 341-352.
[3] http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2012/04/d10-62-moya-shofa.html
[4] Al-kutub Al-sittah. (Riyadh: Darus Salam,2000) hlm.1605