Laman

new post

zzz

Sabtu, 29 Oktober 2011

SBM (6) Kelas B


MAKALAH
MEDIA (ALAT) BELAJAR MENGAJAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas:
Mata Kuliah                : Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu        : M.Ghufron Dimyati, M.Si
Kelas                           : B


Disusun oleh

                     Dewi Chalimatus Syarifah            ( 202109068 )
                     Oktavianti Indah Marliani            ( 202109071 )
         Lis Maesaroh                              ( 202109075 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2011


PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif yang terjadi antara guru dan anak didik. Pembelajaran akan bernilai edukatif apabila kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pembelajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.
Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas. Di samping itu juga, perlu memanfaatkan beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan bersama.




MEDIA (ALAT) BELAJAR MENGAJAR
A.    Pengertian Media Belajar Mengajar
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (tengah). Media adalah pengantar atau perantara pesan dari pengirim ke penerima pesan.[1]
Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dibergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari bahasa latin tekne (bahasa inggris art) dan logos (bahasa indonesia ilmu).
Gerlach dan Ely mengemukakan bahwa media dalam proses belajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektrolis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (audio).
Gagne dan Briggs secara implisit mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset dan lain-lain. Usaha yang dilakukan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat, sehingga pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada si penerima yang dituju itu (anak didik). Media bantu (komunikasi) meliputi radio, tv, foto, film dan sebagainya. [2]

B.     Ciri-Ciri Media Belajar Mengajar
Gerlach dan Ely mengemukakan bahawa media belajar mengajar mempunyai tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media. Yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya. Ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut:
1.      Ciri fiksatif (fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan mengkonstruksikan suatu peristiwa atau objek.suatu peristiwa atau objek itu dapat diurut atau disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer dan film.
2.      Ciri manipulatif (manipulative property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
3.      Ciri distributif (distribution property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, secara kebersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.[3]
C.    Kedudukan Media Belajar Mengajar
1.      Keberadaan alat pengajaran jelas mempengaruhi terhadap keberhasilan belajar mengajar
2.      Alat pengajaran merupakan salah satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar
3.      Alat pengajaran sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif
4.      Alat pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar
5.      Alat pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran
6.      Alat pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau sekedar pelengkap
7.      Alat pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru
8.      Penggunaan alat pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar
D.    Syarat-syarat Media Belajar Mengajar
Syarat-syarat memilih, menetapkan dan menentukan media dalam proses belajar mengajar antara lain sebagai berikut:
1)      Suatu proses media harus sesuai dengan apa yang akan disampaikan;
2)      Suatu bahan kajian termasuk konsep media;
3)      Pemberian tugas atau resitasi harus sesuai dengan media yang mana akan disampaikan;
4)      Media pengajaran yang akan disampaikan harus sesuai dengan kemampuan para peserta didik;
5)      Keadaan murid mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan dan perbedaan individu dengan lainnya; dan
6)      Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuan pembinaan daerah kognitif maka metode drill dapat digunakan.
E.     Klasifikasi dan Macam-macam Media Belajar Mengajar
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya:
1.      Dilihat dari sifatnya, maka dibagi ke dalam:
a.       Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b.      Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara yang termasuk dalam media ini adalah slide, foto, film, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c.       Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misal, rekaman video, berbagai ukuran film, slide, suara dan sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.[4]
2.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, maka dapat pula dibagi ke dalam:
a.       Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b.      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain-lain.
3.      Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi dalam:
a.       Media yang diproyeksikan seperti film, slide, dan sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b.      Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan sebagainya.[5]



F.     Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.[6]
Drs Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam 3 (tiga) kategori sebagai berikut:
1.      Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat informasi, atau untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok, pengajaran individu? Apakah untuk sasaran tertentu seperti TK, SD, SMP, SMA, masyarakat pedesaan atau kota. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2.      Karakteristik Media Pengajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan kepada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
3.      Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tapi menggunakan apa adanya.
Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana (1991: 104) adalah:
a.       Menentukan jenis metode yang tepat, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b.      Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak didik.
c.       Menyajikan media dengan tepat. Artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu dan sarana yang ada.
d.      Menempatkan dan memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
Keempat prinsip ini hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu ia menggunakan media pengajaran.[7]
Adapun beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar mengajar, yakni:
a.       Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
b.      Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar atau bahkan keduanya
c.       Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar
d.      Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa
e.       Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
a.       Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan
b.      Jika obyek yang diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi obyek tersebut.
c.       Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi obyek tersebut, usahakan model atau tiruannya
d.      Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan,usahakan gambar-gambar atau foto-foto dari obyek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut
e.       Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa
f.       Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan obyek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.[8]
G.    Kegunaan Media Belajar Mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1)      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
2)      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya sebagai berikut:
a)      Objek yang kecil-bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, gambar dan lain-lain;
b)      Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model;
c)      Gerak yang terlalu lambat atau cepat, dapat dibantu dengan time-lapse atau high-speed potografhy;
d)     Kajian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto  maupun secara verbal;
e)      Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain;
f)       Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.
3)      Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a.       Menimbulkan kegairahan belajar
b.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c.       Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4)      Dengan sifat yang unik pada setiap anak didik ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pedidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan anak didik juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu dalam kemampuannya antara lain sebagai berikut:
a)      Memberi perangsang yang sama
b)      Mempersamakan pengalaman.
c)      Menimbulkan persepsi yang sama.[9]



PENUTUP
Media pembelajaran perlu digunakan oleh guru dalam rangka untuk memudahkan siswa menerima materi (isi) pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, pemilihan media yang tepat sangat diperlukan agar tidak menjadikan anak didik justru menjadi tambah bingung, atau bahkan hanya memperhatikan media yang digunakan tanpa dapat menyerap isi materi yang disampaikan oleh guru.
Berbagai macam media dapat digunakan oleh guru, dari yang tradisional hingga kepada media yang sifatnya modern. Dengan catatan bahwa media yang digunakan harus disesuaikan dengan materi pelajaran, sasaran penyampaian materi serta kondisi di mana materi tersebut disampaikan.
Demikian makalah yang dapat kami susun, tentunya banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kritik dan saran dari para pembaca sangat kami butuhkan.









DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 1. Yogyakarta: Gama Media
Sadiman, Arif S.. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Usman, Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press



[1] Zaenal Mustakin, M.Ag, Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 1 (Yogyakarta: Gama Media, 2009), hlm 149.
[2] Ibid., hlm 151.
[3]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm 12-14.
[4] Dr Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007), hlm 172.
[5] Ibid., hlm 173.
[6] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm 143.
[7] Ibid., hlm 144-145.
[8] Prof.Dr.H. Asnawir, Drs.M. Basyiruddin, M.Pd, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 20.
[9] Arif S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm 17-18.