Pengkur T1.B : Guru & Kurikulum - word
Pengkur T1.B : Guru & Kurikulum - ppt
A. Latar Belakang
Pengkur T1.B : Guru & Kurikulum - ppt
GURU DAN KURIKULUM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah :
Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh:
Maslah Lusiana (3421010095)
Pujiono (3421010096)
Sukmawati (3421010097)
Siti Qomariyah (3421010098)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG
PEKALONGAN
STIKAP YMI WONOPRINGGO
PEKALONGAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga makalah “Guru dan Kurikulum”
ini dapat selesai. Shalawat salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan
kita Rasulullah SAW, yang senantiasa kita nantikan syafaatnya kelak.
Dalam makalah ini, kami akan
membahas tentang guru sebagai Pendidik, Pembimbing dan Pengembang Kurikulum.
Yang mana Guru dan kurikulum tak akan pernah lepas dalam dunia pendidikan khususnya pada lingkup sekolah dan lebih khususnya lagi pada
proses belajar mengajar. Seorang guru memiliki
peranan penting dalam tugas pembelajaran.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua yang telah
memberikan do’anya dalam kami belajar.
2. Bapak M. Ghufron Dimyati, M.S.I
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
3. Teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya
kami juga mohon ma’af apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah
ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Pekalongan, November 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum memegang kedudukan kunci
dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang
pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga
pendidikan. Dalam suatu lembaga pendidikan, salah satu tokoh yang memiliki
peranan yang begitu penting dalam pengembangan kurikulum adalah guru. Guru merupakan ujung tombak
keberhasilan pendidikan yang terlibat langsung dalam mengembangkan, memantau,
dan melaksanakan kurikulum sehingga pembelajaran dapat
berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Meskipun ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak berarti
menyurutkan peranan guru. Bahkan, hasil – hasil teknologi
tersebut akan menambah beban tugas dan tanggung jawab guru. Oleh karenanya,
guru sebagai pelaku utama pendidikan diwajibkan memenuhi kewajibannya sebagai
pendidik professional, dan – tentu saja – sebagai pengembang kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah guru sebagai pendidik?
2. Bagaimanakah guru sebagai pembimbing?
1. Bagaimanakah guru sebagai pendidik?
2. Bagaimanakah guru sebagai pembimbing?
3. Bagaimanakah
guru sebagai pengembang kurikulum?
C. Tujuan
Tujuan
yang hendak diperoleh dari makalah ini adalah:
1.
Untuk menjelaskan guru sebagai pendidik.
2.
Untuk menjelaskan guru sebagai pembimbing.
3.
Untuk menjelaskan guru sebagai pengembang kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Guru sebagai Pendidik
Kata
guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan dalam bahasa Inggris guru
disebut dengan teacher yang memiliki arti A person whose
occupation is teaching others, yaitu seseorang yang pekerjaannya mengajar
orang lain (Muhibbin Syah, 2003; 222). Guru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di lembaga
pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, mushala, rumah, dan
sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 31).
Guru
dalam pengertian sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik.[1]
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas
guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
kepada anak didik.[2]
Guru
sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.
Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan
alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh
usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa
signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan.
Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2).
Guru
sebagai seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda pekerjaannya
dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka dibutuhkan kemampuan
dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani Rusyan,
1990: 5). Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki
ilmu pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut
mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.
Pendidikan
berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan
merupakan komponen utama pendidikan. Ketiganya membentuk suatu triangle, jika hilang salah satu
komponen, hilang pulalah hakikat pendidikan. Dalam situasi tertentu tugas guru
dapat diwakilkan atau dibantu oleh unsur lain seperti oleh media teknologi,
tetapi tidak dapat digantikan.
B.
Guru sebagai Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru harus
merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, serta menilai
kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu,
dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik. Tetapi guru
memberikan pengaruh utama dalam perjalanan. Sebagai pembimbing, guru
memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang
direncanakan dan dilaksanakannya.
Istilah perjalanan merupakan proses
belajar mengajar, baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencakup seluruh
kehidupan. Selain itu, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk membimbing
siswa, memberikan dorongan psikologi agar siswa dapat mengesampingkan
faktor-faktor internal yang akan mengganggu proses pembelajaran, serta guru
juga harus dapat memberikan arah dan pembinaan karier siswa sesuai dengan bakat
dan kemampuan siswa
C.
Guru sebagai Pengembang Kurikulum
Dilihat
dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang
bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral desentral.
1.
Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat
sentralisasi.
Dalam
kurikulum yang bersifat sentralisasi tugas guru adalah menyusun dan merumuskan
tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun
program dan alat evaluasi yang memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun
kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur tetapi guru masih mempunyai tugas
untuk mengadakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.
2.
Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat
desentralisasi. Kurikulum desentralisasi di susun oleh sekolah ataupun kelompok
sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan
bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum
semacam ini di dasarkan pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah
serta kemampuan sekolah tersebut.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut;
1. Guru dalam pengertian sederhana
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
2. Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2).
3. Sebagai pembimbing, guru harus
merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, serta menilai
kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
4. pengembangan kurikulum dapat
dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral desentral.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful B. 2000. Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana S. 1997. Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.