METODE PENDIDIKAN (UMUM)
“METODE ARGUMENTATIF”
Q.S Al-Baqarah ayat
258
M. Khusni Mubarok (2021115367)
KELAS B
JURUSANTARBIYAH/ PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan Syukur selalu
dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan banyak kenikmatan
baik itu nikmat iman, nikmat islam dan nikmat ihsan. Sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Tafsir Tarbawi yang berjudul “Metode Pendidikan
(umum)” dengan sub tema “Metode Argumentatif” yang diampu oleh Dosen Muhammad
Hufron, M.S.I.
Shalawat dan Salam tidak
lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Agung Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman Jahiliyah (Kebodohan) menuju zaman Islamiyah
(Penerangan/Kebenaran). Semoga kita selaku umat Nabi Muhammad SAW bisa
mendapatkan syafaat beliau di hari Kiamat nanti.
Kami ucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini,
khusunya untuk kedua orang tua, dosen pengampu serta teman-teman.Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan sebagai tambahan ilmu
keagamaan maupun ilmu pengetahuan.
Namun dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangannya.Pemakalah membutuhkan kritik
maupun saran sebagai motivasi untuk introspeksi diri serta menjadi lebih baik
lagi kedepannya.
Terimakasih.
Pekalongan, 11November 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupannya, manusia
tidak akan pernah lepas yang namanya pendidikan. Pendidikan itu sangat penting
sekali untuk manusia.Dengan pendidikan maka seseorang dapat memiliki wawasan
yang sangat luas, baik itu dari segi ilmu pengetahuan maupun ilmu agama.
Bahwasanya ketika dalam
pendidikan harus bisa memilih metode-metode manakah yang dapat dipelajari agar
mempermudah dalam hal pendidikannya.Pemilihan metode yang tepat dapat
memberikan kemudahan dan memperjelas dalam mencari ilmu.
JUDUL MAKALAH
Makalah ini berjudul “Metode Pendidikan(umum)” dengan sub tema “Metode Argumentatif”
sesuai judul yang diberikan oleh Bapak Dosen Muhammad Hufron, M.S.I. yang
menjadi tugas pembuatan makalah dengan Nash Q.S. Al-Baqarah ayat 258.
Nash Q.S Al-Baqarah ayat
258
Artinya
:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang
Rabbnya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan
(kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Rabbku ialah yang menghidupkan dan
mematikan.” Orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim
berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah
dia dari barat,” lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.” (QS. Al-Baqarah: 258)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Dalam istilah Indonesia, kata pendidikan dan pengajaran hampir menjadi kata
padanan yang setara (majemuk) yang menunjukkan pada sebuah kegiatan atau proses
transformasi baik ilmu maupun nilai. Dalam pandangan Al-Qur’an, sebuah
transformasi baik ilmu maupun nilai secara substansial tidak dibedakan.
Penggunaan istilah yang mengacu pada pengertian “ pendidikan dan pengajaran”
bukan meerupakan dikotomik yang memisahkan substansi tersebut. Melainkan sebuah
nilai harus menjadi dasar bagi segala aktifitas proses transformasi. Polaritas
istilah lebih menunjukkan pada sasaran yang ingin dicapai dan sebuah proses.[1]
a. Tujuan umum pendidikan Islam
Belakangan ini telah terbit kajian-kajian dimana penyelidik-penyelidik
berusaha menentukan tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan yang difahaminya
dari keterangan-keterangan dan dari sejarah pemikiran dan pendidikan Islam. Di
antara daftar tujuan-tujuan umum pendidikan yang dicapai oleh
penelitian-penelitian ini dapat kita sebutkan di bawah ini :
Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan
Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan islam, yaitu :
1. Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang
mulia. Kaum muslimin dari dahulu kala sampai sekarang setuju bahwa pendidikan
akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna
adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.
2. Persapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat. Pendidikan Islam bukan hanya menitik beratkan pada keagamaan saja,
atau pada keduniaan saja, tetapi pada kedua-duanya.
3. Persiapan untuk mencari rezeki dan
pemeliharaan segi manfaat atau yang lebih terkenal sekarang ini dengan nama
tujuan-tujuan vokasional dan profesional.
4. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan
memuaskan keinginan tahu (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi
ilmu itu sendiri`
5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional,
teknikal dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan
keterampilan pekerjaan tertentu agar dapat ia mencari rezeki dalam hidup di
samping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.[2]
b. Tujuan Khusus pendidikan Islam
Yang dimaksudkan dengan tujuan khusus adalah perubahan-perubahan yang
diingini yang merupakan bagian yang termasuk di bawah tiap tujuan umum
pendidikan. Dengan kata lain gabungan pengetahuan, ketrampilan, pola-pola
tingkahlaku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang terkandung dalam tujuan
akhir atau tujuan umum pendidikan, yang tanpa terlaksananya maka tujuan umum
dan tujuan akhir juga tidak akan teraksana sempurna. Jika kita ambil, sebagai misal,
tujuan “menumbuhkan semangat agama dan akhlak”, pada tahap tujuan umum, maka
kita kan dapati bahwa tujuan akhir atau tujuan umum serupa ini menghendaki
terlaksananya berbagai tujuan khusus.
Di antara tujuan-tujuan khusus yang mungkin dimasukkan di bawah “penumbuhan
semangat agama dan akhlak” adalah :
1. Memperkenalkan kepada generasi muda akan
aqidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadat, dan car-cara melaksanakannya
dengan betul dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah-akidah
agama dan menjalankan dan menghormati syiar-syiar agama.
2. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri
pelajar terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang
mulia.
3. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta
alam, dan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab dan hari akhirat berdasar
pada faham kesadaran dan perasaan.
4. Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah
pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengikuti
hukum-hukuma agama dengan kecintaan dan kerelaan.
5. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada
Al-Qur’an membacanya dengan baik, memahaminya, dan mengamalkan
ajaran-ajarannya.[3]
Metode Argumentatif adalah metode yang mempunyai
kegemaran meyakinkan orang lain tentang pandangan atau anutan.
Argumentasi berdasarkan komposisi proposisi-proposisinya terbagi menjadi :
1.
Argumen dealektik
Yaitu
argumentasi yang terdiri atas proposisi-proposisi yang secara kualitas berada
dibawah postulat-postulat aprior, yaitu al-musallamat, Al-Masyurat, dan
Al-Maqbulat, yang disepakati oleh kedua pihak dalam debat. Larry king dan
sejumlah jurnalis dunia bisa dianggap sebagai salah satu monument metode ini.
Tujuan utamanya adalah mengkanvaskan lawan dengan tujuan komersil maupun
lainnya.
2.
Argumen Retorik
Yaitu
Argumentasi yang terdiri atas proposisi-proposisi yang secara kualitas lebih
rendah dari proposisi-proposisi dalam Al-Qiyas Al-Jadali, yaitu Al-Musallamat,
Al-Madhununat, dan Al-Masyhurat, dengan tujuan meyakinkan lawan berbicara atau
kemungkinan. Biasanya pelaku menggunakan sejumlah perangkat tambahan sebagai
pendukung seperti disana dan make up yang menampilkan wibawa, intonasi yang
dipadu dengan sistem, pencahayaan, juga sarana audio visual. Melcom X, Soekarno
dan Lenin dianggap sebagai salah satu contoh sempurna pengguna metode ini.
Retorika sendiri dapat dibagi:
a.)
Retorika revolusioner
b.)
Retorika jenaka
c.)
Retorika sentimental
d.)
Retorika popular
e.)
Retorika sekterian
3.
Al-Qiyas Asy-syi’ri
Yaitu
argumentasi yang terdiri atas proposisi-proposisi imajinasi, dengan tujuan
mempengaruhi emosionalitas lawan bicara untuk mencintai atau membenci sebuah
tema produk atau person.Biasanya pelaku melengkapinya dengan kata yang indah
mendayung-mendayung, menghentak, meresahkan, melelapkan dan sebagainya.Umar
Khayyam dan Nizar Qabbani juga sutardji bisa dianggap sebagai maestro dalam
metode ini.[4]
Kelebihan
metode Argumentatif (Ceramah), antara lain :
1. Sangat baik untuk materi baru yang belum
tersedia dalam bentuk huruf copy
2. Dapat digunakan untuk kelas besar
3. Materi yang banyak dapat disampaikan dalam
waktu singkat
4. Sangat baik digunakan untuk kognisi dan atau
afeksi tingkat rendah
5. Lebih ekonomis, khususnya dari segi biaya
Kelemahan metode Argumentatif (Ceramah), antara lain :
1. Strategi ceramah membuat siswa/mahasiswa
menjaga daya tahannya untuk berkonsentrasi dengan menggunakan indera telinga
yang terbatas
2. Strategi ceramah membuat siswa/mahasiswa
terganggu oleh hal-hal visula
3. Strategi ceramah membuat siswa/mahasiswa sulit
menentukan gagasan guru atau dosen yang bersifat analisis, sintesis, kritis dan
evaluatif
4. Strategi ceramah membuat kelas monoton dan
doktiner
5. Strategi ceramah membuat guru atau dosen
cenderung bersifat otoriter.[5]
B. Tafsir surat Al-Baqarah ayat 258
Artinya
:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang
Rabbnya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan
(kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Rabbku ialah yang menghidupkan dan
mematikan.” Orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim
berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah
dia dari barat,” lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.” (QS. Al-Baqarah: 258)
1.
Tafsir Al-Azhar
“Tidakkah
engkau fikirkan dari hal orang yang membantah Ibrahim tentang Tuhannya
?”(pangkal ayat 258). – Pangkal ayat ini mengajak kepada Rasul khususnya dan
ummat beriman umumnya untuk memikirkan kisah ini. Orang itu ialah Raja Nimrudz
sendiri.Lantaran Allah telah memberikan kerajaan kepadanya.” – Suatu pengajaran
ilmu jiwa yang mendalam dari Al Qur’an, yaitu seorang manusia, oleh karena
diberi Allah kekuasaan dan kerajaan, sombong, lupa diri, lupa segala, merasa
awak sangat berkuasa, sebab itu perkataan yang keluarpun tidak ada batasnya
lagi, sebab merasa tidak ada juga orang yang berani membantah: “tatkala Ibrahim
berkata: “Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.” – Di hadapan raja itu
Ibrahim telah menerangkan siapa Tuhan, bahwa Tuhan Allahlah yang mematikan dan
menghidupkan. Tetapi karena memang dasar jiwa orang yang merasa berkuasa tidak berbatas itu sombong
dengan kekuasaannya, boleh difikirkannya dengan panjang apa maksud Ibrahim
mengatakan demikian, langsung saja beliau sambut: “Dia berkata: “Akulah yang
menghidupkan dan mematikan.” Nyawa dari seluruh rakyat negeriku ada dalam
tanganku, kalau mereka dituduh bersalah, lalu dihadapkan kepadaku, aku berkuasa
memerintahkan supaya dia dibiarkan hidup terus, dan akupun berkuasa pula
menjatuhkan keputusan bahwa dia mesti dihukum mati.
Rupanya
raja tidak mau tahu apa yang dimaksud Ibrahim dengan menghidupkan dan
mematikan. Dia tidak mau tahu bahwa rakyatnya itupun sendiri seketika lahir ke
dunia bukanlah atas kehendaknya, dan kalau mereka mati sewajarnya, tidaklah dia
berkuasa menghalangi kematian itu.Padahal yang dapat diberinya ampun atau
dibiarkan hidup atau disuruh hukum mati ialah rakyat yang dihadapkan kepadanya,
atau budak-budak yang ada di dalam istana.Dia tidak mau mengerti bahwa rakyat
yang sebanyak itu dalam negerinya bukanlah menerima makanan dari dia, melainkan
dari karena menerima buah hasil dari bumi. Diapun tidak mau mengerti bahwa dia
sendiripun tidak akan bisa duduk di atas singgasana kerajaan kalau rakyat itu
tidak bisa bercocok tanam lagi.[6]
2.
Tafsir Al-Maraghi
Dalam
ayat-ayat yang lalu, Allah menjelaskan bahwa Dia adalah penolong bagi
orang-orang yang beriman, sedang taghut adalah penolong orang-orang
kafir.Kemudian, di dalam ayat ini dikemukakan suatu contoh sebagai mitsal yang
mendukung kebenaran dari masalah ini, dan sebagai bukti kesahihannya.
Selanjutnya, dijelaskan kisah Ibrahim as., bahwa Allah Memberi taufik dan
menolong Ibrahim dengan bantuan Allah. Ketika itu, Nabi Ibrahim menegakkan
hujjah untuk untuk melenyapkan hal-hal yang syubhat yang merupakan hujjah
musuh.Sehingga, beliau berhasil memenangkan hujjah atas musuhnya itu.Namun,
pihak musuh yang mengemukakan hujjah kepada beliau itu tetap “buta”, tidak mau
melihat nur kebenaran.Lalu, dirinya semakin tenggelam ke dalam keraguan yang
makin bertambah, dan makin terjerumus ke dalam jurang kehancuran karena
terseret pengaruh kekuasaan taghut.[7]
3.
Tafsir Ibnu Katsir
Orang
yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya ialah Raja Babilonia yang bernama
Namrud bin Kan’an bin Kausy bin Sam bin Nuh. Maksud firman Allah, “Apakah kamu
tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya” adalah ihwal
keberadaan Tuhannya. Hal itu karena Namrud menolak adanya Tuhan lain selain
dirinya. Hal yang mendorongnya bersikap demikian ialah kesombongan dan
keinginan bertahta dalam kerajaannya selama mungkin. Oleh karena itu, Allah
berfirman: “Karena Allah telah memberikan kepada orang itu kerajaan”. Dia
meminta Ibrahim mengemukakan sebuah dalil yang menunjukkan keberadaan Tuhan
yang disembahnya.Maka Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah yang menghidupkan dan
mematikan.”Yakni, Dialah yang mengadakan semua perkara dari tidak ada, dan
meniadakannya setelah ada. Hal ini menunjukkan pada pentingnya keberadaan
pelaku terpilih, karena perkara-perkara itu tidak ada dengan sendirinya, ia
mesti memerlukan pihak yang mengadakan, yaitu Rabb yang saya serukan untuk
disembah secara tauhid, tanpa sekutu bagi-Nya.Maka Namrud berkata, “Sayapun
dapat menghidupkan dan mematikan.”Dia menampilkan dua orang yang mendapat
hukuman mati.Namrud menyuruh membunuh yang seorang dan memaafkan yang seorang
lagi agar tidak dibunuh.Inilah yang dikatakan Qatadah.
Yang
jelas, dan Allah Mahatahu, tindakan demikian bukanlah yang dimaksud Namrud,
sebab ia bukan merupakan jawaban bagi pernyataan Ibrahim. Namun yang dimaksud
Namrud ialah keinginan untuk dipanggil Tuhan karena ingkar dan takabbur, dan
menduga bahwa ia dapat melakukan hal itu, bahwa dialah yang dapat menghidupkan
dan mematikan. Oleh karena itu, Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat.”Yakni, jika kamu dapat
menghidupkan dan mematikan, maka yang dapat menghidupkan dan mematikan itu
ialah yang mengatur segala yang ada, menciptakan wujudnya, menaklukkan
planet-planet berikut peredarannya dan matahari ini merupakan sebagian kecil
dari sejumlah makhluk.[8]
C.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Dalam
surat Al-Baqarah ayat 258 dijelaskan bahwa kita disuruh untuk menyembah Tuhan
Allah SWT dan dilarang menyembah Tuhan selainnya. Dan orang-orang yang sombong
pasti akan dibenci oleh Allah SWT. Ketika menjadi seorang penguasa atau
pemimpin hendaknya menjadi pemimpin yang adil, jujur dan bertanggung jawab
untuk semua rakyatnya
Janganlah
menjadi pribadi yang lupa diri, lupa segala, dan merasa awak dengan kekuasaan
karena semuanya itu hanya milik Allah SWT.Bersandarlah kepada kebenaran dan
keadilan dan jangan bersandar pada kekuatan dan kekuasaan.
Terapkanlah segala sesuatu yang baik pada diri kita supaya kepribadian kita
menjadi pribadi yang baik yang bisa menjadi contoh bagi orang lain, intinya
mulailah segala sesuatu dari diri kita sendiri bukan memulainya dari orang
lain.
D.
Aspek Tarbawi
Dari
surat Al Baqarah ayat 258 dapat diambil pelajaran yaitu:
1.
Kalau manusia tidak memiliki kapasitas ketika
mencapai kekuasaan, daripada ia mengaku sebagai hamba Tuhan, ia malah mengaku
sebagai Tuhan dan akhirnya ia terperangkap sikap takabbur dan tertipu.
2.
Para Nabi mengajak manusia kepada Tuhan
berdasarkan logika, namun ahli kebatilan tidak memiliki jalan lain kecuali
mugholatoh (mengada-ada)
3.
Jangan menjadi orang-orang yang sombong karena
sesungguhnya orang yang sombong itu akan dibenci oleh Allah SWT.
4.
Hendaknya selalu mengingat Allah SWT bahwa Allahlah yang bisa
menghidupkan dan mematikan.
5.
Janganlah lupa diri atas segala nikmat yang telah diberikan oleh
Allah SWT karena nikmat tersebut bisa diambil kapanpun Allah berkehendak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada
dasarnya seluruh manusia itu membutuhkan sesuatu sebagai pedoman hidupnya salah
satunya adalah ilmu. Ilmu merupakan sumber pengetahuan bagi manusia salah
satunya yaitu ilmu agama, ilmu agama ini merupakan ilmu yang harus dicari bagi
umat islam sebagai pedoman hidup di dunia maupun di akhirat kelak dan dengan
ilmu kita dapat mengetahui mana yang baik dan juga mana yang buruk. Dimana
seseorang yang berilmu akan dipandang baik oleh orang lain dan juga derajat
orang yang berilmu akan ditinggikan.
Metode Argumentatif ialah metode yang sangat menyenangkan dimana argumen
ini berguna untuk menjelaskan lebih detail lagi mengenai sesuatu yang sedang
dibahas. Ketika dalam pendidikan penggunaan metodenya itu tepat atau sesuai
maka dalam kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan dapat
dipahami oleh peserta didik.Dalam argumentative penyampaian pendapat yang
disertai penjelasan dan alasan yang kuat dengan maksud agar mudah dapat
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Ahmad.2008.Tafsir Tarbawi mengungkap
pesan Al-qur’an tentang pendidikan.(Yogyakarta:Teras)
Langgulung, Hasan.1995.Manusia dan
Pendidikan.(Jakarta:PT Al Husna Zikra)
Munthe, Bermawy.2011.Desain Pembelajaran.(Yogyakarta:Pustaka
Insan Madani)
Abubakar,Bahrun.1993.Tafsir Al-Maraghi.(Semarang:CV
Toha putra semarang)
Abdulkarim,Amrullah.1985.Tafsir Al-Azhar.(Jakarta:Panji
Masyarakat)
Syihabuddin.1999.Tafsir Ibnu Katsir.(Jakarta:Gema
Insani)
diakses pada tanggal 11 November 2016 pukul
09.11 wib.
PROFIL PEMAKALAH
Mahasiswa IAIN Pekalongan
Nama :
M. Khusni Mubarok
NIM :
202 111 5367
Jurusan/ Prodi :
Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
TTL :
Pekalongan, 13 November 1996
Alamat :
Desa Bugangan RT 01/ RW 01 Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan
Alamat E-mail :
husni13mubarok@gmail.com
No. HP :
0857-4289-5029
Riwayat Pendidikan : 1. TK Muslimat NU Bugangan
2. Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Bugangan
3. SMP
N 2 Kedungwuni
4. SMK
Gondang Wonopringgo
5.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan
Organisasi :
~ PMR WIRA SMK Gondang
~ Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
~ Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
[1]Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi mengungkap pesan
Al-qur’an tentang pendidikan, (Yogyakarta:Teras,2008),hlm.37
[2]Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan,(Jakarta
: PT Al Husna Zikra, 1995),hlm.60-61
[3]Ibid, hlm 63-64
[4]http://wdeenny.blogspot.co.id/2010/12/metode-sokratik-dan-metode-argumentasi.html diakses pada tanggal 11 November 2016 pukul 09.11
wib
[5]Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran,(Yogyakarta :
Pustaka Insan Madani, 2011), hlm.61
[6]Abdulkarim Amrullah,Tafsir Al-Azhar,(Jakarta:Panji
Masyarakat,1985),hlm.30.
[7]Bahrun Abubakar,Tafsir Al-Maraghi,(Semarang:CV
Toha Putra Semarang,1993),hlm.34-35.
[8]Syihabuddin,Tafsir Ibnu Katsir,(Jakarta:Gema
Insani,1999),hlm.431`
Tidak ada komentar:
Posting Komentar