SBM H1 - hakikat, ciri dan komponen - word
SBM H1 - hakikat, ciri dan komponen - ppt
SBM H1 - hakikat, ciri dan komponen - ppt
“Hakikat, Ciri-Ciri Dan Komponen Belajar Mengajar”
MAKALAH
Disusun
guna memenuhi tugas: Strategi Belajat Mengajar
Dosen
Pengampu : M. Ghufron Dimyati
Disusun
Oleh :
Rohiman (2021110356)
Farah
Dibha (2021110357)
Suswati (2021110359)
Kelas
H
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
Tahun
2012
PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang penuh
makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam ciri
setiap pribadi anak didik. Dan
juga kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan
sengaja diciptakan. Gurulah yang
menciptakannya guna membelajarkan anak didik.
Sebagai seorang guru, sudah
seharusnya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi
belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan pengajaran.
Sebagai kegiatan yang bernilai edukatif, maka belajar mengajar mempunyai
hakikat, ciri, dan komponen. Ketiga aspek ini perlu diketahui oleh seorang guru
guna menunjang tugas di medan pengabdian.
Mengingat pentingnya hakikat, ciri-ciri dan komponen belajar mengajar bagi guru,
maka perlulah kami membahas di dalam makalah ini mengenai hal tersebut dan hal-hal yang terkait
dengannya. Dan makalah ini kami beri judul “Hakikat, Ciri-Ciri Dan
Komponen Belajar Mengajar”.
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Belajar Mengajar
Belajar
dan mengajar adalah dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Belajar merupakan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dan sebagai
obyek pembelajaran, sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh
guru sebagai pengajar.
Dua
konsep tersebut menjadi terpadu menjadi suatu kegiatan manakala terjadi
interaksi guru dan siswa pada saat pembelajaran itu berlangsung. Inilah hakikat
belajar mengajar sebagai suatu proses. Interaksi tersebut dalam proses
pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif.[1]
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha
secara aktif untuk mencapainya.[2]
Jadi
di sini dapat dikatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan
yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan
aktifitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk
kategori belajar. Misalnya perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.[3]
Mengajar
pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong anak didik melakukan proses belajar. Guru dituntut untuk mengatur
strategi pengajarannya terhadap berbagai macam gaya-gaya anak didik. Akhirnya,
bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar mengajar adalah
proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.[4]
B. Ciri-ciri
Belajar Mengajar
Sebagai interaksi yang bernilai normatif, maka interaksi edukatif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Interaksi edukatif mempunyai tujuan
Tujuan dalam
interaksi edukatif adalah untuk membantu anak didik dalam suatu perkembangan
tertentu. Inilah yang dimaksud
kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik
sebagai pusat perhatian, sedangkan unsur lainnya sebagai pengantar dan
pendukung.
2. Mempunyai prosedur yang
direncanakan untuk mencapai tujuan
Agar mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan
interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
3. Interaksi edukatif ditandai
dengan penggarapan materi khusus
Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa,
sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Dalam
hal ini perlu memperhatikan komponen-komponen pengajaran yang lain. Materi
harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi edukatif.
4. Ditandai dengan aktifitas
anak didik
Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan sentral, maka
aktifitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi
edukatif. Aktifitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun mental
aktif.
5. Guru berperan sebagai pembimbing
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motifasi, agar terjadi proses interaksi yang
kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar
mengajar, sehingga guru adalah merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah
lakunya oleh anak didik.
6. Interaksi edukatif membutuhkan
disiplin
Disiplin dalam interaksi edukatif dapat diartikan sebagai
suatu pola tingkah laku yang diatur menurut
ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru maupun pihak
anak didik. Mekanisme konkretdari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib itu
akan terlihat dari pelaksanaan prosedur.
7. Mempunyai batas waktu
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
sistim berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang
tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan
itu sudah harus tercapai.
8. Diakhiri dengan evaluasi
Dari seluruh kegiatan tersebut, masalah evaluasi merupakan
bagian penting yang tidak bisa diabaikan setelah guru melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai atau tidak
tujuan pengajaran yang telah ditentukan.[5]
C. Komponen
Belajar Mengajar
Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan
belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut sebagai
berikut:[6]
1. Tujuan
Kegiatan yang tidak pernah absen
dari agenda kegiatan guru dalam memprogramkan kegiatan pembelajaran adalah
pembuatan tujuan pembelajaran. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan
pasti ke mana kegiatan pembelajaran akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman
pada tujuan guru dapat menyeleksi tindakan mana yang harus dilakukan dan
tindakan mana yang harus ditinggalkan.
2. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi
yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran,
proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan
mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya
pada anak didik.[7]
Dengan demikian, bahan pelajaran
merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab
bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan
pada anak didik.[8]
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan.
Segala proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik terlibat dalam
sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai
mediumnya. Dalam interaksi tersebut, anak didiklah yang lebih aktif, bukan
guru. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan
perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan
mastery learning kepada setiap anak didik secara individual. Mastery
learning adalah salah satu strategi belajar mengajar pendkatan individual
yang meliputi 2 kegiatan, yaitu program pengayaan dan program perbaikan. Dalam
kegiatan belajar mengajar guru akan menemui bahwa tidak semua anak didik akan
dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Kenyataan
tersebut merupakan persoalan yang harus diatasi dengan segera.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujua yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir. Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode
yang bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian
anak didik, penggunaan metode yang bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan
kondisi psikologis anak didik, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki
kompetensi dalam pemilihan metode yang tepatdalam mengajar. Faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut:
·
Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
·
Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
·
Situasi yang bermacam-macam
·
Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
·
Pribadi guru serta kemampuan dan profesional yang
berbeda-beda[9]
5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai
perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat
sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat
bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah,
larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe,
papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan
sebagainya. Ahli lain membagi alat pendidikan dan pengajaran menjadi alat
material dan nonmaterial.[10]
6. Sumber Pengajaran
Sumber pengajaran merupakan materi/bahan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan hal-hal baru. Dalam mengemukakan sumber belajar ini para ahli
sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai
dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam
sumber belajar:
·
Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
·
Buku atau perpustakaan
·
Mass media (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan
lain-lain)
·
Museum
·
Alam lingkungan
·
Aktivitas (karyawisata, simulasi)[11]
7. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik
dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan
oleh guru dengan memakai seperangkat instrumen penggali data seperti tes
perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan.[12]
Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat
bagi guru dan siswa maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
·
Sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses belajar mengajar
·
Untuk memberikan angka yang tepat bagi kemajuan atau laporan
hasil belajar bagi setiap siswa
·
Untuk menentukan situasi belajar mengajar siswa sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimiliki siswa
·
Untuk mengetahui penyebab siswa yang mengalami kesulitan
belajar yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mencari solusinya[13]
PENUTUP
Dari uraian makalah diatas, maka
dapat kita simpulkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai hakikat,
ciri, dan komponen. Ketiga aspek ini perlu diketahui oleh seorang guru guna
menunjang tugas di medan pengabdian.
Belajar pada
hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
berakhirnya melakukan aktifitas belajar, sedangkan mengajar pada hakikatnya
adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada
disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik
melakukan proses belajar. Jadi, bila hakikat belajar adalah “perubahan”,
maka hakikat belajar mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan
oleh guru.
Kegiatan
belajar mengajar memiliki beberapa ciri, yaitu:
·
Memiliki tujuan
·
Adanya suatu prosedur
·
Ditandai dengan penggarapan materi khusus
·
Ditandai dengan aktifitas
anak didik
·
Guru berperan sebagai pembimbing
·
Membutuhkan kedisiplinan
·
Mempunyai batas waktu
·
Diakhiri dengan evaluasi
Dan kegiatan belajar mengajar juga mengandung
sejumlah komponen yang meliputi:
· Tujuan
· Bahan pelajaran
· Kegiatan belajar mengajar
· Metode
· Alat
· Sumber pengajaran
· Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2009.
Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Gama Media.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Balajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri . 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
[1]
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Gama Media,
2009), h. 48
[2]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), h.44
[5]
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000), h.16-18
[6]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), h.48
[7]
Op.cit, h. 17
[9]
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Gama Media,
2009), h.52-53
[10]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), h.54
[11]
Op.cit, h. 53-54
[12]
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000), h.20
[13]
Op.cit, h.54-55
Nama : Krisna Ayu Diana
BalasHapusNIM : 2021110348
Bagaimana cara guru mengatasi perbedaan yang ada pada anak didik terkait dengan tingkat pemahaman terhadap bahan pelajaran yang berbeda?
farah (2021110357)
BalasHapusmenurut saya, guru hendaknya melakukan pendekatan mastery learning, yaitu salah satu strategi belajar mengajar pendekatan individual. dg cara ini guru akan mengetahui kesulitan apa yg dialami siswa tsb sehingga guru tsb dpt mengatasi masalah tsb
Siti Nurokhmah
BalasHapusNIM: 2021110382
Sifat apa sajakah yang harus ada pada seorang guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan terkendali..??
menurut saya, agar PBM brjln dg lncar seorang guru harus memiliki sifat sabar, bertanggung jawab, bisa membuat suasana belajar mengajar tidak membosankan, tidak mudah putus asa, dan suka membaca, agar pengetahuan guru tidak trbatas.
HapusNurul Khikmah
BalasHapus2021110355
jika seorang pendidik sudah melakukan proses belajar mengajar sesuai proseedural atau sesuai komponen diatas, mungkinkah masih ada hambatan-hambatan yang akan terjadi nantinya????
Nama: Istighotsah
BalasHapuskelas H
NIM :2021110372
di makalah diterangkan bahwa untuk menempuh tujuan pembelajaran ada batas waktu tertentu.
nah, yang ingin saya tanyakan, dalam batas kurun waktu berapakah seorang siswa/murid harus menempuh waktu belajar?:)
suswati 2021110358
Hapusseseorang menempuh wkt belajar itu tdk bisa ditentukan brp kurun wkt nya krn pada hakikatnya semua org itu dlm hidupnya tdk bisa lepas dari yg namanya belajar sebagaimana yg dituturkan dlm kitab ta'limul muta'alim bhw menuntut ilmu itu dari ayunan smp liang lahat
apa yang mnebabkan munculnya hambatan" dalm belajar mengajar???
BalasHapus2021110343
farah 2021110357
Hapushambatan2 dlm belajar mengajar dpt muncul krn malas, bosan dsb.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya perkembangan media elektronik, kesibukan di luar sekolah, dan perasalahan yg sangat kompleks saat ini adl masalah asmara.
rohiman 2021110356
Hapusmunculnya hambatan2 itu disebabkan dg adanya:
1) Hambatan keahlian dan akademik, 2) Hambatan fasilitas pendidikan, 3) Hambatan mutu buku pendidikan, dan 4) Hambatan administrasi dan manajemen.
maka seorang guru harus pandai menyesuaikan diri dalam sebuah pembelajaran. dan memilih metode yang tepat.
Nama : Ayu Hidayah
BalasHapusNIM : 2021110342
Kelas : H
Pemerintah telah menetapkan standarisasi pendidikan, termasuk materi atau bahan ajar bagi tiap-tiap jenjang pendidikan. Materi atau bahan ajar tersebut tidak semuanya dapat diserap oleh para siswa. Salah satunya karena faktor lingkungan (misal jarak sekolah dengan rumah yang jauh, berbukit-bukit, dll). Pertanyaannya, bagaimana solusi terhadap permasalahan tersebut menurut para pemakalah?
solusinya yaitu dari pihak pemerintah harus melakukan pemeratan pendidikan di setiap daerah, dengan cara membangun sekolah-sekolah baru agar yang warganya tidak kejauhan untuk pergi kesekolahnya..
Hapusrohiman
Hapus2021110356
nama : Risnatul Khikmah
BalasHapusNIM : 2021110374
Kelas : H
Selain dilihat dari absensi, bagaimana seorang guru menilai kedisiplinan para siswanya?
kedisiplinan siswa itu selain dilihat dari absensi juga bisa di laihat dari sikap siswa, cara berpakaian siswa.
Hapusselain itu juga bisa di lihat kecepatan dan ketepatan dia melakukan sesuatu ha.
farah 2021110357
Hapusselain absensi, kedisiplinan dpt jg dilihat dari ketepatan masuk kelas,pakaian, pengumpulan tugas, dsb
nama : M.Mastur Hilmi
BalasHapusnim : 2021110368
Tujuan pembelajaran yang efektif itu yang seperti apa?
farah 2021110357
Hapustujuan pembelajaran yg efektif adl proses belajar mengajar yg tdk hny terfokus pd nilai yg dicapai oleh anak didik, melainkan juga mampu memberikan pemahaman yg baik, kecerdasan, ketekunan & perubahan perilaku (yg baik) serta dpt mengaplikasikannya dlm kehidupan mereka
tujuan pembelajaran yang efektif adalah tujuannya tidak hanya dalam hal akademik, tapi peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam kehidupa sehari-hari.
Hapusrohiman
Hapus2021110356
nama: mei andri yanti
BalasHapusnim:2021110384
dalam suatu kelas yang jumlah siswanya sangat banyak bagaimana seorang pengajar menyampaikan informasi,agar dapat dengan mudah di terima dan juga di pahami oleh masing-masing peserta didik?
farah 2021110357
Hapussebenarnya jumlah peserta didik yg terlalu banyak membuat kegiatan belajar mengajar tdk efektif sebab siswa sulit utk menangkap materi yg diberikan oleh guru. misalnya saja krn pengap atau kegerahan krn jumlah murid yg terlalu banyak di dlm kelas sehingga murid mjd tdk fokus dlm menerima materi.
jadi, utk membuat murid2 tsb mudah dlm menerima materi, guru hendaknya menyediakan ruangan yg nyaman, memberikan materi dg keras sehingga semua murid dpt mendengarnya, dan menyampaikan materi scr perlahan sehingga semua murid dpt memahaminya
adin refqi L
BalasHapus2021110359
di dalam proses belajar mengajar sering sekali terjadi hambatan-hambatang yang muncul entah itu dari faktor eksternal atau internal baik itu di pihak guru maupun peserta didik. bagaimana menurut pemakalah,seorang guru harus bertindak seperti apa untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul?
farah 2021110357
Hapusutk mengatasi hambatan2 yg muncul dlm kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya mencari tahu terlebih dahulu apa penyebabnya. misalnya saja krn malas. maka guru hendaknya melakukan pendekakan mastery learning, yaitu pendekatan scr individual (spt yg sudah saya jelaskan pd pertanyaan mbak Krisna). dg begitu guru dpt memberikan solusi utk permasalahan tsb dg memotivasi murid tsb misalnya dsb.
ANIS TIA M.A
BalasHapus2021110367
dalam komponen belajar poin ke 3 anda menyebutkan bahwa "Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, INTELEKTUAL, dan psikologis"
menurut anda,dalam pembagiam kelas lebih baik satu kelas diisi dengan anak2 yang mempunyai persamaan intelektual atau satu kelas diisi dengan anak2 yang mempunyai perbedaan dalam intelektual?
suswati 2021110358
Hapussebaiknya dlm 1 kls itu ditempatkan siswa2 yg memiliki tingkat intelektual yg sama dg tujuan utk mempermudah guru dlm metode yg diajarkan. sebab apabila dlm 1 kls siswa2nya mempunyai tingkat intelektual yg berbeda, guru akan kesulitan dlm menggunakan metode yg akan dipakai dlm kegiatan belajar mengjar. selain itu jg menghindari adanya sikap minder pd anak yg mempunyai tingkat intelektual yg rendah
Dalam satu kelas biasanya tingkat pemahaman siswa terhadap apa yg disampaikan guru itu berbeda-beda, ada yg cepat dan ada pula yg lambat. Kiat-kiat apa yg harus dilakukan oleh seorang guru agar proses belajar mengajar tetap efektif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran?
BalasHapusnama ; SUSWATI
Hapus2021110358
SEORANG GURU harus banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan para siswanya sehingga dia bisa menetukan metode mana yang harus diberikan pada para siswanya
NIM 2021110339
BalasHapussokhiyah 2021110379
BalasHapusapabila ada siswa yang daya tangkap trhadap suatu materi kurang baik, apa yang harus d lakukan seorang guru agar tujuan pembelajarannya tercapai.?
nama : suswati
Hapus2021110358
Yang harus dilakukan seorang guru yaitu dia harus menggunakan metode yang berbeda antara menangani siswa yang daya tangkapnya baik dan kurang baik, untuk siswa yang daya tangkapnya kutrang baik seorang guru harus memberikan perhatian yang penuh ketelatenan, dan selalu memberikan dorongan kepada siswa tersebut
Jika melihat,mengamati secara seksama banyak sekali hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran baik itu dari siswa maupun dari guru itu sendiri.
BalasHapusYang saya mau tanyakan bagaimana cara memenej waktu belajar mengajar agar lebih efektif?
Pertanyaan selanjutnya jika melihat makalah ini secara seksama ternyata tidak sejalan dengan pandangan islam dimana dalam islam diperintahkan untuk belajar sampai akhir hayat.Bagaimana pemakalah menanggapi perbedaan itu?
MUHAMMAD RIZQON 2021110369
BalasHapusM. Nurul Amin
BalasHapus202 111 0383
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen. Apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mengajar dalam komponen diatas ?
Class H
nama : suswati
Hapus2021110358
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi komponen diatas, yaitu faktor dalam dan luar lingkungan. misalnya pada kom[pnen media itu ada faktor luar dn dalam lingkungan.
Nama : Nur Faizah
BalasHapusNIM :2021110347
Bagaimana seorang guru menghadapi siswa yang melakukan perilaku yang mencontek dan mengantisipasinya???
Nama : Tri Suparni
BalasHapusNIM : 202109365
belajar merupakan sebuah proses yang berkesinambungan dan semua komponen belajar harus ada untuk menunjang keberhasilan hasil dari proses belajar tersebut. sementara di zaman skarang muncul sistem dimana KBM hanya menggunakan alat sebagai pengganti guru sedangkan guru tidak hadir di tempat. pertanyaanya bagaimana sistem yang semacam ini ktka kita sandingkan dengan hakikat belajar mengajar pada umumnya?
untuk selanjutnya yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana relevansi adab murid terhadap guru yang terdapat dalam kitab ta'lim wa muta'alim karya syeh zarnuji dalam pendidikan berkarakter di zaman sekarang ini?