SBM G2 : Pengajar vs Pembelajar - word
SBM G2 : Pengajar vs Pembelajar - ppt
SBM G2 : Pengajar vs Pembelajar - ppt
MAKALAH
ANTARA PENGAJAR DAN PEMBELAJAR
Disusun
guna memenuhi tugas :
Mata
Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen
Pengampu : Muhammad
Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
Kelompok: 2
Kelas :G
Titin Nur Indah Sari 2021110315
Faidatul Aula 2021110316
Tarmujiyanto 2021110317
Eko Riski Hidayat 2021110318
Fatkhiyatun Ni’mah 2021110319
JURUSAN
TARBIYAH PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Guru
dan peserta didik merupakan dua figur manusia yang selalu hangat dibicarakan
dan tidak an pernah absen dalam agenda pembicaraan masyarakat. Sekolah sebagai
tempat pengabdian adalah bingkai perjuangan guru dala keluhuran akal budi untuk
mewariskan nilai-nilai ilahiyahdan mentransformasikan multinorma keselamatan duniawi
dan ukhrowi kepada peserta didik agar menjadi manusia yang beakhlak mulia,
cerdas, kreatif, dan mandiri, berguna bagi pembangunan bangsa dan negara dimasa
mendatang.
Guru
sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Kayakinan ini muncul karena manusia adala makhluk yang
lemah, sehingga ia membutuhkan orang lain dalam proses perkembangannya.
Disinilah seorang guru memilki peran yang sanagt penting dalamproses
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Guru
Guru
sebagaimana dalam UUSPN No. 20 tahun 2003, Bab I, pasal 1, ayat 6 adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dalam
pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik. Guru pada prinsipnya tidak hanya mereka yang mempunyai kualifikasi
keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah / perguruan tinggi,
melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan dan
dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Menjadi
guru menurut Prof.Dr.Zakiah Daradjat dkk itu tidak sembarangan, tetapi harus
memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
1.
Takwa
kepada Allah SWT.
2.
Berilmu.
3.
Sehat
jasmani.
4.
Berkelakuan
baik.
Mengajar
merupakan langkah bagi seorang guru untuk memandaikan bangsa dengan tanpa
memikirkan efek untung dan ruginya secara material-personal, melainkan
memikirkan bagaimana nistanya jika generasi selanjutnya tidak lebih berkualitas
dalam semua aspek kehidupan. Aktivitas mengajar tersebut tentunya menuntut
kepekaan emosional dan spiritual yang mampu melahirkan mentalitas dan moralitas
suatu bangsa.[1]
Dalam
hal ini guru dituntut untuk profesional dengan tugas utamanya disamping
mendidik, mengajar, juga melatih. Tugas guru ini sangat kompleks. Dinamakan
kompleks karena guru dituntut untuk berkompetensi personal, profesional, dan
sosial kultural secara terpadu dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan
penelusuran sejarah, guru di negara ini digolongkan menjadi dua, yaitu guru
negeri dan swasta. Adapun secara praktis tugas dan peran antara guru negeri dan
swasta adalah sama. Mereka sama-sama mendidik, mengajar, dan melatih. Sama-sama
menyampaikan ilmu pengetahuan memahamkan dan menjadikan peserta didiknya untuk
lebih pandai. Untuk itu yang terpenting bagi seorang guru adalah hendaknya memegang
teguh komitmen ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut
wuri handayani.
Tiga
prinsip ini apabila dikaitkan dengan model pendidikan berbasis mutu, maka semua
komponen yang terkait dalam pendidikan hendaknya merupakan konsep tanggung
jawab bersama dan pemberdayaan.
Dalam
menghadapi bentuk peluang dan tantangan pendidikan masa kini, seorang guru
hendaknya tidak hanya menjadi dirinya sendiri akan tetapi ia harus menyatu
dengan semua keragaman. Dengan kata lain
seorang guru dituntut untuk memiliki kepribadian personal dan kepribadian sosial. Dengan demikian, maka hakikat guru
adalah :
1.
Orang
yang memiliki minat, tidak pernah lelah dan bosan mencari atau menambah ilmu
dan menyampaikannya pada orang lain.
2.
Orang
yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan.
3.
Orang
yang bertanggung jawab, mampu merubah pengetahuan, sikap, kepribadian, dan
ketrampilan peserta didiknya lebih baik.
4.
Orang
yang mempunyai panggilan jiwa, mau berkorban demi kemajuan peserta didiknya.
5.
Orang
yang mempunyai idealisme, mau mendengarkan keluh kesah peserta didiknya dan mampu
memberikan solusinya.[2]
B.
Tugas
Guru
Guru
adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat
membentuk jiwa dan watak anak didik.
Menurut Roestiyah N.K,
bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk :
1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik
berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
2. Membentuk kepribadian anak yang
harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila.
3. Menyiapkan anak menjadi warga negara
yang baik.
4. Sebagai perantara dalam belajar.
5. Sebagai pembimbing.
6. Sebagai penghubung antara masyarakat dan
sekolah.
7. Sebagai penegak disiplin.
8. Sebagai administrator dan manager.
9. Sebagai profesi.
10. Sebagai perancang kurikulum.
11. Sebagai pemimpin.
12. Sebagai sponsor dalam kegiatan
anak-anak.
C.
Gaya Mengajar Guru
1.
Makna
Gaya Mengajar.
Menurut
Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak tanduk guru sebagai
pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
Seorang
guru mempunyai gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya pada saat mengajar
dikelas, meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu menyampaikan pengetahuan
membentuk sikap anak menjadi siswa terampil dan berkarya. Dan gaya mengajar
guru di kelas mencerminkan kepribadian
guru itu sendiri.
Menjadi
seorang guru hendaknya
memiliki inisiatif dalam pelaksanaan pembelajaran seperti halnya memilah dan
memilih apa yang hendak dikerjakan, yakni bidang studi apa yang disampaikan,
apa tujuan bidang tersebut, berapa usia siswa yang diajar, sejauh mana tingkat
intelektual siswanya, menggunakan metode seperti apa, media apa yang digunakan,
dan bentuktes yang digunakan.
Apabila
guru tersebut mampu mengidentifikasi persolan diatas, maka gaya mengajar guru
tentu akan menjadi baik dan siswa semangat mengikuti proses pembelajaran.
2. Macam-macam Gaya Mengajar
Gaya
mengajar guru menjadi salah satu factor penentu keberhasilan proses
pembelajaran, karena biasanya guru yang memilki karakter mengajar monoton dan
membosankan akan banyak tidak disukai
peserta didik. Dan karakter masing-masing guru, terdapat macam-macam gaya
mengajar; klasik, teknologi, personalisasi dan interaksional.
a. Gaya mengajar klasik
Gaya
mengajar guru akan berpengaruh pada gaya siswa, baik gaya berfikir, gaya
bersikap, maupun gaya bertindak. Dengan gaya ini, guru masih menerapkan
konsepsi sebagai satu-satunya sumber belajar dengan berbagai konsekuensi yang
diterimanya. Guru mendominasi kelas dengan tanpa member kesempatan siswa untuk
kreatif. Namun, gaya mengajar seperti ini tidak dapat disalahkan manakala
kondisi kelas manakala siswa mayoritas pasif. Walaupun demikian gaya mengajar
seperti ini sudah tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran sekarang
ynag sudah bergeser dari paradigma teacher
centered menjadi student centered.
b. Gaya mengajar teknologis
Gaya
mengajar teknologis ini mensyaratkan guru untuk berpegang pada media yang
tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa dan selalu memberi
rangsangan pada peserta didiknya untuk mampu menjawab persoalan. Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk mempelajari pengetahuan
yang sesuai dengan minatnya sehingga memberi manfaat pada diri siswa itu
sendiri.
c. Gaya Mengajar Personalisasi
Pada
dasarnya guru mengajar bukan untuk memandaikan siswa semata, tetapi juga
memandaikan pada dirinya sendiri. Siswa harus dipandang sebagai seorang pribadi
yang mempunyai potensi untuk dikembangkannya. Ciri gaya mengajar personalia
adalah :
1. Bahan pelajaran disusun secara situasi
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa secara individual.
2. Proses penyampaian materi, sesuai dengan
mental emosional, dan kecerdasan siswa.
3. Peran siswa; dominan dan dipanadang
secar pribadi
4. Peran guru; membantu dan menuntut
perkembangan siswa melalui pengalaman belajar, menjadi psikolog, menguasai
metodologi pengajaran, dan sesuai nara sumber.
d. Gaya mengajar Interaksional
Pada
dasarnya dalam kehidupan manusia disamping sebagai makhluk individu juga
sebagai makhluk social. Pada saat ini siswa dihadapkan pada suatu realitas yang
beranek aragam. Oleh karenanya, dalam pembelajaran ia diberi kesempatan luas
untuk memilih program studi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kakinian.
Siswa juga dilibatkan dalam pembentukan interaksi social yang mengahruskan ia
mampu belajar secara mandiri.
D.
Prinsip-prinsip
Mengajar
Macam-macam
prinsip mengajar guru adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip aktivitas.
Dalam proses pembelajaran
yang berhasil, harus melalui berbegai macam aktivitas baik aktivitas fisik dan
psikis.
2. Prinsip motivasi.
Menurut Walker (1967) mengatakan bahwa
perubahan-perubahan yang dipelajari memberi hasil yang baik bilamana orang
mempunyai motivasi untuk melakukannya.
3. Prinsip individualitas.
Menurut Iqbal, perkembangan
individualitas merupakan suatu proses yang kreatif.
4. Prinsip lingkungan.
Ada dua macam cara menggunakan
lingkungan sebagai sumber pengajaran :
a. Membawa peserta didik dalam lingkungan
dan masyarakat untuk keperluan pelajaran,
b. Membawa sumber-sumber dari masyarakat ke
dalam kelas pelajaran untuk kepentingan pribadi.
5. Prinsip konsentrasi.
Secara psikologis, jika memusatkan
perhatian pada sesuatu, maka segala stimulus lainnya yang tidak diperlukan
tidak masuk dalam alam sadarnya. Akibatnya pengamatan menjadi sangat cermat dan
berjalan dengan baik.
6. Prinsip kebebasan.
7. Prinsip peragaan.
Peragaan meliputi semua pekerjaan panca
indra yang bertujuan untuk mencapai pemberian pemahaman sesuatu hal secara
lebih tepat dengan menggunakan alat-alat.
8. Prinsip kerjasama dan persaingan.
9. Prinsip apersepsi.
Apersepsi adalah suatu penafsiran buah
pikiran yaitu menyatu padaukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dan
pengamalan yang telah dimiliki.
10. Prinsip korelasi.
Guru hendaknya berusaha menghubungkan
pelajaran yang sedang diajarkan kepada peserta didik dengan bahan pengajaran
dari mata pelajaran yang lain.
11. Prinsip efisiensi dan efektifitas.
Pengajaran yang baik adalah proses
pengajaran dengan waktu yang cukup dan dapat membuahkan hasil secara tepat,
cermat, dan optimal.
12. Prinsip globalitas.
Menurut prinsip globalitas bahwa
keseluruhan adalah menjadi titik awal pengajaran. Peserta didik selalu
mengamati keseluruhan terlebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya.
13. Prinsip permainan dan hiburan.
Al-Ghazali menyarankan agar anak-anak
diijinkan bermain dengan permainan ringan dan tidak yang berat-berat sesudah
jam pelajaran, dengan syarat tidak meletihkan mereka.
E.
Perbedaan
antara Pengajar, Pendidik, dan Pembelajar.
Sebagian
ahli mengatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri anak didik.
Maka, pengajar dapat diartikan sebagai seorang yang menanamkan pengetahuan
kepada orang lain.[3]
Pendidik
mempunyai dua arti yaitu arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, pendidik
adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-anak, sedangkan dalam arti
sempit berartiorang-orang yang dipersiapkan dengan sengaja untuk menjadi guru
atau dosen.[4]
Pembelajar, secara arti kata dapat
diartian sebagai orang yang mempelajari. Maka dalam kegitan pembelajaran yang
merupakan yang menjadi pembelajar adalah guru dan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
Dari
uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Seiring perkembangan zaman
dan teknologi, guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi atau pengetahuan
saja tapi juga sekaligus sebagai pendidik yang menanamkan nilai-nilai moralits
pada peserta didiknya.
Dalam
melaksanakan tugasnya, dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk memegang
prinsip-prinsip dan gaya mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik. Dengan begitu, maka tujuan pembelajaran akan tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode
Pembelajaran.Yogyakarta:
Gama Media
Pidarta, Made. TT. Landasan kependiidkan. Jakarta : Rineka Cipta
S, J.Drost. 1999. Proses
Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan. Yogyakarta: PT.Gramedia Wididsarana
[1] Zaenal Mustakim, Strategi
dan Metode Pembelajaran,(Yogyakarta: Gama Media, 2009), hlm.5-9
[2] Ibid, hlm.12
[3] J.Drost.S, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan,
(Yogyakarta:PT.Gramedia Wididsarana,1999),hlm.1-2
Nama: Nurul Khikmah
BalasHapusNIM: 2021110355
pada makalah diatas diterangkan gaya-gaya mengajar guru.
yang saya tanyakan ciri-yang membedakan antara gaya mengajar yang satu dan yang lainnya?
dan apa kelebihan dan kekurangan masing-masing?
muhammad sukron
BalasHapus2021110328
menurut pemakalah bagaimana sifat-sifat pengajar yg ideal??
Tarmujiyanto (Ka yan)
Hapus2021110317
terima kasih pertanyaanya
jawaban :
Untuk menjadi seorang guru yang baik sebenarnya tidaklah sulit, tetapi apa ya parameternya.
dijelaskan dari bukunya Pak Mulyasa.
1.Adil
Seorang guru harus adil dalam memperlakukan anak-anak didik harus dengan cara yang sama, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak. Jangan mentang-mentang ada anak titipan si A dan si B lalu memberlakukan eksekusi ekslusif....halah bahasanya !!!
2.Percaya dan suka terhadap murid-muridnya
Seorang guru harus percaya terhadap anak didiknya. Ini berarti bahwa guru harus mengakui bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah hal yang buruk. Menyitir dari kalimat Atasanku di Kantor, Kita harus bisa memuliakan anak didik kita, duh...indah sekali bahasanya. Hayo...jangan pada egois ya dalam memberikan kasih sayang kepada anak didiknya....!!!!
3.Sabar dan rela berkorban
Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan apalagi pekerjaan guru sebagai pendidik. Sifat sabar perlu dimiliki guru baik dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti jerih payahnya.
4.Memiliki Perbawa (gezag) terhadap anak-anak
Gezag adalah kewibawaan. Tanpa adanya gezag pada pendidik tidak mungkin pendidikan itu masuk ke dalam sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan, murid-murid hanya akan menuruti kehendak dan perintah gurunya karena takut atau paksaan; jadi bukan karena keinsyafan atau karena kesadaran dalam dirinya.
5.Penggembira.
Seorang guru hendaklah memiliki sifat tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa bagi murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru, antara lain akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas bosan atau lelah.
6.Bersikap baik terhadap guru-guru lain
Suasana baik diantara guru-guru nyata dari pergaulan ramah-tamah mereka di dalam dan di luar sekolah, mereka saling menolong dan kunjung mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan keluarga besar, keluarga sekolah. Terhadap anak-anak, guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya. Bertindaklah bijaksana jika ada anak-anak atau kelas yang mengajukan kekurangan atau keburukan seorang guru kepada guru lain.
7.Bersikap baik terhadap masyarakat
Tugas dan kewajiban guru tidak hanya terbatas pada sekolah saja tetapi juga dalam masyarakat. Sekolah hendaknya menjadi cermin bagi masyarakat sekitarnya, dirasai oleh masyarakat bahwa sekolah itu adalah kepunyaannya dan memenuhi kebutuhan mereka.
8.Benar-benar menguasai mata pelajarannya
Guru harus selalu menambah pengetahuannya. Mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Guru yang pekerjaannya memberi pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan kepada muridnya tidak mungkin akan berhasil baik jika guru itu sendiri tidak selalu berusaha menambah pengetahuannya. Jadi sambil mengajar sebenarnya guru itu belajar.
9.Suka pada mata pelajaran yang diberikannya
Mengajarkan mata pelajaran yang disukainya hasilkan akan lebih baik dan mendatangkan kegembiraan baginya daripada sebaliknya. Di sekolah menengah hal ini penting bagi guru untuk memilih mata pelajaran apa yang disukainya yang akan diajarkannya.
10.Berpengetahuan luas
Selain mempunyai pengetahuan yang dalam tentang mata pelajaran yang sudah menjadi tugasnya akan lebih baik lagi jika guru itu mengetahui pula tentang segala tugas yang penting-penting, yang ada hubungannya dengan tugasnya di dalam masyarakat. Guru merupakan tempat bertanya tentang segala sesuatu bagi masyarakat.
wido murni
BalasHapus2021110302
Apa sih makna dan hakikat Guru.......dan apa yang anda ketahui tentang aspek kognisi afeksi dan psikomotorik.....?
M. Lendra 2021110299
BalasHapusBagaimanakah aplikasi teknologis dlm pengajaran terutama pada daerah yg msih tertinggal, hruskah menggunakan canggih atau hanya perlu menggunakan peralatan aplikatif sesuai daerah tersebut ?
ANNA IRHAMNA
BalasHapus2021110303
bAGAIMANA Menjadi seorang guru yang teladan?jelaskan menurut pemakalah.,,thx
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusmenjadi seorang guru teladan memang harus di tanamkan diri seorang pengajar, agar siswa merasa nyaman, dan selalu mendapatkan haknya dalam pembelajaran.
Hapusguru yang teladan biasanya selalu mematuhi tata tertip sebangai guru, dan di segani di kalangan guru dan lingkungan masyarakatnya,dan selalu dekat dengan muridnya, seperti adanya perhatian dan slalu memotivasi anak didiknya, selalu berprilaku baiak di mata anak didiknya dan asik dalam pembelajaran. serti menyampaikan dan menjelaskan dll. gaya mengajar guru tersebut pastinya ada ciri khas tersendiri.
menjadi seorang guru yang teladan, pastinya mempunyai mempunyai nilai kelebihan.
LUSIANA MASITHOH
BalasHapus2021110331
MENURUT PEMAKALAH DIANTARA GAYA MENGAJAR DIATAS, GAYA MENGAJAR YANG PALING BAIK APA? JELASKAN DAN PRAKTEKAN... TMAKASIH...
RISKIYAH
BalasHapus2021110304
apakah seorang guru itu wajib memiliki sifat yang baik?luar dan dalamnya,dan bagaimana kalau guru itu ternyata mantan nara pidana.jelaskan menurut pemakalah.
NAMA : DEWI ZULAIKHA
HapusNIM : 2021110330
kelas: G
Pertanyaan: Guru adalah figur seorang pemimpin dan Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik serta guru dapat menjadikan peserta didik mengerti/ pandai dalam matra kognitif, afektif, dan psikomotorik.menurut pemakalah apakah keberhasilan seorang siswa/ peserta didik dalam proses belajar itu semua tergantung pada guru atau pendidik? tolong dijelaskan.terima kasih
saiful fahad
BalasHapus2021110310
bisa tolong jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan masing2 gaya mengajar diatas???dan berikan contoh dalam pengaplikasiannya di sekolah.........
MUTHOHAROH
BalasHapus2021110329
Apakah menurut anda gaya mengajar yang telah di sebutkan telah memenuhi unsur PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Mengasyikkan)???
Bagaimana cara menanamkan sukap ta'dzim murid terhadap guru???
TERIMAKASIH
A.D.Mursalin
BalasHapus202 1110 277
kelas ( F )
melihat realita sekarang yang terjadi dikalangan pelajar dengan maraknya aksi tawuran antar pelajar, perbuatan seks bebas pelajar! sebenarnya siapa yang patut untuk disalahkan atau siapakah yang harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut?
tarmujiyanto (ka yan)
Hapus2021110317
terima kasih pertanyaannya.
terjadinya tawuran dan seks bebas,yang terjadi di kalangan pelajar. sangat memalukan pastinya perbuatan tersebut.
terjadinya tawuran pastinya ada masalah atau mempunyai masalah, kebanyakan terjadi di karenakan ikut ikutan/ pun mencari masalah, dan juga bisa dikatakan tidak mau merasa kalah dan merasa benar sendiri.
kejadian tersebut pastinya meresahkan kedua orang tua,dan pihak sekolah,karean ulah seorang pelajar, pastinya yang bertanggung jawab pihak sekolah, seorang guru pastinya tidak menginginkan itu terjadi, solusinya seorang guru mengadakan evaluasi,dan juga mengadakan tindakan yang lebih tegas/dan memberikan sansi yang lebih berat, agar siswa benar-benar menyadari agar tidak mengulangi.
jika ada kasus seks bebas dikalangan pelajar, ini juga meresahkan kedua orang tua dan pihak sekolah. siswa sebenarnya sadar perbuatan itu memalukan. tugas guru selalu mengingatkan bahayanya seks bebas tersebut, agar siswa benar menjahui. dan jika sebagai orang tua tentunya selalu memantau keadan anak dalam bergaul, dan slalu mengingatkan dan menasehati.
pastinya kejadian 2 hal tersebut, seorang siswa harus mendapatkan perhatian khusus.
DAN PASTINYA PIHAK APARAT/KEPOLISIAN SELALU MEMBERIKAN JERA BAGAI PELAKU. AGAR TIDAK ADA LAGI KEJADIAN TERSEUAT .
Muhammad Ali Fahmi
BalasHapus2021110285
di makalah dijelaskan syarat guru yaitu harus betaqwa kepada Allah SWT,dll.. kalau persyaratan akademis kan mudah menentukannya yaitu dengan melihat transkip nilai. nah kalau syarat Takwa kepada Allah SWT,Berilmu,Sehat jasmani,Berkelakuan baik bagaimana caranya ??