SBM H2 : Pengajar vs Pembelajar - word
SBM H2 : Pengajar vs Pembelajar - ppt
SBM H2 : Pengajar vs Pembelajar - ppt
“ANTARA PENGAJAR DAN PEMBELAJAR”
MAKALAH
Disusun
guna memenuhi tugas: Strategi Belajat Mengajar
Dosen
Pengampu : M. Ghufron Dimyati
Disusun
Oleh :
Adin
Refqi L 2021110359
Kharimatul
Khasanah 2021110361
Mar’atus
Solehah 2021110362
Dikromah 2021110363
Aminah
Zuhriyah 2021110264
Uyunul
Fauziyah 2021110365
Kelas
H
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
Tahun
2012
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan
adalah dunia guru, rumah rehabilitasi peserta didik. Dengan sengaja guru berupaya
mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mengeluarkan peserta didik dari terali
kebodohan. Sekolah sebagai tempat pengabdian adalah bingkai perjuangan dalam
keluhuran akal budi untuk mewariskan nilai-nilai ilahiyah dan mentrasformasikan
multi norma kesalamatan duniawi dan ukhrowi kepada peserta didik agar menjadi
manusia yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, dan mandiri berguna bagi
pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang.
Oleh karena itu makalah ini akan
membahas mengenai cara mengajar dan mendidik yang baik agar tercapainya tujuan
pendidikan yang di inginkan.
PEMBAHASAN
A. Persamaan
dan Perbedaan Istilah Mengajar dan
Mendidik
Tugas
guru dalam mendidik dan mengajar murid-muridnya adalah membimbing memberikan
petunjuk, teladan, bantuan, latihan, penerangan, pengetahuan, pengertian,
kecakapan, keterampilan, nilai-nilai, norma-norma kesusilaan, kebenaran, kejujuran, sikap dan
sifat-sifat yang baik dan terpuji dan sebagainya. Secara teoritis mengajar
lebih bersifat menyampaikan pengetahian dan mendidik lebih beraksentuasi pada penanaman
nilai.
Pakar
penelitian, Sikun Pribadi, berpendapat bahwa mengajar adalah kegiatan pembinaan
yang terkait dengan ranah kognitif dan psikomotorik. Ranah kognitif dengan
tujuan agar siswa lebih cerdas, banyak pengetahuan, berfikir kritis,
sistematis, dan obyektif. Untuk ranah psikomotorik dengan tujuan terampil
melaksanakan sesuatu, seperti membaca, menulis, menyanyi, berhitung, lari cepat
berenang dan lain-lain. Makna pengajaran ini diperkuat dengan adanya istilah instructional
effect yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan.
B. Makna
dan Hakikat Guru
1.
Makna Guru
Makna
guru (pendidik) sebagaimana dalam UUSPN No.20 tahun 2003 Bab I, pasal I,ayat I,
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaismara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Sedangkan
pengertian yang sederhana. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik, yang dapat diartikan bahwa guru tersebut tidak hanya yang
mempunyai kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah atau
perguruan tinggi, melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai
kompetensi keilmuan dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra
kognitif, afektif dan psikomotorik.[1]
Syarat-syarat
untuk menjadi guru menurut Zakiyah yaitu
sebagai berikut :
a. Takwa
Kepada Allah SWT
Guru,
sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan, tidak mungkin mendidik peserta didik agar
bertakwa kepada Allah swt, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia
adalah teladan bagi peserta didiknya.
b. Berilmu
Ijazah
bukan semata-mata secarik kertas, tetapi sesuatu bukti bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan
kesanggupan yang diperlukannya untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai
ijazah agar ia diperbolehkan mengajar, karena makin tinggi pendidikan guru
makin baik pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi pula derajat masyarakat.
c. Sehat
Jasmani
Kesehatan
jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi merekan yang melamar untuk
menjadi guru. Karena ketika guru itu memiliki penyakit maka ia tidak akan
bergairah dalam mengajar
d. Berkelakukan
Baik
Budi
pekerti guru penting dalam pendidikan watak peserta didik. Guru harus enjadi
teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak yang mulia
pada diri pribadi peserta didik dan ini akan bisa tercapai jika pribadi guru
berakhlak mulia.
Syarat
yang telah tertera di atas merupakan tahap menuju guru yang profesional dimana
guru bisa memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya., yang
diperlukan sebagai panutan bagi peserta didik, dan secara konstitusional, guru
hendaknya berkepribadian pancasila, dan UUD 1945 yang beriman kepada Tuhan
disamping itu ia juga harus memiliki kualifikasi (keahlian yang diperlukan)
sebagai tenaga pengajar (pasal 28 ayat 2 UUSPN/1982)[2].
2. Hakikat
guru
Hakikat guru, yang harus ada pada kepribadian seseorang guru
yaitu :
a.
Orang yang
memiliki minat, tidak pernah lelah dan bosan mencari atau menambah ilmu dan
menyampaikannya kepada orang lain (siswa) kapan saja.
b.
Orang yang
berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan.
c.
Orang yang
bertanggung jawab, mampu merubah pengetahuan, sikap, kepribadian, dan
keterampilan peserta didiknya lebih baik.
d.
Orang yang
mempunyai panggilan jiwa, mau berkorban demi kemajuan peserta didiknya.
e.
Orang yang
mempunyai idealisme, mau mendengar keluh kesah peserta didiknya dan mampu
memberikan solusinya.
C.
Tugas dan Fungsi
Guru
1. Tugas
Guru
Guru
adalah figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat
membentuk jiwa dan watak peserta didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk
membentuk dan membangun kepribadian peserta didik menjadi seorang yang berguna
bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang
cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.
Guru
sangat berperan dalam membantu perkembngan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal, keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah. Demikian halnya
peserta didik, ketika orang tuanya mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat
itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara
optimal[3].
Seorang
guru yang benar-benar sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut, tentulah
akan selalu mawas diri, mengadakan intropeksi, berusaha selalu ingin berkembang
maju, agar bisa menunaikan tugasnya lebih baik, dengan selalu menambah
pengetahuan, memperkaya pengalaman, mengikuti “up grade” dirinya melalui
membaca buku-buku perpustakaan, mengikuti seminar, lokakarya, kursus-kursus
penataran dan sebagainya agar selalu bisa mengikuti gejolak perubahan-perubahan
sosia-kultural dalam masyarakat serta kemajuan ilmu dan teknologi modern saat
ini.
Menurut Roestiyah N.K, bahwa guru
dalam mendidik peserta didik baertugas untuk :
a.
Menyerahkan
kebudayaan kepada peserta didik berupa kepandaian, kecakapan dan
pengalaman-pengalaman
b.
Membentuk
kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita
Pancasila
c.
Menyiapkan anak
menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang
merupakan Keputusan MPR No. II Tahun 1983.
d.
Sebagai
perantara dalam belajar
2. Fungsi
Guru
a.
Guru Sebagai
Pendidik
b.
Guru sebagai
pengajar
c.
Guru sebagai
pembimbing
d.
Guru Sebagai
Pelatih
e.
Guru sebagai
penasehat
f.
Guru Sebagai
Pembaharu
g.
Guru sebagai
model dan teladan
h.
Guru sebagai
pribadi
i.
Guru sebagai
peneliti
j.
Guru sebagai
pendorong kreativitas
k.
Guru sebagai
pembangkit pandangan
l.
Guru sebagai
pekerja rutin
m.
Guru sebagai
pemindah kemah
n.
Guru sebagai
emansipator
o.
Guru sebagai
evaluator
p.
Guru sebagai
pengawet
q.
Guru sebgai
pembawa cerita
r.
Guru sebagai
actor
s.
Guru sebagai
kulminator
D.
Gaya-Gaya
Mengajar Guru
1.
Makna gaya
mengajar
a.
Menurut Abu
Ahmadi gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam
melaksanakan proses pengajaran
b.
Menurut Abdul
Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar
di muka kelas
c.
Menurut
Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak tanduk guru sebagai
pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
Guru
sebagai manusia pun mempunyai gaya yang berbeda satu dengan lainnya pada saat
mengajar di kelas, walaupun mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyampaikan
pengetahuan membentuk sikap anak dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya.
Dan gaya mengajar guru di kelas mencerminkan kepribadian guru itu sendiri. Gaya
mengajar guru tersebut pada prinsipnya sulit dirubah karena sudah menjadi
pembawaan sejak lahir. Dengan demikian gaya mengajar guru menjadi faktor
penting dalam penentuan keberhasilan peserta didik. Guru yang baik adalah guru
yang inisitor, yaitu guru yang banyak ide, wawasan, gagasan baru dalam rangka
mengeliminir kejenuhan siswa. Guru itu selalu membuat variasi gaya mengajarnya,
karena yang terpenting dalam mengajar bukan doktrinisasi suatu falsafah pengajar yang kaku, melainkan
adanya falsafah pengajaran yang fleksibel dan yang terpenting lagi adalah siswa
memiliki kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
2.
Macam-Macam Gaya
Mengajar
a.
Gaya Mengajar
Klasik
Gaya mengajar guru akan berpengaruh pada gaya siswa, baik gaya
berpikir, gaya bersikap, maupun gaya bertindak. Dengan gaya mengajar ini, guru
masih menerapkan konsepsi sebagai satu-satunya sumber belajar dengan berbagai
konsekuensi yang diterimanya. Guru mendominasi kelas dengan tanpa memberi
kesempatan siswa untuk kreatif. Dan gaya guru mengajar seperti ini tidak dapat
disalahkan sepenuhnya menakala kondisi kelas yang mengharuskan ia berbuat
demikian, yaitu kondisi kelas dimana siswa mayoritas pasif.
b.
Gaya Mengajar
Teknologis
Gaya mengajar guru menjadi bahan perbincangan yang tidak pernah
habis. Argumentasinya adalah setiap guru mempunyai watak yang berbeda-beda, ada
yang kaku, keras, moderat dan fleksibel. Gaya mengajar teknologis ini
mengisyaratkan guru untuk berpegang pada media yang tersedia. Guru mengajar
dengan memperhatikan kesiapan siswa dan selalu memberi rangsangan pada peserta
didiknya untuk mampu menjawab persoalan. Guru memberi kesempatan kepada peserta
didiknya untuk mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minatnya sehingga memberi
manfaat pada diri siswa itu sendiri.
c.
Gaya Mengajar
Personalisasi
Gaya mengajar guru menjadi salah satu kunci keberhasilan siswa.
Pada dasarnya guru mengajar bukan untuk memandaikan siswa semata, akan tetapi
juga memandaikan dirinya sendiri. Guru yang mempunyai prinsip seperti ini, ia
akan selalu meningkatkan belajarnya dan juga senantiasa memandang peserta
didiknya untuk menjadi sama dengan gurunya, karena ia mempunyai minat, bakat
dan kecenderungan masing-masing.
d.
Gaya Mengajar
Interaksional
Dalam gaya pembelajaran ini siswa diberi kesempatan luas untuk
memiliki program studi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Siswa
juga dilibatkan dalam pembentukan interaksional yang mengharuskan ia mampu
belajar secara mandiri.
3.
Pendekatan Gaya
Mengajar
a.
Pendekatan
filosofis
Dalam pendekatan ini, gaya mengajar guru hendaknya didasarkan
pada nilai-nilai kebenaran, yaitu memandang siswa sebagai makhluk rasional yang
mampu berpikir dan perlu dikembangkan. Dalam proses pengajaran, pendekatan
filosofis dapat diaplikasikan ketika guru mengajar dengan berbagai gaya untuk
mencari hakikat pengajaran yang dapat diterima siswa.
b.
Pendekatan
Induksi
Merupakan pendekatan gaya mengajar dalam bentuk penganalisaan
secara ilmiah, yaitu berasal dari hal-hal atau peristiwa umum khusus untuk
menentukan hukum atau kaidah yang bersifat umum.
c.
Pendekatan
deduksi
Adalah pendekatan gaya mengajar dalam bentuk ilmiah yang
bergerak dari hal-hal umum ke hal yang khusus
d.
Pendekatan sosia
kultural
Merupakan pendekatan
gaya mengajar yang berpandangan bahwa siswa adalah makhluk bermasyarakat dan
berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo socium dan sapiens dalam
kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan.
e.
Pendekatan
fungsional
Adalah pendekatan gaya
mengajar guru dengan penekanan pada pemanfaatan materi ajar bagi siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Maksudnya, materi pelajaran yang disampaikan kepada
siswa adalah materi yang sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan
sehari-hari.
f.
Pendekatan
emosional
Adalah pendekatan gaya
mengajar untuk menyentuh perasaan yang mengharuskan dengan tujuan menggugah
perasaan dan emosi siswa agar mampu mengetahui, memahami dan menerapkan materi
pelajaran yang diperolehnya
E.
Prinsip-Prinsip
Mengajar
Agar
lalu lintas pengajaran bisa berjalan lancer, teratur, terhindar dari beberapa
hambatan yang berakibat pada stagnasi pengajaran, maka guru harus mengerti,
memahami, menghayati berbagai prinsip pengajaran sekaligus mengaplikasikan pada
waktu dia melaksanakan tugasnya.
Prinsip-prinsip
pengajaran meliputi:
1)
Prinsip
aktivitas
Thomas M.Risk dalam
bukunya “Principles and practies of teaching” mengatakan: “Teaching is evidence of learning experience” (mengajar
adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri hanya
mungkin diperoleh jika peserta didik dengan keaktifannya sendiri beraksi
terhadap lingkungan. Dengan demikian belajar yang berhasil mesti melalui
berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
2)
Prinsip motivasi
Walker (1967) dalam
bukunya “conditioning and instrumental learning” mengatakan “perubahan-perubahan
yang dipelajari memberi hasil yang baik bilamana orang mempunyai motivasi untuk
melakukannya.
3)
Prinsip
individualitas
Individual sebagai
manusia merupakan orang-orang yang memiliki pribadi atau jiwa sendiri.
Kekhususan jiwa itu menyebabkan individu yang satu berbeda dengan individu yang
lainnya. Perkembangan individualitas merupakan suatu proses yang kreatif. Dalam
proses individu harus memainkan peranan yang aktif, selalu mengadakan aksi dan
reaksi yang bertujuan terhadap lingkungannya. Dengan demikian tumbuh
berkembangnya individu sangat didukung oleh lingkungan (kelas)
4)
Prinsip
lingkungan
Pembawaan yang
potensial dari individu itu tidak spesifik melainkan bersifat umum dan dapat
berkembang menjadi bermacam-macam kenyataan hasil interaksi dengan
lingkungannya. Pembawaan menentukan batas-batas kemungkinan yang dapat dicapai
oleh individu, tetapi lingkungan menentukan menjadi individu dalam kenyataan.
5)
Prinsip
konsentrasi
Secara psikologis, jika
memusatkan perhatian pada sesuatu maka segala stimulus lainnya yang tidak
diperlukan tidak masuk dalam alam sadarnya. Akibatnya dari keadaan in adalah
pengamatan menjadi sangat cermat dan berjalan dengan baik.
6)
prinsip
kebebasan
pengertian kebebasan
menurut Rosella Linskie adalah mengandung tiga dimensi:
a.
seft
directedness
b.
self discipline
c.
self control
kemudian menurut Fulton
Shean memberkan batasan kebebasan kedalam
a.
there is the
freedom to do only what you went to do
b.
there is the
freedom to do only what you must to do
c.
there is the
freedom to do only what you ought to do
kebebasan menurut
kategori pertama disebut anarki, yang kedua disebut totalitas dan yang ketiga
disebut demokrasi, dapat disamakan dengan self direction, self discipline dan
self control.
7)
Prinsip peragaan
Peragaan meliputi semua
pekerjaan pancaindra yang bertujuan untuk mencapai pemberian pemahaman sesuatu
hal secara lebih tepat dengan menggunakan alat-alat indra.
8)
Peinsip
kerjasama dan persaingan
Jean D.Grambs
berpendapat bahwa pengajaran disekolah yang demokratis, kerjasama maupun
persaingan sama pentingnya, hanya persaingan yang dimaksud bukan bertujuan
untuk memperoleh hadiah atau kenaikan pangkat tetapi untuk mencapai hasil yang
lebih tinggi atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi kelompok.
9)
Prinsip
apersepsi
Apersepsi adalah suatu
penafsiran buah pemikiran yaitu menyatu padukan dan mengasimilasi sesuatu
pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki
Apersepsi dimulai
dengan menghubungkan lebih dahulu pelajaran sebelumnya sebelum menyajikan
pelajaran baru, bisa disajikan melalui pertanyaan ada 4 langkah pelajaran:
a.
kejelasan
pengertian
b.
asosiasi
c.
sistem
d.
metode
Sedangkan pendapat lain
menyarankan lima langkah
a.
preparasi
b.
presentasi
c.
asosiasi
d.
generalisasi
e.
aplikasi
10)
prinsip korelasi
korelasi (saling
berkaitan) pengajaran dengan masalah. Masalah keseharian individu maupun bidang
lain akan menjadikan sesuatu yang baru dan berguna bagi peserta didik serta
melatih supaya pemecahannya dengan berdasarkan pada skill atau pengetahuan dari
pengajar tersebut.
11)
Prinsip
efisiensi dan efektifitas
Pengajaran yang baik
ialah proses pengajaran dengan waktu yang cukup serta dapat membuahkan hasil
(pencapaian tujuan instruksional) secara tepat, cermat dan optional. Semua
komponen pengajaran hendaknya di manfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung
efisiensi dan efektifitas.
12)
Prinsip
globalitas
Menurut prinsip
globalitas (integritas) bahwa keseluruhan adalah menjadi titik awal pengajaran.
Peserta didik selalu mengamati keseluruhan lebih dahulu kemudian
bagian-bagiannya, yaitu mengenalkan pelajaran kepada peserta didik dari
pengertian yang umum ke kaidah-kaidah yang khusus.
13)
Permainan dan
hiburan
Al Ghazali menyarankan
agar anak-anak di ijinkan bermain dengan permainan ringan dan tidak yang
verat-berat sesudah jam pelajaran, dengan syarat tidak meletihkan mereka. Jika
anak-anak dilarang bermain dipaksa saja belajar, hatinya akan mati dan
kepintarannya akan tumpul dan merekan akan merasakan kepahitan dengan kehidupan
ini.[4]
PENUTUP
Guru
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dengan
melalui macam macam gaya belajar, seperti gaya mengajar klasik, gaya mengajar
teknologis, gaya mengajar personalisasi, dan gaya mengajar interaksional.
Bervariasinya gaya mengajar ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal. Dimana terjadi perubahan yang signifikan pada peserta didik
baik dalam aspek kognisi afeksi dan psikomotorik
DAFTAR
PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi
dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Gama Media Yogyakarta
Syah, Muhibah. 1999. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E. 2005. Menjadi Guru
Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT
Rosdakarya.
[1]
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, Buku I (Yogyakarta: Gama
Media, 2009) hal. 5
[2]
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru ( Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya,1999)hal. 226
[3]
E. Mulyasa, menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan (bandung: Remaja Rosdakarya,2005) hal 35
[4]
Op.cit. hal 12-44
ROHIMAN
BalasHapus2021110356
mengapa pemakalah tidak mencantumkan kesehatan rohani ke dalam syarat-syarat untuk menjadi guru?
jelaskan alasannya.!!
cb lebih teliti lagi.
Hapus1.Takwa Kepada Allah SWT
2.Berkelakukan Baik
dua point itu sama saja dengan kesehatan rohani. jadi tidak perlu untuk di jelaskan lagi.
lah kalo guru itu mempunyai dua sisi kepribadian (psykopat) menurut pemakalah bagaimana,??
Hapustolong jelaskan!
2021110359
Hapusseorang psycopat atau guru yang mengalami ganguan mental dalam hal ini seorang psycopat sangatlah tidak di anjurkan ia masuk ke dalam ranah pendidikan, karena nantinya akan sangat mengganggu dalam proses pendidikan itu sendiri. Pemerintah pun telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengadakat test penerimaan guru,Materi yang digunakan untuk seleksi meliputi tes bakat guru, wawasan kependidikan, psikologi perkembangan dan motivasi menjadi guru. meskipun secara teoritis sangat lah bagus apa lagi sekrang di adakanya sertifikasi guru, namun dalam pelaksanaanya sangat sulit. namun setidaknya ada langkah pencegahan, yang semoga ke depannya lebih baik lagi.
SOKHIYAH
BalasHapus2021110379
bagaimana pendapat pemakalah apabila ada guru yang otoriter?
nama:dhikromah
Hapusnim :2021110363
Menurut saya guru yang seperti itu pastinya tidak akan disukai murid-muridnya. Juga akan mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, karena biasanya jika tidak menyukai gurunya pasti juga tidak suka pada apa yang diajarkannya. Mereka cenderung malas dan tidak bersemangat dalam menerima materi pelajaran. Bahkan tugas pun bisa juga tidak mau dikerjakan, mereka tidak peduli pada nilai yang didapatnya. Peserta didik itu sukanya pada guru yang mau mengerti dan memahami kondisi mereka. Tidak memaksakan kehendak peserta didiknya yang kurang mampu dalam menghadapi materi pembelajaran.
2021110359
Hapusmasalah otoriter atau demokratis ada tempatnya tersendiri, guru memang adakalanya harus bersikap otoriter jika memang diperlukan, misalnya saja dalam menghadapi keterlambatan siswa dan ketidak seriusan siswa mengerjakan tugas(menegakan kedisiplinan), akan tetapi jika dalam menyampaikan materi hendaknya guru bersikap demokratis yaitu melibatkan siswa dalam pembelajaran jangan menjadikan siswa sebagai robot yang hanya datang, duduk, dengar, diam dan pulang.
Nama : Tri Suparni
BalasHapusKelas : H
Nim : 202109365
ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan, antara lain :
1. menurut pemakalah apakah perbedaan antara istilah pendidikan, pengajaran dan pembelajaran?
2. Bagaimanakah ciri-ciri guru yang ideal?
3. pendidikan sekarang ini hanya bisa menstransver ilmu pengetahuan dan belum bs mentransver nilai, nah bagaimana caranya agar pendidikan sekarang tidak hanya bs mentransver ilmu tp jg dpt mentransver nilai?
4. menurut anda gelar "Pahlawan tanpa tanda jasa" itu pantas diberikan kepada semua guru atau tidak? berikan alasannya.
Cirri-ciri guru ideal adalah guru yang pintar, berwawasan luas, disiplin, berwibawa dalam perannya sebagai guru, mampu menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, artinya tidak monoton sehingga peserta didiknya tidak merasa jenuh atau bosan, pengertian kepada peserta didiknya, sabar dalam mengajar peserta didiknya, serta menjalin hubungan baik pada semua peserta didiknya, tidak pilih kasih atau membeda-bedakan, serta selalu mengamati peserta didiknya agar kita sebagai guru tahu bagaimana perkembangan peserta didiknya dan mampu memahami kondisi setiap peserta didiknya.
HapusSeperti yang dijelaskan pada cirri-ciri guru ideal, intinya adalah guru ideal itu adalah guru yang baik. Itulah guru yang pantas dikatakan sebagai ‘pahalawan tanpa tanda jasa’. Guru yang baik senantiasa ikhlas dalam menyampaikan ilmunya kepada peserta didik. Selalu mengerti apa yang diinginkan peserta didik, selalu memahami kondisi peserta didik. Dengan lemah lembut dan senang hati menghadapi perbedaan-perbedaan pada setiap peserta didik.
Hapus1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
HapusPengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
Pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang membuat siswa dipanggil untuk belajar
3.guru jangan hanya berfungsi sebagai pengajar ( transfer of knowledge), tapi juga harus mampu berfungsi sebagai pendidik (transfer of values). Jadi guru harus sadar bahwa tugasnya itu buka mencetak robot-robot manusia yang hanya berintelektual semata, tapi manusia yang bermoral.
HapusAinun Najib
BalasHapus2021110343
ada istilah yang mengatakan bahwa guru tidak hanya sebagai pengajar,tapi juga pelajar,,,
bgaimana pndapat anda ttg itu?????????????
emm,,,seperti pepatah jawa bahwa Guru adalah digugu lan ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya. Sebenarnya di era perkembangan dan kemajuan jaman seperti ini Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan mau selalu belajar hal - hal yang baru untuk menambah ilmunya. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.Oleh karenanya bisa saya bilang salah satu Peran guru adalah sebagai pelajar (leamer) jadi selain dia mendidik muridnya dia juga belajar akan perkembangan ilmu yang tidak pernah ada habis dan matinya. Seorang guru dituntut untuk
Hapusselalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan,,,
nim:2021110364
HapusKetika proses belajar mengajar berlangsung, kadangkala ada guru yang mengatakan. Anggaplah tidak ada istilah antara guru dan murid dalam kelas, biasanya siswa itu akan cenderung minder ketika berhadapan dengan seorang guru. Dimaksudkan karena guru bukan hanya sebagai pengajar yang memberikan materi yang ada. Selain memberikan materi disamping itu guru juga belajar, dan pada dasarnya guru itu pasti selalu belajar untuk menambah pengetahuannya. Intinya dalam pembelajaran antara guru dan murid itu belajar bareng, saling mengingatkan jika argument gurunya keliru atau materi yang disampaikan kurang tepat. Guru akan selalu ingin tahu, dan menambah wawasan ilmunya. Apalagi di era yang selalu berkembang ini ilmu pengetahuan itu cakupannya sangat luas, jadi guru harus selalu menemukan hal baru, baik dalam belajar ataupun mengajar.
ISTIGHOTSAH
BalasHapus202111372
Dalam makalah disebutkan bahwa jika anak selalu dipaksa untuk terus belajar maka hatinya akan mati dan kepintarannya akan tumpul,hati mati dan kepintaran yang tumpul seperti apa?
kemudian jika itu memang satu-satnya cara agar anak mau belajar,bagaimana tanggapan pemakalah?
Nama :Risnatul Khikmah
BalasHapusNIM : 2021110374
Kelas :H
Setelah membaca makalah anda, ada hal-hal yang kurang saya pahami. Diantaranya: Fungsi guru sebagai pengawet, kulminator, emansipator, bisa dijelaskan lebih lanjut?
Dalam prinsip-prinsip mengajar, prinsip kebebasan itu arahnya ke kebebasan yang seperti apa?
Muhzidin
BalasHapusNim 202109134
mengapa dalam makalah diatas guru seakan-akan sebagai sumber ilmu padahal guru hanyalah sebagai penyampai ilmu?????
bagaimana pendapat anda mengenai hal tersebut?????
202 111 0366
BalasHapusGuru ...
kauLah inspirasi ku dalam menatap masa depan ...
kauLah penumbuh kuat sayapku agar bisa terbang jauh menuju luasnya dunia...
tapi apakah setiap guru kita "WAJIB" musLim ???
Nama : Krisna Ayu Diana
BalasHapusNIM : 2021110348
1. Jika Anda menjadi seorang guru, gaya mengajar mana yang akan Anda pakai dalam proses pembelajaran? Apa alasannya?
2. Pada pembahasan hakikat guru ada kalimat yang berbunyi "Orang yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan", maksudnya bagaimana?
nim : 2021110363
Hapus1. kalau saya pribadi memilih gaya mengajar interaksional, karena ranah pendidikan itu tidak hanya dalam kelas saja, melainkan juga di luar kelas terutama masyarakat dan lingkungan sekitar.dalam melaksanakan pendidikan peran masyarakat dan lingkungan sangatlah penting, oleh karena itu, sebagai pendidik kita juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk berkecimpung di lingkungan sosial.hal itu juga dapat melatih peserta didik untuk berani tampil di depan, bukan hanya di depan kelas saja, syukur-syukur jika mereka mampu menjadi pemimpin di masyarakat.
2021110333
BalasHapusTugas seorang guru adalah sebagai pengajar dan pendidik,
yang saya tnyakan,apakah seorang guru dalam mendidik dan mengajar harus mengikuti perkembangan jaman?
2021110359
Hapusya, seorang guru harus fleksibel dalam menanggapi perkembangan jaman, agar tidak di anggap ketinggalan jaman. apa lagi perkembangan tehnologi yang berkembang sangat pesat. Namun seorang guru jangan sampai meninggalkan kebudayaan leluhur dan nilai-nilai tatanan kehidupan yang ada., karena itu harus tetap di lestarikan dan di kenalkan kepada anak didik atau penerus bangsa, karena kebudayaan leluhur merupakan ciri khas bangsa dan negara ini.
202 111 0 340
BalasHapus"Selamat pagi!", berkata guru ku....
"Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali!"
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi, memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu...
jikalau alam dan lingkungan maupun dunia maya itu yang menjadi inspirasi saya apakah mereka juga bisa dikatakn sebagai "GURU"..??
Nama : Fajarwati Yulia Rahman (*_^)
BalasHapusNIM : 2021110375
Kelas: H
Yang ingin saya tanyakan jika melihat saat-saat ini terkadang masihterdapat guru yang hanya "absen,memberi tugas,trus pulang"/ tidak mengajar sebagai mana mestinya, lha yang ingin saya tanyakan bagaimnakah cara mengevaluasi kualitas seorang guru agar bisa menjadi guru yang profesional???
TRIMAKASIH ;)
Anis Tia M.A
BalasHapus2021110367
1. mengapa pada point A, pemakalah hanya menjelaskan definisi mengajar?
mengapa definisi mendidik tidak dicantumkan?
2. apakah yang akan terjadi apabila seorang guru hanya mengajar kepada anak didiknya (tidak disertai dengan mendidik)?
nama : linda puspitasari
BalasHapusnim : 2021110344
kelas: H
fungsi guru sebagai pengawet dan sebagai kulminator itu, bagaimana penjelasannya.? dan lebih efektif mana gaya mengajar seorang guru dan pengaruhnya terhadap tingkat pemahaman anak didik khususnya pada anak SMP.? jelaskan.!!!!
Nama : Siti Mutoharoh
BalasHapusNim : 2021110346
Kelas: H
1. Biasanya seorang murid ada yang bosan atau yang tertarik dengan gaya mengajar salah satu gurunnya, bagaimana seorang guru merubah gaya mengajarnya sendiri yang pada hakikatnya diatas telah dijelaskan bahwa gaya mengajar seorang guru adalah sudah menjadi pembawaan dari lahir yang sulit untuk dirubah... tolong jelaskan solusinnya,..!!!
2. Apa kekurangan dan kelebihan pada setiap gaya mengajar seorang guru yang ada pada poin ke-2 tersebut.???
M. Nurul Amin
BalasHapus202 111 0383
Bagaimana desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang banyak memadai saat ini. Apakah dengan keadaaanya dan perkembangnya yang selalu berganti kita bisa mencapai target? peranan apa yang harus kita pegang agar mencapai pembelajaran yang berkualitas.
Class "H"
irfaqiyah
BalasHapus2021110354
dalam konteks pembelajaran di kelas kehadiran guru sangat berpengaruh terhadap interest siswa kepada guru dan materi yang di sajiakn. menurut anda apakah ketidak hadiran guru di kelas bisa di gantikan dengan pemberian tugas-tugas? bagaimana caranya agar anda tetap di pandang sebagai guru yang bertanggung jawab dan tidak dianggap makan gaji buta?
muhammad rizqon 202 111 0369
BalasHapussikap pengajar dalam pembelajaran sangat mempengaruhi minat belajar siswa.sikapyang bagaimana seharusnya dilakukan seorang pengajar?
Class "H"
farah dibha (2021110357)
BalasHapuslandasan pend. itu ialah diskusi & dialog. namun pd praktiknya pend. saat ini menggunakan gaya mengajar klasik (berlandaskan intimidasi) dmn guru adl pihak yg maha tau & murid menerima apa yg disampaikan oleh guru tanpa banyak protes apalagi bertindak kritis terhadap apa yg disampaikan oleh guru (guru lebih dominan)
bgmn menurut para pemakalah mengenai cara pembelajaran spt ini?
Nurul Hidayah
BalasHapus202 111 0339
Kelas H
Gaya mengajar yang sesuai kondisi anak itu yang bagaimana?