OBJEK PENDIDIKAN SECARA TIDAK LANGSUNG
“MASYARAKAT SEBAGAI OBJEK PENDIDIKAN”
QS. AL-MU’MINUN AYAT 96
Laily Rahmawati (2021115253)
Kelas D
FAKULTAS TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinga-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Objek Pendidikan Tidak Langsung “Kelompok Masyarakat Sebagai Objek Pendidikan”. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Tafsir Tarbawi, pada Program Studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Pekalongan ( IAIN Pekalongan ).
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam pembuatan makalah ini, terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak. Muhammad Ghufron. MSI. selaku dosen pengampu mata kuliah tafsir tarbawi
2. Ibu khusnul petugas perpustakaan
3. Ibu Warni’ah, selaku orang tua saya yang selalu memberikan saya motivasi.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan yang telah diberikan yang telah membantu penyelesaian proposal ini.
Saya sebagai penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dan semoga dengan makalah ini pembaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Saya sebagai penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
Pekalongan, 10 Oktober 2016.
Laily Rahmawati
(2021115253)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah memberikan petunjuk apa yang seyogyanya beliau perbuat terhadap mereka jika mendapatkan penganiayaan dari mereka. Dengan cara tolaklah dengan menampilkan hal yang lebih baik yaitu budi pekerti yang baik, bersikap lapangdada dan berpaling dari mereka yang kafir (hal yang buruk itu) perlakuan mereka yang menyakitkan terhadap dirimu. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah untuk berperang. (kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan) kedustaan dan buat-buatan mereka, maka kelak Kami akan membalasnya kepada mereka.
B. Judul
OBJEK PENDIDIKAN TIDAK LANGSUNG “SEKELOMPOK MASYARAKAT SEBAGAI OBJEK PENDIDIKAN”.
C. Nash
(96). ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ ۚنَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ
Artinya: Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik, kami lebih menegetahui apa yang mereka sifatkan.
D. Arti
Didalam quran surat Al-mu’minun 96 bahwa Allah memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada kita, karena Allah maha mengetahui segala sesuatunya.
ISI
A. Teori dari Buku
Pengertian masyarakat islam.
Masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang bersepakat untuk hidup bersama, entah atas dasar kepentingan-kepentingan bersama atau dasar faktor-faktor ideology.
Masyarakat islam ialah suatu masyarakat yang universal, yakni tidak rasial, tidak nasional dan tidak pula terbatas didalam lingkaran batas-batas geografis. Terbuka untuk seluruh anak manusia, tanpa memandang jenis, atau warna kulit atau bahasa, bahkan juga tidak memandang agama dan kenyakinan atau aqidah.
Perbedaan warna kulit dan bahasa tidaklah mengandung arti keistemewaan atau kelebihan. Yang dikehendaki hanyalah saling berhubungan dengan baik dan bukan saling mencari perbedaan. Hanya ada satu ukuran untuk mendapatkan tempat utama, yaitu takwa kepada Allah , taat kepadaNya dan berbuat baik kepada hamba-hambaNya. Semua itu adalah urusan masing-masing orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan jenis dan warna kulit.
Ada yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu bahwa tugas yang dibebankan Allah kepada umat islam, tidaklah terbatas pada memimpin manusia kepada kebajikan seperti yang dibawakan islam, dan pada membela aqidah islam dan penganutnya. Selanjutnya Allah menugaskan untuk membela kaum yang lemah dari kesewenangan pihak yang berkuasa, menolak kedholiman untuk semua manusia dan mencegah kejahatan diatas bumi. Semua itu merupakan amanat yang mesti dilaksanakan oleh ummat islam.
B. Tafsir dari Buku
1. Tafsir Al-Lubab
Untuk menghadapi para pendurhaka dan pengganggu, antara lain yang Allah swt. Tunda siksanya, ayat 96 memberi tuntunan bahwa: “Hendaklah engkau melanjutkan dakwah dan menghadapi para pendurhaka itu dengan tabah dan simpatik. Tolaklah keburukan mereka dengan ucapan, perbuatan, cara, dan sikap yang terbaik! Antara lain dengan berbuat baik semampumu kepada mereka, atau kalau tidak, dengan memaafkan kesalahan mereka yang berkaitan dengan pribadimu atau dengan tidak menanggapi ejekan dan cemoohan mereka. Kami lebih mengetahui dari siapapun apa yang merekan sifatkan terhadap diri dan agama yang kami syari’atkan. Demikian juga penyifatan mereka yang buruk terhadap kamu.
2. Tafsir Al-Maraghi
Tolaklah kejahatan darimu dengan perbuatan yang lebih baik, dengan memaafkan kejahilan mereka, bersabar atas penganiayaan dan pendustaan mereka terhadap ajaran yang kamu bawa kepada mereka dari sisi Tuhanmu, sesungguhnya kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka sifatkan, kedustaan yang mereka ada-adakan terhadap kami, dan perkataan buruk yang mereka lontarkan tentang dirimu, kemudian Kami akan memberi balasan kepada mereka atas semua yang mereka katakana itu. Oleh sebab itu hendaklah perkataan mereka itu tidak membuatmu bersedih hati dan bersabarlah dengan kesabaran yang baik.
Diriwayatkan, bahwa Anas ra. Berkata tentang ayat ini : seseorang berkata kepada saudaranya tentang sesuatu yang tidak ada padanya, maka saudaranya itu berkata, “jika kamu berdusta maka aku memohon agar Allah mengampunimu, tetapi jika kamu benar maka kau memohon agar Allah mengampuniku”.
Setelah mendidik rasul-Nya saw. untuk menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik, selanjutnya Allah membimbingnya kepada sesuatu yang menguatkan perbuatan baik itu:
Katakanlah : Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kedatangan setan-setan kepadaku dengan bisikan mereka atau dengan mengutus musuh-musuh-Mu kepadaku untuk menganiaya aku.
Demikianlah hendaknya kaum mu’minin berdoa, karena setan tidak akan sampai kepada mereka kecuali dengan salah satu diantara kedua jalan ini. Jika hamba kembali dan berserah diri kepada Tuhannya, serta memohon agar Dia melindunginya dari setan-setan, niscaya hatinya akan selalu tanggap dan ingat kepada Tuhannya dalam segala perbuatan yang dia kerjakan atau tinggalkan, kemudian hal itu akan mendorongnya untuk selalu taat dan meninggalkan maksiat.
Rasulullah saw. telah memohon perlindungan kepada Allah agar tidak kedatangan setan-setan dalam perbuatan apa pun yang dia kerjakan, terutama ketika mengerjakan salat, membaca Al-Quran dan kedatangan ajal.
C. Aplikasi Kehidupan
Tidak seorangpun yang tidak diupayakan oleh setan untuk dirayu dan diganggunya, karena itu semua manusia, termasuk Nabi Muhammad saw., dianjurkan untuk berlindung kepada Allah swt. Keterpeliharaan para nabi dari melakukan pelanggaran tidak mengurungkan niat setan untuk mengganggu, walaupun dia selalu gagal, karena pemeliharaan Allah swt. dan kuatnya pertahanan mereka. Begitu juga kepada manusia, setan selalu berupaya mengganggu manusia untuk melakukan perbuatan yang tercela, bermaksiat, berbohong, dan lain sebagainya agar setan merasa senang. Akan tetapi jika keimanan seseorang kuat maka upaya apa saja yng dilakukan setan untuk merayu manusia akan gagal, karena terpeliharanya keimanan seseorang tersebut.
D. Aspek Tarbawi
1. Perintah agar kita membalas keburukan dengan kebaikan.
2. Kita harus senantiasa taat dan berserah diri kepada Allah swt. karena Allah maha mengetahui atas segala hal.
3. Senantiasa mendoakan untuk kebaikan orang lain.
4. Dalam surat ini Allah memberikan petunjuk bagaimana menghadapi orang-orang yang berlaku menganiaya kita, yaitu dengan jalan kebaikan.
PENUTUP
Masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang bersepakat untuk hidup bersama, entah atas dasar kepentingan-kepentingan bersama atau dasar faktor-faktor ideology.
Masyarakat islam ialah suatu masyarakat yang universal, yakni tidak rasial, tidak nasional dan tidak pula terbatas didalam lingkaran batas-batas geografis. Terbuka untuk seluruh anak manusia, tanpa memandang jenis, atau warna kulit atau bahasa, bahkan juga tidak memandang agama dan kenyakinan atau aqidah.
Perbedaan warna kulit dan bahasa tidaklah mengandung arti keistemewaan atau kelebihan. Yang dikehendaki hanyalah saling berhubungan dengan baik dan bukan saling mencari perbedaan. Hanya ada satu ukuran untuk mendapatkan tempat utama, yaitu takwa kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa. 1985. Tafsir Al-Maraghi XVIII. Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.
Shihab M. Quraish. 2012. Al-Lubab (Makna, Tujuan, dan dari Pelajaran Surah-Surah Al-Quran) Tanggerang: Lentera Hati
Nurdin, A.Murthi. 1983. Masyarakat Islam. Bandung: PT Al-Ma’arif.
Jurdi Syarifudin. 2008. Sosiologi Islam(Kolaborasi Pemikiran Islam Ibn Khaldun). Yogjakarta: Teras.
BIODATA
Nama : Laily Rahmawati (Laily)
Tempat,Tanggal Lahir : Pekalongan, 18 November 1992
Alamat : Dukuh premas wetan, desa Pagumenganmas, kec. Karangdadap,
Pekalongan.
Riwayat Pendidikan
TK : Tk Pertiwi Pagumenganmas
SD : SD Pagumenganmas, Karangdadap
SMP/ MTS : MTS N Buaran Pekalongan
MA : MAN 01 Pekalongan
KULIAH : IAIN Pekalongan (masih dalam proses).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar