Laman

new post

zzz

Selasa, 15 November 2016

tt1 D 10c “Ummat Terbaik” Qur’an Surah Ali Imran ayat 110

OBJEK PENDIDIKAN TAK LANGSUNG
“Ummat Terbaik” Qur’an Surah Ali Imran ayat 110

Rina Febriastuti 2021115267
 Kelas D

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya segala puja dan puji hanya untuk Allah semata, karena atas perkenan-Nya jualah sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Ya Allah Ya Rabb, izinkanlah hamba-Mu yang lemah ini memanjatkan rasa terima kasih karena Engkau selalu menuntun jalan kami untuk terus memahami, memaknai, belajar, berkarya dan berbagi kepada sesame.
Hanya kalimat Tahmid yang terus meluncur diiringi taslim bagi Rasulullah saw. Salam dan salawat bagi rasulullah junjungan kita beserta keluarga dan para sahabatnya. Karya ini kami buat dan berharap semoga dapat menambah pengetahuan berpikir kita untuk kedepan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1.     Bapak Dr. Ade Dedi Rohayana, M.Ag selaku Rektor IAIN Pekalongan
2.     Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi I
3.     Semua pihak yang menjadi sumber inspirasi karya ini yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.
seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bermanfaat kami butuhkan.Akhirnya, dengan memohon petunjuk Allah SWT, semoga kami selalu mendapat petunjuk kejalan yang benar sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi agama, nusa, bangsa dan Negara.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Allah SWT bahwa umat Muhammad s.a.w., yakni kaum muslimin, sebagai umat yang terbaik di antara umat manusia di muka bumi, karena kalian adalah orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar, kalian adalah orang-orang yang beriman secara benar.Pada masa sebelumnya, mereka adalah orang-orang yang saling bermusuhan.Kemudian hati mereka di dirukunkan. Karena mereka berpegang teguh pada tali (agama) Allah, melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan mereka agar kamu taat dan menurut. Sebab mengingat keadaan mereka yang diciptakan sebagai sebaik-baik umat sudah seharusnya hal-hal yang menguatkan panggilan mereka ini jangan terlepas dari diri mereka, karena hal ini merupakan keistimewaan mereka. Hal ini tidak akan dicapai melainkan dengan jalan memelihara perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya.
 Sebagai usaha yang nyata dan konkrit untuk menjadi sebaik-baik umat dapat dipenuhi dengan tiga syarat: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, iman kepada Allah. Ketiga inilah yang menjadi sebab, kamu disebutkan yang sebaik-baik umat.
B.    Judul Makalah
Objek Pendidikan Tak Langsung “Ummat Terbaik”
C.     Nash dan Arti al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 110
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ء امَنَ أَهْلُ الْكِتَ


Artinya: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Ali Imran ayat 110)

D.    Arti Penting Kajian Materi
Dalam konteks ini, mengapa sangat perlu dikaji mengenai ummat terbaik dalam QS. Ali Imran ayat 110, Karena Allah SWT telah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar berpegang teguh pada tali Allah, dan mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan kepada mereka untuk merukunkan hati mereka pada Ukhuwah Islamiyah. Lalu Allah memperingatkan mereka jangan sampai seperti orang-orang ahlul kitab yang selalu menentang dan berbuat maksiat. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan mereka agar kamu taat dan menurut. Sebab mengingat keadaan mereka yang diciptakan sebagai sebaik-baik umat sudah seharusnya hal-hal yang menguatkan panggilan mereka ini jangan terlepas dari diri mereka, karena hal ini merupakan keistimewaan mereka. Hal ini tidak akan dicapai melainkan dengan jalan memelihara perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya.
 Sebagai usaha yang nyata dan konkrit untuk menjadi sebaik-baik umat dapat dipenuhi dengan tiga syarat: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, iman kepada Allah. Ketiga inilah yang menjadi sebab, kamu disebutkan yang sebaik-baik umat.
           




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Teori
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “umat” diartikan sebagai:
(1)  Para penganut atau pengikut suatu agama
(2)  Makhluk manusia.
Kata ummat terambil dari kata amma-yaummu yang berarti menuju, menumpu, dan meneladani. Dari akar yang sama, lahir antara lain kata um yang berarti “ibu” dan imam yang maknanya “pemimpin”; karena keduanya menjadi teladan, tumpuan pandangan, dan harapan anggota masyarakat.
Dalam kata “umat” terselip makna-makna yang cukup dalam. Umat mengandung arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang jelas, serta gaya dan cara hidup. Untuk menuju pada satu arah, harus jelas jalannya, serta harus gerak maju dengan gaya dan cara tertentu, dan pada saat yang sama membutuhkan waktu untuk mencapainya.
Ali syariati mendefinisikan kata umat-dalam konteks sosiologis-sebagai “himpunan manusiawi yang seluruh anggotanya bersama-sama menuju satu arah, bahu-membahu, dan bergerak secara dinamis di bawah kepemimpinan bersama”. [1]

B.      Tafsir QS. Ali Imran Ayat 110
1.     Tafsir Al Qurthubi
Pada firman Allah, “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,” terdapat tiga permasalahan:
Pertama: At-Tirmidzi meriwayatkan dari Bahaz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwasanya dia mendengar Rasulullah bersabda mengenai firman Allah, “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” Sabda beliau,
اَنْتُمْ تُتِمُّوْنَ سَبْعِيْنَ أمَّةً, أَنْتُمْ خَيْرُهَا وَاكْرَمُهَا عِنْدَالله
“ kalian menyempurnakan jumlah tujuh puluh umat. Kalian adalah umat yang terbaik dan paling mulia di sisi Allah.” At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Abu Hurairah berkata, “Kita adalah sebaik-baik manusia yang dilahirkan untuk manusia. Kita harus mengajak mereka pada ajaran Islam. Mujahid mengatakan bahwa firman Allah, “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” Sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan pada ayat tersebut. Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah: Kalian sebelumnya telah tercatat di Lauh Mahfuzh. Ada yang berpendapat bahwa maknanya: Kalian yang telah beriman adalah sebaik-baik umat. Yang lain mengatakan bahwa ayat ini turun untuk menyampaikan kabar gembira akan kedatangan Rasulullah dan umatnya. Jadi, maknanya adalah: kalian adalah sebaik-baik umat daripada pendahulu kalian, yaitu para ahli kitab. Al Akhfasy mengatakan bahwa maksudnya adalah sebaik-baik pemeluk agama.
Kedua: Berdasarkan dengan nash yang telah diturunkan tersebut telah diyakini bahwa umat ini adalah umat terbaik. Para imam meriwayatkan dari hadits Imran bin Hashim, dari Rasulullah, bahwasanya beliau bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِى ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian mereka yang hidup setelahnya,kemudian mereka yang hidup setelahnya.” Hadits ini menunjukkan bahwa umat pertama dari umat ini adalah umat yang paling baik daripada umat setelahnya. Seperti inilah pendapat sebagian para ulama. Mereka mengatakan bahwa orang yang menjadi sahabat Rasulullah dan sempat melihat beliau meski hanya sekali dalam hidupnya, mereka adalah orang-orang yang lebih baik daripada mereka yang hidup setelahnya. Sesungguhnya keutamaan  persahabatan dengan Rasulullah tidak dapat dibandingkan dengan amal perbuatan. Sabda Rasulullah yang berbunyi, “sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku,” maksudnya bukan yang hidup pada masa beliau secara umum (keseluruhan). Karena, dalam satu masa selalu terdapat orang yang baik dan tidak baik.
Ketiga: Firman Allah,
تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ المُنْكَرِ
“Menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,” adalah pujian bagi umat ini, selama mereka melaksanakannya dan memiliki sifat tersebut. Jika mereka tidak melakukan perubahan yang positif dan berdiam diri terhadap kemungkaran maka akan hilang pujian terhadap mereka. Sebaliknya, jika seperti itu mereka lebih berhak memperoleh cacian. Sikap seperti itulah yang menyebabkan mereka binasa. Penjelasan tentang amar ma’ruf nahi munkar telah dijelaskan pada awal surah ini.
Firman Allah, “sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,” adalah pemberitahuan bahwa jika ahli kitab beriman kepada Nabi Muhammad SAW  maka itu adalah kebaikan bagi mereka.  Ayat ini juga memberitahukan bahwa di antara mereka (kaum ahli kitab) ada yang beriman dan ada pula yang fasik. Namun, orang fasik di antara mereka lebih banyak.[2]

2.     Tafsir Al Azhar
Kamu adalah sebaik-baik umat yang telah dikeluarkan antara manusia (karena) kamu menyuruh berbuat yang ma’ruf dan melarang perbuatan yang munkar serta percaya kepada Allah.” (Pangkal ayat 110)
Pada ayat yang telah lalu telah diperintahkan dengan nyata dan tegas supaya di kalangan jamaah Islamiyah itu diadakan umat yang khusus menyuruhkan kebaikan, yaitu iman, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan melarang perbuatan yang munkar. Ayat ini menegaskan sekali lagi hasil usaha itu yang nyata, yang kongkrit. Yaitu kamu menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan antara manusia di dunia ini. Di jelaskan sekali lagi, bahwa kamu mencapai derajat yang demikian tinggi, sebaik-baik umat, karena kamu memenuhi tiga syarat, yaitu: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, iman kepada Allah. Ketiga yang menjadi sebab, kamu disebutkan yang sebaik-baik umat, bahkan mungkin menjadi seburuk-buruk umat. Karena itu apabila kita membaca ayat ini, janganlah hanya memegang pangkalnya, lalu membangga, sebagaimana membangganya orang Yahudi mengatakan, bahwa mereka adalah “Kaum Pilihan Tuhan”.
“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan Tuhan untuk seluruh manusia”. Supaya umat Islam jangan tersesat dan kejangkitan penyakit bangga, seperti yang telah menimpa kedua saudaranya, Yahudi dan Nasrani itu, sekali-kali jangan membaca potongan kalimat yang pertama itu saja. Wajiblah dibaca sampai ke ujungnya. Sebab firman Tuhan itu terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1.     Kamu adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan Tuhan untuk seluruh manusia.
2.     (Karena) kamu menyuruh perbuatan yang ma’ruf.
3.     Dan kamu melarang perbuatan yang munkar.
4.     Serta kamu percaya kepada Allah.[3]

3.     Tafsir Al-Lubab
Ayat 110 menjelaskan bahwa umat Islam adalah sebaik-baik umat karena mereka menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar serta beriman kepada Allah swt. Yang Maha Esa. Ahl al-Kitab pun dapat memperoleh kebajikan yang sama jika mereka beriman kepada Nabi Muhammad saw. Tetapi, hanya sedikit di antara mereka yang beriman.[4]

4.     Tafsir Al-Maraghi
Kalian adalah umat yang paling baik di alam wujud sekarang, karena kalian adalah orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar, kalian adalah orang-orang yang beriman secara benar, yang bekasnya nampak pada jiwa kalian, sehingga terhindarlah kalian dari kejahatan, dan kalian mengarah pada kebaikan, padahal sebelumnya kalian umat yang dilanda kejahatan dan kerusakan. Kalian tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar, bahkan tidak beriman secara benar.
Gambaran atas sifat ini memang cocok dengan keadaan orang-orang yang mendapatkan khitab ayat ini pada masa permulaan. Mereka adalah Nabi saw dan para sahabat yang bersama beliau sewaktu Al-Qur’an diturunkan. Pada masa sebelumnya, mereka adalah orang-orang yang saling bermusuhan. Kemudian hati mereka dirukunkan. Mereka berpegang pada tali (agama) Allah, melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Orang-orang yang lemah di antara mereka tidak takut terhadap orang-orang yang kuat, dan yang kecilpun tidak takut pada yang besar. Sebab iman telah meresap ke dalam Qalbu dan perasaan mereka, sehingga bisa ditundukkan untuk mencapai tujuan Nabi saw. di segala keadaan dan kondisi.[5]

C.          Aplikasi dalam Kehidupan
1.     Menyuruh (mengajak) manusia kepada perkara-perkara yang ma’ruf (kebaikan).
2.     Mencegah (melarang) manusia dan melakukan kemungkaran.
3.     Dalam usaha-usaha tersebut senantiasa menjaga dan memelihara diri dengan mentaati segala perintah-perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
4.     Menjaga tali silaturrahim antar umat.

D.          Aspek Tarbawi
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam QS. Ali Imran Ayat 110 adalah sebagai berikut:
1.     Senantiasa melaksanakan perbuatan yang ma’ruf.
2.     Melarang perbuatan yang munkar.
3.     Beriman dan percaya kepada Allah.
4.     memelihara perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya.
5.     Istiqomah di jalan Allah.


















BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai surat Ali Imran ayat 110 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap manusia mempunyai tanggung jawab dalam kehidupannya untuk saling menyerukan dalam kebenaran dan saling mengingatkan atau memperingatkan dalam keburukan dan dilandasi dengan keimanan kepada Allah karena pada hakikatnya manusia telah diciptakan Allah dengan begitu sempurna dan kepada umat islam diberi keutamaan dari pada umat yang lain jika seseorang itu mampu mengamalkan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling menegur jika ada keburukan.Namun, jika umat islam tidak melaksanakan itu maka dia tidak termasuk dalam sebaik-baik umat karena yang termasuk sebaik-baik umat adalah seseorang yang mampu mengamalkan Amar Ma’ruf, Nahi Munkar dan beriman kepada Allah. 












DAFTAR PUSTAKA

Al Qurthubi, Syaikh Imam, 2008, Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an , Jakarta : Pustaka Azzam
Al-Maragi, Ahmad Mustafa, 1993, Tafsir Al Maragi, Semarang : PT Karya Toha Putra Semarang
Prof. Dr. Hamka, 1983, Tafsir Al Azhar Juz IV , Jakarta : Pustaka Panjimas
Shihab, M. Quraish, 1996, Wawasan al-Qur’an Tafsir Tematik atas Berbagai Persoalan Umat, Bandung : PT Mizan Pustaka
Shihab, M. Quraish, 2012,  Al-Lubab Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah al-Qur’an, Tangerang : Lentera Hati

























BIODATA PENULIS



Nama                          :  Rina Febriastuti
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 20 Februari 1996
Alamat                        : Ds. Ngalian Rt 01 Rw 01 kecamatan Tirto, Kabupaten   Pekalongan
Riwayat Pendidikan   : TK MUSLIMAT NU Ngalian
  MIS Ngalian
                                      MTS IN Banyurip Ageng
                                      MAS Hidayatul Athfal Banyurip Alit
                                                Masih Menempuh S1 IAIN Pekalongan




[1] M Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Tematik atas Berbagai Persoalan Umat (Bandung : PT Mizan Pustaka, 1996) hlm.429-433
[2]  Al Qurthubi, Syaikh Imam, Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an (Jakarta : Pustaka Azzam, 2008), hlm.421-429)
[3] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al Azhar Juz IV (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1983), hlm.63-65
[4]  M. Quraish Shihab, Al-Lubab Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah al-Qur’an (Tangerang : Lentera Hati, 2012), hlm.127
[5]  Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi (Semarang : PT Karya Toha Putra Semarang, 1993), hlm.48-49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar