KEDUDUKAN ORANG TUA
“ BERBAKTI TERUTAMA PADA IBU “ ( QS. Al – Ahqaaf [46] ayat 15 -16)
“ BERBAKTI TERUTAMA PADA IBU “ ( QS. Al – Ahqaaf [46] ayat 15 -16)
Fuad Jauhari Khamdi (2021115091)
Kelas D
JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur
Alhamdulillah tidak lupa penulis panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta keridho-Nya dan memberikan
kesehatan jasmani maupun rohani. Sholawat serta salam tidak lupa penulis
panjatkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang di tunggu-tunggu syafa’atnya di
Yaumil kiyamah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Tafsir
Tarbawi II yang membahas tentang QS. Al-Ahqaaf ayat 15-16 tentang berbakti
terutama pada ibu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu mohon kritik dan saran untuk menyempurnakannya. Untuk itu dengan kerendahan hatii penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Orang tua penulis Ayah dan Ibu yang telah
member dorongan serta motivasi yang baik kepada penulis sehingga penulis selalu
terdorong dan termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II, yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya kepada penulis.
3. Semua pihak serta teman-teman seperjuangan
yang turut berpartisipasi dalam membuat makalah ini.
Atas semua bantuan tersebut penulis tidak mampu untuk
membalasnya, kecuali hanya ucapan terima kasih serta do’a semoga mendapatkan
balasan dari Allah SWT. Dan harapannya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pribadi serta bagi yang membacanya.
Pekalongan,
8 Maret 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai pedoman yang
paling utama bagi umat islam, yang mengajarkan kepada umat manusia agar
senantiasa berbuat baik. Hal ini menunjukkan bahwa setiap ayat AL-Qur’an
mempunyai nilai-nilai dan unsur pendidikan Akhlak.
Islam telah mengajarkan kita agar taat
dan berbakti kepada orang tua, mengingat banyak dan besarnya pengorbanan serta
kebaikan orang tua terhadap anak, yaitu menjaga dan mendidik kita sejak kecil
tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak mengharapkan balasan
sedikitpun dari anak.
Dalam makalah ini akan membahas tenang
akhlak, terutama akhlak kepada orang tua. Dalam surat Al-Ahqaaf ayat 15-16
menunjukkan bahwa perintah untuk berbakti kepada orang tua benar-benar telah di
isyaratkan sejak dulu. Perbuatan berbakti kepada orang tua merupakan hal yang
mulia, dan sebaliknya perbuatan menyakiti orang tua akan mendatangkan laknat
Allah. Karena ridho Allah ada di ridho orang tua, selain itu dalam ayat ini
juga terkandung pesan pendidikan.
B.
Judul
“ Berbakti
Terutama Pada Ibu “
C. Nash dan
Artinya
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا
ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ
ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً
قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ
وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي
ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِين َ
أُولَٰئِكَ
الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ
سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي
كَانُوايُوعَدُونَ
Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal
yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Mereka itulah orang-orang
yang Kami terima dari mereka amal
yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan
mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah
dijanjikan kepada mereka.(QS.
Al-Ahqaf [46] : 15-16)
D.
Arti Penting Untuk Dikaji
Dalam pembahasan kali ini alasan mengapa ayat ini sangat perlu
untuk dikaji adalah karena orang tua merupakan orang paling berjasa dan
berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam hal pendidikan, tanpa perantara
orang tua manusai tidak akan ada dan tidak akan mengenal arti kehidupan di
dunia, tidak ada orang yang paling berjasa dalam hidup kita selain orang tua
kita sendiri. Terutama ibu yang telah berjasa mengandung dan melahirkan kita.
Tanpa sedikitpun mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran,
memberi makan kita dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta,
dan masih banyak lagi jasa-jasa orang tua yang tidak akan pernag bisa
terbalaskan oleh kita. Maka sudah sepatutnya manusia untuk berbakti kepada
kedua orang tuanya, yaitu dengan cara patuh
dan taat pada perintahnya selama masih dalam kebaikan, bertutur kata
yang sopan, menjaga nama baik orang tua dan lain sabagainya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teori dari Buku
1. Pengertian Berbaktikepada Ibu
Berbakti ialah
tunduk, hormat dan patuh atau perbuatan yang menyatakankasih, baik kepada tuhan
yang Maha Esa maupun kepada orang tua ( bapak dan ibu ) dengan jalan
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Ibu adalah
orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial.
Umumnya ibu memiliki peran yang sangat penting membesarkan, mendidik, merawat
dan menjaga sang anak. Ibu adalah sebutan untuk
menghormati kodrat perempuan dan sebagai satu-satunya jenis kelamin yang mampu
untuk melahirkan anak, menikah atau tidak mempunyai kedudukan atau tidak,
seorang perempuan adalah seorang ibu.
surga di
telapak kaki ibu, itu adalah gambaran yang paling mulia untuk setiap
pengorbanan yang telah beliau lakukan terhadap anak- anaknya.
jadiberbakti
kepada ibu adalah tunduk, hormat, dan patuh dengan jalan menjalankan apa yang
diperintahkannya dan menjauhi yang dilarangnya, demi mendapatkan ridho darinya.[1]
Hadits Abu Hurairah Tentang siapakah yang harus
diperlakukan dengan baik :
عَنْ اَبِي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قال جَاءَ رَجُلٌ الى رسولِ الله صلى الله
عليه وسلم فقال يَا رسولَ الله مَنْ اَحَقًّ النّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قال:
اُمُّك قال: ثُمَّ مَنْ؟ قال: ثُمَّ اُمُّك قال: ثم من؟ قال :ثم امُّك قال: ثم من؟
قال : ثم اَبُوْكَ (اخرجه البخاري)
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu
saat ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai
Rasulullah, siapakah yang berhak aku perlakukan/dihormati dengan baik?”
Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”,
lalu siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya:
kemudian siapa? Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(H.R.Bukhari)[2]
Hadits Abdullah Ibnu Umar Tentang Ridho Allah terletak pada ridho orang tua
:
عَنْ عَبْدُ
الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى
اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ ( اخرجه
الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin
bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu
terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka
orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)[3]
B. TAFSIR
1. Tafsir Al – Maraghi
Allah memerintahkan manusia supaya berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya serta
mengasihi keduanya dan berbakti kepada keduanya semasa hidup mereka maupun
sesudah kematian mereka.Allah jadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai
amal yang paling utama, sedang durhaka terhadap keduanya termasuk dosa besar.
Sesungguhnya ibu itu ketika mengandung anaknya mengalami
susah payah berupa mengidam, kekacauan pikiran maupun beban yang berat dan lain
sebagainya yang biasa di alami oleh orang-orang hamil. Dan ketika melahirkan
juga mengalami susah payah berupa rasa sakit menjelang kelahiran anak maupun
ketika kelahiran itu berlangsung. Semua itu menyebabkan wajibnya orang berbakti
kepada ibu dan menyebabkan ia berhak mendapat kemuliaan.
Masa mengandung dan menyapihnya adalah 30 bulan, dimana
pada masa itu ibu mengalami bermacam-macam penderitaan jasmani dan kejiwaan. Ia
tidak tidur di waktu malam sekian lama apabila anaknya sakit, menyediakan
makanan, membersihkan dan memenuhi segala keperluan anak tanpa mengeluh dan
rasa bosan. Dan ibu merasa sedih apabila tubuh anak terganggu dan mengalami hal
yang tidak disukai, yang mempengaruhi perkembanagan anak maupun mengganggu
kesehatannya.
Ayat ini juga menjelaskan bahwa setiap mukmin diperintahkan
supaya mensyukuri nikmat Allah yang dianugrahkan kepadanya maupun kepada ibu
bapaknya, dan agar ia melakukan amal shaleh dan berusaha untuk menshalehkan
anak cucunya. Dan berdoa kepada Allah, mohon kiranya dia memberi taufik untuk
melakukan amal perbuatan penghuni surga.[4]
2. Tafsir Al – Azhar
Perintah kedua
sesudah perintah berbakti kepada Allah adalah ialah perintah menghormati kedua
orang tua, ayah-bunda. Maka, seorang anak diwajibkan untuk menghormati, berbuat
kebajikan, berkhidmat kepada dua orang ibu-bapaknya, seorang anak tidaklah
dapat membalas budi ayah bundanya, sebagaimana ayah bundanya mengasihi dia di
waktu kecilnya. Terutama pengorbanan ibu, karena pengorbanan ibu adalah
pengorbanan yang benar-benar pengorbanan yang tidak dapat dibalas dan tidak
dapat dibayar walaupun dengan uang berjuta.[5]
Anak meneruskan warisan budi dari orang tuanya, menerima pusaka
dari lau yang baik. Anak menerima dari ayah, dan meneruskan lagi kepada anak
cucunya. Disuruh orang berbuat baik, melakukan jasa kepada kedua orang ibu
bapaknya, sehingga ibu-bapak itu merasa bahagia karena anak-anaknyameneruskan
pusaka orang tuanya. Karena pusaka emas dan perak dan harta benda, bisa saja
habis dan musnah karena peredaran masa, namun warisan pusaka yang hakiki ialah
pendirian hidup, akidah dan agama. Itulah yang mesti dipelihara dan dipupuk.
Anak mensyukuri apa yang di terimanya dari kedua orang tuanya dan berharap lagi
kepada tuhan, moga anak-anak yang akan menggantikannya meneruskan pula.
Jika mereka benar-benar dalam tujuan, benar dalam amalan, dan
segala usahanya hanya tertuju kepada Allah
dan karena Allah, dikerjakannya dengan penuh ikhlas serta hati yang
tulus, tidak di isyaratkan dengan selain daripada Allah, maka janji Allah akan
tetap berlaku.[6]
3. Tafsir Al-Misbah
Allah telah
mewasiatkan yakni memerintahkan dan berpesan kepada manusia itu dengan wasiat
yang baik, yaitu agar berbuat baik dan berbakti terhadap kedua orang tuanya
siapapun dan apapun agama kepercayaan atau sikap dan kelakuan orang tuanya.
Ayat ini menuntut peningkatan pengabdian dan bakti kepada kedua
orang tua dari saat ke saat, dan bahkan walaupun seseorang telah mencapai usia
kedewasaan dan memeliki tanggung jawab terhadap istri dan anak – anaknya, namun
bakti tersebut harus berlanjut dan meningkat.
Pada ayat 16 ayat ini mengisyaratkan bahwa taubat dan
penyerahan diri kepada Allah harus secara sempurna sehingga seseorang tidak
menghendaki kecuali apa yang dikehendaki-Nya, mengantar yang bersangkutan
memperoleh ilham dan kekuatan untuk melaksanakan tuntunan ilahi dan
menjadikannya terpilih dalam kelompok irang-orang pilihan Allah yang
mengikhlaskan diri kepada-Nya.[7]
C. Aplikasi dalam Kehidupan
Makna
berbakti kepada kedua orang tua yakni berusaha membalas semua yang telah
diberikan orang tua kita, meskipun semua kebaikan mereka tidak akan pernah bisa
terbalas oleh seorang anak. Oleh karena itu kita harus berusaha sebisa mungkin
membuat orang tua kita bangga dan membuat mereka bahagia.
Tanpa sedikit pun mengeluh mereka
mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran, memberei makan kita dengan
penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta dan masih banyak lagi.
Sebagai anak kita harus menaati semua yang diperintahkan oleh kedua orang tua
kita, namun dalam batasan tidak keluar dari aturan-aturan agama dan Rasul-Nya.
D. Aspek Tarbawi
1. Perintah berbakti kepada kedua orang
tua, berbuat baik dan memuliakan mereka, berkata yang santun, dan dengan penuh
penghormatan kerena mengharap rahmat Allah SWT.
2. Perintah untuk bersyukur, pertama
bersyukur kepada Allah dan kemudian kepada kedua orang tua. Karena tanpa rahmat
Allah, tidak akan tercurah kasih sayang orang tua kepada kita.
3. Berdo’a memohon kepada Allah agar Allah
menyayangi keduanya sebagai balasan kasing sayang keduanya terhadap kita.
4. Hekdaklah bertaubat atas segala keslahan
dengan beristigfar dan bertaubat tidak melakukannya lagi.
BAB III
KESIMPULAN
Perintah
untuk berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang paling utama.
Terbukti karena Allah sering kali menyandingkan perintah itu dengan perintah
untuk menjaga keasaan Allah.
Allah memerintahkan manusia untuk
berbuat baik dan memuliakan kedua orang tua, karena orang tua adalah orang yang
sangat berjasa membimbing kita, menjaga dan merawat kita, selain itu kita juga
diperintahkan untuk senantiasa bersyukur kepada Allah, juga kepada kedua orang
tua, karena tanpa rahmat Allah, tidak akan tercurah kasih sayang orang tua
kepada kita.
Melaksanakan wasiat mereka dalam
kebaikan, serta selalu menjalin tali silaturahmi yang telah mereka tanam
tatkala mereka masih hidup, serta menjaga nama baik mereka.
Mendahulukan kepentingan kedua orang
tua dari kepentingan diri pribadi, serta hendaklah mematuhi segala perintah
mereka dan mematuhi larangan mereka.
Dan hingga akhirnya kepada Allah lah
tempat kita kembali, oleh karena itu kita harus selalu ingat dalam setiap
aktivitas kita menuju kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqolani
Ibnu Hajar, 2009 Terjemahan Lengkap Bulughul Maram. Jakarta : Akbar
Al-Maraghi
Ahmad Mustafa, 1993 Terjemahan Tafsir Al-Maraghi. Semarang : PT Karya Toha Putra
Hamka,
2002 Tafsir Al-Azhar Juz XI Jakarta : Pustaka Panjimas
Nawawi
Imam, 1999 Terjemahan Riyadhus Shalihin juz I. Jakarta : Pustaka Amani
Shihab
M. Quraish, 2002 Tafsir Al-Mishbah pesan kesan dan keserasian Al-Qur’an.
Jakarata : Lentera Hati
http://humairahdwilestari.blogspot.co.id/2012/11/arti-dari-seorang-ibu.html
PROFIL PENULIS
Nama :
Fuad Jauhari Khamdi
Tempat tanggal lahir :
Pemalang, 11 Desember 1996
Alamat :
Jl. Kendalisodo, Desa Klareyan, Rt 06
Rw 04 Kec. Petarukan, Kab. Pemalang Motto Hidup :
”Bisa Karena Terbiasa”
Kutipan :
“ Memanglah Baik menjadi Ora Penting, tapi Lebih Penting
menjadi Orang Baik”
Riwayat
Pendidikan :
· SD Negeri 01
Klareyan Petarukan (lulus tahun
2009)
· SMP Negeri 2
Petarukan (lulus
tahun 2012)
· SMA Negeri 1
Petarukan (lulus
tahun 2015)
· Fokus di S1
IAIN PEKALONGAN (Sekarang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar