MAKALAH
Hadits tentang Lembaga Pendidikan Non Muslim
Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron,M.S.I
Disusun Oleh :
Tarbiyah PAI/ F
Durrotul Mustafida (2021110243)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2012
Pendahuluan
Manusia bersikap,befikir,bertindak dan bertingkah laku dipengaruhi oleh wawasan dan orientasinya terhadap kehidupan dan nilai-nilai yang ada didalamnya.wawasan yang dimaksud mencakup: wawasan dunia dan akhirat,wawasan individual dan social secara berkeseimbangan,wawasan jasmaniah dan rohaniah.[1] AL qur’an telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama menempati kedudukan yang sangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan bahwa menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini timbul permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap muslim dengan hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini .[2]
BAB II
Pembahasan
A. Hadits
عن عبد الله بن ابي بكر بن محمد بن عمرو بن حزن قال : ( كا ن زيد بن ثابت يتعلم في مدارس ماسكة ، فتعلم كتبهم خمس عشرة ليلة, حتى كا ن يعلم ما حرفوا وبد لوا )[3]
B. Terjemah Hadits
Dari Abdullah bin Abu Bakr bin Muhammad bin Amr bin Hazm berkata: “Bahwasanya Zaid bin Tsabit belajar di madrasah-madrasah Bani Masikah, maka ia mempelajari kitab-kitab mereka selama 15 malam sehingga ia mengetahui apa yang mereka ubah dan apa yang mereka ganti.” (HR.Ath-Thabrani)
C. Mufrodat
belajar | يتعلم |
di madrasah-madrasah Bani Masikah | مدارس ماسكة |
ia mempelajari kitab-kitab mereka | فتعلم كتبهم |
sehingga ia mengetahui apa yang mereka ubah dan yang mereka ganti | حتى كا ن يعلم ما حرفوا وبد لوا |
D. Biografi Rawi
Biografi Abdullah bin Abu Bakr bin Muhammad bin Amr bin Hazn termasuk kaum Anshar madinah. Dia juga dikenal sebagai Abu Muhammad dan ada pula yang mengenalnya sebagai Abu Bakr Al-Madani Beliau menerima hadits dari : Ayahnya (Abu Bakr bin Muhammad Al-Anshari), Umarah binti Abdurrahman, Anas bin Malik, Hamid bin Nafi’, Salam bin Abdullah bin Umar, Ibad bin Tamim Al-Mazani, Abdullah bin Waqid bin Abdullah bin Umar, Abdul Malik bin Abu Bakr bin Abdurrahman, Abi Ja’far Muhammad Ali bin Husain, Urwah bin Al-Zabir, Yahya bin Abdurrahman bin As’ad bin Zurarah, Abi Zinad dan lain-lain.
Beliau meriwayatkan hadits kepada : Malik bin Anas, Hisyam bin Urwah, Ibnu Juraij, Hamad bin Salamah, Abu Awis Al-Madani, Fuliah bin Sulaiman, Ibnu Ishaq dan lain-lain.[4]
Beliau wafat pada tahun 135 H dan beliau sama sekali tidak mempunyai cucu.[5]
E. Penjelasan hadits
Hadits tersebut menjelaskan tentang orang yang belajar dalam lembaga non muslim,
Ilmu adalah suatu keistimewaan pada manusia yang menyebabkan manusia lebih unggul dari makhluk yang lain. Sejak diciptakan manusia telah mempunyai potensi berilmu dan mengembangkan ilmunya atas izin Allah.[6] Manusia didunia ini mempunyai tugas sebagai khalifah, manusia telah dibekali akal oleh Allah untuk bisa sebaik-baiknya memanfaatkan alam raya ini untuk kesejahteraan hidupnya dan juga untuk kesejahteraan kehidupan makhluk Allah yang lain. Untuk dapat memanfaatkan potensi akal, pendidikan perlu untuk mengembangkan akalnya.Manusia dapat mengembangkan ilmunya tentang dunia ini dengan cara melalui pendidikan umum dan tidak hanya pendidikan umum tetapi pendidikan islam juga sangat penting.
Pendidikan umum adalah pendidikan yang menunjang manusia untuk mempelajari apa yang ada didunia ini untuk dimanfaatkan dan digunakan sebaik-baiknya untuk kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Sedangkan Pendidikan islam yang intinnya bertujuan untuk membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang mendidik akhlak agar sesuai dengan akhlak dan kepribadian yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW,dan sebagai jalan dalam proses penghambaan kepada Allah SWT.[7]
Mengenai belajar kepada orang-orang atau lembaga pendidikan non-Islam Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang masyhur dalam kalangan umum:
عن أنس بن مالك ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اطلبوا العلم ولو بالصين
“Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina.” (HR.Al-Baihaqi)[8]
Seperti kisah Zayd ibn Tsabit, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menterjemahkan surat orang-orang Yahudi. Zaid berkata dengan nada semangat:”Demi Allah, sesungguhnya akan kubuktikan kepada orang-orang Yahudi bahwa aku mampu menguasai bahasa mereka.” Zaid melanjutkan: “setengah bulan berikutnya aku mempelajarinya untuk Nabi SAW dengan tekun dan setelah aku menguasainya, maka aku menjadi juru tulis Nabi SAW apabila beliau berkirim surat kepada mereka, akulah yang menuliskannya, dan apabila beliau menerima surat dari mereka, akulah yang membacakan dan yang menerjemahkannya untuk Nabi SAW.
Dan juga bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani? Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani tersebut.(Abd.Mukti,2008:91)
Sehubungan dengan ini, Imam Syafi’I mengatakan barangsiapa yang mempelajari matematika, maka pendapatnya akan kukuh ,(Al-Mawardi, tt: 45-46). Oleh karena itu matematika sangat diperlukan dalam memahami ilmu faraidh. Imam Ghazali (w. 505/1111) mengatakan bahwa pengetahuan seseorang yang tidak pernah belajar logika-salah satu cabang filsafat- adalah tidak bisa diandalkan. (NurchalisMadjid,1985:47)
Perintah (Khithab) Nabi kepada Zaid ibn Tsabit itu berlaku juga bagi semua umat Islam hingga akhir zaman. Jadi bahwa mempelajari ilmu-ilmu aqliyah dianjurkan dalam Islam. [9]
F. Aspek Tarbawi
Dan juga bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani? Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani tersebut.(Abd.Mukti,2008:91)
Sehubungan dengan ini, Imam Syafi’I mengatakan barangsiapa yang mempelajari matematika, maka pendapatnya akan kukuh ,(Al-Mawardi, tt: 45-46). Oleh karena itu matematika sangat diperlukan dalam memahami ilmu faraidh. Imam Ghazali (w. 505/1111) mengatakan bahwa pengetahuan seseorang yang tidak pernah belajar logika-salah satu cabang filsafat- adalah tidak bisa diandalkan. (NurchalisMadjid,1985:47)
Perintah (Khithab) Nabi kepada Zaid ibn Tsabit itu berlaku juga bagi semua umat Islam hingga akhir zaman. Jadi bahwa mempelajari ilmu-ilmu aqliyah dianjurkan dalam Islam. [9]
F. Aspek Tarbawi
• Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan pribadi,masyarakat ,bangsa dan Negara serta terciptanya kerukunan hidup intern antar umat beragama.[10]
• Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di akhirat.[11]
• Ilmu pengetahuan dan pengetahuan agama menduduki tempat yang amat penting dalam kehidupan manusia, Bukan hanya untuk menyempurnakan kehidupan dan fungsinya sebagai khalifah dibumi,tetapi lebih-lebih lagi dalam pertanggungjawaban eksistensinya dihadapan Tuhan.
• Dengan mengirmkan sejumlah duta dan mahasiswa yang ditugaskan mengamati pendidikan non muslim atau di Eropa yang bertujuan untuk mengetahui rahasia keunggulan mereka dan dapat menghadapi tantangan-tantangan kedepan.[12]
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Ilmu-ilmu umum sangat diperlukan karena dapat membantu dalam memahami ajaran-ajaran Islam, karenanya Rasul pun menganjurkan umat Islam untuk mempelajarinya bahkan bahasa musuh sekalipun perlu dipelajari.
Untuk mengatasi keterbelakangan umat, maka umat Islam harus mengambil alih ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagaimana dikenal di Barat pada saat ini. Hal ini sesuai dengan anjuran Hadis Nabi SAW, para sahabat dan ulama-ulama Sunni terdahulu sebagaimana telah dijelaskan di muka. Salah satu caranya ialah dengan memasukkan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari Barat ke dalam kurikulum pendidikan Islam mulai dari tingkat terendah hingga perguruaan tinggi.
Untuk mengatasi keterbelakangan umat, maka umat Islam harus mengambil alih ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagaimana dikenal di Barat pada saat ini. Hal ini sesuai dengan anjuran Hadis Nabi SAW, para sahabat dan ulama-ulama Sunni terdahulu sebagaimana telah dijelaskan di muka. Salah satu caranya ialah dengan memasukkan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari Barat ke dalam kurikulum pendidikan Islam mulai dari tingkat terendah hingga perguruaan tinggi.
Daftar Pustaka
Ø Burhanuddin.1997.Pengantar Pedagogik,Jakarta:PT.
Rineka Cipta.
Ø http//www.uhasputra.word press.com/fil/islam-dan
ilmu, 26 februari 2012,09.00
Ø Ath-Thabrani,Mu’jam Al-Awsad Juz I. hal.280
Ø Ibnu Hajar Al-Asqalani ,Tahdzibut Tahdzib. Juz V hal.144
Ø Ibnu Hajar Al-Asqalani. Tahdzibul Kamal. Juz XIV Hal.351
Ø Muhammad Daud Ali.1998.Pendidikan agama Islam.Jakarta:PT.Raja Gravindo Persada
Ø Abdurrahman An Nahlawi,1990.Pendidikan Islam di rumah,sekolah dan masyarakat,Jakarta:Gema Insani Press.
Ø Al-Baihaqi, Syu’bul Iman lil Baihaqi. Juz IV Hal.174
Ø http//www.Al-shia.arg/html/id/books/001/02.html.
26 februari 2012,09.00
Ø Azyumardi Azra,1999.Pendidikan Islam..Ciputat:PT Logos
Wacana Ilmu.
[1] Burhanuddin,Pengantar Pedagogik,(Jakarta:PT.Rineka Cipta,1997),hlm.210
[2] http//www.uhasputra.word press.com/fil/islam-dan ilmu, 26 februari 2012,09.00
[3] Ath-Thabrani,Mu’jam Al-Awsad Juz I. hal.280
[4] Ibnu Hajar Al-Asqalani ,Tahdzibut Tahdzib. Juz V hal.144
[5] Ibnu Hajar Al-Asqalani. Tahdzibul Kamal. Juz XIV Hal.351
[6] Muhammad Daud Ali,Pendidikan agama Islam,(Jakarta:PT.Raja Gravindo Persada,1998),hlm.383-385
[7] Abdurrahman An Nahlawi,Pendidikan Islam di rumah,sekolah dan masyarakat,(Jakarta:Gema Insani Press,19960,hlm.116-117
[8] Al-Baihaqi, Syu’bul Iman lil Baihaqi. Juz IV Hal.174
[9] Http//www.Suara media.com/sejarah/sejarah islam/22058.zaid bin tsabit sang samudera ilmu-ilmu-islam.html,26 februari 2012,09.00
[10] Muhaimin,Damai di Dunia Damai untuk semua,(Jakarata:Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama Puslitbang Kehidupan beragama Badan Litbang dan diklat keagamaan DEPAG RI,2004)hlm.21
[11] http//www.Al-shia.arg/html/id/books/001/02.html
[12].Azyumardi Azra,Pendidikan Islam,(Ciputat:PT Logos Wacana Ilmu,1999)hlm.10
2021110246
BalasHapusmba'pi2t....hanny mo tnya nih
simple ja_bagaimana sih cara memanfaatkan hasil dari ilmu pengetahuan agar tdk melenceng dr agama??
mksih
Terimakasih atas pertanyaanya, bahwa banyak sekali kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, bahkan sumber ilmu yang dikembangkan itu berasal dari agama dan peradaban selain Islam. Para ulama banyak menerjemahkan buku-buku dari Yunani dan Persia.
HapusNamun usaha yang dilakukan tidak terbatas sebagai penerjemah saja, tapi juga memberikan tambahan berupa saran dan kritik terhadap ilmu yang dipelajari dari luar tersebut dan juga mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada, sehingga memunculkan suatu teori baru. Alquran menuntun manusia untuk menjalani segala aspek kehidupan, termasuk di dalamnya menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
kalau dipandang dari sisi aksiologis,misalnya ilmu dan teknologi harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia. Artinya ilmu dan teknologi menjadi instrumen penting dalam setiap proses pembangunan sebagai usaha untuk mewujudkan kemaslahatan hidup manusia seluruhnya,.misalnya dengan ilmu pengetahuan mampu membuat Kertas diperlukan umat Islam untuk menulis al-Qur’an, kitab-kitab, Hadis, buku-buku agama, dan buku-buku ilmiah lainnya. Begitu juga mesin diperlukan umat Islam untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh mereka. Sementara jam dapat membantu umat Islam mengetahui waktu shalat dan waktu berbuka puasa serta imsak.
Nurman Said, Wahyuddin Halim, Muhammad Sabri, SINERGI AGAMA DAN SAINS, (ed) (Cet I; Makassar: Alauddin Press, 2005), h.36
Nur Khasanah
BalasHapus2021110244
Sehubungan dengan ini, Imam Syafi’I mengatakan barangsiapa yang mempelajari matematika, maka pendapatnya akan kukuh ,(Al-Mawardi, tt: 45-46).
tolong jelaskan yg dimaksud pendapatnya akan kukuh..?
bagaimana tanggapan anda tentang orang yang sukses dalam dunia perdagangan tetapi ia tidak pernah mengenyang dunia pendidikan, tetapi mereka yang belajar ilmu perdagangan malah terkadang tidak sukses...?????
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusjenk, seberapa pentingkah belajar ilmu pengetahuan disamping kita harus belajar ilmu agama?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusNur Khasanah
BalasHapus2021110244
F
Apa saja yang dapat dicontoh pada lembaga pendidikan nonmuslim untuk kemajuan pendidikan di lembaga pendidikan muslim?????????
sekian dan terimakasih.
wassalam.
Terima kasih atas pertanyaanya, kebanyakan orang berpandangan bahwa lembaga pendidikan non muslim itu lebih unggul hanya karena mampu memberi fasilitas-fasilitas lebih memadai. Sebenarnya juga tidak sepenuhnya benar, karena lembaga pendidikan muslim juga mampu memberikan kualitas yang terbaik Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, Pendidikan Islam mempunyai beberapa karakteristik yaitu pertama, Penguasaan Ilmu Pengetahuan. Ajaran dasar Islam mewajibkan mencari ilmu pengetahuan bagi setiap Muslim dan muslimat. Kedua, Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai harus diberikan dan dikembangkan kepada orang lain. Ketiga, penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu penetahuan. Keempat, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah untuk pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum. Keempat, penyesuaian terhadap perkembangan jiwa, dan bakat anak. Kelima, pengembangan kepribadian serta penekaanan pada amal saleh dan tanggung jawab.
HapusDengan karakteristik-karakteristik pendidikan tersebut tampak jelas keunggulan pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena, pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupannya.
Ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat dibentuk dari acuan pemikiran falsafah mereka yang dituangkan dalam pemikiran yang bercirikan materialisme, idealisme, sekularisme, dan rasionalisme. Pemikiran ini mempengaruhi konsep, penafsiran, dan makna ilmu itu sendiri. René Descartes misalnya, tokoh filsafat Barat asal Prancis ini menjadikan rasio sebagai kriteria satu-satunya dalam mengukur kebenaran. ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah . Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular.
Ini jauh berbeda dengan Islam yang memiliki al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad para ulama sebagai konsep pendidikannya karakteristik-karakteristik pendidikan tersebut tampak jelas keunggulan pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya.
nur fadhilah
BalasHapus2021110254
F
bagaimana cara menyeimbangkan antara belajar ilmu pengetahuan denganbelajar ilmu agama, agar keduanya dapat berjalan dengan seimbang?
Upaya yang pertama kali diusulkan adalah islamisasi ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengusulkan pertama kali upaya ini adalah filosof asal Palestina yang hijrah ke Amerika Serikat, Isma’il Raji Al-Faruqi. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengembalikan ilmu pengetahuan pada pusatnya yaitu tauhid. Hal ini dimaksudkan agar ada koherensi antara ilmu pengetahuan dengan iman. Kuntowijoyo menyatakan bahwa inti dari integrasi adalah upaya menyatukan (bukan sekedar menggabungkan) wahyu Tuhan dan temuan pikiran manusia (ilmu-ilmu integralistik), tidak mengucilkan Tuhan (sekularisme) atau mengucilkan manusia (OTHER WORLDLY ASCETICISME).Model integrasi adalah menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai GRAND THEORY pengetahuan. Sehingga ayat-ayat qauliyah dan qauniyah dapat dipakai.
HapusKuntowijoyo, ISLAM SEBAGAI ILMU, (Cet. II, Jakarta: Penerbit: Teraju, 2005), h.25-26.
nur aini
BalasHapus2021110263
F
bagaimana pendapat anda tentang seorang muslim yang mengajar di lembaga pendidikan non muslim? apakah hal itu diperbolehkan? dan tolong disertakan juga dalil yang memperbolehkan seorang muslim mengajar di lembaga pendidikan non muslim..thanx...^_^
eni marfuah
BalasHapus202 111 0128
jika seandainya ada seorang muslim yang bekerja di tempat orang non islam,dan disana ia kerjanya menjual babi,yang mana dlm konsep hukum islam babi itu diharamkan. akan tetapi dalam sisi lain, dia menjual babi itu untuk org non muslimnya..bagaimana mnrt pemakalah ttg hal yg dmikian, apakah di perbolehkan dlm islam? mksiiiiiih,,,,,,,,,,,,