Laman

new post

zzz

Sabtu, 11 November 2017

sbm B 11-d (MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF DAN EFISIEN)

“MANAJEMEN KELAS”
(MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF DAN EFISIEN)

Haizatul Faizah
2023116186 
KELAS B

JURUSAN PGMI
JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017


PRAKATA

Puji syukur kepada Allah swt atas berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam saya panjatkan kepada Nabi Muhammad saw, karena tanpa adanya beliau mungkinlah kita terbebas dari zaman kebodohan.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas “Strategi Belajar Mengajar”. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada:
1.    Kedua orang tua saya yang selalu menyanyangi dan mendukung saya dalam mengikuti mata kuliah ini.
2.    Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana,M.Ag. selaku rektorat IAIN Pekalongan.
3.    Bpk. Muhammad Hufron,M.SI. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
4.    Teman-teman yang saya sayangi yang senantiasa selalu menemani saya dalam membuat makalah ini.
Saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini,apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Pekalongan, 09 November 2017
Penulis


Haizatul Faizah





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema :
Manajemen Kelas
B.     Sub tema :
Manajemen Kelas yang Efektif dan Efisien
C.     Mengapa penting dikaji :
Setiap guru masuk kedalam kelas, maka pada saat itulah ia menghadapi dua masalah pokok, yaitu : masalah pengajaran dan masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung, misalnya membuat satuan pembelajaran, penyajian informasi, mengajukan pertanyaan, evalasi, dan masih banyak lagi. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 
Misalnya, memberi penguat, mengembangkan hubungan guru-anak didik, membuat aturan kelompok yang prodktif. Kadang-kadang sukar untuk dapat membedakan mana masalah pengajaran dan mana maslah manajemen. Masalah pengajaran harus di atasi dengan cara pengajaran, dan masalah pengelola kelas dibatasi dengan cara pengelolaan. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Yang termasuk kedalam hal ini misalnya adalah, penghentian tingkah laku  anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesian tugas oleh siwa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Sebaliknya masalah pengelolaan berkaian dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi berlangsungnya tujuan pembelajaran. Dengan demikian pengelolaan atau manajemen kelas yang efektif dan efisien adalah syarat bagi pengajaran yang efektif dan efisien.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kelas
Secara terminology, manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu : manajemen dan kelas, yang berarti pengaturan ruang kelas. Menurut Jamil Suprihatiningrum,manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfir pembelajaran yang optimal. Tambahan pula, manajemen kelas merujuk pada penyediaan fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik yang berlangsung pada lingkungan social, emosional, dan intelektual didalam kelas menjadi sebuah lingkunganbelajar yang membelajarkan.[1] Definisi lain dari pengelolaan kelas adalah suatu usaha dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.[2]
B.     Tujuan dan Fungsi Manajemen Kelas
Menurut Suharsmi Arikunto, manajemen kelas bertujuan agar setiap peserta dididk di dalam kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ketercapaian tersebut dapat ditujukan dengan beberapa indicator sebagaimana dijelaskan dibawah ini:
1.      Setiap peserta didik terus bekerja. Hal ini berarti bahwa tidak ada peserta didik yang mengalami kendala dalam proses pembelajaran karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tdak dapat mengerjakan tugas yang diberikan.
2.      Setiap peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar tanpa membuang waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap peserta didik akan bekerja secepatnya agar dapat menyelesaiakan tugas yang diberikan dengan cepat.
Adapun fungsi manajemen kelas dalam proses pembelajaran sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi pengelolaan tingkah laku peserta didik dalam kelas, penciptaan iklim sosio-emosional, dan pengaturann proses pembelajaran kelompok.[3]
Fungsi tersebut dapat dijabarkan beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan manajemen kelas yaitu :
1.      Membantu kelompok dalam membagi tugas
2.      Membantu pembentukan kelompok
3.      Membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi
4.      Membantu individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas
5.      Membantu prosedur kerja
6.      Mengubah kondisi kelas.[4]

C.    Manajemen Kelas yang Efektif dan Efisien
Keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dalam menentukan kebrhasilan proses pembelajaran. Lingkungan blajar yang efekti cenderung lebih sukses dari pada guru sekedar memerankan diri sebagai figure otoritas atau penegak disiplin belaka.
Kinerja manajemen kelas yang efektif memungkingkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri, evaluasi didri, dan internalisasi control diri, pada peserta didik.
Mempersiapkan manajemen kelas yang efektif dan efisien dapat diorganisasikan kedalam tiga topic utama seperti berikut :
1.      Menetapkan Aturan dan Prosedur
Memikirkan sejenak tentang apa yang terjadi jika prosedur atau aturan tiba-tiba rusak atau tidak digunakan lagi. Kelas membutuhkan aturan dan prosedur untuk mengatur kegiatan. Aturan adalah pernyataan yang menyebutkan apa yang disiapkan untuk dilakukan. Sementara itu, prosedur adalah carauntuk menyelesikan pekerjaan atau kegiatan lainnya, yang sering dibuat dalam bentuk tertulis. Manajemen kelas yang efektif dan efisien menghabiskan cukup banyak waktu untuk mengerjakan berbagai prosedur kepada peserta didik.[5]
Berikut ini merupakan empat peraturan uum yang meliputi banyak perilaku diluar kelas  :
Peraturan 1 : Hormati dan bersikap sopan lah kepada semua orang. Peraturan ini bersifat umum, pastikan untuk memberikan teladan dan penjelasan yang memadai sehingga baik guru maupun para siswa dapat memahami dengan jelas maksud nya. Guru harus mendefinisuikan apa itu sopan, dan guru mungkin memperluas definisi ini untuk mencangkup jangan menabrak, berkelahi, atau mengejek. Guru mungkin juga ingin menekankan bahwa “semua orang” berarti teruntuk guru juga.
Peraturan 2 : Bergegas dan bersiap-siaplah. Peraturan ini meliputi panduan yang menekankan pentinya tugas tugas di sekolah. Bergegas mungkin di maksudkan pada permulaan jam pelajaran (di pagi hari), perpindahan ke kerja kelompok, dan berpindah ke ugas individual. Bersiap-siap menekankan pentingnya memiliki material, serta sikap mental yang tepat, agar berhasil dalam tugas-tugas di sekolah.
Peraturan 3 : Simaklah dengan seksama sementara siswa lainny sedang bicara. Peraturan ini akan mencegah celetukan dan gangguan mata pelajaran lainnya. Guru bisa mengunakan diskusi mengeni peraturan ini untuk mengajarkan para siswa bagaimana berkomentar atau mengajukan pertanyaan ( misalnya, mengangkat tangan dan menuggu hingga ditunjuk).
Peraturan 4 : Patuhi seluruh peraturan sekolah. Menyertakan peraturan ini memberikan guru kesempatan untuk membahas peraturan sekolah manapun yang berkaitan dengan pengawasan guru terhadap para siswa diluar ruang kelas, (seperti ditaman bermain atai di kantin). Hal itu mengingatkan para siswa bahwa peraturan sekolah berlaku diluar kelas serta di luar ruang kelas. Peratura tersebut juga menunjukkan bahwa guru akan mengawasi perilaku mereka dalam wilyah-wilayah yang dicakupi oleh peraturan sekolah.[6]
Sementara aturan-aturan menyediakan standar-standar bagi perilaku siswa, prosedur-prosedur membangun rutinitas yang harus diikuti oleh semua siswa dalam aktifitas sehari-hari. Rutinitas-rutinitas tersebut meliputi aktivitas-aktivitas sebagaimana berikut :
a. memulai hari sekolah
b. berurusan dengan absensi dan keterlambatan
c. masuk dan meninggalkan kelas.
d. membuat perubahan dari satu aktivitas ke aktivitas lain.
e. menyerakan tugas.
f. menajamkan pensil.
g. meminta bantuan[7]
2.      Menjaga Aturan dan Prosedur
Manajemen kelas yang efektif dan efisien pada umumnya hanya mnetapkan beberapa aturan prosedur saja, mengajarkannya dengan cermat kepada peserta didik, dan menjadikan prosedur tersebut sebagai sesuatu yang rutin, dengan digunakan secara konsisten. Untuk mengawasi perilaku ruang kelas secara efektif, guru harus mengetahui apa yang dicari.
3.      Menjaga konsistensi.
manajemen kelas yang konsisten dalam merencanakan dan melaksanakan prosedur dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dengan cepat dan pasti. Untuk menjaga konsistensi dalam manajemen kelas, guru dpat mempertimbangkan berbagai hal sebagai berikut :
a.       Komunikasi dengan jelas tugas-tuas dan persyaratan untuk menyelesaikannya.
b.      Bagaimana cara kerja prosedur untuk memantau prose belajar peserta didik.
c.       Konsisten dalam memeriksa tugas-tuga yang telah dikerjakan.
d.      Memberikan umpan balik yang tepat pada hasil belajar peserta didik.[8]
D.    Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas
1.         Kondisi Fisik
            Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a.       Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan belajar harus memungkinkan semua siswa  bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut menggunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b.      Pengaturan tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c.    Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.   Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara veriodik harus dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut, baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.
e.    Pengaturan keindahan dan kebersihan kelas
Pengaturan keindahan dan kebersihan kelas mencakup penataan hiasan dinding, penempatan lemari seperti lemari untuk buku yang ditempatkan di depan kelas dan alat-alat peraga diletakkan di belakang, dan pemeliharaan kebersihan. Misalnya peserta didik bergiliran membersihkan kelas, sedangkan guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas.[9]
f.     Rak buku
Rak buku merupakan miniatur perpustakaan. Istilah rak buku kelas dengan buku-buku baru pada setiap saat dan demonstrasikan isi budaya membaca buku  pada anak. Rak buku ini membawa pesan membaca.[10]
       
2.   Peserta Didik
Peserta didik dipandang sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Dengan alasan ini, kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok mempertimbangkan peninjauan pada aspek perbedaan individual pesera didik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Postur tubuh peserta didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di barisan belakang.
b.      Peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran hendaknya ditempatkan di depan.
c.       Peserta didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d.      Peserta didik yang mempunyai kecakapan dalam berdiskusi dikelompokkan dengan anak yang pendiam.
e.       Peserta didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu peserta didik lainnya lebih baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.
Pengelompokkan peserta didik seperti disebutkan di atas dimaksudkan agar kelas tidak didomonasi oleh satu kelompok sehingga akan terwujud persaingan belajar yang positif. Jenis pengaturan peserta didik ada dua macam, yaitu:
a.       Pembentukkan organisasi merupakan langkah awal untuk melatih dan membina peserta didik dalam hal berorganisasi. Mereka dilatih untuk bertangguing jawab atas tugas yang dipercayakan.
b.      Pengelompokkan peserta didik yang bermacam-macam dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Pengelompokkan ini dapat ditinjau dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnya, yang dapat disajikan sebagai berikut:
a.       Pengelompokkan berdasarkan waktu yang meliputi kelompok jangka pendek dan kelompok jangka penjang.
b.      Pengelompokkan berdasarkan kecapatan kelompok nyang mencakup peserta didik cepat dan kelompok peserta didik lambat, dan
c.       Pengelompokkan berdasarkan sifat yang terdiri dari  kelompok untuk mengatasi alat pelajaran, kelompok atas dasar inteligensi atau individual, kelompok atas dasar minat individual, kelompok untuk pembagian pekerjaan, kelompok belajar secara efisien menuju suatu tujuan.[11]

2.      Kondisi Sosio-Emisional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pengelolaan kelas, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi:
a.       Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
b.      Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki.
c.       Suara guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.[12]



BAB III
KESIMPULAN
Manajemen kelas adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Manajemen kelas mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Dalam mempersiapkan manajemen kelas yang efektif dapat diorganisasikan melalui bebrapa topic, serta mempunyai beberapa faktor yang dapat membangun keberhasilan proses belajar mengajar melalui manajemen kelas yang efektif dan efisien.



DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, syaiful bahri. 2013. Strategi belajar mengajar. Jakarta. Pt rineka cipta

Evertston, Carolyn M. 2011. Manajemen kelas untuk guru sekolah dasar. Jakarta : kencana

Fathurrohman, pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:PT.Refika Aditama

Jacobsen, david A. 2009. Methods for teaching. Yogyakarta : Pustka Pelajar

Majid, abdul. 2006. Perencanaan pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Mustakim, zaenal. 2017. Strategi dan metode pembelajaran. pekalongan. IAIN press

Mustakim, zaenal. 2017. Strategi dan metode pembelajaran, edisi revisi.pekalongan. IAIN press










                                                                                                             




PROFIL
Nama   : Haizatul Faizah
TTL     : Pekalongan, 06 Januari 1998
Alamat            : Jl. Raya Gatot Subroto
Riwayat Pendidikan:
1.      RA Banyuurip Ageng
2.      MIS Simbang Kulon
3.      MTs S Simbang Kulon II
4.      MAS Simbang Kulon
5.      Sedang menempuh pendidikan S1 jurusan PGMI di IAIN Pekalongan




[1] Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, edisis revis (pekalongan: IAIN press, 2017), hlm. 204
[2] Syaiful bahri djamarah, strategi belajar mengajar (Jakarta: PT Rineka cipta, 2013), hlm. 176
[3] Ibid, Zaenal mustakim, hlm. 205-206
[4] Zenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran (pekalongan: IAIN press, 2017), hlm. 204
[5] Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, edisis revis (pekalongan: IAIN press, 2017), hlm. 219
[6] Carolyn M. Evertston dan Edemund T. Emmer, Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.31-32
[7] David A. Jacobsen dkk, Methods For Teaching (Yogyakarta : Pustka Pelajar, 2009), hlm. 48

[8] Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, edisis revis (pekalongan: IAIN press, 2017), hlm 220
[9]Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 167-169.
[10] Pupuh Fathurohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2009), hlm. 111.
[11] Zaenal Mustakim, op.cit. hlm. 218-219.
[12] David A. Jacobsen, op.cit. hlm. 47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar