Laman

new post

zzz

Sabtu, 03 Maret 2012

Kelas F, Yani Nadia, 4: MEMANFAATKAN PANCA INDRA UNTUK MENCARI ILMU




MEMANFAATKAN PANCA INDRA UNTUK MENCARI ILMU
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah   : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I


 





Disusun Oleh:
Nama : Yani Nadia
NIM : 2021110247
Kelas : F


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012




BAB I
PENDAHULUAN

Allah SWT  telah menganugrahkan kepada manusia sejumlah  perangkat kognitif yang akan menuntunnya mengetahui dirinya sendiri, alam disekitarnya, serta mengetahui asal, kembali, dan misi yang diembannya dalam pembahasan ini adalah untuk mencari ilmu. Allah SWT menganugrahkan beberapa indra, yang paling utama adalah indra pendengaran dan penglihatan, agar dengannya manusia dapat  berinteraksi dengan semesta tempat ia hidup, apa yang ada didalamnya, serta makhluk- makhluk yang hifdup disana. Kemudian manusia  menggunakan semua itu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Allah SWT dalam penciptaan manusia. Akan tetapi, indra manusia mempunyai keterbatasan tersendiri dan ia dapat keliru. Oleh karena itu, Allah SWT menganugerahkan perangkat yang lebih tinggi, yaitu akal, yang dapat meluruskan kesalahan indera, serta wahyu untuk menemani jalannya akal.













BAB II

PEMBAHASAN

A.    HADIST

عن عبد الله بن مسعود قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول ((نضرالله امرأ سمع منا شيئا فبلغه كما سمع فرب مبلغ او عى من سامع))


B.   TERJEMAH

Dari Ibnu Mas’ud ra., Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: “ semoga Allah memberi cahaya yang berkilauan kepada seseorang yang mendengar sesuatu dariku, kemudian ia menyampaikannya sebagaimana yang  telah ia dengar, karena banyak orang yang disampaikan ‘ kepadanya(sesuatu itu) lebih menghayati, daripada orang yang mendengarnya”.[1]

C.   MUFRODAT

سمع     :     mendengar

فبلغه    :     menyampaikannya

فرب    :     menghayati

نضر    :    memberi cahaya




D.   BIOGRAFI PERAWI

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil al- Hudzail. Nama julukannya “ Abu Abdirrahman’’ . Ia sahabat ke enam yang paling dahulu masuk islam. Ia juga seorang sahabat nabi yang dahulu pernah bersumpah setia dengan bani zuhro.
Ia hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikuti semua peperangan bersama rasulullah saw. Dalam perang badar, ia berhasil membunuh Abu Jahal  dan rasulullah memberi  kesaksian bahwa ia  akan  masuk surga kelak.[2]

 Ibu beliau bernama Ummu Abdillah binti Abu Daud Ibnu Sauah yang memeluk islam dan menyertai assabiqun al awwalun.
Beliau meriwayatkan hadist sebanyak 848 buah. Bukhari dan Muslim, juga menyepakati sejumlah 64 hadist, 21 diantaranya diriwayatkan oleh Bukhari dan 35 diriwayatkan oleh Muslim. Beliau menerima hadist dari Nabi, Umar, dan Sa’ad ibnu Mu’adz.

Beliau wafat di Madinah  pada tahun 32 H dan di makamkan di Al-Baqi. jenazah beliau dishalatkan oleh Usman.[3]

E.    KETERANGAN HADIS

Hadits tersebut menggambarkan pentingnya kedudukan ilmu dalam pandangan islam, karena ‘mendengar’ sendiri merupakan salah satu proses mangetahui sebuah ilmu. Sehingga Rasulullah meninggikan derajat seseorang yang mau mendengarkan sesuatu dari beliau, yang kemudian menyampaikan sebagai mana yang telah ia dengar, sehingga akan banyak orang yang mengetahui dari apa yang ia dengar dan ia sampaikan. Hal ini berarti adanya anjuran untuk memanfaatkan panca indera dalam mencari ilmu.




Semakin banyak kita mendengar, melihat, dan berfikir dengan menggunakan panca indera, maka semakin banyak ilmu yang akan kita peroleh. Dan Allah memberikan pendengaran dan penglihatan agar manusia dapat berfikir dan bersyukur.[4] Dan dengannya manusia dapat berinteraksi dengan semesta tempat ia hidup, apa yang ada didalamnya, serta makhluk-makhluk yang hidup disana. Kemudian manusia menggunakan semua itu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Allah SWT dalam penciptaan manusia.
Akan tetapi, indera manusia mempunyai keterbatasan tersendiri, dan juga dapat keliru. Oleh karena itu, Allah SWT menganugerahkan perangkat yang lebih tinggi, yaitu akal, yang dapat meluruskan kesalahan indera.
Al-Qur’an menganjurkan kepada manusia untuk menggunakan akal untuk memperoleh pengetahuan, dengan berbagai fenomena akal manusia dapat memahami tanda-tanda kekuasaan Allah.[5]
Namun akal tidak dapat terjaga dari kesalahan dalam memahami, meneliti, dan menghasilkan sesuatu. Ia dapat dipengaruhi oleh ketergesa-gesaan, kesombongan, hawa nafsu, lingkungan sekitar, dan peradaban yang berkembang, baik pengaruh itu positif atau negatif. Akan tetapi, itu semua sering membuat akal tidak dapat menangkap kebenaran dan menyalahi jalan yang lurus dan ia menyangka apa yang ia lakukan adalah baik, tetapi pada hakikatnya adalah buruk. Oleh karena itu, akal membutuhkan teman yang dapat.menuntunnya melewati persimpangan jalan ini, sehingga ia tidak tergelincir. Teman yang membantu ini adalah Wahyu Illahi, yang diberikan Allah SWT melalui rosul-rosulNya, yang terangkum dalam risalah penutup: Al-Qur’an al Karim, yang merupakan akhir kalimat-kalimat Allah SWT, bagi petunjuk manusia, serta sunnah nabi SAW yang menjadi penjelas al-Qur’an.[6]





F.    ASPEK TARBAWI

Panca indera adalah alat bagi akal untuk menyerap pengetahuan. Akal akan sempurna ketika diperkaya oleh wawasan yang didapatkan melalui indera, dan diantara mereka ada orang yang mendengarkanmu.
Pengetahuan yang bersifat inderawi dapat diresap secara inderawi, sedangkan pengetahuan yang bersifat non inderawi/metafisika seperti surga, neraka, malaikat, adzab kubur, iblis,peristiwa hari kiamat, dan lain-lain itu adalah kajian wahyu yang hanya dapat diyakini dan dibenarkan dengan keimanan tidak dapat diakal-akali.[7]
Adapun nilai pendidikan dari hadits tersebut yaitu bahwa sesungguhnya semua pengetahuan itu telah disediakan Allah untuk manusia, manusia tinggal mencari pengetahuan tersebut berdasarkan panca indera yang diberikan Allah serta dengan panduan wahyu yang telah Allah turunkan. Dengan demikian ada kemungkinan manusia mengetahui rahasia pengetahuan yang diberikan Allah, permasalahannya hanya terletak pada kemampuan manusia untuk menggunakan panca indera sebagai alat akal dan menggunakan wahyu sebagai sumber pengetahuan dan elemen dasar sebagai pijakan dalam melakukan penelitian dan eksperimen.











BAB III
PENUTUP

   Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kita selayaknya meletakkan panca indera, akal (rasio), dan wahyu sebagai sarana yang amat penting serta nikmat yang amat besar yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk mengetahui dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Dengan itu, manusia dapat menangkap ketentuan dan rahasia-rahasia yang tersimpan dialam raya ini, yang dapat menjadi bukti yang paling valid atas keberadaan Allah SWT, yang telah menciptakan seluruh semesta alam ini dengan sebaik-baiknya.





















DAFTAR PUSTAKA

Nawawi,Imam. Terjemah Riyadhus Sholihin. Jakarta: Pustaka Amani.1994

As-Sholih,Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus.2009

Jumantoro,Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta: Bumi Aksara.1997

Qardhawi, Yusuf. Sunnah Rosul Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. Jakarta: Gema Insani Press.1998


Http://www.nasehatislam.com


[1] Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus Sholihin. (Jakarta:Pustaka Amani.1994) hlm.320
[2] Dr.Subhi as-Shalih.Membahas Ilmu-Ilmu Hadis(Jakarta:Pustaka Firdaus.2009)hlm.344
[3] Dr.Totok Jumantoro. Kamus Ilmu Hadis(Jakarta:Bumi Aksara.1997)hlm.4
[4] Http://www.nasehatislam.com
[5] Http://riwayat.wordpress.com/2008/06/23/epistemologi-ilmu-menurut-islam/
[6] Dr.Yusuf Qardhawi.Sunnah Rosul Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban(Jakarta:Gema Insani Press.1998)hlm,149
[7] Http://riwayat.wordpress.com/2008/06/23/epistemologi-ilmu-menurut-islam/

40 komentar:

  1. nama: ahmad mursalin
    kelas: F
    nim: 202 1110 277

    bagaimana cara kita agar lebih maksimal dalam memanfaatkan panca indera kita agar fokus dalam mencari ilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bismillahirrohmannirrohim...^^
      ...memaksimalkan manfaat panca indera agar lebih fokus dalam mencari ilmu, sebenarnya fokus dalam mencari ilmu ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik pengaruh dari dalam diri kita maupun dari luar, namun yang ditanyakan disina adalah maksimal dalam memanfaatkan panca indera.
      menurut saya salah satunya dapat kita lakukan dengan sesering mungkin melatih panca indera kita untuk menangkap ilmu yang disampaikan kepada kita, sehingga panca indera bisa lebih peka dalam menyerap dan menyimpan ilmu..^^ semakin kita banyak mendengar, melihat dan berfikir dengan menggunakan panca indera maka semakin banyak pula ilmu yang akan kita peroleh. namun kita juga jangan terlalu menforsir kinerja panca indera karena dapat mengurangi fokus dan indera kita juga butuh istirahat, misal : sebaiknya kita berhenti membaca apabila mata sudah terasa capek melihat tulisan-tulisan yang kita baca, karena apabila tetap dipaksakan bukannya ilmu mudah kita serap, melainkan kita hanya merasa capek:)panca indera juga bisa kita jaga kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi, seperti wortel untuk kesehatan mata,dll..karena keadaan indera yang sehat juga mempengaruhi fokus kita dalam belajar...
      apabila indera kita sudah baik, agar lebih maksimal pemanfaatannya dalam mencari ilmu indera kita juga perlu didukung dengan akal dan wahyu Illahi agar kita punya dasar dan pijakan dalam mencari ilmu....
      terima kasih...:))

      Hapus
  2. nama:eni marfuah
    nim :2021110238
    kelas:f
    bagaimana kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dengan memandang ciptaan allah yang ada dialam semaste ini melalui panca indra?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      memandang atau melihat adalah salah satu panca indera yang Allah anugerahkan kepada kita. dan dengan melihat ciptaan-ciptaan Allah tentu saja kita bisa mendapat ilmu karena memang dari fenomena-fenomena alam yang sengaja Allah ciptakan tidak lain adalah agar kita mau memperhatikan dan mengambil pelajaran.
      Firman Allah QS. Al-Imran ayat 190-191 yang artinya:
      “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan lanjut dan bumi (seraya berkata), “Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka.”
      (QS.3:190-191)

      Salah satu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya yang terbentang di alam semesta. Dalam ayat ini, Allah menyuruh manusia untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Langit yang melindungi dan bumi yang terhampar tempat manusia hidup. Juga memperhatikan pergantian siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat, tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

      Langit adalah yang di atas yang menaungi kita. Hanya Allah yang tahu berapa lapisnya, yang dikatakan kepada kita hanya tujuh. Menakjubkan pada siang hari dengan berbagai awan germawan, mengharukan malam harinya dengan berbagai bintang gemintang.
      Bumi adalah tempat kita berdiam, penuh dengan aneka keganjilan. Makin diselidiki makin mengandung rahasia ilmu yang belum terurai. Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq tersusun dengan sangat tertib. Bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak hidup. Semua bergerak menurut aturan.
      Silih bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang bernyawa. Kadang-kadang malam terasa panjang dan sebaliknya. Musim pun silih berganti. Musim dingin, panas,gugur, dan semi. Demikian juga hujan dan panas. Semua ini menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir. Bahwa tidaklah semuanya terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.
      dalam ayat lain Allah memberikan dorongan kepada manusia untuk menggunakan inderanya agar mendapatkan pengetahuan dan kebenaran.
      "tidaklah kamu melihat bahwa Allah menggerakkan awan kemudia mengumpulkan antara (bagia-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya."
      dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah menganjurkan kepada manusia untuk menggunakan panca inderanya untuk memahami ayat-ayat/tanda-tanda kebesaran-Nya.:)

      Hapus
  3. lilis Handayani
    2021110246
    kelas:F

    dari semua indra yang kita miliki, manakah yang paling berperan dalam mencari ilmu. mohon jelaskan?!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      kita ketahui bahwa hakikatnya manusia mempunyai 5 indera, yang biasa kita kenal dengan istilah panca indera yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa, indera peraba.nah jika ditanya mana diantaranya yang paling berperan dalam mencari ilmu, menurut saya adalah indera penglihatan dan pedengaran. Allah berfirman dlm Surat An-Nahl ayat 78 yang artinya "dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumudalam keadaan tidak mengetahui suatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur".
      dikatakan bahwa yang paling utama adalah indera penglihatan dan indera pendengaran karena agar dengannya manusia dapat beriteraksi dengan semesta tempat ia hidup, serta dengan makhluk-makhluk yang hidup didalamnya, sehingga manusia berfikir dan bersykur, juga mengetahui apa yang belum mereka ketahui. kemudian manusia menggunakan semua itu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Allah dalam penciptaan manusia...
      kira-kira seperti itu...:)))
      Dr. Yusuf Qardhawi,Sunah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, (Jakarta: Gema insani press, 1998) hlm. 146

      Hapus
  4. Arif Stiawan
    2021110270
    F

    bagaimana jika ilmu yang kita cari adalah ilmu yang bersifat keduniawian belaka?
    kita mencai ilmu bukannya makin dekat kepada Allah, tetapi malah makin jauh dan jauh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      apabila kita seperti yang mas Arip katakan diatas, sungguh kita termasuk manusia yang merugi.
      dalam sebuah hadis nabi Muhammad menyatakan bahwa kalau manusia ingin bahagia didunia maka harus dengan ilmu, kemudian siapa yang ingin bahagia diakhirat harus dengan ilmu, dan selanjutnya kalau manusia ingin bahagia di dunia dan di akhirat maka dengan ilmu.
      dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa ilmu akan mendukung manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. kebahagiaan hakiki akibat ilmu ditentukan benar tidaknya manusia dalam mencari kebenaran. kebenaran tersebut bermula ketika manusia mampu membaca tanda-tanda kekuasaan Allah. jadi sungguh di sayangkan apabila kita hanya mencari ilmu yang bersifat keduniawian belaka karena sesungguhnya dengan ilmu manusia bisa mendapat kebahagiaan dunia dan akhiratnya.

      Hapus
  5. Nama: Anisa Afriani
    NIM : 202109080
    Kls : F

    Bagaimana cara agar panca indera kita terjaga dari kesalahan dalam memahami, meneliti, dan menghasilkan sesuatu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. panca indera manusia memang tidak selamanya benar,,indera manusia mempunyai keterbatasan tersendiri, dan ia juga dapat keliru. ini terjadi pada semua indera, hingga indera yang paling kuat sekalipun, yaitu mata. misalnya, mata melihat suatu bayangan sebagai suatu yang diam, padahal ia bergerak. melihat fatamorgana dan menyangkanya sebagai air, namun ketika didekati ternyata bukan. demikian juga ketika ia melihat sesuatu yang sebenarnya besar tapi tampak kecil karena letaknya yang jauh, seperti bintang dilangit.
      oleh karena itu, Allah SWT menganugerahkan perangkat yang tinggi, yaitu akal, yang dapat meluruskan kesalahan imdera. dengan rasio itu manusia dapat memahami segala yang dapat dipahaminya, seperti perhitungan matematis, pokok-pokok pemikiran, dan segala hal selain bentuk-bentuk parsialyang dapat diindera.
      akan tetapi, akal meskipun mempunyai urgensi yang besar dalam menangkap pengetahuan dan mengklasifikasikannya serta menghasilkan pengetahuan yang baru ia juga tidak dapat terjaga dari kesalahan dalam memahami dan menghasilkan sesuat. ia dapat dipengaruhi oleh ketergesa-gesaan, kesombongan, hawa nafsu, lingkungan sekitarnya, dan peradaban yang berkembang, baik pengaruh itu positif maupun negatif. akan tetapi, itu semua sering membuat akaltidak dapat menangkap kebenaran dan menyalahi jalan yang lurus. oleh karena itu, akal ( seperti dikatakan imam Muhammad Abduh ) membutuhkan teman agar tidak menyalahi kebenaran. teman yang membantu ini adalah wahyu Illahi, yang di berikan Allah SWT kepada Rasul-Nya, yang terangkum dalam Al-Qur'anul Karim, serta Sunnah Nabi SAW yang menjadi penjelas bagi Al-Qur'an....

      Hapus
    2. Dr. Yusuf Qardhawi, Sunah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban,(Jakarta: Gema Insani Press,1998)hlm. 147-149

      Hapus
  6. Mariyam (202109070) Kelas FRabu, 07 Maret 2012 pukul 12.23.00 WIB

    Apabila salah satu dari panca indera kita tidak dapat berfungsi secara maksimal atau bahkan tidak berfungsi sama sekali, dapatkah kita mengenal ciptaan Allah di alam semesta??bagaimana caranya???
    dan pastinya agar tetap bersyukur akan pemberian Tuhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      bisa........
      mengenal Allah atau mengenal ciptaan Allah bisa dari mana saja, dimana saja, kapan saja dan dengan cara apa saja salah satunya dengan panca indera, namun bagaimana jika salah satu panca indera kita tidak berfungsi?_sebenarnya semua pengetahuan itu telah disediakan Allah untuk manusi. manusia tinggal mencari pengetahuan tersebut berdasarkan panca indera yang diberikan Allah serta dengan panduan wahyu yang telah Allah turunkan, sekalipun salah satu panca indera mmpunyai kelemahan bahkan tidak berfungsi namun manusia masih dapat mengenal ciptaan-ciptaan Allah. panca indera yang kurang sempurna tersebu bisa kita maksimalkan penggunaannya dengan mengedepankan akal dan hati kita serta wahyu yang telah Allah turunkan karena tidak hanya panca indera, Al Qur'an pun menganjurkan kepada manusia untuk menggunakan akal untuk memperoleh pengetahuan, dengan berbagai fenomena akal manusia dapat memahami tanda-tanda kekuasaan Allah. begitupun dengan keimanan dari hati kita yang akan membawa kita mengenal ciptaan-ciptaan Allah melalui wahyu-Nya:) sehingga kita menjadikan kelemahan kita sebagai kelebihan kita dengan tetap menumbuhkan rasa syukur kepada Allah...:)

      Hapus
  7. Nama:Dadang Irwanto
    NIM:2021110256
    kls:F

    Apakah jika kita memiliki panca indra yang kurang lengkap atau cacat itu akan mempengaruhi proses kita dalam mencari ilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      tentu saja,,,menurut saya kecacatan akan mempengaruhi proses kita dalam mencari ilmu...pengaruh yang dapat mempengaruhi kita dalam mencari ilmu itu sesungguhnya banyak sekali, pengaruh itu bisa datang dari luar diri kita bahkan dari dalam diri kita sendiri diantaranya yaitu faktor kecacatan seperti yang mas dadang katakan.:)
      contohnya saja, orang yang penglihatan atau pendengarannya tidak sempurna,,proses menangkap ilmunya akan sulit, sehingga orang tersebut harus menggunakan cara pembelajaran yang khusus dan berbeda dari orang-orang normal lainnya.:)
      seperti itu saja..
      maaf jika jawaban kurang memuaskan...^^

      Hapus
  8. Ifrokha
    2021110258

    Sama atau tidak hasil ilmu pengetahuan yang diperoleh dari panca indra yang digunakan untuk kebaikan dengan panca indra yang digunakan dalam hal keburukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentu saja tidak sama mba'...^^
      panca indera yang digunakan untuk kebaikan tentu saja hasilnya akan baik dan ilmu pengetahuan yang diperolehnyapun akan lebih bermanfaat dalam kebaikan pula. sedangkan panca indera yang digunakan dalam keburukan sudah tentu hasil dan manfaatnya buruk pula,,yang awalnya buruk akhirnya juga akan buruk...
      hasil tergantung dari apa yang kita tanam...^^

      Hapus
  9. Miskiyatin nufus 2021110283 F


    bagaimana cara memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin dan meminimalisir kemudharatannya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      hmmmm,,,tentang memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin, menurut saya pemanfaatan panca indera akan lebih bagus dan maksimal apabila kita menggunakannya untuk hal-hal yang positif, misal dalam pembahasan makalah saya yaitu tentang pemanfaatan panca indera dalam mencari ilmu atau dapat kita gunakan untuk kebaikan-kebaikan kepada sesama makhluk Allah.^^
      dan untuk meminimalisir kemadharatannya, kita terlebih dahulu mesti memperhatikan hal-hal yang sekiranya dapat menyebabkan pemanfaatan panca indera kita menjadi madharat. sehingga kita bisa menghindari dan tidak mendekati hal-hak tersebut..:) dan untuk mengetahui antara yang benar dan yang salah, panca indera perlu diimbangi dengan keteguhan hati dan wahyu Illahi. jika hati kia sudah teguh maka akan sukit bagi kita untuk dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh negatif yang datang.sedangkan wahyu adalah sebagai sumber pengetahuan dan elemen dasar sebagai pijakan kita dalam melakukan suatu perbuatan dan sebagai petunjuk kita dalam memilih antara yang benar dan yang salah. sehingga kita dapat meminimalisir kemadharatan panca indera dan lebih memaksimalkannya pada hal-hal yang positif...:)

      Hapus
  10. Miskiyatin nufus 2021110283 F


    bagaimana cara memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin dan meminimalisir kemudharatannya ?

    BalasHapus
  11. Yeni nur khasanah
    2021110266

    bagaimana cara yang efektif untuk meningkatkan fungsi panca indra dalam memperluas ilmu pengetahuan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      Seperti telah dijelaskan sebelumnya panca indera adalah sebuah anugerah manusiawi yang menyatu dalam fungsi manusia yang utuh. Panca indera pada dasarnya bekerja sebagai pengumpul informasi, data dan fakta guna mengetahui apa yang sedang terjadi.
      Untuk mengefektifkan fungsi panca indera, sensitifitas dan ketajaman indera kita perlu terus ditingkatkan. Dengan dukungan pengetahuan, hasrat dan latihan kita akan sangat mudah mengefektifkan fungsi panca indera agar sesuai dengan kebutuhan kita. Pergunakanlah fungsi panca indera ini sesuai dengan kebutuhan dan manfaat kita, dengan tidak melanggar prinsip-prinsip dan nilai-nilai (QS. Al-Araf: 179).

      Hapus
  12. syaiful islam
    2021110250

    mengapa dalamhadis diatas lebih mengedepankan indra pendengaran dalam menerima ilmu?
    bagai mana dengan melihat dan penghayatan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      keterangan dari hadis diatas menggambarkan pentingnya kedudukan ilmu dalam pandangan islam,dan mendengar merupakan salah satu proses mengetahui sebuah ilmu yangmana dalam hadis tersebut Rasulullah begitu meninggikan derajat seseorang yang mau mendengarkan sesuatu dari beliau yang kemudian menyampaikannya sebagaimana yang telah ia dengar, yang kemudian darinya akan banyak orang yang juga mengetahui tentang apa yang didengarnya. hal ini yang menjadikan kenapa hadis diatas lebih mengedepankan pendengaran...:)
      sedangkan untuk indera penglihatan dan penghayatan, keduanya juga sangat penting..dan juga banyak sekali dijelaskan dalam hadis-hadis dan ayat-ayat Allah, seperti dalam Firman Allah Surat an_nahl ayat 78, yang artinya:
      "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibomu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberikamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur".
      Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia sejumlah perangkat kognitif(termasuk panca indera dan penghayatan) yang akan menuntunnya untuk mengetahui dirinya sendiri, alam sekitarnya, serta mengetahui asal, kembali, dan misi yang diembannya,yaitu sebagai kholifah dibumi...:)
      Dr. Yusuf Qardhawi, Sunah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, Jakarta:Gema Insani Press,1998

      Hapus
  13. m syamsul hadi
    2021110261

    apakah dalam memperoleh ilmu dapat diukur dengan memanfaatkan indera pendengaran saja? terus bagaimana dengan seseorang yang indera pendengarannya tidak berfungsi? dan jelaskan!
    syukron wal 'afu minkum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      menurut say memperoleh ilmu tidak dapat hanya diukur dengan memanfaatkan indera pendengar saja, karena kebenaran ilmu sendiri tidak hanya diukur dari apa yang kita dengar saja, masih perlu pembuktian lagi dengan bantuan penglihatan, penghayatan, apakah sesuai dengan apa yang kita dengar. selain itu juga perlu didukung dengan kekuatanakal dan kesesuaian dengan wahyu Allah.
      dipahami bahwa sumber dari pengetahuan dalam islam adalah wahyu. dan untuk mendapatka ilmu tersebut adalah dengan mempergunakan panca indera dan akal yang kesemua kegiatan tersebut dikendalikan oleh iman dan wahyu. wahyu merupakan puncak segala sumber pengetahuan yang merupakan manifestasi dari firman Allah.
      dan untuk orang yang pendengarannya tidak berfungsi, dia masih bisa memperoleh ilmu, dari apa yang dia lihat, dia rasakan dan dia imani dengan dasar wahyu Allah......

      Hapus
  14. Nur Khasanah
    2021110244
    F
    Bagaimana cara kita agar dapat memanfaatkan panca indra kita dalam menuntut ilmu dengan benar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      agar pemanfaatan panca indera kita benar apalagi dalam mencari ilmu, seperti yang sudah saya jawab pada pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, bahwa panca indera tidak begitu saja dibiarkan bekerja sendiri dalam mencari ilmu karena panca indera kita mempunyai keterbatasan dan bisa keliru dalam menangkap suatu ilmu. jadi untuk "membenarkan"nya dari kekeliruan, panca indera perlu didukung atau didmbangi dengan penggunaan akal dan wahyu Illahi. dengan akal manusia dapat mengenal dirinya, dunianya, Rabbnya, dan akal pula yang dapat membedakan manusia dari makhluk Allah lainnya. sedangkan penggunaan wahyu Illahi adalah sebagai sumber pengetahuan dan pijakan untuk mencari ilmu yang akan memberi petunjuk bagi kita, untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, sehingga kita dapat dengan tepat memanfaatkan panca indera kita dalam menunutut ilmu dengan benar.
      kurang lebih seperti itu mba',,maaf jika masih banyak kekurangan....:)

      Hapus
  15. dzul amal
    2021110276
    bagaimana bila panca indra tidak digunakan untuk mencari ilmu yang diridhoi oleh Allah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. langsung saja yach...^^
      ...kita tahu bahwasanya Allah menciptakan sesuatu yang ada didunia ini pasti ada kegunaannya. lalu bagaimana jika sesuatu yang bisa digunakan atau dimanfaatkan itu dibiarkan saja tanpa adanya tindakan pemanfaatan? misal seperti yang mb' dzul katakan tentang panca indera yang tidak digunakan dalam mencari ilmu. menurut saya itu sama saja dengan mengingkari nikmat yang telah Allah berikan dan jauh dari rasa syukur.salah satu tanda orang yang mensyukuri nikmat allah yaitu dengan mengindahkan segala nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita yang tentu saja dengan memanfaatkannya pada jalan yang diridhoi Allah. dan sudah sepatutnya panca indera yang kita miliki sekarang kita gunakan untuk mencari ilmu yang diridhoi Allah apalagi jika panca indera kita normal atau tanpa cacat.:)

      Hapus
  16. chomsatun nadhiroh
    2021110274
    F

    bgmn bila ada seseorang yg terlahir cacat/tidak sempurna panca indranya yg tidak mensyukuri krn terlahir cacat...dlm arti tdk bsa menggunakannya dlm mencari ilmu..bgmn pendapat pemakalah ..???
    trmksh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih kembali...^^
      menurut saya, sungguh disayangkan jika ada orang yang seperti itu. kita hidup didunia hanya sementara dan akan kekal diakhirat...walau bagi orang yang yang terlahir cacat tersebut itu merupakan kenyataan yang berat untuk dihadapinya, tapi yakinlah kalau itu yang terbaik..dan disinilah keikhlasan kita sangat diperlukan dalam menghadapi ujian-Nya,, jangan sampai kecacatannya itu menghalanginya untuk maksimal dalam mencari ilmu..karena tak ada manusia yang sempurna,,dihadapan-Nya kita sama yang membedakan hanyalah ketaqwaan kita,,tak perlu hiraukan keadaan fisik untuk tetap maju mencari ilmu...^^
      Dunia adalah investasi kita untuk akhirat,, jadi lakukanlah yang terbaik dalam hidup untuk akhirat kita..:)
      seperti lagunya D'masiv " syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini dan lakukan yang terbaik, Tuhan pastikan menunjukan Kebesaran da kuasa-Nya"...:))

      Hapus
  17. Nama: Istikomah
    Nim: 2021110239

    bagaimana menurut anda apabila ada seseorang yang mempunyai panca indra normal tetapi tidak dimanfaatkan untuk mencari ilmu sedangkan orang yang tidak sempurna panca indranya justru malah berusaha memanfaatkannya untuk mencari ilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      menurut saya hal itu sangat tidak pantas kalau seseorang yang memiliki panca indera yang normal tidak memanfaatkannya untuk mencari ilmu sedangkan yang tidak sempurna justru berusaha mencari ilmu dengan semua kekurangan yang dimilikinya. seharusnya sebagai orang yang memiliki panca indera yang normal harus lebih bisa dan lebih baik lagi dalam memanfaatkannya untuk mencari ilmu karena dengan panca indera yang dimilikinya bisa lebih mudah dalam belajar dan mencari ilmu dari pada mereka yang mempunyai kekurangan. dan seharusnya mereka malu melihat mereka yang mempunyai kekurangan tetapi mau berusaha mencari ilmu sedangkan mereka yang normal malah bermalas-malasan dan tidak mau berusaha mencari ilmu...:)

      Hapus
  18. fahmi amrullah
    F
    202 111 0248

    disebutkan diatas bahwa indera yang paling utama adalah pendengaran dan penglihatan, terus bagaimana peran indera yang lain sebagai sumber ilmu bagi kita dalam mencari ilmu?????

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      memang benar bahwa indera yang paling utama adalah pendengaran dan penglihatan, tetapi dalam mencari ilmu kita juga membutuhkan peran indera-indera yang lain untuk memudahkan kita dalam mencari ilmu, misal kalau kita menempuh jarak untuk sampai pada tempat kita mencari ilmu, kita memerlukan kaki untuk berjalan, dan kita juga memerlukan tangan untuk menulis....dan masih banyak lagi....jadi kita harus memanfaatkan semua indera kita sebaik mungkin untuk memperoleh ilmu......:)

      Hapus
  19. nama:misroha
    nim:202109247
    F
    bagaimana cara menjaga panca indra kita dari hal yang negativ terutama dalam kita mencari ilmu, dan bagaimana agar panca indra kita berfungsi secara seimbang dalam mencari ilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      cara menjaga panca indera dari hal yang negatif:
      ->Menjaga panca indera dari godaan buruk
      Hal yang perlu dilakukan jika ingin semangat dalam mencari ilmu adalah menjaga panca indera dari pengaruh yang buruk.
      ->Menjauhi lingkungan yang buruk
      dalam mencari ilmu, maka jangan bergaul dengan teman-teman yang tidak mengajak kita ke arah kebaikan.
      ->Panca indera bisa kita jaga dengan ilmu yang kita miliki dan pengamalannya bisa kita tunjukkan dengan menghindari hal-hal negatif yang kemungkinan bisa dilakukan panca indera kita, dan dari sini kita juga bisa menyeimbangkan fungsi panca indera kita dalam mencari ilmu.

      Hapus
  20. Hartini
    2021110237
    F

    bagaimana hukum dari seseorang yg tidak memanfaatkan panca indra yg mereka punya dengan sebaik mungkin ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^^
      maaf mba' Tiny saya kurang tahu tentang hukum dari orang yang tidak memanfaatkan panca inderanya,dari pada saya salah dalam menghukuminya untuk itu baiknya bisa kita tanyakan kepada orang yang lebih tahu tentang hukum.
      yang jelas setahu saya orang yang tidak memanfaatkan panca indera mereka itu tidak baik........:)

      Hapus