TUGAS
PENGAJIAN
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen
Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun
Oleh :
NURUL
FAUZIYAH
2021110023
Kelas
A
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
Nama majlis
ta’lim : Al-Muqarrabin
Hari / tanggal : Jumat, 20 April 2012
Waktu : 16.30 wib
Alamat : Jalan Palapa III
Perumahan Kandang Panjang, Pekalongan Utara
Pembicara : Hj. Mualifah
Tema : Meneladani Kepemimpinan
Rasulullah SAW
Ringkasan
Pengajian
Pada
zaman kepemimpinan nabi Muhammad saw, banyak terjadi peperangan antara kaum
muslim dan kaum kafir. Dan banyak pula terdapat orang-orang munafik, yang
berpindah-pindah agama sesuka mereka. Ada sebuah cerita ketika terjadi
peperangan antara kaum muslim dengan kaum kafir, yang kemudian kaum muslim
berhasil menawan sebagian dari kaum kafir. Dan kemudian nabi saw dan kaumnya
berkumpul untuk membicarakan mengenai apa yang harus dilakukan pada tawanannya
ini. Kemudian, sahabat nabi yang bernama
Abu Bakar mengusulkan bahwa lebih baik para tawanan itu dimaafkan saja.
Mendengar usul Abu Bakar nabi saw hanya diam. Kemudian Umar bin Khatab angkat
bicara dan mengusulkan bagaimana jika tawanan ini kita bunuh saja. Mendengar usul
Umar nabi juga masih diam. Kemudian nabi beranjak dari tempat duduknya dan
masuk kekamar, setelah beberapa menit nabi saw keluar dari kamarnya dan
memberikan tanggapannya mengenai usul dari kedua sahabatnya tersebut. Beliau
menyampaikannya dengan sangat bijak dan hati-hati agar tidak menyakiti
siapapun. Sebagian kaum muslim setuju dengan pendapat Abu Bakar dan sebagian
lain setuju dengan Umar bin Khatab. Nabi saw memulai perkataanya, beliau memuji
Abu Bakar dan mengumpamakan Abu Bakar jika di umpamakan malaikat Abu Bakar
seperti malaikat mikail yang pemaaf dan jika diumpamakan nabi Abu Bakar seperti
nabi Ibrahim yang menghadapi umatnya bukan dengan keras. Kemudian nabi saw juga
memberikan pujianny kepada Umar bin Khatab, jika diumpamakan malaikat Umar seperti
malaikat jibril yang maha pemberi wahyu, dan jika diumpamakan nabi Umar seperti
nabi nuh yang berdoa kepada Allah “ ya allah jangan Engkau tinggalkan satupun
orang kafir disini”. Nabi saw adalah pemimpin yang bijaksana, setelah memberi
pujian kepada keduannya bagaimanapun sebagai seorang pemimpin nabi saw harus
tegas mengambil keputusan, dan nabi saw memilih pendapat Abu Bakar untuk
memaafkan para tawanannya, mendengar itu Umar bin Khatab berlapang dada
menerimanya.
Namun,
pada zaman sekarang ini tidak mudah menemukan seorang pemimpin yang mampu
mempunyai sifat sedemikian rupa seperti nabi muhammad saw. Pemimpin itu
hendaknya bijaksana, tegas dan berwibawa. Hal tersebut sebenarnya cuma satu
yang menentukannya yaitu hati. Ketika hati kita sudah bersih dan selalu
mengingat Allah swt, maka kita akan menjadi pemimpin yang baik. Dan sebaliknya
jika hati kita telah tertutup oleh noda-noda dosa, maka kita akan menjadi
pemimpin yang rusak pula. Untuk mampu menjadi pemimpin yang memiliki sifat dan
sikap seperti nabi muhammad saw memang mustahil, akan tetapi sebagai umatnya
hendaknya kita berusaha mencontoh beliau meskipun tidak sesempurna Rasulullah
saw. Pemimpin pada zaman ini, dirasa kurang mampu menjalankan tugasnya, hal
tersebut terjadi karena manusia sekarang kurang bertirakat. Banyak dari mereka
yang lalai akan perintah Allah dan lebih banyak melakukan maksiat. Itu semua
terjadi karena hati mereka, para manusia yang sudah tidak bersih lagi. Karena
kurangnya berdoa atau mendekatkan diri kepada Allah swt. Doa itu sangat penting
dan segala sesuatu itu terjadi atas kehendak-NYA. Namun, setidaknya seorang
pemimpin itu harus bersungguh-sungguh dalam kerjaanya karena itu adalah sebuah
amanat. Seperti hadis nabi yang berbunyi “ tidaklah seorang pemimpin yang
memimpin perkara orang muslim kemudian dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak
berbuat baik kepada mereka kecuali dia tidak akan masuk surga bersama mereka”.
Ciri-ciri
orang yang hatinya sudah mati yaitu :
-
Mudah
meninggalkan solat, misalnya ketika seseorang menjadi domas di acara hajatan
dan berdandan begitu rapinya, ketika memasuki watu solat mereka merasa
kesulitan jika harus berwudhu dan sebagainya maka mereka tidak mengerjakan
solat.
-
Melakukan
maksiat dengan bangga, seperti melakukan aborsi dan itu berkali-kali meskipun
diketahui orang lain sekalipun.
-
Benci
dengan Al quran, maksudnya malas membaca al quran dan lebih suka mengobrol sana
sini .
-
Suka
maksiat, maksudnya lebih banyak
mengerjakan larangan Allah dari pada perintahNya.
-
Benci
dengan ulama, maksudnya apabila ada orang yang mengajarkan pada kebajikan
justru digunjing.
-
Keras
hatinya, artinya tidak mau mendengarkan nasehat orang lain.
-
Gila
dunia, maksudnya bahwa orang tersebut hanya memikirkan kekayaan atau
kebahagiaan dunia saja. Tanpa memikirkan akhirat.
-
Sibuk
dengan menggunjing, senang menggosip dan menjelek-jelekan orang lain.
Hati
adalah mata dari segalanya, hati yang dapat merasakan senang, sedih, marah, dan
juga iman pada Allah dirasakan melalui hati. Menurut Abu Hurairah, hati adalah
panglima, apabila panglima itu baik maka prajuritnya akan baik pula.
Analisisa
pengajian :
Setelah
mendengar pengajian tersebut, menambah ilmu saya. Bahwasanya Rasulullah itu
adalah sebaik-baiknya seorang pemimpin. Beliau mempunyai tutur kata yang sangat
baik dan bijak dan mempunyai sikap yang tak kalah baiknya dengan sifat beliau.
Beliau memimpin umatnya dengan baik, berwibawa, tegas dan sangat bijaksana.
Sungguh,
pada era sekarang ini memang tidak mudah menemukan pemimpin seperti beliau.
Karena pemimpin saat ini banyak yang hanya memikirkan diri sendiri. Dan hatilah
yang menjadi kunci segalanya. Ketika hati kita bersih, selalu berfikir positif
dan tidak pendendam maka kita akan mempunyai sikap yang baik. Dan begitu
sebaliknya.
Dan
untuk mampu memiliki hati yang bersih, dengan cara mendekatkan diri pada Allah,
dan bergaul dengan ulama atau orang-orang yang memang menuntun kita kepada
jalan yang lurus, yaitu jalan Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar