Laman

new post

zzz

Kamis, 25 April 2013

e11-2 feri febianto MENGKONSUMSI - MENGELOLA HARTA



MAKALAH

MENGKONSUMSI DAN MENGELOLA HARTA
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah    : Hadits Tarbawi
     Dosen Pengampu   : Muhammad Hufron, M.S.I

 Oleh
Feri Febianto               :  2021 111 318
Kelas                           :  E


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN
            Dalam makalah yang berjudul “Mengkonsumsi dan Mengelola Harta”, menjelaskan tentang salah satu hadits yang mengajarkan kepada kita tentang hidup sederhana dalam makan,berpakaian,maupun sadaqah. Selain itu kita diperintahkan untuk tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong.Seperti yang telah dicontohkan oleh beliau Nabi Muhammad SAW. Tapi dalam realita sekarang ini banyak orang yang hidup dengan serba kemewahan. Oleh karena itu saya sajikan makalah ini guna untuk meluruskan orang-orang yang suka hidup berlebihan/boros. Dengan maksud agar mereka tahu ajaran yang sebenarnya.
            Kami  menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini belum sempurna dikarenakan terbatasnya  kemampuan dan penggetahuan yang kami miliki. Karena itu kami mohon kritik dan saran demi penyempurnaan makalah  ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca semua.












MATERI HADITS

A.       Hadits 1

1.      Materi Hadits

عَنْ عَمْرِو ابْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْه عن جَدِّهِ قاَلَ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { كُلُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَألْبَسُوْا فِى غَيْرِ اِسْرَافٍ وَلاَ مَخِيْلَةٍ } (رواه النسائ فى السنن, كتاب الزكاة, باب الإختيال فى الصدقة )   
2.      Terjemah

Dari ‘Amr ibnu Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya r. a, berkata Rosulullah SAW bersabda :  Makanlah kamu dan bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong. “ (HR. Imam Nasa’i)[1]

3.      Mufrodat
Makanlah kamu
كلوا
Bersedekahlah
تصدّقوا
Berpakaianlah
البسوا
Tidak berlebih-lebihan
غير إسراف
Tidak sombong
مخيله

4.      Biografi Rawi
a.       ‘Amr ibn Syu’aib
Nama lengkap ‘Amr ibn Syu’aib adalah ‘Amr ibn Syua’ib ibn Muhammad ibn Abd Allah ibn ‘Amr ibn al Ash,al-Quraisy al Sahimi.’Amr bertampat tinggal di Mekkah,namun kemudian pindah ke thaif.menurut al Zubair ibn Bakr dan Muhammad ibn Sa’ad bahwa nama ibunya adalah Habibah binti Murrah ibn ‘Amr ibn Abd Allah ibn ‘Amr al-Jumali.
Menurut kholifah ibn Khayyat,Yahya ibn Bakr dan Abd Baqi ibn Qani,’Amr ibn Syuaib wafat tahun 118H di Thaif.ia meriwayatkan hadis dari ayahnya,adapun muridnya antara lain Sawwar,Abu Hamzah,Amir al ahwal,Abbas al Juzairi, dll.[2]
b.      Al-Nasa’i
Nama lengkapnya ialah Abu Abdu Al-Rohman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Bahr bin Sinan Al-Nasa’i. Dia dilahirkan pada tahun 225 H, dan wafat di Mekkah dan dimakamkan pula di sana pada tahun 303 H. Ada banyak orang yang mengambil hadits darinya.[3]
5.      Keterangan Hadits
Hadist diatas menerangkan bahwa Islam mengajarkan kepada  kita untuk hidup sederhana seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad saw. Dari hadis diatas dijelaskan bahwa islam melarang untuk tidak berlebih-lebihan. Diantara sifat-sifat tercela yang dilarang oleh syari`at ialah berlebih-lebihan. Berkata ar- Raaghib : “Sikap berlebih-lebihan itu adalah sikap melampaui batas dalam segala bentuk perbuatan yang dilakukan oleh seorang manusia ,walaupun di dalam berinfaq.
Dari Ibnu `Abbas r.a berkata : “Makanlah apa yang kamu inginkan, dan pakailah apa yang kamu inginkan, selagi tidak menimpa kamu dua perkara, yaitu sikap berlebih-lebihan dan sombong”.Karena Sombong adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih dari yang lain. Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat sehingga dapat menjelekkan orang lain. Padahal Allah telah melarang kita untuk tidak sombong seperti yang dijelaskan didalam QS.Al Isra’:37 Yang Artinya "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung."
6.      Aspek Tarbawi
a.        Hendaknya kita hidup sederhana dalam makan,berpakaian maupun sadaqah.
b.       Hidup sederhana lebih banyak manfaatnya dari pada hidup berlebih-lebihan
c.       Hidup sederhana mampu menjauhkan kita dari nafsu syaiton, karena setan senantiasa membisikan hidup mewah dan boros.

B.     Hadits 2
1.      Materi Hadits
ﻋﻦ ﺃنس ﺑﻦ مالك ﻗﺎل ﻗﺎلرسولالله صلىاللهعليه و سلم : {من بنى بناء أكثر مما يحتاج إليه كان عليه وبالا يوم القيام}. (رواه البيهقى فى شعب الإيمان)
2.      Terjemah
Dari  Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : barang siapa yang membangun gedung lebih dari yang dibutuhkan dan tidak untuk hari kiamat. (HR. Al-Baihaqy)[4]




3.      Mufrodat
Siapa
مَنْ
Membangun
بَنَ
Bangunan
بَنَءً
Lebih Banyak
أَكْثَرَ
Membutuhkan / Memerlukan
اِجْناَ جَ
Celaka
وَبَلاً
Dihari kiamat
يَوْمَ لْقِيَا مَةِ

4.      Biografi Rawi
a.       Anas ibn Malik
Anas adalah seorang sahabat nabi muahammad SAW, nama lengkapnya ialah Anas Malik lbn Nadhr lbn Dhamdham an najjari al Anshari dan biasa juga disebut dengan Abu Hamzah/ Abu Tsumamah,lahir pada tahun 10 sebelum hijrahnya nabi SAW. Kemadinah 612 M setelah nabi SAW tiba dimadinah, ibunya ( bernama ummu sulaim yang juga banyak meriwayatkan hadits nabi ) menyerahkan anas kepada nabi SAW menjadi pembantu dan pelayan nabi SAW, Selama 10 tahun. Anas bin malik seorang sahabat dan pelayan nabi SAW yang sangat rajin dan tekun ibadah serta pendiam, sedikit bicara.Anas bin Malik termasuk sahabat urutan yang ke 3 yang terbanyak meriwayatkan hadits setelah Abu hurairah dan Ibnu Umar. Ia meriwayatkan 2. 286 hadits dan ada 318 hadits diriwayatkan oleh bukhori dan muslim,168 haditsnya disepakati oleh keduanya, 80 diantaranya diriwayatkan oleh Bukhori sendiri termasuk hadits diatas. Murid- murid beliau sangat banyak hingga mencapai sekitar 200 oarang yang meriwayatkan haditsnya.
Ia hidup lama setelah wafatnya nabi SAW sampai menjelang abad 1 H, dimana sahabat yang masih hidup pada saat itu sudah sangat sedikit. Dialah sahabat yang palinga akhir wafat, khususnya sahabat yang ada dibasrah pada tahun 93 H ( 912 M ) dalam usia 100 tahun.[5]
b.      Al-Baihaqi
Imam Al Baihaqi, yang bernama lengkap Imam Al-Hafith Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa Al Khusrujardi Al-Baihaqi, adalah seorang ulama besar dari Khurasan (desa kecil di pinggiran kota Baihaq) dan penulis banyak buku terkenal.
As-Sabki menyatakan: "Imam Baihaqi merupakan satu di antara sekian banyak imam terkemuka dan memberi petunjuk bagi umat Muslim. Dialah pula yang sering kita sebut sebagai 'Tali Allah' dan memiliki pengetahuan luas mengenai ilmu agama, fikih serta penghapal hadits."
Imam Baihaqi hidup ketika kekacauan sedang marak di berbagai negeri Islam. Saat itu kaum muslim terpecah-belah berdasarkan politik, fikih, dan pemikiran. Antara kelompok yang satu dengan yang lain berusaha saling menyalahkan dan menjatuhkan, sehingga mempermudah musuh dari luar, yakni bangsa Romawi, untuk menceraiberaikan mereka. Dalam masa krisis ini, Imam Baihaqi hadir sebagai pribadi yang berkomitmen terhadap ajaran agama. Dia memberikan teladan bagaimana seharusnya menerjemahkan ajaran Islam dalam perilaku keseharian.
Selain mengajar, dia juga aktif menulis buku. Dia termasuk dalam deretan para penulis buku yang produktif. Diperkirakan, buku-buku tulisannya mencapai seribu jilid. Tema yang dikajinya sangat beragam, mulai dari akidah, hadits, fikih, hingga tarikh. Banyak ulama yang hadir lebih kemudian, yang mengapresiasi karya-karyanya itu. Hal itu lantaran pembahasannya yang demikian luas dan mendalam.
Imam terkemuka ini meninggal dunia di Nisabur, Iran, tanggal 10 Jumadilawal 458 H (9 April 1066). Dia lantas dibawa ke tanah kelahirannya dan dimakamkan di sana. Penduduk kota Baihaq berpendapat, bahwa kota merekalah yang lebih patut sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang pecinta hadits dan fikih, seperti Imam Baihaqi. [6]

5.      Keterangan Hadits
“Barang siapa yang membangun bangunan yang melebihi sesuatu yang dibutuhkan seseorang maka orang itu akan celaka dihari kiamat ” dalam hadits diatas, dalam islam dianjurkan agar manusia tidak bersikap berlebih- lebihan karena Allah SWT sendiri tidak menyukai sikap berlebih- lebihan dan Allah SWT menganjurkan agar manusia selalu bersikap sederhana terutama dalam hal pembelanjaan hartanya. Harta sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan.

6.      Aspek Tarbawi
a.       Jangan berlebih-lebihan.
b.      Berbuat sesuatu harus sesuai kemampuan.
c.       Dalam berbuat suatu hal (membangun) berharap ridho dari Allah SWT.




PENUTUP

   Dari pemaparan makalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa hadis diatas menjelaskan dan mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, karena Allah tidak menyukai hal tersebut.
Demikian makalah ini saya buat Semoga dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
























DAFTAR PUSTAKA

Dr.Umi Sumbulan,M.Ag.2008.Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis,(Yogyakarta,UIN Malang Presss,2008),hal.220
Dr. Wajidi sayadi, M.Ag. hadits tarbawi. Jakarta :PT pustaka firdaus, 2011, hlm 152-153
http:/danyhadiwijaya.blogspot.com. bijak mengkonsumsi harta.html diakses tanggal 18-02-2013
Muhammad Alawi Al-Maliki, Ilmu Ushul Hadits, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 282





[1] Ali Al-Muhdhor, Terjamah Sunan An Nasa’iy, (Semarang: CV. Asy Syifa’), hlm. 80
[2] Dr.Umi Sumbulan,M.Ag.Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis,(Yogyakarta,UIN Malang Presss,2008),hal.220
[3] Muhammad Alawi Al-Maliki, Ilmu Ushul Hadits, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 282
[4] http:/danyhadiwijaya.blogspot.com. bijak mengkonsumsi harta.html diakses tanggal 18-02-2013
[5] Dr. Wajidi sayadi, M.Ag. hadits tarbawi. Jakarta :PT pustaka firdaus, 2011, hlm 152-153
[6] http://www.islam2u.net/index.php?option=com_content&view=article&id=191:sejarah-ringkas-imam-al-baihaqi&catid=11:ilmuan-islam&Itemid=76. Di akses tanggal 16-02-2013

28 komentar:

  1. assalamu'alaikum,,,
    nama : ratna wahyuningsih
    nim : 2021 111 212

    kan dalam hadits terdapat larangan untuk berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan dan sebagainya,
    nha jika mempunyai harta yang berlebih, bagaimana sikap kita sebaiknya.???

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam wr. wb.
      terima kasih atas pertanyaannya,


      apabila kita memiliki harta berlebih, kita harus menggunakan harta kita untuk hal yang lebih bermanfaat, antara lain:
      untuk bershodaqoh, hal ini pasti memberikan manfaat untuk diri kita maupun untuk orang lain.
      selain itu, kita juga bisa menggunakan harta untuk menabung, harta kita bisa digunakan untuk hari tua kita kelak, saat kita sudah tidak produktif lagi,.
      juga untuk masa depan anaka kita, untuk kehidupannya, pendidikannya, dll.

      Hapus
  2. Assalamualaikum ..
    Rahardyani Tyas S 2021111298


    hadits diatas menerangkan bahwa “Barang siapa yang membangun bangunan yang melebihi sesuatu yang dibutuhkan seseorang maka orang itu akan celaka dihari kiamat ” ...
    lalu bagaimana dengan realita pembangunan tempat ibadah yang mewah, apakah itu berlebihan ? dan bgmn hukumnya ???
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr. wb.
      terima kasih atas pertanyaannya,

      itu semua kembali kepada niat orang yang membangun tempat ibadah tersebut. apabila niatnya karena Allah, maka Allah akan membalasnya dengan membangun rumah di surga. seperti dalam hadits yang artinya "Usman bin Affan ra.: Kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membangun sebuah mesjid karena Allah Taala, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim No.828)"
      walaupun membangun masjid sebesar kandang unggas pun, apabila niatnya karena Allah, maka Allah akan membangunkannya rumah di surga.

      tapi, saat ini banyak pengurus masjid yang membangun masjid secara berlebihan dengan bermegah-megahan. Ada yang sampai membuat masjid dengan kubah emas. Padahal ummat Islam masih banyak yang miskin dan terbelakang.
      Ironisnya lagi, masjid yang dibangun secara mewah tersebut lebih sering terkunci karena takut ada yang mencuri. Akibatnya orang justru sulit untuk beribadah. Mesjidnya mewah, tapi sepi dari orang yang beribadah. Apalagi ketika shalat subuh, kurang dari 5 shaf. Masjid akhirnya justru jadi tempat tujuan wisata. Bukan tempat orang untuk beribadah.

      Ibnu Abbas berkata, “Sesungguhnya, kalian akan bersungguh-sungguh menghiasi masjid-masjid kalian seperti orang-orang Yahudi dan Kristen menghiasi gereja dan rumah ibadah mereka.” [HR Bukhari]
      jadi sebaiknya, dalam membuat tempat ibadah, harus menyesuaikannya dengan fungsi dan kegunaannya.

      Rasul juga menyebutkan bahwa membangun masji secara mewah merupakan salah satu tanda kiamat. Sesungguhnya membangun masjid mewah/indah itu adalah satu tanda kiamat. Dan kiamat itu akan terjadi saat orang-orang sudah tidak beriman lagi kepada Allah. Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid. “ (HR. Abu Dawud)

      Abdullah bin Umar berkata bahwa masjid pada zaman Rasulullah saw dibangun dengan batu bata, atapnya dengan pelepah korma, dan tiangnya dengan batang pohon korma. Abu Bakar r.a. tidak menambahnya sedikit pun. Umar r.a.. menambahnya dan membangun masjid seperti bangunan di masa Rasulullah saw dengan batu bata dan pelepah korma, dan mengganti tiangnya dengan kayu. Selanjutnya, Utsman r.a. mengubahnya dan melakukan penambahan yang banyak. Ia membangun dindingnya dengan batu yang diukir dan dibuat pola tertentu. Ia menjadikan tiang nya dari batu yang diukir dan atapnya dari kayu jati. [HR Bukhari]
      Niat kita beribadah di masjid adalah untuk menyembah Allah. Bukan untuk mengagumi keindahan masjid.

      Hapus
  3. dessy nur laily
    2021 111 140

    Assalamu'alaikum...
    dalam hadits kan disebutkan bahwa ;
    Makanlah kamu dan bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong...
    nah bagaimana dengan realitas yang ada sekarang ini ?
    jika di cermati manusia sekarang ini pada umumnya sudah berlebihan dalam makanan ataupun pakaian..
    bagaimana seharusnya sikap[ kita dengan kondisi sekarang yang serba berlebihan ?
    kemudian dari hadits diatas, adakah ayat Alqur'an yang juga menjelaskan tentang sifat berlebihan ? kalau ada tolong disebutkan dan dijelaskan...
    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr. wb.
      terima kasih atas pertanyaannya,

      tidak dapat dipungkiri, saat ini memang kebiasaan berlebihan sudah membudaya pada masyarakat saat ini. seharusnya kita dapat menjaga hati maupun pikiran kita agar tidak berlebihan dalam segala hal. seperti yang terdapat dalam Al-Quran: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. 7 : 31).

      Hapus
  4. 2021111380

    assalamu'alaikum..
    mau bertanya,,bagaimana cara untuk memotivasi diri kita agar memiliki gaya hidup yang sederhana tidak ikut-ikutan trand sekarang yang cenderung memiliki gaya hidup glamour?

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr. wb.
      terima kasih atas pertanyaannya,


      cara untuk memotivasi diri kita agar memiliki gaya hidup yang sederhana, adalah dengan selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. atau dengan selalu mengingat bahwa Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.
      maka dengan sendirinya kita akan terhindar dari perbuatan berlebih.

      Hapus
  5. nanik dwi astutik
    20211111062
    asalamualaikum

    dalam aspek tarbawi disebutkan sederhana dalam bersedekah ,namun saya pernah membaca dlm sebuah buku berfoya-foyalah dlm bersedekah ?, bagaimana dengan kaitan hadist diatas ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr. wb.
      terima kasih atas pertanyaannya

      maksud dari sederhana dalam bersedekah adalah, dalam bersedekah kita harus menyesuaikan dengan keadaan kita. kita tidak boleh memaksakan diri untuk beshodaqoh yang berlebih,

      kita tidak boleh mementingkan shodaqoh padahal keluarga kita kelaparan, walaupun shodaqoh suatu hal yang harus dilakukan, namun jika melihat keluarga yang kelaparan, kita harus lebih mementingkan keluarga kita.

      jadi intinya, dalam bersedekah harus sesuai dengan keuangan kita, bisa dikatakan semampu kita.

      Hapus
  6. Assalamu'alaikum mas feri...
    saya mau bertanya, dalam hadits diatas sudah dijelaskan, bahwa kita itu tidak boleh berlebih-lebihan, terutama masalah harta, tetapi banyak dikalangan kita, yang mengutamakan harta, misalnya saja, merpermegah rumah, padahal mereka sudah tahu bahwa pendidikan adalah penting, tetapi kebanyakan seseorang malah memperhatikan kemegahan rumah mereka.
    bagaimana menurut mas feri dengan kejadian yang terjadi disekeliling kita tersebut.

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr. wb.
      terimakasih atas pertanyaannya,

      seharusnya kita lebih mementingkan pendidikan. karena dengan pendidikan juga bisa menambah harta kita kelak. apabila hanya mementingkan harta, dan tanpa pendidikan, pasti kita tidak tahu bagaimana mengelola harta dengan bijaksana/secara islam maka harta kita pasti akan cepat habis.

      Hapus
  7. Nur Fitriyani 2021 111 143
    dalam keterangan hadis di atas dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam membelnjakan harta.. namun seringnya kalau kita baru saja mendapatkan rejeki banyak kita sulit menahan hawa nafsu. dalam benak kita langsung ingin membeli ini dan itu,,nah , bagaimana upaya yang harus kita lakukan agar kita dapat mengelola harta dgn baik dan cara menahan hawa nafsu kita yg selalu ingin membelanjakan harta secara berlebihan????

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas peranyaannya.

      apabila kita mendapatkan rizqi, wajar apabila kita ingin membeli kebuhan. akan tetapi, sebaiknya kita membeli barang yang memberi manfaat dan yang sesuai dengan kebutuhan kita saja. jangan sampai kita gelap mata dan kemudian membeli semua barang yang kita lihat. karena itu dapat merugikan diri kita sendiri. karena kebutuhan tidak hanya datang tidak hanya pada saat itu saja. pasti akan ada kebutuhan di masa yang akan datang. jadi kita harus mengelola harta kita dengan baik agar kebutuhan yang akan datang bisa terpenuhi.

      Hapus
  8. Nurul Inayatissaniyyah
    2021 111 141

    bagaimana cara kita mengkonsumsi dan mengelola harta agar sesuai dengan yang disyariatkan pada materi hadits di atas? apakah segala sesuatu yang berlebihan itu selalu dilarang dan adakah manfaat dari pelarangan tersebut? mohon jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya

      ada banyak prinsip untuk mengelola harta, antara lain:
      1. Prinsip Sirkulasi dan perputaran. Artinya harta memiliki fungsi ekonomis yang harus senantiasa diberdayakan agar aktifitas ekonomi berjalan sehat. Maka harta harus berputar dan bergerak di kalangan masyarakat baik dalam bentuk konsumsi atau investasi.sarana yang diterapkan oleh syariat untuk merealisasikan prinsip ini adalah dengan larangan menumpuk harta, monopoli terutama pada kebutuhan pokok, larangan riba, berjudi, menipu.
      2. Prinsip jauhi konflik. Artinya harta jangan sampai menjadi konflik antar sesama manusia. Untuk itu diperintahkan aturan dokumentasi, pencatatan/akuntansi, al-isyhad/saksi, jaminan (rahn/gadai).
      3. Prinsip Keadilan. Prinsip keadilan dimaksudkan untuk meminimalisasi kesenjangan sosial yang ada akibat perbedaan kepemilikan harta secara individu. Terdapat dua metode untuk merealisasikan keadilan dalam harta yaitu perintah untuk zakat infak shadaqah, dan larangan terhadap penghamburan (Israf/mubazir).

      atau dengan jalan:
      1. Menggunakan harta Secukupnya
      2. Tidak berbuat Mubazir
      3. Tidak menghambur-hamburkan harta (boros)
      4. Membelanjakan Harta Untuk kebaikan
      5. Menghindari Pembelanjaan untuk Barang Mewah
      6. Menghindari Pembelanjaan yang Tidak Disyariatkan
      mungkin hanya itu yang dapat saya jawab.

      Hapus
  9. 2021 111 352
    apa yang akan anda lakukan jika melihat orang yang tidak mengelola hartanya dengan jalan islam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,

      sebagai sesama muslim, seharusnya kita menegur orang tersebut, dan menasehatinya bagaimana cara mengelola harta secara islam.

      akan tetapi, kita kan tidak mungkin menegur seorang pejabat, karena kita adalah orang biasa.
      jadi, itu semua kembali lagi pada diri mereka. apakah dia akan sadar atau tidak. itu urusannya dengan Allah SWT.

      Hapus
  10. Assalamu'alaikum ...
    Ni'matul Chikmah (2021111296)

    Dalam hadits diatas diterangkan bahwa kita tidak diperbolehkan berlebih-lebihan. Nah seandainya ada orang bershodaqoh secara berlebih-lebihan, tanpa ada niatan untuk dipuji. Bagaimana hukumnya, mohon penjelasannya. ??!!! ^_^

    Makasih..
    Wassalamu'alaikum ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr. wb.
      terima kasih atas pertanyaannya.

      mbak matul, kan sudah sedikit saya singgung di atas, dalam bershodaqoh kita harus menyesuaikan dengan kemampuan kita. apabila kita mampu bershodaqoh banyak, ya tidak apa-apa.
      jadi kita tidak boleh memaksakan kehendak kita untuk berhodaqoh secara besar-besaran. apabila kita mampunya sedikit, juga tidak apa-apa.

      Hapus
  11. 2021 111 127

    assalamu'alaikum....
    Bagaimana cara menghindarkan diri dari sikap boros?
    Menuruut pemakalah bagaimana realita kehidupan pada jaman sekarang dimana banyak orang-orang kaya yang membangun bangunan melebihi sesuatu yang dibutuhkan?
    terimakasih,,
    wassalamu'alaikum.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr. wb.
      terima kasih atas pertanyaannya,

      ada banyak cara untuk menghindari sifat boros. salah satunya adalah dengan mensyukuri nikmat Allah yang telah kita terima.
      kita juga harus memikirkan masa depan, kita bisa nabung untuk kehidupan kita kelak. ketika kita sudah tidak produktif lagi.

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Dewi Lisetyawati
    2021 111 139

    dalam hadits dijelaskan bahwa tidak boleh membangun bangunan yang melebihi sesuatu yang dibutuhkan atau tidak boleh membangun yang bermegah-megahan.
    namun banyak orang yang lebih menyukai mendatangi misalnya saja masjid yang bangunannya megah dari pada masjid yang bangunannya biasa saja. bagaimana tanggapan pemakalah mengenai hal itu?mohon penjelasannya..
    terima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,

      seperti yang sudah saya katakan di atas (pertanyaan sebelumnya), kita datang ke masjid adalah niat untuk beribadah bukan untuk mengagumi masjid itu.

      jadi kita tidak boleh membeda-bedakan masid, antara yang bagus dan sederhana.

      kalau kurang jelas bisa dibaca pada pertanyaan yang ke-2.

      Hapus
  14. Assalamu'alaikum
    Ika Nur Fitriana 2021 111 168

    menurut pemakalah bagaimana dengan artis khususnya artis perempuan yang berdandan melebihi batas guna untuk menunjang karirnya? sedang seorang perempuan itu kan tidak boleh dandan kecuali di depan suaminya,,

    BalasHapus
  15. waalaikumsalam wr. wb.
    terima kasih atas pertanyaannya,

    seorang wanita yang berprofesi sebagai artis, memang harus berpenampilan menarik (berpenampilan baik) didepan orang banyak. karena artis merupakan public figure yang di lihat oleh semua orang. jadi dia harus menjaga penampilannya.
    apabila seorang wanita itu tidak mau berdandan di depan orang lain, lebih baik ia tidak usah menjaga artis.

    akan tetapi, saat ini orang-rang memang lebih terbiasa berdandan ketika akan keluar rumah. ketika di rumah, ia malah sering tidak berdandan. hal yang seperti ini memang telah membudaya di sekitar kita.

    karena kita sebagai orang yang telah mengetahui hal tersebut, jadi kita harus melaksanakan hukum yang sesuai dengan syariat.

    BalasHapus
  16. Firda Amalia (2021 111 138)

    Assalamu'alaikum...
    Dalam makalah dijelaskan tentang larangan untuk hidup berlebih-lebihan dan anjuran untuk hidup sederhana, yang ingin saya tanyakan batasan hidup mewah itu yang bagaimana?terus menurut anda hidup yang sederhana itu yang bagaimana ?
    terimakasih..

    wassalamu'alaikum...

    BalasHapus