PERADABAN DUNIA PRA-ISLAM
DAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nia Prastika 2021113251
M. Lukluk Maknun 2021113277
Rif’atul Mahmudah 2021113292
Kelas H
JURUSAN TARBIYAH/PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada zaman
dahulu sebelum Islam masuk penduduk bangsa arab menyembah berhala, malaikat,
jin maupun hewan dan dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah dan sekarang Islam sudah berkembang pesat ke seluruh
dunia, dan itu semua merupakan perjuangan nabi besar Muhammad SAW. Walau penuh
halang rintang telah dilalui dalam mensyiarkan
agama Islam beliau tetap tangguh dan sabar. Dan berkat perjuangan
beliaulah hingga akhirnya Islam dapat berkembang sampai saat ini.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
bahan penambah wawasan bagi mahasiswa dalam menempuh mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Untuk lebih jelasnya, akan kami uraikan dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu dilakukan
perumusan masalah sebagai tahap terfokusnya materi yang dikaji dalam makalah
ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.
Meliputi
apa saja peradaban dunia pra-Islam itu?
2.
Meliputi
aspek apa saja peradaban Romawi timur itu?
3.
Meliputi
aspek apa saja peradaban Persia itu?
4.
Apa
yang terjadi pada peradaban Jahiliyah (Arab pra-Islam)?
5.
Meliputi
apa saja peradaban Islam pada Nabi Muhammad SAW?
6.
Apa
yang terjadi pada periode Makkah?
7.
Apa
yang terjadi pada periode Madinah?
8.
Apa
saja peperangan yang terjadi pada masa Nabi Muhamma SAW?
9.
Apa
saja misi-misi dakwah Nabi Muhammad SAW?
10.
Bagaimana
masa-masa pemerintahan terakhir Nabi Muhammad SAW?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Peradan
Dunia Pra-Islam
1.
Peradaban
Romawi Timur
Peradaban
Romawi di dirikan pada tahun 753 sebelum Masehi dengan ibu kotanya Romawi, dan
usianya lebih sepuluh abad. Bulan Mei 30 M terjadi perpecahan dalam kerajaan
Romawi yang berpusat di Roma, yaitu pecah menjadi dua kerajaan: Kerajaan Romawi
Barat (Roma) dan kerajaan Romawi Timur, dengan ibu kota Konstantinopel dan
Konstatinus Agus (Kaisar Constantin) sebagai maharajanya.
Kerajaan Romawi mengalami puncak kejayaan pada masa Maharaja Yustianus (527-565 M), dan
pada zamannya pula terjadi peperangan seru dengan Kerajaan Persia “Perjanjian
Damai Kekal” yang tidak kekal.
a.
Agama
Negri-negri yang berada
di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi Timur
pada umumnya beragama Nasrani, yang pada waktu itu terpecah dalam berbagai
aliran. Apapun yang termasyur diantara aliran tersebut da tiga, yaitu sebagai
berikut.
1.
Aliran Yaaqibah, banyak dianut di Mesir,
Habsyah, dan lain-lain.
2.
Aliran
Nasathirah, banyak dianut di Musil, Irak, dan Persia.
3.
Aliran
Mulkaniyah, banyak dianut di Afrika Utara, Sicilia, Syiria, dan Sepanyol.
b.
Filsafat
Membicarakan
masalah “kebudayaan Romawi”, terutama filsafat, kesenian, ilmu pengetahuan dan
kesusastraan, kita harus membicarakan juga masalah “kebudayan Yunani,” karena
kebudayaan Romawi pada hakikatnya adalah lanjutan dari kebudayaan Yunani.
Jurji Zaidan, membagi kebudayaan Yunani
kepada tujuh zaman, yaitu sebagai berikut:
·
Masa
Dongeng (mitologi)
·
Masa
Pahlawan (heroik) (900-700 SM)
·
Masa
Lyric (perasaan) (700-500 SM)
·
Masa
Keemasan (500-323 SM)
·
Masa
Iskandary (323-146 SM)
·
Masa
Yunani-Romawi (142 SM-550 M)
·
Masa Bizantium (550-1453 M)
c.
Bahasa
dan Kesenian
Dalam wilayah
Kerajaan Romawi Timur, ada tiga bahasa yang berpengaruh, yaitu bahasa Latin, bahasa
Greek, dan bahasa Suryani.
2.
Peradaban
Persia
Kerajaan
Persia merupakan saingan dari Kerajaan Romawi Timur, dimana antara dua kerajaan
tersebut terus-menerus terjadi peperangan karena masing-masing ingin merebut
daerah kekuasaan dan pengaruh. Kerajaan Persia berada di bawah Maharaja
Anusyarwan dari Dinasti Sasandi (Sasaniyah) yang terkenal sangat adil.
a.
Agama
Masyarakat Persia lama
cenderung untuk menyembah berbagai alam nyata, seperti langit biru, cahaya,
api, uadara, air dan sebagainya, yang semua makhluk itu mereka pandang sebagai
Tuhan.
b.
Bahasa
Pada waktu pemerintahan
“ Dinasti Sassanid” yang menjadi bahasa Persia resmi yaitu bahasa Pahlawi, dan
juga menjadi bahasa kitab suci mereka, Avesta.
c.
Kesenian
Hasil seni Persia yang paling kuno, yaitu keramik, patung-patung,
berbagai perabot dari perunggu dan lain-lain (5.000-1.000 SM), seni lukis dan
arsitektur (550 SM - 1.600M).[1]
3.
Peradaban
Jahiliyah
Abad
di depan kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut kaum muslimin Zaman “Jahiliyah”
(Jahiliah), artinya “zaman kepicikan”, “zaman kebiadaban”. Terhadap suku-suku
di Arab Utara mungkin perkataan “zaman kebiadaban” ini lebih tepat, karena
sampai kepada zaman Nabi Muhammad SAW peradaban di situ belum juga tiba kepada
tingkat yang mempunyai kitab-kitab, tetapi kalau terhadap masyarakat yang
berkembang di Arab Selatan sebutan “zaman kebiadaban” ini adalah terlampau
keras. Di zaman inilah, di mana negeri Arab tidak mempunyai apa-apa, tidak
mempunyai seorang nabi yang mengobarkan semangat, tidak mempunyai kitab wahyu.
Sebelum kedatangan Islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, di dunia Arab terdapat bermacam agama,
yaitu paganisme, Kristen, Yahudi, dan Majusi. Masyarakat Arab telah mengenal
agama tauhid semenjak kehadiran Nabi Ibrahim.
B.
Peradaban
Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW terkenal
sebagai pembawa risalah yang rahmatallil
‘alamin. Periode Rasulullah SAW merupakan masa cikal bakal pembentukan
peradaban Islam. Peradaban Islam dibangun dengan menjadikan agama Islam sebagai
dasar pembentukannya. Dalam masa ini, diuraikan dinamika yang terjadi pada
masyarakat muslim dalam upaya merintis penegakan risalah Islam di sekitar
Jazirah Arab sebagai pandangan hidup baru masyarakat.
Dalam sejarah Peradaban Islam, sejarah hidup Nabi
Muhammad SAW biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu ketika Nabi Muhammad
menjalani hidupnya di Makkah dan di
Madinah.
1. Periode Makkah
Sebelum Islam datang di tanah Arab,
sebenarnya masyarakat Arab bukan tidak berkeyakinan, mereka sudah memiliki
keyakinan dan terdapat bermacam agama, yaitu Paganisme, Kristen, Yahudi dan Majusi.
Masyarakat arab telah mengenal agama tauhid sejak nabi Ibrohim, dan menjelang
kelahiran muhammad perkembangan agama bangsa arab mengalami proses pembiasaan
yang mengakibatkan terjadinya pengingkaran prinsip tauhid.
Mereka menjadikan berhala sebagai sesuatu
yang sangat dekat dengan mereka, yang menentukan kehidupan mereka. Karena itu
mereka disebut sebagai penyembah berhala atau peganisme. mereka menggunakan
perantara yaitu patung – patung atau
berhala untuk menyembah Tuhan mereka. Dan pada saat itupun moran penduduk
bangsa arab mulai rusak disertai merosotnya kondisi sosial, ekonomi, politik,
dan agama. Dan kehadiran nabi muhammad pada saat itu sangatlah tepat melihat
kondisi bangsa arab (makkah) sangat memprihatinkan.
Pada Poriode ini, dakwah
Islam dilakukan secara sembunyi – sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan
dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula – mula istri beliau sendiri, yaitu
Khadijah, yang menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar
sahabat beliau, zaid bekas budak beliau. Banyak yang masuk Islam dengan
perantara Abu Bakar yang terkenal dengan Assabiqunal
Awwalun (orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam), mereka adalah Ustman
bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur Rahman bin ‘Auf,
Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu ‘Ubaidilah bin Jarrah, dan Al- Arqam bin Abil
Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah (rumah Arqam). Setelah
turunnya surat Al Hijr, Nabi Muhammad mulai berdakwah terang – terangan. Namun
beliau mendapat penolakan dari kaum kafir Quraisy, karena:
a. Mereka tidak dapat membedakan kenabian dan kekuasaan.
b. Nabi menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
c. Para pemimpin Quraisy tidak percaya akan ajaran Nabi.
d. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan mereka.
e. Pemahat dan penjual patung, menganggap Islam sebagai penghalang rezeki.
Tekanan dari orang – orang kafir semakin keras, terlebih
setelah meninggalnya Abu thalib dan Khadijah. Yang terjadi pada tahun kesepuluh
kenabian. Tahun ini merupakan tahun kesedihan (Amul Khuzn).
Karena di Mekah mendapat rintangan, Nabi memutuskan
berdakwah di luar Mekah. Namun di Thaif beliau dicaci dan dilempari batu sampai
beliau terluka. Untuk menguatkan hati beliau, Allah mengutus dan mengisra’ dan
memi’rajkan pada tahun kesepuluh.
Setelah peristiwa Isra dan Mi’raj, perkembangan besar
kemajuan dakwah Islam terjadi, yaitu dengan datangnya sejumlah penduduk Yatsrib
(Madinah) untuk berhaji ke Mekah. Hingga pada akhirnya menjadi pengikut Nabi
Muhammad kurang lebih 150 kaum.
2. Periode Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk
yastrib, Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota madinah. Berbeda dengan
periode makkah, pada periode madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran
Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di madinah. Nabi muhammad mempunyai
kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, melainkan juga sebagai kepala
negara.
Dalam rangka
memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, beliau segera meletakkan dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat, diantaranya :
Ø Membangun masjid, selain untuk tempat sholat, juga sebagai sarana
untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, juga sebagai
pusat pemerintahan.
Ø Ukhuwah Islamiyah,
persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan muhajirin dan
anshar.
Ø Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak laen yang tidak beragama Islam.
Di madinah, disamping
orang-orang arab Islam, juga terdapat masyarakat yahudi dan orang arab yang
masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat
terwujud, nabi muhammad mengadakan
ikatan perjanjian dengan mereka.
Dengan
terbentuknya negara madinah, islam makin bertambah kuat. Perkembangan islam
yang pesat membuat orang-orang makkah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi
risau. Dan kerisauannya akan mendorong orang-orang Quraisy nekat berbuat apa
saja. Untuk menghadapi kemungkinan gangguan dari musuh, akhirnya nabi bersiasat
umembentuk pasukan tentara. Umat Islam diizinkan berperang dengan dua alasan:
·
Untuk
mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya.
·
Menjaga
keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang
yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah negara
madinah ini memang banyak Peristiwa –peristiwa di Madinah,
a. Pertentangan antara Yahudi dengan kaum muslimin, yaitu sikap ingkar janji
yang dilakukan kaum Yahudi.
b. Perjanjian Hudaibiyah ( 6 H), yang berisi.
·
Kaum muslimin belum
boleh mengunjungi ka’bah saat itu.
·
Lama kunjungan dibatasi
hanya 3 hari.
·
Kaum muslimin wajib
mengembalikan orang – orang Mekah yang
melarikan diri ke Madinah, namun sebaliknya, pihak Quraisy tidak boleh
menolak orang – orang Madinah yang kembali ke Mekah.
·
Selama sepuluh tahun
diberlakukan gencatan senjata antara masyarakat ,adinah dan Mekah.
·
Tiap kabilah yang ingin
masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya
tanpa mendapat rintangan.
c. Fatkhul Mekah, kaum kafir Quraiys melanggar
perjanjian Hudaibiyah.
3.
Peperangan
dalam Islam
Dalam sejarah
negara madinah ini memang banyak terjadipeperangan sebagai upaya kaum muslimin
mempertahankan diri dari serangan musuh. Peperangan dalam islam pada masa nabi
Muhammad diantaranya:
a.
Perang
badar
Perang antara kaum muslimin dengan musyrik Quraisy. Pada tanggal
8ramadhan tahun ke2 hijriyah, nabi bersama 305 orang muslim bergerak keluar
kota membawa perlengkapan yang sederhana. Di daerah badar, kurang lebih120
kilometer dari madinah, pasukan nabi bertemu dengan pasukan Quraisy yang
berjumlah sekitar 900 sampai 1000 orang dan nabi sendiri yang memegang komando.
Dalam perang
ini kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Namun , orang-orang yahudi madinah
tidak senang. Mereka memang tidak sepenuh hati menerima perjanjian yang telah
dibuat antara mereka dengan nabi. Tidak lama setelah perang tersebut, nabi
menandatangani sebuah piagam perjanjian
dengan beberaoa suku badui yang kuat. Selain itu setelah perang badar, nabi
juga menyerang suku yahudi madinah dan Qainuqa, yang berkomplot dengan
orang-orang makkah. Orang-orang yahudi akhirnya memilih meninggalkan madinah
dan pergi menuju Adhri’at di perbatasan syria.
b.
Perang
Uhud
Perang uhud
terjadi pada pertengahan bulan sya’ban tahun kedua hijroh. Faktor utama
penyebab perang tersebut adalah pihak kaum musyrikin Quraisy yang dendam karena
kalah dalam perang badar dan hendak membalas kekalahannya, dan di bawah komando
Abu sufyann bin Harb, dengan menghimpun sekitar 3000 kaum musyrikin Quraisy dan
orang-orang habsyi.
c.
Perang
Al Ahzab (khandaq)
Perang ini
terjadi pada tahun ke-5 H. Sesudah peristiwa uhud orang-orang Quraisy mengira
bahwa Muhammad dalam perang uhud telah kalah dan tersingkir. Oleh karenanya
mereka segera menyiapkan persenjataan untuk menyerang kembali sehingga kekuatan
kaum muslimin yang masih tersisa dapat dilumpuhkan dan dihabisi. Tenggang waktu
antara perang uhud dengan perang ahzab terjadi dalam kurun waktu yang
berdekatan.
d.
Perang Mu’tah (8 H)
Perang yang
terjadi di desa Mu’tah salah satu kampung di Al balqa yang terletak di
perbatasan syam. Perang yang terjadi karena Haris Al – Ghassani, raja Hirah, menolak
penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad.
e.
Penaklukan kota Mekah/
Fathu Mekah (8 H)
Terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakangnya
adanya anggapan kaum Quraiys bahwa kekuatan kaum muslimin telah hancur akibat
kalah dari perang Mu’tah.
f.
Perang Hunain (8 Safar
8 H)
Perang yang terjadi
di lembah Hunain, sekitar 70 km dari kota Mekah. Perang Hunain merupakan perang
sebagai balas dendam kaum Quraisy karena Fathu Mekah.
g.
Perang Tha’if (8 H)
Perang pasukan muslimin mengejar
sisa kaum pasukan Quraisy yang melarikan diri dari Hunain, sampai ke kota
Thaif.
h.
Perang Tabuk (9H)
Terjadi pada tahun sembilan hijriyah,
tepatnya di kota Tabuk, perbatasan
antara semenanjung Arabia dan Syam (Syuriah). Heraclius, penguasa Romawi timur,
menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin.
4.
Misi
Dakwah Nabi Muhammad SAW
Untuk
menyampaikan misi-misi dakwah, nabi muhammad menggunakan strategi yang sangat
tepat. Nabi mengutus beberapa sahabat yang ahli di bidang stategi politik
antara lain:
a.
Amr bin
Umayyah Adh-Dhamiri. Mula-mula dia di utus membawa suratnya kepada An-Najasi
Raja Ethiopia. Kemudian kepada Musailamah Al-Kadzzab dengan membawa surat pula.
Setelah itu iya juga diutus pula kepada Farwah bin Amr Al-Juzami, Gubernur
Romawi di Amman, untuk mengajak masuk islam.
b.
Dahyah
bin Khalifah Al-Kalabi, diutus membawakan surat kepada Heraclius, Kisar Romawi.
c.
Abdullah
bin Hudzaifah, diutus membawakan surat kepada Kisra, Raja Persia.
d.
Suju’
bin wahhab Al-Asadi, diutus membawakan surat kepada Al-harist bin syamar di
syiria.
Dengan kata lain misi dakwah Nabi itu bertujuan sama yang berisi
seruan kembali kepada ajaran tauhid yaitu beribadah hanya kepada ALLAH, dan
beriman kepada hari akhir. Serta Menghapuskan adanya kesenjangan sosial dan
kesombongan antar suku.
5.
Masa
Terakhir Nabi Muhammad SAW
Pada tahun 9 dan
10 H (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab yang mengirimkan delegasi atau
utusan kepada Nabi Muhammad menyatakan pengakuan akan kekuasaan Islam. Oleh
karena itu, tahun tersebut disebut dengan tahun perutusan. Pada tahun 10 H (631
M) Nabi Muhammad beserta rombongan yang besar melaksanakan haij, inilah haji
yang terakhir bagi beliau yang merupakan haji perpisahan atau haji wada’. Dalam kesempatan itu turunlah
ayat yang terakhir dari Alquran, yakni surat Al- Maidah (5) ayat 3.
Dalam kesempatan itu
Nabi Muhammad menyampaikan khutbahnya yang sangat bersejarah, yang isinya
merupakan prinsip – prinsip yang mendasari gerakan Islam, dan yang terpenting
adalah bahwa umat Islam harus selalu berpegang pada dua sumber, yaitu Alquran
dan sunnah. Apabila prinsip-prinsip itu disimpulkan adalah kemanusiaan,
persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas.
Setelah itu Nabi
muhammad segera kembali ke madinah. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit
demam dan tepat pada hari senin, tanggal 12 Robi’ul awal 11H/8 Juni 632M., Nabi
Muhammad wafat di rumah istrinya Aisyah.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar