MAKALAH
“TELADAN DARI PEMIMPIN RUMAH TANGGA”
Di Susun Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati, M.S.I.
Disusun oleh:
Maela Risqiyani
2021110144
D
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)PEKALONGAN
2011/2012
PENDAHULUAN
Dalam realita kehidupan masyarakat belum semua keluarga mampu mengfungsikan dirinya sebagai lembaga pendidikan bagi anak. Maraknya kasus kekerasan antar siswa di sekolah merupakan bukti tidak berfungsinya pendidikan dalam keluarga. Penyebabnya berfariasi mulai dari tidak adanya keteladanan orang tua, kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua serta perseteruan dalam rumah tangga ering menjadi pemicunya.
Dalam makalah ini akan membahas hadits tentang teladan dari pemimpin rumah tangga. Seorang ayah senatiasa mengutamakan kepentingan keluarga dan mampu menjadi teladan yang baik bagi anak dan istrinya. Menjadi seorang ayah yang otoriter, suka bermalas-malasan, emosional, mudah menyerah adalah beberapa ciri dari seorang ayah yang tidak mampu menjadi teladan bagi anak dan istrinya.
A. Teladan Dari Pemimpin Rumah Tangga
عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِىِّ قَالَ : كَانَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ إِذَا أَشْفَى عَلَى خَتْمِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ بَقَّى مِنْهُ شَيْئاً حَتَّى يُصْبِحَ فَيَجْمَعَ أَهْلَهُ فَيَخْتِمَهُ مَعَهُم[1]
B. Terjemahan Hadits
“ Dari Tsabit Al Bunaniyyi berkata : Adapun Anas Ibnu Malik apabila mendekati/ hendak menghatamkan Al Qur’an diwaktu malam (Beliau) menyisakan dari bacaannya sebagian hingga waktu subuh kemudian (Beliau) mengumpulkan keluarganya lalu menghatamkannya bersama keluarga”.[2]
C. Mufrodat
إِذَا أَشْفَى : apabila mendekati
خَتْمِ الْقُرْآنِ : menhatamkan al qur’an
بَقَّى : menyisakan
فَيَجْمَعَ : kemudian mengumpulkan
فَيَخْتِمَهُ : lalu menghatamkannya
D. Biografi Perawi
Tsabit bin Aslama Al Bunani atau Abu Muhammad Basri adalah orang yang sangat ahli ibadah. Menurut Al Hajr beliau adalah orang yang dapat dipercaya dan orang yang salih. Mengenai wafatnya beliau banyak perbedaan pendapat, diantaranya ada yang mengatakan beliau wafat pada tahun ke 120 H atau kira-kira berusia 86 tahun. Menurut Ibnu Aqih beliau wafat pada tahun ke 128 H. Sedangkan menurut Jafar bin Sulaiman beliau wafat pada tahun ke 23 H.[3]
Guru dan muridnya dalam periwayatan hadits. Gurunya adalah Ishaq bin ‘Abd Allah bin Al-Harits bin Naufal, Anas bin Malik, Bakr bin ‘Abd Allah Al-Muzanni,dll. Muridnya adalah Asy’asy bin Bazzar Al-Huzaimi, Aghlab bin Tamim Asy Saya’wadzi, Hammad bin Salamah,dan lainnya[4].
E. Keterangan Hadits
Dalam hadits diatas diterangkan bahwa seorang Anas bin Malik, memberikan tauladan yang baik kepada keluarganya dengan cara mengajak keluarganya menghatamkan quran bersama. Ini semua dalam rangka mendidik keluarganya agar mencintai dan rajin membaca al qur’an.
Seorang kepala rumah tangga harus bisa mendidik keluarganya dengan baik agar bertakwa kepada Allah serta mengamalkan amalan shaleh yang diridhoi Allah dan menghindarkanya dari siksa neraka dengan menghindarkanya dari perkara maksiat. Sebagaimana yang dilakukan sahabat Umar bi khotob dalam mendidik anaknya ,yang dimana Umar selaku kepala rumah tangga.
F. Aspek Tarbawi
a. Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak.
Seajak zaman dahulu, orang tua mengharapkan anaknya bisa menjadi oarang yang cerdas, baik, menghormati kedua orang tuanya, taat kepada agama dan pandai dalam belajar. Demikian juga orang tua sekarang, masih menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses. Banyak cara yang ditempuh orang tua untuk mencapai tujuannya.
1. Peranan Ibu
Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Oleh karena itu seorang ibu hendaklah bijaksana dan pandai mendidik anaknya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Ngalim Purwanto, bahwa peranan ibu dalam pendidikan anaknya adalah sebagai berikut :
Ø Sumber dan pemberi kasih sayang
Ø Pengasuh dan pemelihara
Ø Tempat mencurahkan isi hati
Ø Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
Ø Pembimbing hubungan pribadi
Ø Pendidik dalam segi-segi emosional
2. Peranan Ayah
Peranan ayah dalam keluarga sangat penting.Anak memandang ayahnya sebagai seorang yang tertinggi gengsinya,terutama anak laki-laki.Bagi perempuan,fungsi ayah yaitu sebagai pelindung.Peranan ayah dalam pendidikan anakya adalah sebagai berikut:
Ø Sumber kekuasaan dalam keluarga
Ø Penghubung interal keluarga dengan masyarakat
Ø Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
Ø Pelindung terhadap ancaman dari luar
Ø Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
Ø Pendidikan dari segi-segi rasional
3. Menumbuhkan Kegemaran Membaca Pada Anak
Kiat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak antara lain:
Ø Keteladanan orang tua dalam membaca
Ø Menanamkan betapa nikmatnya membaca
Ø Membaca sebagai bagian hidup
Ø Menciptakan suasana yang menyenangkan
Ø Menciptakan ruang membaca yang menarik
Ø Menjadikan buku sebagai hadiah
Ø Bermain diluar
Ø Membawa mereka ke toko buku[5]
b. Tanggungjawab Pendidikan Keluarga
QS. At Tahrim : 6
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR . . .
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka”.
Secara umum yang harus bertanggungjawab dalam pendidikan anak dalam keluarga adalah orang tua,terutama ayah.Namun secara keseluruhan semua anggota keluarga memiliki tanggungjawab sesuai peran masing-masing.
c. Menjadikan Rumah Sebagai Lembaga Pendidikan
Ajaran islam memiliki konsepsi yang sempurna yang mencakup segala segi dalam kehidupan,tak terkecuali dalam kehidupan.Berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah mengatakan bahwa tujuan penting dari pembenukan keluarga adalah:
Ø Mendirikan syari’at islam dalam semua permasalahan keluarga
Ø Mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis
Ø Mewujudkan sunnah Rosulullah SAW
Ø Memenuhi kebutuhan cinta kasih
Ø Menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan penyimpangan.[6]
PENUTUP
Orang tua harus memahami betul posisinya, terutama seorang ayah sebagai kepala keluarga. Sesibuk apapun orang tua hendaknya selalu menyempatkan untuk berinteraksi dengan anak-anak. Berilah keteladanan dalam bersikap dan tutur kata, karena perilaku orang tua akan cenderung ditiru oleh anak-anak. Memanfaatkan setiap momentum yana ada sebagai ruang belajar bagi anak-anak dan keluarga, seperti telah dicontohkan dalam hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Ad darimi. 1978. Sunan Ad Darimi Jillid II .Cairo : Dar Al Fikr.
An Nahlawi, Abdurrahaman. 1996. Pendidikan Islam di Sekolah dan Masyarakat. Jakarta:Gema Insani Press.
Fajar Al Asqolani, Ibnu. 1995. Takrib Al Tahzib Juz I. Beirut : Dar Al Fikr.
Sopiatin, Popi dan Sohari Sahrani. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia.
سنن الدارمي - (ج 10 / ص 382)
http://komunitas-pesantren.blogspot.com/2012/01/status-orang-tua-nabi-muhammad-saw- html
[3] Ibnu fajar Al Asqolani, Takrib Al Tahzib Juz I (Beirut : Dar Al Fikr, 1995), hal. 80
[4] http://komunitas-pesantren.blogspot.com/2012/01/status-orang-tua-nabi-muhammad-saw- html
[5] Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani,Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam,(Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia,2011),H.58-63.
[6] Abdurrahaman An Nahlawi,Pendidikan Islam di Sekolah dan Masyarakat,(Jakarta:Gema Insani Press,1996),H.139-144.
Nama : Asmaul fauziah
BalasHapusKelas: D
Nim : 2021110165
bagaimana cara kita mendidik anak-anak yang mempunyai karakter yang berbeda-beda,dan bagaimana cara kita memperlakukan mereka agar tidak terjadi kecemburuan kan kadang anak mempunyai persepsi bahwa orang tuanya lebih sayang adiknya/ yg lain???
maela risqiyani
Hapus2021110144
D
mencoba menjawab pertanyaan dari asmaul:
sebagai orang tua kita harus dapat memposisikan
antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
terjadinya kecemburuan anak dikarenakan sifat orang tuanya yang lebih menomor satukan anak yang mungkin lebih pintar daripada anak yang kurang pintar, maka dari itu kita sebagai orang tua sebaiknya menganggap anak itu sama tanpa membedakan dan tidak memanjakan antara anak yang lebih pintar dan anak yang kurang pintar.
Nama : Iman Nugroho
BalasHapusNIM : 2021110184
kelas : D
kira-kira bagaimanakah aplikasi hadist diatas pada zaman sekarang ini dimana anak-anak cenderung lebih suka bermain game dari pada membaca al-Quran... .
maela risqiyani
Hapus2021110144
D
mencoba menjawab dari pertanyaan iman:
mungkin karena teknologi sekarang lebih canggih daripada zaman dahulu, pada sekarang ini anak lebih tertarik pada game-game yang lebih canggih. dengan adanya teknologi yang lebih canngih bisa memotifasi kita agar kita dapat mengajarkan al qur'an dengan metode yang lebih canggih pula atau metode yang lebih disukai anak.contoh dengan adanya al qur'an digital dan aplikasi al qur'an yang ada didalam HP.
Nama : Dewi Shofiana
BalasHapusNIM : 2021110164
Kelas : D
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda tentang seorang guru yang hanya memprioritaskan untuk mengajar, sedangkan anak di rumah tidak terdidik secara baik ?
maela risqiyani
Hapus2021110144
D
mencoba menjawab pertanyaan dewi shofiana:
menurut saya guru tersebut sudah menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru tetapi dalam hal sebagai ibu dalam mendidik kepada anaknya dikatakan gagal karena tidak dapat membimbing anaknya untuk menjadi seorang yang lebih baik.
Nama: Rosanti Maghfiroh
BalasHapusNIM : 2021110160
Kelas: D
Bagaimana caranya Menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan penyimpangan......??????
Maela Risqiyani
Hapus2021110144
D
Mencoba menjawab pertanyaan dari rosanti:
cara menjaga fitrah anak agar tidak melakukan penyimpangan menurut Abdurrahman An Nahlawy dalam buku Pendidikan Islam di Sekolah dan Masyarakat yaitu memaknai pendidikan sebagai
proses menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh, mengembangkan seluruh potensi
dan kesiapan yang bermacam-macam, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kebaikan
dan kesempunaan secara bertahap, agar tidak menyimpang dari islam dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Sedang menurut John Dewey mengungkapkan
bahwa pendidikan menjaga fitrah adalah proses hidup yang berlangsung terus-menerus ke arah kesempurnaan.
maksudnya dengan memperhatikan anak dengan lebih ketika menjelang baligh dan mengarahkan ke seluruh fitrah agar bertaqwa kepada Allah SWT.
Nama: Ainiyatun Nihlah
BalasHapusKelas: D
NIM: 2021110157
Bagaimana caranya mendirikan syari’at islam dalam semua permasalahan keluarga?
Maela Risqiyani
Hapus2021110144
D
Mencoba menjawab pertanyaan dari nihlah:
cara mendirikan syari'at islam dalam semua permasalahan keluarga menurut Abdurrahman An Nahlawi dalam bukunya Ushulut Tarbiyah Islamiyah wa Asalabih fi Baiti wa Madrasati wal Mujtama' yaitu sesuatu yang melatih perasaan dengan cara begitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, mereka dipengaruhi sekali oleh nilai spritual dan sangat sadar akan nilai etis Islam.
Artinya, tujuan berkeluarga adalah mendirikan rumah tangga muslim yang mendasarkan kehidupannya pada perwujudan penghambaan kepada Allah swt dan sesuai nilai-nilai islam.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama : winoto
BalasHapuskelas : D
nim : 202109194
apakah yang dituntut dalam pendidikan cuma orang tua saja padahal orang tua sudah mengajarkan tentang pendidikan, akqlak dan agama, tetapi saat si anak keluar rumah dan bergaul dengan teman sebayanya ia melakukakan hal-hal yang tercela padahal kepribadiaan di keluarganya baik ?
Maela Risqiyani
Hapus2021110144
D
Mencoba menjawab pertanyaan dari winoto:
yang dituntut dalam pendidikan, akhlaq dan agama bukan hanya orang tua saja tetapi pendidik dalam sekolah, juga teman sebaya.
tentang saat diluar rumah berbuat seperti itu, berarti faktor tersebut dikarenakan oleh pergaulan dengan teman sebayanya, mungkin teman nya membawa pengaruh besar pada sikapnya. karena anak sangat mudah terpengaruh pada tindakan yang dirasa dapat membuatnya gaul sehingga melakukan cara apapun untuk diakui bahwa dirinya gaul, meskipun sikap tersebut adalah hal yang tercela.
nama : winoto
BalasHapuskelas : D
nim : 202109194
bagaimana pendapat anda kriteria pemimpin yang bisa menjadi suri taudalan yang baik itu seperti apa kan nantinya anda akan menikah dan memilih calon pemimpin ?
Maela Risqiyani
Hapus2021110144
D
Mencoba menjawab pertanyaan winoto:
kriteria pemimpin yang bisa menjadi suri tauladan yang baik menurut saya, orang tersebut mau memimpin dirinya sendiri, setelah itu keluarganya baru kemudian memimpin orang lain. selain itu orang tersebut memahami tentang kepemimpinan yang baik dan bertanggung jawab.
Tentang nanti saya akan memilih pemimpin saya akan memilih sesuai kriteria diatas, selain itu saya akan memilih yang pintar dalam pendidikan agamanya, dan menyukai apa yang dia amalkan.
SUSTIANAH
BalasHapus2021110154
D
Bagaimana cara kita menjadi suri tauladan yang baik dalam berumah tangga, khususnya figur seorang ibu???
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaela Risqiyani
BalasHapus2021110144
D
Mencoba menjawab pertanyaan dari sustianah:
sebagai figur seorang ibu dalam berumah tangga, seorang ibu harus memberi contoh yang baik kepada anaknya, jangan sampai ibu hanya menyuruh tapi tidak mau memberi contoh yang baik.
berkaitan dengan hadits diatas, berarti ibu harus memberi contoh yaitu dengan membaca Al-Qur'an setiap selesai sholat maghrib dan sholat subuh. jangan memberi contoh setiap selesai sholat maghrib langsung nonton tv karena hal tersebut bukan tauladan yang baik.
Demikian juga dengan hal-hal lain dalam keluarga.