INDERA SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN
Disusun guna
memenuhi tugas
Mata kuliah :
Hadis Tarbawi II
Dosen
Pengampu :Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
Ila Ariska 2021111023
Kelas
: A
TARBIYAH /
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM PEKALONGAN
2013
Pendahuluan
Sumber ilmu
pengetahuan menurut para penganut aliran materialisme adalah terbatas pada
materi yang dapat ditangkap oleh panca indera atau hal-hal rasionabel dan hanya
dapat dipahami oleh akal saja, mereka tidak mempercayai sumber ilmu pengetahuan
apapun selain dua sumber diatas.
Kita sebagai umat Islam, juga
mempercayai dua sumber tersebut. Kita menganggap panca indera dan akal sebagai
instrument penting ilmu pengetahuan bahkan sebagai kenikmatan yang besar yang
dikaruniakan oleh Allah SWT. kepada manusia agar dapat memahami dirinya dan
alam sekitar.[1]
A. Hadis
a.
Hadits 17 : Memanfaat Panca Indra untuk Mencari
Ilmu
17- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
مَسْعُوْدِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسّلَّمَ
يَقُوْلُ : نَضَّرَ اللهُ إِمْرَاَءً سَمِعَ مِنَّا شَيْأً فَبَلَغَهُ كَمَا
سَمِعَ فَرُبَّ مُبَلِّغُ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ, قَالَ أَبُوْعِيْسَى هَذَا
حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَقَدْ رَوَاهُ عَبْدِ اْلمَالِكُ بِنْ عُمَيْرِ عَبْدِ
الرَّحْمنِ بِنْ عَبْدِ اللهِ
b.
Hadits 18 : Dorongan untuk memanfaatkan Panca
Indra
18- عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: ﴿وَكَانَ(النَّبِيِّ
صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ وَلَمْ يَكُنْ
يَعَلِّمُنَا هُنَّ كَمَا يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ : اللَّهُمَّ أَلَّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتِ بَيْنَنَا
وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَ مِ وَنَجَّنَا مِنْ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِوَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ
لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
وَاجْعَلْنَاشَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُشْنِيْنَ بِهَاقَا بِلِيْهَا وَأَتِمَّهَا
عَلَيْنَا﴾ (رواه ابو داود فى السنن,
كتاب الصلاة, باب التشهد)
B. Terjemah Hadis
1. Dari
Abdullah bin Mas’ud ra dia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Semoga Allah memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari kami,lalu dia
menyampaikannya (kepada yang lain)sebagaimana yang dia dengar,maka
kadang-kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami dari pada orang yang
mendengarnya.(HR.At-Tirmidzi)
2. Dari
Abdullah berkata : Beliau (Rasulullah SAW) biasa mengajarkan kami beberapa
kalimat, dan beliau tidak mengajarkannya kepada kami sebagaimana beliau
mengajarkan tasyahhud :“ Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami, damaikanlah
diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan, selamatkanlah kami
dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji
yang terang dan yang samar, limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran,
penglihatan, hati, isteri dan cucu kami, terimalah taubat kami, sesungguhnya
Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang dan jadikanlah kami orang-orang
yang mensyukuri ni’mat Engkau berterima kasih lagi menerimanya, dan
sempurnakanlah ni’mat itu atas kami”.
C. Mufradat
Mufradat Hadis
17
1)
Mendengar = سَمِعَ
2) Menyampaikan = فَبَلَغَهُ
3) Menghayati = فَرُبَّ
4) Memberi Cahaya = نَضَّرَ
Mufradat Hadis 18
1) Limpahkanlah Barakah Kepada Kami = بَارِكْ
لَنَا
2) Penglihatan Kami = أَبْصَارِنَا
3) Pendengaran Kami = أَسْمَاعِنَا
4) Memberi Cahaya = نَضَّرَ
D. Biografi Perawi
1) Abdullah bin Mas’ud
Abdullah
bin Mas’ud bin Ghafil Habib Al-Hudzali, Ibunya adalah Ummu Abd Hudzailiyah. Dia termasuk orang pertama yang masuk slam. Dia Hijrah ke Habasyah kemudian ke Madinah. Dia
termasuk ulama besar dari kalangan sahabat dan penghafal al-Qur’an. Rasulullah
menyifatinya dalam sabdanya, “ Sesungguhnya kamu adalah seorang anak yang
berilmu.” Dia meriwayatkan sabda Nabi sebanyak 848 hadis.
Setelah Nabi wafat, dia menjadi
menjadi penanggung jawab baitul mal di Kufah, kemudian datang ke Madinah pada
masa kekhalifahan Ustman, dan meninggal di sana tahun 30 H, ketika berusia
sekitar 60 tahun. Semoga Allah meridhoi dan mencurahkan rahmat kepadanya. [2]
2) Abdullah
Abdullah bin Ahmad Hanbal, dilahirkan pada tahun 213
dan sejak kecil dia sudah mempelajari hadis. Maha guru Abdullah adalah Yahya
bin Abdun yang termasuk salah satu sahabat Syu’bah. Dia meriwayatkan dari
Qutaibah bin Sa’id secara ijazah, namun jumlah gurunya secara keseluruhan lebih
dari empat ratus orang. Sedangkan Al Musnad, tafsir, sikap zuhud, sejarah,
ilal, (mengenal kecacatan para perawi), sunnah, berbagai masalah dan lainnya,
dia riwayatkan dari bapaknya. Dia juga mengumpilkan dan menyusun musnad
bapaknya, serta memilih (untuk disisihkan) hal-hal yang tidak begitu penting
dalam Al-Musnad itu menambah sejumlah hadis yang diriwayatkan dari guru-gurunya.
Dia
telah menyempurnakan Al-Musnad kecuali sebagian musnad Abu Hurairah, sebab dia
meninggal dunia sebelum sempat menyelesaikannya. Abbdullah wafat pada hari Ahad
sembilan hari sebelum akhir bulan Jumadil Akhir tahun 290 H dalam usia 77
tahun, seperti usia bapaknya. Semoga Allah merahmatinya.[3]
E. Penjelasan
Hadis di atas menjelaskan mengenai
pentingnya kedudukan ilmu dalam pandangan islam, karena “mendengar” merupakan
suatu proses mengetahui sebuah ilmu sehingga Rasulullah meninggalkan derajat
seseorang yang mau mendengarkan sesuatu dari beliau kemudian menyampaikan
sebagai mana yang telah ia dengar, sehingga akan banyak orang yang mengetahui
dari apa yang ia dengar dan ia sampaikan. Hal
ini berarti adanya anjuran untuk memanfaatkan pnca indera dan mencari ilmu.[4]
Islam
memandang panca indera sebagai kenikmatan besar dan agung yang diberikan kepada
manusia. Mengingat posisinya sebagai sumber ilmu pengetahuan, sebagaimana
penjelasan dibawah ini dalam Q.S as-Sajdah: 9sebagai landasan bahwa panca
indera sebagai sumber ilmu pengetahuan. “Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur.” Ayat ini menunjukan bahwa panca indera memiliki peranan
besar dalam memperoleh ilmu pengetahuan khususnya pendengaran dan penglihatan.[5]
Di bawah ini ada sedikit penjelasan mengenai manfaat
panca indera, diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Telinga digunakan untuk mendengar sesuatu yang kemudian untuk memahami
dan mempelajari petunjuk Allah baik yang ada dalam al-Kitab maupun alam
semesta.
·
Mulut digunakan untuk menyampaikan informasi atau menyampaikan ilmu yang
telah diketahui serta mengajak manusia kejalan yang diridhoi Allah.
F. Nilai Tarbawi
Allah
menciptakan manusia itu sebagai makhluk yang paling sempurna diantara
makhluk-makhluk lainnya serta manusia tercipta sebagai makhluk yang paling
tinggi derajatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemberian Allah berupa akal
kepada manusia untuk berfikir baik mengenai sesuatu yang ada di al-Kitab maupun
yang ada di alam ini. Namun akal tak mampu berjalan sendiri tanpa adanya alat
indera karena alat indera merupakan sumber pertama dalam mencari ilmu. Kedua
hal ini saling berkaitan dan tak mampu untuk dipisahkan karena tanpa akal apa
yang kita tangkap lewat indera tidak mampu dijadikan sebuah pedoman, sedangkan
tanpa indera akal tidak mampu bekerja untuk berfikir karena tidak ada yang kita
ketahui. Maka dari itu Allah memberikan indera dan akal kepada manusia sebagai
penunjang kehidupan mereka. Dan bersyukurlah kepada Allah SWT. atas apa yang
kita ketahui karena sesungguhnya ilmu pengetahuan itu adalah milik Allah SWT.
dan kita diberi kesempatan oleh Allah SWT. untuk mengetahuinya lewat indera dan
akal.
Kesimpulan
Dari keterangan di atas bisa
kita ambil sebuah pengetahuan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui itu
berawal dari penangkapan terhadap indera kita dengan baik yang kemudian dicerna
oleh akal yang mampu menghasilkan sebuah pengetahuan bagi diri seseorang. Maka
dari itu pentingnya menjaga panca indera dengan sebaik-baiknya tidak hanya
secara lahiriah saja (kesehatan), namun juga menjaganya dari perbuaatan
maksiat. Hal ini dikarenakan akan mempengaruhi ketajaman indera kita dalam
menangkap ilmu pengetahuan yang tersedia.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qardhawy, Yusuf. As-Sunnah
Sebagai Sumber IPTEK dan Peradaban. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1994.
Dieb Al-Bugha, Musthafa. Al-Wafi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008.
Ahmad bin
Muhammad bin Hanbal. Al-Musnad lil imam
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Jakarta: Pustaka Azzam, 2006.
[1] Yusuf Al-Qardhawy, As-Sunnah Sebagai Sumber IPTEK dan
Peradaban, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), hlm. 97.
[2] Musthafa Dieb Al-Bugha
Syaikh Muhyiddin Mistu, Al-Wafi,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), h. 471-472.
[3] Imam Ahmad bin Muhammad
bin Hanbal, Al-Musnad lil imam Ahmad bin
Muhammad bin Hanbal, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), h.46-49.
Dzikrotul khasanah (2021 111 262)
BalasHapusDalam makalah disebutkan mengenai manfaat panca indra yakni untuk mencari ilmu. Namun,dalam kenyataannya fungsi tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya seorang peserta didik malas untuk membaca, malas ketika mendengarkan pelajaran, ataupun malas untuk belajar. Yang ingin saya tanyakan bagaimana tanggapan pemakalah mengenai hal itu, serta berikan solusinya.
Terimakasih......
Mencoba menjawab pertanyaan Dzikrotul Khasanah, mengenai pemanfaat fungsi indera yang tidak sesuai, memang sering kita lihat banyaknya peserta didik yang tidak memanfaatkan inderanya untuk mencari ilmu hal ini mungkin dikarenakan kurangnya kesadaran peserta didik tersebut dalam hal bersyukur. Dalam aspek tarbawi di atas telah dijelaskan bahwa tujuan Allah menciptakan indera dan akal itu sebagai penunjang kehidupan manusia, dan terdapat pula anjuran bagi manusia untuk bersyukur atas apa yang Allah berikan karena dengan bersyukur manusia pasti akan memanfaatkan apa yang telah Allah berikan tanpa terkecuali memanfaatkan inderanya untuk mencari ilmu dan juga untuk hal-hal yang baik lainnya.
HapusNah mengenai solusinya saya hanya bisa memberi sedikit pendapat saja karena bila ada solusi yang tepat tentu tidak banyak dan hampir bisa sampai tidak ada peserta didik yang malas untuk memanfaatkan inderanya. Menurut saya upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir hal tersebut yaitu dimulai dari diri kita sendiri untuk bisa bersyukur atas indera yang kita miliki. Bersyukur di sini tidak hanya mengucapkan kata Alhamdulillah saja akan tetapi perlu diserapi kedalam hati agar kita bisa memanfaatkan apa yang telah Allah berikan.
Naila Chusniyyati
BalasHapus2021 111 264
A
Assalamu'alaikum
menurut pemakalah bagaimana cara mengoptimalkan alat indera yang kita miliki untuk mencari ilmu pengetahuan sesuai dengan hadis tersebut? tolong berikan penjelasannya baik itu seorang yang memilki panca indera yang sempurna maupun yang terbatas alat inderanya?
terimakasih. . .
Wa'alaikumussalam wr wb
HapusDi atas telah dijelaskan bahwa manfaat panca indera salah satunya adalah telinga yaitu untuk mendengarkan sesuatu lalu dipahami dan kemudian dijadikan untuk mencari petunjuk Allah yang berada di alam semesta ini. Dari sini perlu kita ketahui bahwa cara mengoptimalkan panca indera itu tidak hanya sebatas kita mendengarkan, melihat, mencium, meraba dan merasa, namunu juga memahami apa yang kita dengar, kita lihat, kita cium, kita rasa dan kita raba untuk kita pahami dan untuk mencari petunjuk dari Allah. Dengan demikian kita mampu mengoptimalkan fungsi panca indera yang kita miliki.
Bagi memiliki panca indera tidak sempurna caranya juga sama yaitu dengan menggunakannya secara optimal dan memahaminya. Karena keterbatasan mereka bukan berarti penghalang mereka dalam mencari ilmu.
Nama: Anita Kumala
BalasHapusNim: 2021 111 364
Ass.. .
Yang ingin saya tanyakan kpada pemakalah, apabila kita sbagai seorang pelajar sdah menggunakan indera kita dg baik dalam menerima suatu pelajaran.. .akan ttpi hati dan otak tidak bisa konsen dg apa yg sudah kita dengarkan, kita perhatikan, dan kita rasakan..apakah kita sudah dapat dikatakan memanfaatkan panca indera secara maximal.. .bagaimana menurut pendpat pemakalah ? Tolong jelaskan ..
Terimakasih.. .
Bila yang ditanyakan hanya memanfaatkan panca indera secara maksimal, maka menurut saya bisa dikatakan telah maksimal dalam memanfaatkan panca indera karena kita telah menggunakannya dengan baik, namun bila yang ditanyakan adalah mengoptimalkan fungsi indera maka menurut saya hal tersebut di atas belum bisa dikatakan telah optimal. Karena untuk mengoptimalkan fungsi indera disini juga memperlukan peran akal dan hati untuk memahami dan mengamalkan apa yang kita ketahui. Jadi jika hanya indera kita yang turut aktif untuk mencari ilmu, namun akal dan hati tidak turut dalam hal tersebut maka tidak bisa dikatakan telah optimal, karena ketiganya saling berkaitan sebagai sumber untuk mencari ilmu.
HapusDalam makalah Anda memaparkan tentang memanfaatkan panca indra untuk mencari ilmu, yang mau saya tanyakan adalah bagaimana jika ada orang yang tidak memanfaatkan panca indranya untuk mencari ilmu, tapi digunakan untuk hal-hal yang tidak baik??? Kemudian, bagaimana caranya agar panca indra kita selalu terdorong untuk mencari ilmu???dan manfaatnya itu apa saja, mohon sebutkan dan beri penjelasan????? Terima kasih…..
BalasHapusSebelumnya saya mau tanya hal-hal yang tidak baiknya itu seperti apa? Karena menurut saya bila ada orang yang tidak memanfaatkan inderanya untuk mencari ilmu itu termasuk golongan orang-orang yang rugi, namun pada kenyataannya selama hidupnya pasti orang tersebut pernah memanfaatkan inderanya sekalipun tidak maksimal.kemudia mengenai cara agar indera bisa selalu terdorong untuk mencari ilmu yaitu dengan perbanyak bersyukur, bila kita banyak bersyukur tentu kita tidak akan menyia-siakan apa yang telah di sediakan kepada kita. Untuk manfaatnya telah dijelaskan dalam makalah bahwa telinga itu bermanfaat untuk mendengar sesuatu yang kemudian dipahami dan untuk mencari petunjuk dari Allah, itu salah satu manfaat indera untuk mencari ilmu.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusassalamu'alaikum
BalasHapusbagaimana menurut pemakalah, jika pancaindra digunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat islam, ?
serta apa solusi dari pemakalah mengenai permasalahan tersebut ?
trimkasih
wassalam....
wa'alaikumussalam wr. wb
Hapusterimakasih atas pertanyaannya, namun sebenarnya pertanyaan mb Novi Syaqila itu sama dengan pertanyaan dari mb Siti Nur Fitriana. maka jawabannya dapat dilihat di balasan komentar di atas. Namun sedikit menambahi bahwa bila indera di gunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan syari'at tentu kita sudah tahu bahwa itu menunjukan orang tersebut tidak bersyukur atas nikmat dari Allah.
nah solusi agar indera dapat digunakan secara optimal dalam menuntut ilmu ialah dengan cara memperbanyak syukur karena dengan bersyukur kita akan lebih bisa memanfaatkan apa yang diberikan Allah kepada kita.
Ummu Hanik (2021 111 014)
BalasHapusKelas A
seberapa besar peranan panca indera dalam hubungannya dengan mencari ilmu? Lalu bagaimana dengan seseorang yang salah satu panca inderanya tidak bisa berfungsi, misal tidak bisa mendengar atau tidak bisa melihat?
tentu peranan indera dalam mencari ilmu sangat besar, karena sumber ilmu itu yang pertama adalah indera, namun bila indera seseorang tidak lengkap (cacat) bukan berati dia tidak mempunyai kesempatan untuk mncari ilmu namun masih bisa menggunakan alat indera lain.Semisal saj ada seorang yang tidak bisa mendengar kan orang tersebut masih bisa melihat dan merasakan apa yang dilihatnya bagi seorang pendidikpun bisa menggunakan bahsa isyarat untuk menyampaikan kepada anak yang tidak bisa mendengar.
HapusNama:Dzati ismah
BalasHapusNim :2021 111 263
assalamu'alaikum
bagaimana caranya mengoptimalkan panca indra saat kita sedang melangsungkan proses belajar,kadang kan ketika sedang berlangsung pelajaran kita merasa mengantuk,bagaimana caranya mengoptimalkanya supaya berjalan dengan baik...
terimakasik
wa'alaikumussalam wr. wb
HapusUntuk mengoptimalkan indera kita itu dengan cara melatih konsentrasi kita. selain itu juga untuk mengoptimalkan fungsi panca indera, sensitifitas dan ketajaman indera anda perlu terus ditingkatkan. Dengan dukungan pengetahuan, hasrat dan latihan anda akan sangat mudah mengoptimalkan fungsi panca indera agar sesuai dengan kebutuhan anda.
dari sini peran akal juga sangat dibutuhkan, karena konsentrasi pada akal akan mempengaruhi ketajaman indera kita dalam menangkap ilmu pengetahuan.
Nah.. semisal di dalam kelas kita merasa ngantuk maka kita perlu memperhatikan pola makan kita dan waktu tidur kita karena hal tersebut juga mempengaruhi tingkat konsentrasi kita di dalam menerima suatu pelajaran.
bagaimana pendapat anda mengenai mengapa orang yang dianugrahi panca indra yang tidak sempurna lebih semangat mencari ilmu dan menghargai ilmu dari pada orang yang di beri kesempurnaan....
BalasHapusmemang sering kita jumpai banyak orang yang inderanya tidak sempurna namun mereka lebih berprestasi dari pada orang yang memiliki kesempurnaan indera. dari sini bisa kita lihat betapa mereka itu sangat memanfaatkan indera mereka yang tidak lengkap. hal itu karena kesadaran mereka dalam keterbatasan mereka. mereka termasuk ahli syukur. selain itu juga hal itu merupakan bukti keadilan dari Allah swt.
HapusNama: eka supriyatin
BalasHapusNim : 2021 111 357
assalmualaikum...
pmenurut pemakalah fungsi panca indra manakah yang paling baik untuk menangkap suatu ilmu, sehingga ilmu tersebut mudah didapatkan dan diaplikasikan dikehidupan sehari-hari?????????????
terima kasih............
Wa'alaikumussalam wr. wb
Hapusmenurut saya indera itu semuanya berfungsi untuk menuntut ilmu, namun fungsi indera yang paling utama dalam menuntut ilmu itu adalah telinga, mata dan lisan.
karena ketiganya sangat berperan aktif dalam memperoleh indera. telinga digunakan untuk mendengar penyampaian dari guru, mata untuk melihat apa yang dipraktikan dan lian untuk mengamalkan apa yang telah diperolehnya.
bagaimana cara kita untuk menjaga panca indera yang kita miliki dari hal hal yang dilarang oleh Allah dan mengoptimalkan fungsi panca indra untuk mencari ilmu?
BalasHapus