MAKALAH
PERADABAN TIGA DINASTI BESAR
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Sejarah
peradaban islam
Dosen pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh :
Ratna anggraini : 2021113033
Ari rohmatul azizah : 2021113011
M.Afif yasin : 2021113029
KELAS
: PAI G
TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN )
PEKALONGANGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setelah Dinasti
Abbassiyah di Bagdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik
Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik
dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi.
Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat
serangan bangsa Mongol yang terus berekpansi terhadap kekuasaan Islam, hingga
muncullah tiga kerajaan Islam sebagai kekuatan baru Islam yaitu kerajaan Safawiyah
di Persia, Turki Usmani di Turki dan Mughol di India. Selanjutnya ketiga
kerajaan Islam itu melanjutkan kekuasaan dan perpolitikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A . DINASTI TURKI USMANI
1. Sejarah
Berdirinya Kerajaan Usmani
Kerajaan
Usmani pendirinya adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus yang mendiami daerah
utara negeri China. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke
Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan
atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah.[1]
Pada
tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Alauddin
terbunuh. Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-belah dalam beberapa
kerajaan kecil. Usmani kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas
daerah yang didudukinya. Sejak itulah
Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.
Penguasa
pertama adalah Usman yang disebut juga dengan Usman I. Setelah Usman I
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (Raja besar keluarga Usman) tahun
699 H (1300 M) setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia
menyerang daerah Bizantium dan menaklukan
kota Broessa tahun 1317 M. Kemudian tahun 1326 M dijadikan sebagai
ibukota kerajaan Turki Usmani.
Pada
masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M) Turki Usmani dapat menaklukkan Azumia (1327),
Tasasyani (1330 M) Uskandar (1328) M), Ankara (1354), Gallipolli (1356). Daerah
ini adalah bagian bumi Eropa yang pertama kali diduduki Kerajaan Usmani.
Turki
Usmani mencapai kegemilangannya pada saat kerajaan ini dapat menaklukkan pusat
peradaban dan pusat agama Nasrani di Bizantium, yaitu Konstantinopel. Sultan
Muhammad II yang dikenal dengan Sultan Muhammad Al Fatih (1451-1484 M) dapat
mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M.
Dengan
terbukanya kota Konstantinopel sebagai benteng pertahanan terkuat Kerajaan
Bizantium, lebih memudahkan arus ekspansi Turki Usmani ke benua Eropa. Dan
wilayah Eropa bagian timur semakin
terancam oleh Turki Usmani juga
dilakukan ke wilayah ini, bahkan sampai
ke pintu gerbang kota Wina, Austria.
2. Penaklukkan Konstantinopel
Konstantinopel
adalah ibu kota Bizantium dan merupakan pusat agama Kristen. Ibu kota Bizantium
itu akhirnya dapat ditaklukkan oleh pasukan Islam di bawah Turki Usmani pada
masa pemerintahan Sultan Muhammad II,
yang bergelar Al Fath, artinya sang penakluk.
Sultan
mempersiapkan penaklukan terhadap kota Konstantinopel dengan penuh keseriusan. Dipelajari penyebab
kegagalan dalam penaklukan-penaklukan
sebelumnya. Sultan tidak mau lagi kalah sebagaimana para pendahulunya. Ia
terlebih dahulu membereskan wilayah-wilayah yang membangkang di Asia kecil.
Datanglah kesempatan yang dinanti-nanti, yakni ketika Kaisar Konstantin IX mengancam Sultan untuk membayar pajak yang
tinggi kepada pihaknya. Ancaman tersebut dihadapi dengan
kebulatan tekad, yakni dengan membuat
benteng-benteng itu dibangun untuk melindungi dan mengawasi rakyatnya yang lalu
lalang ke Eropa melalui wilayah Bosporus itu.
Konstantinopel
akhirnya dapat dikepung dari segala penjuru oleh pasukan Sultan Muhammad II yang berjumlah kira-kira
250.000 di bawah pimpinan Sultan sendiri. Kaisar Bizantium meminta bantuan
kepada Paus di Roma dan raja-raja Kristen di Eropa, tetapi tanpa hasil, bahkan
ia dicemooh oleh rakyatnya sendiri karena merendahkan martabatnya. Raja-raja
Eropa juga pasuktidak ingin membantunya karena mereka masih dalam perselisihan
yang belum terselesaikan. Hanya pasukan Vinicia yang ingin membantu karena
memiliki kepentingan dagang di wilayah Usmani. Maka terperanjatlah pasukan
Bizantium dengan strategi Sultan yang telah mengepung kota selama 53 hari.
Dalam masa itu meriam-meriam Turki dimuntahkan ke arah kota dan menghancurkan
benteng-benteng dan dinding-dindingnya sehingga menyerahlah Konstantinopel pada
tanggal 28 Mei 1453.
Dalam
pertempuran itu Kaisar mati terbunuh, dan Konstantinopel jatuh ke tangan Usmani. Sultan Muhammad II memasuki kota, kemudian
mengganti nama Konstantinopel menjadi Istambul, dan menjadikannya sebagai
Ibukota.
3. Peradaban
Islam di Turki
Sejak
masa Usman bin Artaghol (1299-1326 M), yang dianggap pembina pertama Kerajaaan
Turki Usmani ini dengan nama imperium Ottoman, timbullah kemajuan dalam
berbagai bidang agama Islam.Turki juga membawa pengaruh yang cukup baik dalam
bidang ekspansi agama Islam di Eropa. Kemajuan lainnya antara lain dalam bidang
militer, dan pemerintahan, bidang ilmu pegetahuan dan budaya, serta dalam
bidang keagamaan.
a.
Bidang Pemerintahan dan Militer
Kerajaan
Usmani sehingga mencapai masa keemasannya itu, bukan semata-mata karena
keunggulan keberhasilan ekspansi itu. Tetapi yang terpenting diantaranya adalah
keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanggup
bertempur kapan saja.
Kemajuan
dalam bidang kemiliteran dan
pemerintahan ini membawa Dinasti Turki Usmani mampu membawa Turki Usmani
menjadi sebuah negara yang cukup disegani pada masa kejayaannya.
b.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Peradaban
Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam peradaban, di antaranya adalah
peradaban Persia, Bizantium, dan Arab. Dari peradaban Persia, mereka mengambil
ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Sedangkan
ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial, kemasyarakatan dan keilmuwan
mereka terima dari orang-orang Turki Usmani
yang dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah brasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka
untuk menerima kebudayaan dari luar.
c.
Bidang Kebudayaan
Dalam
bidang kebudayaan Turki Usmani banyak muncul tokoh-tokoh penting seperti yang
terlihat pada abad ke-16, 17, dan 18.
Antara
lain abad ke-17, muncul penyair yang terkenal yaitu Nafi’ (1532-1636 M). Nafi’
bekerja untuk Murad Pasya dengan menghasilkan karya-karya sastra Kaside yang
mendapat tempat di hati para Sultan.
Dalam
hal pembangunan dan arsitek, Turki Usmani telah menghasilkan
keindahan-keindahan yang tinggi nilainya, dan bercorak khusus sehingga
membedakan dengan peradaban dan kebudayaan daulah Islam lainnya.
d.
Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi
masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam sosial politik. Masyarakat
digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan
syari’at sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku
4. Kemunduran Turki usmani
Menurut
Badri yatim, M.A. bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan turki usmani
mengalami kemunduran adalah sebagai berikut.
1.
Wilayah kekuasaaan yang sangat luas
Administrasi pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas
wilayahnya sangan rumit dan komlpeks, sementara administrasi pemerintahan
kerjaraan usmani tidak beres. Dipihak lain para penguasa sangat berambisi
menguasai wilayah-wilayah yang sangat luas,sehingga mereka terlibat perang
terus-menerus dengan berbagai bangsa.
2.
Heteroginitas penduduk
Sebagai kerjaan besar,Turki usmani menguasai wilayah yang sangat
luas didiami oleh penduduk yang beragam, baik dari segi agama, ras dan etnis
maupun adat istiadat,untuk mengatur penduduk yang beragam dan terbesar diwilayahnya yang luas itu
diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur.
3.
Kelemahan para penguasa
Sepeninggal sultan Al-Qanuni, kerajaan usmani diperintaholeh sutan-sultan
yang lemah, baik dalam kepribadiaanya maupun dalam kepemimpinanya.
4.
Budaya korupsi
Korupsi merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan
usmani, setiap jabatan yang hendak diraih oleh dseseorang harus “dibayar”
dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut.
5.
Pemberontakan tentara Yenisseri
Kemajuan ekspansi kerajaan usmani banyak ditentukan oleh kuatnya
tentara Yenisseri. Pemberontakan tentara Yenisseri terjadi sebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M dan 1826 M.
6.
Merosotnya perekonomian
Akibat perang yang tidak pernah berhenti, perekonomian negara
merosot. Pendapatan berkurang, sementara belanja Negara sangat besar, termasuk
untuk biaya perang
7.
Terjadi stagnasi dalam lapangan ilmu dan tekhnologi.
Kerajaan usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan
teknologi, karena hanya mengutamakan pemgembangan kekuatan militer, sehingga
kerajaan in tidak sanggup menghadapi persejataan musuh dari eropa yang lebih
maju.[2]
B. Kerajaan safawiyah
1. Asal-usul Dinasti safawiyah
Dinasti Safawiyah
berkuasa antara tahun 1502-1722 M. Dinasti safawiyah merupakan kerajaan islam
di Persia yang cukup besar.Awalnya kerajaan Safawiyah berasal dari sebuah
gerakan Tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan.Tarekat ini
diberi nama tarekat Safawiyah, di dirikan pada waktu yang hampir bersamaan
dengan berdirinya kerajaan Usmani.
Nama Safawiyah, diambil
dari nama pendirinya, Safi Al-Din (1252-1334 M) dan nama Safawi itu terus
dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama itu
terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan. Safi
Al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus
mertuanya yang wafat tahun 1301 M. pengikut tarekat ini sangat teguh memegang
ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi
orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli
bid’ah”. Tarekat yang dipimpin Safi Al-Din ini semakin penting, terutama
setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang
bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia,
Syria dan Anatolia. Di negeri-negeri di luar Ardabil Safi Al-Din menempatkan
seorang wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu diberi gelar
“khalifah” kerajaan ini mengatakan
syi’ah sebagai madzhab Negara.[3]
Suatu ajaran agama yang
dipegang secara fanatik biasanya kerap kali menimbulkan keinginan di kalangan
penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama kelamaan murid-murid
tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam
kepercayaan, dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi’ah.
Kecenderungan memasuki
dunia politik itu mendapat wujud kontretnya pada masa kepemimpinan Juneid
(1447-1460 M). Dinasti Safawi memperluas geraknya dengan menambahkan kegiatan
politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik
antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu (domba hitam), salah satu suku
bangsa Turki yang berkuasa di wilayah itu. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah
dan diasingkan ke suatu tempat. Di tempat itu baru ia mendapat perlindungan
dari penguasa Diyar Bakr, AK-Koyunlu (domba putih), juga satu suku bangsa
Turki. Ia tinggal di istana Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian
besar Persia.
Selama dalam pengasingan, Juneid tidak tinggal
diam. Ia malah dapat menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi secara
politik dengan Uzun Hasan. Ia juga berhasil mempersunting salah seorang saudara
perempuan Uzun Hasan. Pada tahun 1459 M, Juneid mencoba merebut Ardabil tetapi
gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan yang dipimpinnya
dihadang oleh tentara Sirwan. Ia sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Ketika itu anak Juneid,
Haidar, masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan. Karena itu, kepemimpinan
gerakan Safawi baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi pada tahun 1470 M.
Hubungan Haidar dengan Uzun Hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah
seorang putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang di kemudian
hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di Persia.
Di bawah pimpinan
Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash menyerang dan
mengalahkan AK Koyunlu di Sharur, dekat Nakhehivan. Pasukan ini terus berusaha
memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil merebut serta
mendudukinya. Di kota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama
dinasti SafawiI.ia disebut juga Ismail I.
Ambisi politik
mendorongnya untuk terus mengembangkan sayap menguasai daerah-daerah lainnya,
seperti ke Turki Usmani. Namun Ismail bukan hanya menghadapi musuh yang sangat
kuat, tetapi juga sangat membenci golongan Syi’ah yaitu Suktan salim I dari
turki.
Rasa permusuhan dengan kerajaan Usmani yang
berbeda aliran agama ini terus berlangsung sepeninggal Ismail.
Peperangan-peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali
pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M), dan
Muhammad Khudabanda (1577-1587 M). Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan
Safawi dalam keadaan lemah.
2. Kemajuan Peradaban Dinasti safawiyah
Syah abbas I adalah
raja yang dianggap paling berjasa membawa kemajuan kerajaan safawi, usaha-usaha
yang dilakukannya adalah sebagai berikut :
1. Mengganti pasukan
qizilbash dengan pasukan baru dari kalangan budak berasal dari tawaran perang
yang berkebangsaan Georgia,Armenia dan Sircassia.
2. Mengadakan perjanjian
damai dengan turki usmani pada tahun 1589
3. Mengadakaan hubungan
dengan dua penasehat militer inggris untuk belajar membuat meriam.
Kemajuan yang dicapai
kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik. Di bidang yang lain,
kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan. Kemajuan-kemajuannya antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik
kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan
perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan
pelabuhan Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas.Kerjaan safawi mengalami kemajuan
dalam sektor pertanian dan perdagangan.
b. Bidang Ilmu
Pengetahuan
Dalam sejarah Islam
bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada masa
kerajaan Safawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut.
c. Bidang
Arsitektur
Para penguasa kerajaan
ini telah berhasil mencipatakan Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi kota yang
sangat indah. Di kota tersebut, berdiri bangunan-bangunan besar lagi indah
seperti masjid-masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di
atas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun, kota Isfahan juga diperindah dengan
taman-taman wisata yang di tata secara apik. Dan tercatat terdapat 162 mesjid,
48 akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Di bidang seni,
kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan-bangunannya,
seperti terlihat pada mesjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan mesjid Syaikh
Lutf Allah yang dibangun tahun 1603 M.
d. Bidang kesenian
Kerajaan safawi
mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang seni,antara lain dalam bidang
kerajianan tangan, keramik,karpet,permadani, pakaian dan tenunan, mode,
tembikar,dan benda seni lainnya.
e. Bidang Tarekat
Kemajuan dibidang
sufistik cukup maju bahkan gerakan tarekat pada masa ini tidak hanya berfikir
dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam bidang politik dan pemerintahan.
3.
Sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi
Seiring dengan
perjalanan waktu, kerajaan Safawi, lama kelamaan mengalami masa- masa
kemunduran, yang disebabkan antara lain:
a. Adanya
konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani. Berdirinya kerajaan Safawi
yang bermadzhab Syi'ah merupakan ancaman bagi kerajaan Utsmani, sehingga tidak
pernah ada perdamaian antara dua kerajaan besar ini.
b. Terjadinya
dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaaan Safawi. Raja Sulaiman
yang pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama tujuh tahun tidak
pernah sekalipun ssmenyempatkan diri menangani pemerintahan, begitu pula dengan
sultan Husein.
c. Pasukan ghulam (budak-budak)
yang dibentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi
seperti semangat Qizilbash . Hal ini dikarenakan mereka tidak
memiliki ketahanan mental karena tidak dipersiapkan secara terlatih dan tidak
memiliki bekal rohani. Kemerosotan aspek kemiliteran ini sangat besar
pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan pertahanan kerajaan Safawi.
d. Sering
terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga
istana. Krisis abad 18 mengantarkan kepada berakhirnya sejarah Iran pramodern.
Hampir diseluruh wilayah muslim, periode pramodern yang berakhir dengan
Intervensi, penaklukan bangsa Eropa, dan dengan pembentukan beberapa rezim
kolonial, maka dalam hal ini konsolidasi ekonomi dan pengaruh politik bangsa
Eropa telah didahului dengan kehancuran Inperium Safawiyah dan dengan
liberalisasi ulama. Demikianlah, Rezim safawiyah telah meninggalkan warisan
kepada Iran modern berupa tradisi Persia perihal sistem kerajaan yang agung,
yakni sebuah rezim yang dibangun berdasarkan kekuatan uymaq atau unsure unsur
kesukuan yang utama, dan mewariskan sebuah kewenangan keagamaan syiah yang kohesif,
monolitik dan mandiri.[4]
C. DINASTI MUGHAL.
1. Asal-usul Dinasti Mughal
Dinasti
mughol didirikan oleh Babur Zainuddin Muhammad
Babur (1482-1530 M). merupakan seorang sekutu ismail.[5]
Kerajaan mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan delhi. Sejak islam masuk
ke India pada masa Bani Umayyah, yakni pada masa khalifah al-Walid (705-715)
maka peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India.
Dinasti mughal
bukanlah kerajaan islam pertama di India, karena sebelun itu ada beberapa
dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Khalji
(1296-1316), Dinasti Tuglag (1320-1412), Dinasti Sayyid (1414-1451), dan
Dinasti Lodi (1451-1526). Dalam periodesasi sejarah Islam Dinasti ini dikenal
sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecermelangan pada
masa Dinasti Abbasiyah.
Dinasti Mughal
didirikan oleh Zaharuddin Babur, seorang keturunan Timur Lenk. Ayahnya bernama
Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang ibunya keturunan Jenghis Khan.[6]
Babur mewarisi
daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia
berambisi dan bertekad akan menaklukan Samarkand yang menjadi kota penting di
Asia pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan ttapi karena mendapat
bantuan dari Raja Safawi Ismail 1, akhirnya ia berhasil menaklukan
Samarkand tahun 1494 M.
Zaharuddin
Babur mengambil alih kekuasaan dari Dinasti Lodi yang dipimpin oleh Ibrahim
Lodi yang tengah berkuasa di India. India saat itu tengah dilanda krisis
sehingga stabilitas kekuasaan menjadi kacau. Alam Khan paman Ibrahim Lodi
besama-sama Daulat Khan meminta bantuan Babur di Afghanistan untuk menjatuhkan
pemerintahan Ibrahim Lodi.
Pada tahun 1525
dalam pertempuran di Panipat Babur berhasil memperoleh kemenangan dari tangan
Ibahim Lodi. Babur bersama pasukanya memasuki kota Delhi untuk menegakkan
pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkanya pemerintahan Babur, maka
berdirilah Dinasti Mughal di India pada tahun 1526 M.
Kerajaan mughal
mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Akbar, generasi sesudah Akbar
yaitu Janaghir, Syah Jahan, Aurangzeb masih dapat mempertahankan kejayaan
tersebut. namun Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah
sehingga tidak dapat mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.
Selama masa
pemerintahan Dinasti Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang
pernah memerintah adalah Zaharuddin Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556),
Akbar (1556-1605), Jahangir (1605-1627), Syah Jahan (1627-1658), Aurangzeb
(1658-1707), Bahadur Syah (1707-1712), Jehandar (1712-1713), Fahrukhsiyar
(1713-1719), Muhammad Syah (1719-1748), Ahmad Syah (1748-1754), Alamghir II
(1754-1760), Syah Alam (1760-1806), Akbar II (1806-1837), Bahadur Syah
(1837-1858).
2. Kemajuan yang dicapai Kerajaan
Mughal
Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
Ø Perluasan
wilayah dan konsolidasi pemerintahan. Usaha ini hingga masa pemerintahan
Aurangzeb.
Ø Pada masa Akbar
terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang
dijalankan oleh elite militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari
pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim asli India.
Ø Akbar
menerapkan politik unuversal. Dengan politik ini semua rakyat India dipandang
sama.
Ø Wilayah
imperium dibagi menjadi sejumlah propinsi, guna untuk memudahkan pengumpulan
pajak.
Bidang Ekonomi
Ø Terbentuknya
sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
Ø Adanya sistem
pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan
melindungi petani.
Ø Perdagangan dan
pengolahan isdustri pertanian mulai berkembang. Pada masa Akbar konsesi
perdagangan diberikan kepada The British East Company (EIC) perusahaan Inggris.
Bidang Agama
Ø Pada masa
Akbar, ia membentuk konsep Din-i-Ilahi. Namun dalam prakteknya bukanlah sebuah
ajaran tentang Agama Islam tetapi adalah sebuah usaha Akbar untuk mempersatukan
umat-umat beragama di India. Sehingga Akbar mendapat kritik dari berbagai
lapisan umat Islam.
Ø Perbedaan kasta
di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, orang-orang India
berbondong-bondong masuk Islam, terutama dari
Ø Sebelum dinasti
Mughal, muslim India adalah penganut sunny fanatik. Tetapi penguasa Mughal
memberi tempat bagi Syi’ah untuk memgembangkan pengaruhnya.
Ø Pada masa
Aurangzeb disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kondifikasi hukum islam
yang diberi nama fattawa alamgiri. Ajaran ini dimaksudkan untuk meluruskan
syari’at Islam yang nyaris kacau akibat politik sulakhul Din-i-Ilahi.
Bidang
Seni dan Budaya
Ø Munculnya
beberapa karya sastra tinggi seperti padmavat yang mengandung pesan kebajikan
manusia .
Ø Taj mahal di
agra merupakan puncak arsitektur dimasanya, istana Fatpur sikri dan masjid raya
Delhi di Lahore adalah beberapa contoh dari bidang arsitektur, dan masih banyak
lagi yang lainya.
Ø Taman-taman
kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara asia tengah,
persia, Timut tengah, dan lokal.
Sebab-sebab
kemajuan Dinasti Mughal.
Ø Dinasti Mughal
memiliki pemerintahan dan raja yang kuat.
Ø Hingga masa
pemerintahan Aurangzeb rakyat cukup puas dan sejahtera dengan pola kepemimpinan
raja dan program kesejahteraan.
Ø Prajurit Mughal
dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki patriotisme yang tinggi.
Ø Sultan yang
memerintah sangat mencintai ilmu pengetahuan.
3. Kemunduran Kerajaan Mughal
Setelah
satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para
pelanjutnya Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina
oleh sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki
masa-masa kemunduran. Pada masa kepemimpinan raja Bahadur Syah tahun 1858
kerajaan ini mulai mengalami kemerosotan. Kekuasaan politiknya mulai merosot,
suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan
separatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan islam di bagian
timur semakin lama semakin mengancam.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal itu mundur pada satu
setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858, yaitu:
1. Kurang tegasnya
raja yang memimpin kerajaan Mughal.
2. Terjadinya stagnasi
dalam pembinaan kekuatan militer baik untuk angkatan darat maupun angkatan
laut.
3. Adanya kemerosotan
moral dan kehiupan yang mewah di kalangan elit politik.
4. Kepemimpinan Aurangzeb
yang terlalu kasar sehingga konflik antar agama sangat sukar dasi oleh
raja-raja sesudahnya.
5. Semua pewaris tahta
kerajaan pada masa akhirnya adalah orang yang lemah pada bidang kepemipinan. [7]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kerajaan Islam sebagai
kekuatan baru Islam yaitu kerajaan Safawiyah di Persia, Turki Usmani di Turki
dan Mughol di India.
Dinasti Safawiyah
berkuasa antara tahun 1502-1722 M. Dinasti safawiyah merupakan kerajaan islam
di Persia yang cukup besar.kemajuan yang dicapai adalah, Bidang
Ekonomi, Bidang Ilmu Pengetahuan, Bidang Arsitektur, Bidang kesenian,Bidang
Tarekat
Dinati turki usmani
merupakan kerajaan islam yang berkuasa cukup lama, hampir 7 abad. Didirikan
oleh usmani I putra Ertoghul bangsa turki dari Kabilah Oghus. Mengalami kemajuan
diberbagai bidang diantaranya dibidang perluasan wilayah, kemiliteran,
pemerintahan ilmu pengetahuan,
kebudayaan dan arsitek bangunan.
Dinasti Kerajaan Mughal
didirikan oleh Zainuddin Muhammad Babur (1482-1530 M). Dinasti ini mengalami
kemajuan diberbagai bidang diataranya adalah dalam bidang politik dan
administrasi pemerintahan, ekonomi, agama dan bidang seni budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Amin , Samsul munir .2010 sejarah peradaban islam.jakarta:
Amzah
Armstrong,Karen.2003.Sejarah Singkat Islam.Yogyakarta:
Jendela.
K. Ali. Sejarah Islam (Tarikh Pra modern).Jakarta; PT Raja
Grafindo Persada
Lupidus , Ira
M. .1999. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Yatim, Badri. .2011. sejarah peradaban islam.jakarta :raja
grafindo pesada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar