MENINGKATKAN
FUNGSI MASJID SEBAGAI PUSAT ILMU
Mata kuliah : Hadits Tarbawi II
Oleh:
Saveny Kholishoh (
2021112196 )
Kelas G
TARBIYAH PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
PENDAHULUAN
Masjid merupakan tempat ibadah umat islam dan juga merupakan
lembaga pendidikan yang sudah ada sejak nabi. Disamping sebagai tempat ibadah,
Ia mempunyai peranan sangat penting bagi masyarakat muslim sejak awal sampai
sekarang.
Masjid berfungsi sebagi tempat bersosialisasi, pendidikan,
istirahat dan lain sebaginya. Tetapi yang lebih penting adalah sebagai tempat
ibadah.
Dalam perjalanan waktu hingga sekarang lambat laun mulai
berubah yang tadinya masjid sebagi sentral agama islam sekarang masjid hanya
menjadi tempat ibadah saja bahkan yang sangat ironis lagi masjid dibangun
dengan megah hanya untuk taman rekreasi belaka.
Dilain sisi bahwa sesungguhnya masjid merupakan benteng
terkokoh untuk ketakwaan kepada Allah, tempat menggali ilmu ilmu Allah hingga
akhir zaman nanti, memajukan peradaban ilmu pengetahuan. Untuk itu mari kita
bahas hadits di makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Amien……
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kata Masjid berasal dari bahasa Arab
(المسجد) yang berarti tempat
sujud. Secara harfiah didefinisikan sebagai tempat ibadah umat muslim, selain
tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan
belajar Al Qur’an sering dilaksanakan di masjid.
Semenjak
berdirinya di zaman Nabi Muhammad SAW masjid telah menjadi pusat kegiatan dan
informasi sebagai masalah kehidupan kaum muslimin. Masjid menjadi tempat bermusyawarah,
tempat mengadili perkara, tempat menyampaikan penerapan agama dan
informasi-informasi lainya dan tempat menyelenggarakan pendidikan. Kemudian
pada masa Khalifah Bani Umayah berkembang fungsinya sebagai tempat pengembangan
ilmu pengetahuan, terutama yang bersifat keagamaan. Para ulama mengajarkan ilmu
di masjid, tetapi majlis khalifah berpindah ke masjid atau ke tempat
tersendiri.[1]
B.
Teori Pendukung
Masjid
sebagai implikasi dari terbentuknya masyarakat muslim di suatu tempat, maka
secara serta merta pula mereka membutuhkan masjid tempat melaksanakan kegiatan
ibadah. Fungsi masjid tersebut diperluas
selain sebagai tempat ibadah (shalat) juga tempat pendidikan. Di tempat
tersebut dilaksanakan pendidikan untuk orang dewasa dan anak.[2]
C.
Materi Hadits
Hadits
tentang meningkatkan fungsi masjid sebagai pusat ilmu
حدثنا بشر بن هلال الصواف . حدثنا داود بن الزبرقان عن
بكر بن خنيس عن عبد الرحمنبن زياد عن عبد الله بن يزيد عن عبد الله بن عمرو : قال
خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم ذات يوم من بعض حجره . فدخل المسجد . فإذا هو
بحلقتين . إحداهما يقرأون القرآن ويدعون الله والأخرى يتعلمون ويعلمون . فقال
النبي صلى الله عليه و سلم : { كل على خير
. هؤلاء يقرأون القرآن ويدعون الله فإن شاء أعطاهم وإن شاء منعهم . وهؤلاء يتعلمون
ويعلمون . وإنما بعثت معلما } فجلس معهم ) . (رواه ابن ماجه فى السنن, كتاب
المقدمة, باب فضل العلماء و الحث على طلب العلم : 229)
Artinya
: Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Hilal ash shawwafi telah
menceritakan kepada kami Dawud bin Az Zabirqan dari salah satu kamarnya dan
masuk ke dalam masjid lalu beliau menjumpai dua halaqah, salah satunya sedang
membaca Al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, sedangkan yang lainya melakukan
proses belajar mengajar, sementara diriku diutus sebagai pengajar “lalu beliau
duduk bersama mereka (HR Ibnu Majah, kitab Muqodimah, Bab keutamaan dalam
mencari ilmu)
Mufrodat
Keluar
|
خَرَجَ
|
Suatu
hari
|
ذَاتَ يَوْمٍ
|
Dari
kamarnya
|
مِنْ
بَعْضِ حُجَرِهِ
|
Kemudian
masuk
|
فَدَخَلَ
|
Masjid
|
الْمَسْجِدَ
|
2
kelopak
|
بَحَلْقَتَيْنِ
|
Mereka
membaca Al-Qur’an
|
يَقْرَءُونَ
الْقُرْاَنَ
|
Belajar
|
يَتَعَلَّمُونَ
|
Mengajar
|
وَيُعَلَّمُونَ
|
Mereka
Belajar
|
يَتَعَلَّمُونَ
|
Orang
yang mengajar
|
مُعَلَّمَا
|
Keterangan Hadits
Hadits di atas menerangkan bahwa pada waktu itu Nabi Muhammad SAW
keluar dari rumahnya dan pergi ke masjid, dan didalam masjid Nabi Muhammad
melihat ada dua majlis atau halaqah yang sedang menjalankan kegiaannya
masing-masing.
Halaqoh pertama adalah orang-orang yang
sedang membaca Al-Qur’an dan berdo’a kepada Allah sedangkan halaqoh yang kedua
adalah orang-orang yang sedang belajar mengajar (KBM), maka beliau berkata
kedua halaqoh tersebut adalah perbuatan yang baik. Sesungguhnya membaca
Al-Qur’an dan berdo’a kepada Allah SWT itu adakalanya bisa diterima dan juga
ditolak oleh Allah SWT. Dan halaqoh belajar
sesungguhnya nabi diutus untuk mengajar bersama mereka.
Sangatlah jelas pada zaman Rasulullah
SAW masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga
dijadikan sebagai lembaga pendidikan untuk kegiatan belajar mengajar.
Biografi Rowi (Ibnu Majah)
Nama
sebenarnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi’i
al-Qazwini dari desa Qazwin, Iran. Lahir tahun 209 dan wafat tahun 273. Beliau
adalah muhaddits ulung, mufassir dan seorang alim. Beliau memiliki beberapa
karya diantaranya adalah Kitabus Sunan, Tafsir dan Tarikh Ibnu Majah.
Ia
melakukan perjalanan ke berbagai kota untuk menulis hadits anatara lain Ray,
Basrah, Kufah, Baghdad, Syam, Mesir dan Hijaz. Ia menerima
hadit dari guru gurunya antara lain Ibn Syaibah, Sahabatnya Malik dan al-Laits.
Abu Ya’la berkata,” Ibnu Majah seorang ahli ilmu hadits dan mempunyai banyak
kitab”.
Beliau
menyusun kitabnya dengan sistematika fikih, yang tersusun atas 32 kitab dan
1500 bab dan jumlah haditsnya sekitar 4.000 hadits. Syaikh Muhammad Fuad Abdul
Baqi menghitung ada sebanyak 4241 hadits di dalamnya. Sunan Ibnu Majah ini
berisikan hadits yang shahih, hasan, dhaif bahkan maudhu’. Imam Abul Faraj
Ibnul Jauzi mengkritik ada hampir 30 hadits maudhu di dalam Sunan Ibnu Majah
walaupun disanggah oleh as-Suyuthi.
Ibnu
Katsir berkata,” Ibnu Majah pengarang kitab Sunan, susunannya itu menunjukan
keluasan ilmunya dalam bidang Usul dan furu’, kitabnya mengandung 30 Kitab; 150
bab, 4.000 hadits, semuanya baik kecuali sedikit saja”.
Al-Imam
al-Bushiri (w. 840) menulis ziadah (tambahan) hadits di dalam Sunan Abu Dawud
yang tidak terdapat di dalam kitabul khomsah (Shahih Bukhari, Shahih Muslim,
Sunan Abu Dawud, Sunan Nasa’i dan Sunan Tirmidzi) sebanyak 1552 hadits di dalam
kitabnya Misbah az-Zujajah fi Zawaid Ibni Majah serta menunjukkan derajat
shahih, hasan, dhaif maupun maudhu’. Oleh karena itu, penelitian terhadap
hadits-hadits di dalamnya amatlah urgen dan penting. Ia wafat pada tahun 273 H.
Disalin dari riwayat Ibnu Majah dalam Tarikh Ibnu Katsir 11: 66,67. [3]
D.
Refleksi
Hadits
Menurut penulis surau sama dengan masjid yang
mempunyai dua fungsi yaitu pertama
berfungsi sebagai lembaga pendidikan, di mana pada abad-abad awal Islam tarikat
telah muncul sebagai tanggapan atas kebutuhan umum sebagai sarana dan metode
pendekatan diri kepada Tuhan. Pelaksanaan pengajaran Islam yang berpusat di
surau-surau itu, telah menunjukan adanya interaksi belajar-mengajar yang sangat
intensif, meskipun belum melembagakan secara formal. Kedua berfungsi sebagai
lembaga sosial, di mana merupakan pusat para pemuda dalam upaya sosialisasi
diri dengan lingkungan.
E. Aspek Tarbawi
1. Masjid
sebagai pusat pendidikan
2. Masjid
sebagai pusat pengembangan kehidupan sosial
3. Kita
harus mengoptimalkan masjid
4. Pentingnya
ilmu di dalam islam
KESIMPULAN
Masjid
menjadi tempat bermusyawarah, tempat mengadili perkara, tempat menyampaikan
penerapan agama dan informasi-informasi lainya dan tempat menyelenggarakan
pendidikan. Kemudian pada masa Khalifah Bani Umayah berkembang fungsinya
sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang bersifat keagamaan.
Para ulama mengajarkan ilmu di masjid, tetapi majlis khalifah berpindah ke
masjid atau ke tempat tersendiri.
Masjid sebagai implikasi dari terbentuknya masyarakat muslim di
suatu tempat, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah
saja, tetapi juga dijadikan sebagai lembaga pendidikan untuk kegiatan belajar
mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhairini,
dkk, Sejarah Pendidikan Islam,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2000)
Haidar
Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam
di Asia Tenggara, (Jakarta :Rinika cipta, 2004)
http://artikelassunnah.blogspot.com/2010/01/biografi-ibnu-majah.html
PENULIS
Nama : Saveny Kholishoh
Tempat Tanggal Lahir :
Brebes, 17 Agustus 1993
Alamat Lengkap :
Prumnas Griya Ketanggungan Indah RT/RW : 01/03 Ketanggungan Brebes
Hobi : Membaca,
Mendengarkan musik
Riwayat Pendidikan : TK
Muslimat
SD Pejagan 01
MTs N Ketanggungan
MAN Brebes 01
Sekarang sedang berjuang di STAIN
Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar