OBYEK
PENDIDIKAN LANGSUNG
(Istri Dan
Keturunan Sebagai Penyejuk Hati)
“QS. Al Furqon
74”
Tri Aprilina 2021115217
Kelas: A
FAKULTAS TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb
Alhamdulillahirabilalamin, PujiSyukurkepada Allah SWT yang
telahmelimpahkanrahmatsertahidayahnyasehinggamakalahinidapatterseleseikan.
Shalawatsertasalamjugasenantiasatetaptercurahkankepadajunjungankita, nabibesarnabi
Muhammad SAW. Kemudianterimakasihsayaucapkankepada:
1. Kedua orang tuasaya yang
telahmendukungpembuatanmakalahinidanberpartisipasidalambentukdana.
2. Keluargadansaudara yang sayacintai.
3. Bapak Muhammad Hufron, MSI
selakudosenpengampumatakuliahTafsirTarbawi.
4. Bapak Dr. H. Ade DediRohayana, M Ag
selakuketuarektorat IAIN Pekalongan.
5. Teman-temansemua yang
telahmenemanidalampembuatanmakalahini.
Dalampembuatanmakalahinimasihbanyakkekurangannyamakadariitusayamengharapkritikserta
saran daripembacagunakebenarandankemajuanbersama.
Selanjutnyasayamohonmaafapabiladalammakalahiniterdapat kata-kata yang
salahdankurangberkenan.
WasalamualaikumWr.Wb
Pekalongan, 4 November 2016
Penulis,
TRI
APRILINA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Problem atau masalah dalam kehidupan rumah tangga saat ini
sangatlah marak terjadi. Hal ini dikarenakan tidak seimbangnya atau tidak
adanya keserasian antara suami istri dan anak. Pola pikir yang berbeda antara
suami dan istri dapat menyebabkan konflik yang lama-kelamaan dapat memicu
perceraian. Lemahnya iman juga jadi masalah dalam kehidupan berumah tangga.
Kebanyakan orang sekarang yang sudah menikah sebagai istri bekerja suami juga
bekerja, ini menyebabkan renggangnya hubungan dalam rumah tangga. Kemudian
masalah-masalah rumah tangga yang sering bermunculan karena kurangnya ilmu
agama dan budi pekerti yang buruk tersebut telah dijelaskan jawabanya dalam
Tafsir QS.Al Furqon 74(salah satu sifat Ibadur Rahman) tentang Doa
supaya diberi istri dan keturunan yang shalih-shalihah, agar menjadikan mereka
para suami yang menjadi teladan bagi kaum yang bertakwa, yang akan dibahas
dalam makalah ini.
B. Judul
Juduldalammakalahiniyaitu“ObyekPendidikanLangsung”
(IstridanKeturunansebagaiPenyejukHati)
C. ArtiPentinguntukDikaji
Supayadalamkehidupanberumahtanggamengetahuitugasdankewajibanmasingmasing,
sebagaisuamiadatugasnyasendiri,
sebagaiistriadatugasnyasendiridansebagaianakjugaadatugasnyasendiri.
Jikasudahmengetahuitugasdankewajibanmasing-masingdalamkehidupanberumahtanggamakaakandami,
tentram, bahagia, dantentunyasesuaidengansyariat agama.
D.
Nash
(QS. Al-Furqon 74)
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1.
Pengertian Istri
Istri
berasal dari bahasa Sanskerta “Stri” yang artinya adalah wanita atau perempuan. Yaitu seorang
perempuan yang sudah menikah atau yang dinikahi.
2.
Pengertian Keturunan
Keturunan
artinya, anak, cucu atau generasi. Keturunan
yang dimaksud disini yaitu anak.
3.
Pengertian Penyejuk Hati
Penyejuk
hati berarti penawar atau obat rasa gundah dan segala ganjalan-ganjalan masalah
jiwa dan raga atau jasmani dan rohani. Penyejuk hati bisa juga disebut sebagai
sumber kebahagiaan.
B.
Tafsir
1.
Tafsir Al-Azhar
Bahwa salah satu sifat ‘Ibadur Rahman itu senantiasa bermohon
kepada Tuhanya agar istri-istri mereka dan anak-anak mereka dijadikan dijadikan
buah hati permainan mata, obat jerih pelerai demam, menghilangkan segala luka
dalam jiwa, penawar segala kekecewaan hati dalam hidup. Betapapun shalih dan
hidup beragama bagi seorang ayah, belumlah ia merasa senang menutup mata kalau kehidupan anaknya tidak
menuruti lembaga yang dituangkannya. Seorang suamipun demikian pula. Betapapun
condong hati seorang suami mendirikan kebajikan, kalau tidak ada sambutan dari
istri, hati suamipun akan luka juga. Tujuan hidup muslim adalah jamaah bukan
hidup yang nafsi-nafsi.
Didalam
hadis Rasulullah Saw dikatakan :
“Dunia
ini adalah perhiasan hidup, dan sebaik-baiknya perhiasan itu ialah istri yang
shalih”.
Berjuta uang pun, berumah, bergedung indah, bermobil kendaraan
model tahun terakhir, segala yang dikehendaki dapat saja karena kekayaan, semua
itu tidak ada artinya kalau istri tidak setia. Kalau dalam rumah tangga si
suami hendak kehilir dan si istri hendak kehulu. Akhirnya akan pecah juga rumah
tangganya.
Apalagi seorang anak. Semua kita
yang beranak berketurunan merasai sendiri bahwa inti kekayaan ialah
putera-putera yang berbakti, berhasil dalam hidupnya. Yang demikian adalah obat
hati dikala telah lemah. Dia berilmu dan dia beriman, dia beragama dan dapat
menempuh hidup dalam segala kesulitanya, dan setelah dia besar dewasa dia tegak
sendiri dalam rumah tangganya. Inilah anak yang akan menyambung keturunan, dan
inilah bahagia yang tidak habis-habisnya.[1]
2.
Tafsir Al-Misbah
Hamba-hamba Allah yang terpuji (Ibadur Rahman) itu adalah mereka
berdoa setelah berusaha: “Wahai tuhan kami, anugerahkanlah buat kami, dari
pasangan hidup kami yakni suami tau istri kami serta anak keturunan kami,
kiranya mereka semua menjadi penyejuk-penyejuk mata kami dan orang lain melalui
budi pekerti dan karya-karya mereka yang terpuji, jadikan kami secara khusus
bagi orang-orang bertakwa sebgai teladan-teladan.
Kata (قرة)
Qurrah pada mulanya
berarti dingin. Yang dimaksud disini adalah mengembirakan, para ulam
berpendapat bahwa air mata yang dingin itu menggambarkan kegembiraan sedangkan
yang hangat itu menggambarkan kesedihan.
Kata (إمام)
Imam terambil dari
kata amma-ya’ummu yang berarti menuju, menumpu atau meneladani. Thahir
Ibn Asyur mengamati bahwa sifat-sifat yang disandang dari hamba-hamba Ar-rahman
itu ada empat antara lain:
1. Berkaitan
dengan menghiasi diri dengan kesempurnaan agama.
2. Berkaitan
dengan keterbebasan dari kesesatan kaum musyrikin.
3. Berkaitan
dengan istiqamah/konsistensi melaksanakan syariat Islam.
4. Berkaitan
dengan peningkatan kesalehan dalam kehidupan didunia ini.[2]
C.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Setiap istri
harus ikhlas terhadap pemberian suaminya, setiap apa yang suami nafkahkan
kepada istrinya, tidak meminta lebih ataupun kurang, asalkan nafkah yang diberi
tersebut halal. Istri juga wajib ikhlas dengan pekerjaan yang ditanggungnya
dalam kehidupan berumah tangga.Setiap istri harus mempunyai sifat sholehah.
Setiap istri wajib taat kepada suami, setiap apa-apa yang diperintahkan suami
asal tidak maksiat maka istri wajib untuk mentaatinya. Setiap istri maka
hendaklah rajin dalam urusan rumah tangga. Selain beriman kepada Tuhanya,
setiap istri juga harus beriman kepada suaminya. Jika Tuhan memerintahkan
bersujud selain kepada Dia, maka akan diperintahkan setiap istri untuk bersujud
dihadapan suami.Setiapsuamimembimbingistridananaknyasertaselalumendoakankebaikanuntuknya.
Setiap anak melaksanankansegalaperintah orang tuadanmengasihinya.
Setiapanakberprestasidalamsekolahnyadancita-citanyatercapai.
Setiapanakmengertikeadaankeluarganya.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Setiap istri seharusnya bisa
menjadi tempat segala keluh kesah suami.
2.
Setiap istri seharusnya bisa
mengerti keadaan suami.
3.
Setiap istri seharusnya bisa
menjadi hiburan atau penawar segala kepenatan suami.
4.
Seorang istri seharusnya bisa
menjadi ladang kebahagiaan bagi suami.
5.
Seorang istri seharusnyabisa mendidik
dan membimbing anak keturunanya dengan baik
6.
Seorang istri seharusnya
menjadi suri tauladan yang baik untuk anak keturunanya
7.
Seorang istri seharusnya
mendali ladang ilmu akhlakul karimah bagi anak keturunanya
8.
Seorang anak seharusnya taat
dan patuh kepada orang tuanya
9.
Seorang anak seharusnya bisa
belajar dengan sungguh-sungguh dan mandiri
10.
Seorang anak seharusnya
memiliki sifat budi pekerti luhur.
11.
Seorang suami seharusnya bisa menjadi
pemimpin yang baik dalam keluarga.
12.
Seorang suami seharusnya
bisa membimbing istri dan anaknya menuju kebenaran dan keberkahan.
13.
Seorangsuamiseharusnyaselaluberdoa agar
istridanketurunanyashalihdanshalihah.
BAB III
PENUTUP
Dalam QS.Al
Furqan 74-77 membuktikan bahwa sifat-sifat hamba Allah yang terpuji itu tidak
hanya terbatas pada upaya menghiasi diri dengan amal-amal terpuji, tetapi juga
memberi perhatian kepada keluarga dan anak keturunan bahkan masyarakat umum.
Do’a mereka itu tentu saja dibarengi dengan usaha mendidik anak dan keluarga
agar menjadi manusia-manusia terhormat, karena anak dan pasangan tidak dapat
menjadi penyejuk mata tanpa keberagamaan yang baik, budi pekerti luhur serta
pengetahuan yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. 1982. Tafsir
Azhar Juzu, XIX. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Shihab,
M.Quraish. 2004. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
BIODATA PENULIS
Nama : Tri
Aprilina
TTL :
Pekalongan, 11 April 1997
Alamat :
KaranganyarKajen, Pekalongan
Riwayat
Pendidikan : 1. SDN 02
Pedawang
2. SMPN 01 Karanganyar
3. SMAN 01 Kajen
4. IAIN Pekalongan
Hobi :
Cook &Sport
PengalamanOrganisasi : Menwa (ResimenMahasiswa)
Motivasi :”WidyaCastrena
Dharma Siddha”
Moto Hidup :”Disiplin,
Kesetiaan, Dan KehormatanAdalahNafasku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar