JATI DIRI MANUSIA
"SIKLUS HIDUP MANUSIA" QS. Al-Mu’min ayat 67
RUSYANI SYAHWONO (2021114284)
KELAS C
TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa Shalawat dan Salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada sebaik – baik manusia, Nabi kita dan junjungan kita, Nabi
Agung Muhammad SAW sang revolusioner islam.
Makalah ini dengan tema “Siklus Hidup Manusia”, bisa saya
susun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Tafsir Tarbawi II IAIN Pekalongan tahun ajaran 2017.
Saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Muhammad Hufron, M.S.I
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan
tugas ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun
isinya. Saya menyadari
bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Namun saya telah berusaha sebaik mungkin dan saya mengharapkan para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif, sehingga makalah
ini dapat menjadi lebih sempurna.
Akhir kata, saya ucapkan terima
kasih. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan pengetahuan
para pembaca dan penulis.Amin ya robbal ‘alamin.
Pekalongan,
11 Februari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar............................................................... i
Daftar
Isi......................................................................... ii
BAB
I: PENDAHULUAN
Latar
Belakang................................................................ 1
Rumusan
Masalah........................................................... 1
BAB
II: PEMBAHASAN
A. QS. Al-Mu’min ayat 67...................................... 2
B.
Penjelasan Tafsir................................................ 4
C.
Implikasi Terhadap Pendidikan......................... 5
D.
Aspek Tarbawi................................................... 6
BAB
III: PENUTUP
Simpulan........................................................................ 7
DAFTAR
PUSTAKA………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah berasal dari sari
pati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudghah sehingga akhirnya menjadi
makhluk yang paling sempurna, yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena
itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah. Adapun
dalam tahapan-tahapan selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci.
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah adalah yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Termasuk diantaranya malaikat, jin,
iblis, binatang dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai asal
kejadian manusia ditinjau dari perspektif islam, diantaranya dalam QS.
Al-Mu’min ayat 67. Pentingnya membahas siklus hidup manusia dikarnakan manusia
itu makhluk sosial dan selalu ingin hidup berkelompok , caa pembahasannya
bagaimana agar manusia itu hidup rukun , saling menyayangi satu dengan yang
lain.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja
penjelasan dalam QS. Al-Mu’min ayat 67?
2. Apa saja penjelasan
Tafsir mengenai QS. Al-Mu’min ayat 67?
3. Apa saja
implikasi Terhadap Pendidikan?
4. Apa aspek
Tarbawi dari QS. Al-Mu’min ayat 67?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. QS. Al-Mu’min ayat 67
1. Ayat dan terjemahan al-Qur’an surat al-Mu’min
ayat 67
هُوَالَّذِي خَلَقَكُم مِن تُرَابٍ ثُمَّ مِن
نُطفَةٍ ثُمَّ مِن عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخرِجُكُم طِفلاً ثُمَّ لِتَبلُغُوااَشُدَّكُم
ثُمَّ لِتَكُونُواشُيُخًا وَمِنكُم مَن
يُتَوَفَّى مِن قَبلُ وَلِتَبلُغُوااَجَلًا مُسَمًى وَّلَعَلَّكُم تَعقِلُونَ
Artinya : “
Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari
segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian
dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi diantara kamu ada yang
dimatikan sebelum itu. (kami perbuat demikian ) agar kamu sampai kepada kurun
waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti”.[1]
2.
Mufrodat
al-Qur’an surat al-Mu’min ayat 67
Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu
sampai pada masa (dewasa) :
ثُمَّ
لِتَبلُغوااَشُدَّكُم
Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua
: ثُمَّ لِتَكُونُواشُيُوخًا
Seorang anak : طِفلًا
Dan
supaya kamu memahami (nya) :تعقِلُونَ وَلَعَلَكُم [2]
3.
Muqaddimah surat
al-Mu’min (orang yang beriman)
Surat Al Mu’min terdiri atas 85 ayat, tmasuk
golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Az Zumar.
Dinamai “Al Mu’min” (orang yang beriman),
berhubungan dengan perkataan “mu’min” yang terdapat pada ayat 28 surat ini,
diterangkan bahwa salah satu seorang dari kaum Fir’aun telah beriman kepada
Nabi Musa a.s. hati kecil orang ini mencela Fir’aun dan kaumnya yang tidak mau
beriman kepada Nabi Musa a.s. sekalipun telah dikemukakan keterangan dan
mu’jizat yang diminta mereka.
Dinamakan pula “Ghafir” (yang mengampuni), karena ada hubungannya
dengan kalimat “Ghafir” yang terdapt
pada ayat 3 surat ini. Ayat ini mengingatkan bahwa”Maha Pngampun” dan “Maha
Penerima Taubat”adalah sebagian dari sifat-sifat Allah ,karena itu hamba-hamba
Allah tidak usah khawatir terhadap pada perbuatan- perbuatan dosa yang terlanjur mereka lakukan, semuanya
itu akan diampuni Allah asal benar- benar memohon ampun dan bertaubat
kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengerjakan perbuatan- perbuatan dosa itu
lagi.[3]
4.
Kandungan Surat
Al Mu’min ayat 67
Adapun isi kandungan
Al Qur’an surat Al Mu’min ayat 67 adalah:
. Penegasan Allah swt bahwa manusia merupakan
makhluk ciptaan-Nya yang asal kejadiannya dari tanah.
a. Informasi dari Allah swt tentang proses
kejadian manusia ketika manusia dalam kandungan.
b. Pemberitahuan dari Allah swt tentang
perkembangan hidup manusia setelah lahir ke dunia, diantaranya ada yang
diwafatkan setelah mencapai usia tua ,ada juga yang belum mencapai usia tua.
Allah swt pada
mulanya menciptakan manusia (Nabi Adam AS.) dari tanah liat atau disebut
saripati tanah.Urutan proses kejadian manusia pada umumnya secara biologi
sebagai berikut:
a.
Dari saripati
tanah akhirnya menjadi air mani yang disimpan di tulang sulbi seorang laki-laki
dan perempuan.
b.
Dari air mani
seorang laki-laki dan perempuan yang bersatu menjadi segumpal darah.
c.
Dari segumpal
darah melalui proses akhirnya menjadi seorang bayi.
d.
Dari bayi
kemudian tumbuh dewasa dan akhirnya menjadi tua, kemudian meninggal.
e.
Proses
kehidupan manusia ada yang sampai tua, tetapi ada juga yang baru sampai usia
dewasa atau anak-anak ada yang sudah meninggal.
Proses
kehidupan manusia memang sudah diatur oleh Allah swt, manusia tinggal
melaksanakan. Ibarat sandiwara atau sinetron manusia hanya permainan, sedang
sutradaranya adalah Allah swt. Oleh karena itu sebelum sampai pada ajal marilah
kita melaksanakan tugas sebagai manusia yaitu beribadah dengan sebaik-baiknya.
B.
Penjelasan Tafsir
1.
Tafsir Jalalain
(Dialah Yang
menciptakan kalian dari tanah) yang mnciptakan bapak moyang kalian yaitu Nabi
Adam dari tanah liat (kemudian dari setetes nuthfah) yakni air mani (sesudah
itu dari segumpal darah) yakni dari kental (kemudian dikeluarkan-Nya kalian
sebagai seorang anak) lafal Thiflan sekalipun bentuknya mufrad atau tunggal,
bermakna jamak (kemudian) dibiarkan-Nya kalian hidup (supaya kalian sampai
kepada masa dewasa) masa sempurnanya kekuatan kalian, yaitu di antara umur tiga
puluh sampai dengan empat puluh tahun (kemudian dibiarkan-Nya kalian hidup
sampai tua) dapat dibaca Syuyuukhan atau Syiyuukhan (diantara kalian ada yang
diwafatkan sebelum itu) sebelum dewasa dan sebelum mencapai usia tua. Dia
melakukan hal tersebut kepada kalian supaya kalian hidup (dan supaya kalian
sampai pada ajal yang ditentukan) yakni waktu yang telah dibataskan bagi kalian
(dan supaya kalian memahami) bukti- bukti
kepada yang menunjukkan keesaan-Nya, kemudian kalian beriman kepada-Nya.[4]
2.
Tafsir Quraish Shihab
Allahlah yang
menciptakan kalian, wahai anak Adam, dari tanah. Dari itu Dia menciptakan
nutfah yang kemudian Dia ubah juga menjadi ‘alaqah. Setelah itu Dia
mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam bentuk bayi. Selanjutnya,
adakalanya Dia memanjangkan umur kalian, hingga mencapai kesempurnaan fisik dan
daya pikir, atau memanjangkannya lagi hingga mencapai usia lanjut, dan
adakalanya kalian dimatikan sebelum mencapai usia muda, atau tua. Allah
menciptakan kalian dengan cara seperti itu agar kalian sampai pada suatu waktu
tertentu, yakni hari kebangkitan, dan itu agar kalian sampai pada suatu waktu
tertentu,yakni hari kebangkita,dan agar kalian memikirkan hikmah dan pelajaran
yang dapat dipetik dari penciptaan kalian melalui fase-fase seperti : a)
pengertian nuthfah,’alaqah dan mudlghah yang terdapat dalam surat al Sajdah:
7,8 dan 9al Mu’minun: 12,13, dan 14; Ghafir:7; dan al Hajj:5; adalah sebagai
berikut. Kata nuthfah mengandung beberapa arti, diantaranya adalah ‘sperma’.
Bahkan, dalam ayat 37 suat al Qiyamah, pengertian kata nuthfah lebih sempit
lagi: ‘bagian dai seperma’. Ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa bagian
dimaksud adalah spermatozoa yang terdapat di dalam sperma laki- laki.
Spermatozoa itulah yang membuahi sel telur.kata ‘alaqah, dari segi etimologi,
mengandung arti darah encer yang berwarna sangat merah ‘. Tetapi, kalau dilihat
dari perspektif ilmu pengetahuan, kata ‘alaqah berati’sel- sel janin yang
menempel pada dinding rahim setelah terjadi pembuahan spermatozoa terhadap
ovum’.Sel- sel itu pada mulanya adalah satu, kemudian terpecah menjadi beberapa
sel yang semakin lama semakin bertambah banyak, kemudian bergerk ke arah
dinding rahim dan tenggelam, untuk selanjutnya menimbulkan pendarahan di
sekitarnya. Sedangkan kata mudlghah berarti janin yang telah melewati fase
‘alaqah, yaitu sel- sel janin itu menempel dan menyebar pada dinding rahim secara
acak dan diselimuti selaput. Fase mudlghah ini berlangsung beberapa pekan untuk
selanjutnya memasuki fase’izham. Mudlghah itu sendiri, secara garis besar,
terdiri atas sel- sel berbentuk manusia yang kelak menjadi janin, dan sel-sel
yang tidakberbentuk manusia yang melapisi sel- sel pertama tadi. Sel-sel kedua
ini bertugas melindungi bakal janin dan memberi suplai makanan.Terakhir, kata ‘izham berarti ‘tulang’. Akhir-akhir
ini, dunia gnologi mmbuktikan bahwapusat pembentukan tulang terdapat di lapisan
tengah sel mudlghah, yaitu fase sbelum ‘izham. Dengan demikian,sel tulang
mempunyai pusat pembentukan tersendiri yang terpisah dai sel-sel pembentuksn
otot.[5]
C.
Implikasi Terhadap Pendidikan
1.
Pendidikan Harus Mempunyai Tahapan-tahapan.
Hal ini dapat disimpulkan
dari proses kejadian manusia yang bertahap-tahap. Hal ini dapat dijadikan
rujukan bagi kita, baik sebagai pendidik maupun peserta didik agar senantiasa
belajar dengan tahap-tahap dari tingkat rendah ke yang lebih tinggi, dari
mudah kemudian yang sukar, dan lain sebagainya. Allah saja yang mampu
manjadikannya sekaligus tidak melakukan demikian, apalagi kita sebagai manusia
biasa yang ilmunya dibandigkan dengan Allah adalah setetes tinta yang
dicelupkan ke dalam samudra yang luas.
2.
Manusia Dilarang Berlaku Sombong
Banyak
pelajaran yang dapat ditarik dari air yang merupakan asal kejadian manusia itu,
antara lain adalah kelemahan manusia. Seakan-akan ayat ini menyatakan
kepada manusia.
“Hai
manusia, engkau lemah tidak memiliki kekuasaan. Air yang terdapat pada dirimu
sendiri engkau tidak mampu menahan pancarannya, itulah kejadianmu” Sayyidina
Ali berkata: “Hai manusia mengapa engkau angkuh? Engkau
diciptakan dari air yang hina, engkau berjalan membawa kotoran dalam perutmu,
dan badanmu kelak jika engkau mati akan menjadi bangkai yang menjijikkan”.[6]
3.
Makhluk adalah makhluk pertama yang disbut dalam Al Qu’an
Dalam
memperkenalkan perbuatan-perbuatannya, penciptaan merupakan hal pertama yang
dipertegas karena ia merupakan persyaratan bagi terlaksana perbuatan-perbuatan
lain. Dalam hal ini adalah penciptaan manusia.
Manusia adalah
makhluk pertama yang disebut Allah dalam Al-Qur’an melalui wahyu pertama. Bukan
saja karena ia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya atau karena segala
sesuatu dalam alam raya ini diciptakan dan ditundukkan Allah demi kepentingan
manusia, tetapi juga karena kitab suci Al-Qur’an ditunjukkan kepada manusia
guna menjadi pelita hidupnya.[7]
D.
Aspek Tarbawi
Tubuh jasmani ini, badan kasar ini seluruhnya diambil bahannya dari
sari pati tanah tanah, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan
minumannya. Dzat-dzat makanan itu memperkaya darah manusia. Darah itulah yang
mengandung mani, atau sperma. Mani atau sperma keluar setelah terjadi
persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam rahim, keduanya bercampur
menjadi satu lalu membeku menjadi mudghah, dan selanjutnya setelah genap
bulannya,Allah mengeluarkannya dari rahim ibunya. Supaya mengerti dan yakinlah
bahwa segalanya semata-mata Allah yang menentukan, tidak dicampuri oleh tangan
sedikitpun. Tidak ada manusia itu sendiri pada hakikatnya yang berkuasa atas
dirinya sendiri
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam tafsir QS. Al-Mu’min ayat 67 bahwa badan kasar ini seluruhnya
diambil bahannya dari sari pati tanah tanah, yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan dan minumannya. Dzat-dzat makanan itu memperkaya darah manusia.
Darah itulah yang mengandung mani, atau sperma. Mani atau sperma keluar setelah
terjadi persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam rahim, keduanya
bercampur menjadi satu lalu membeku menjadi mudghah, dan selanjutnya setelah
genap bulannya,Allah mengeluarkannya dari rahim ibunya.
DAFTAR PUSTAKA
Dept agama
proyek pengadaan kitab suci al qur’an .1979. Al Qur’an dan terjemahan.Jakarta:Pelita
II.
Al-Mahally, Jalakuddin.1990.
terjemahan tafsirjalalain. sinar baru
Al Maraghi, Mushthafa,
Ahmad.1992. terjemahan tafsirAl Maraghi.Smarang:PT Karya Toha Putra
Shihab, Quraish,M.1996.
terjemahan tafsir quraish shihab. Mizan
Shihab, Quraish,M.2002.
Tafsir Al Misbah,pesan,kesan dan keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar