SBM E1 - hakikat, ciri dan komponen - word
SBM E1 - hakikat, ciri dan komponen - ppt
SBM E1 - hakikat, ciri dan komponen - ppt
HAKIKAT,
CIRI, DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
Makalah untuk Disampaikan
dalam Perkuliahan Strategi Belajar Mengajar
Program Studi Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah STAIN
Pekalongan
Tahun Akademik 2012/2013
Disusun
oleh :
1. Ely Mustaghfiroh (2021110204)
2. Indah Rediana (2021110105)
3. Kurnia Hidayati (2021110206)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Hakikat, Ciri, dan Komponen Belajar Mengajar” ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw,
para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Dengan
segala kemampuan penulis yang terbatas, makalah ini mencoba menguraikan tentang
hakikat, ciri-ciri, serta komponen-komponen apa saja yang mendukung kegiatan
belajar mengajar. Dan dengan adanya makalah ini penulis berharap sedikit
membantu para pembaca dan penulis sendiri dalam arti yang sebenarnya dari
belajar dan mengaja, sebagai calon pendidik hendaknya kita lebih memahami apa
saja hal-hal yang dicirikan sebagai proses belajar mengajar, serata apa saja komponen
yang membentuk satu kesatuan dalam proses belajar mengajar. Namun demikian,
apabila dalam makalah ini dijumpai kekurangan dan kesalahan baik dalam
pengetikan maupun isisnya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran dari para pembaca.
Akhirnya
dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak M.
Hufron Dimyati, M.S.I. selaku dosen pembimbing Strategi Belajar Mengajar
dan semua mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Agama Islam yang akan
bersama-sama mewujudkan tercapainya tujuan perkuliahan Strategi Belajar
Mengajar. Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat adanya. Amin yaa rabbal alamin.
Pekalongan,
6 September 2012
Penulis
PENDAHULUAN
Belajar mengajar adalah suatu
kegiatan edukatif yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak
didik. Dan interaksi tersebut dikarenakan adanya belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan.
Masalah
yang cukup sulit dihadapi oleh seorang guru adalah bagaimana bahan pelajaran
yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Dengan kata
lain, sebagai seorang guru dituntut untuk bisa menentukan metode penyampaian
bahan pelajaran yang terbaik kepada anak
didiknya. Karena metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik, akan
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Ini berarti, tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan menggunakan
metode yang tepat, sesuai dengan standart keberhasilan yang terparti di dalam
suatu tujuan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan
bahwa guru telah berhasil dalam mengajar.
PEMBAHASAN
A. Hakikat Belajar Mengajar
Dalam kehidupan kita sehari-hari hampir
tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan
aktivitas sendiri atau berkelompok. Karena belajar merupakan kegiatan penting
setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar.
Sedangkan mengajar dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas
untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar.[1]
Dalam kehidupan belajar mengajar,
anak adalah sebagai subjek dan objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti
proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai
tujuan pengajaran.
Kegiatan mengajar bagi seorang guru
menghendaki hadirnya sejumlah anak didik. Berbeda dengan belajar. Belajar tidak
selamanya memerlukan kehadiran seorang guru. Sedangkan mengajar pasti merupakan
kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan anak didik. Karena itu, belajar
dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu di dalam konsep
pengajaran.
Guru yang mengajar dan anak didik
yang belajar adalah dwi tunggal dalam perpisahan jiwa raga bersatu antara guru
dan anak didik.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun
pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu suatu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap
berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak
didik dalam dalam melakukan proses belajar. (Nana Sudjana,1991:29)
Akhirnya, bila hakikat belajar adalah
“perubahan”, maka hakikat mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan
oleh guru.[2]
B. Ciri Belajar Mengajar
Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka
belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau
tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memeroleh
seusuatu yang ada di lingkungan sekitar.[3]
Karena itu, sebagai suatu proses
pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri tertentu, yang
menurut Edi Suardi sebagai berikut:
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni
untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembanagan tertentu
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi)
yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai
dengan satu penggarapan materi yang khusus
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik
5. Dalam kegiatan balajar mengajar, guru
berperan sebagai pembimbing
6. Dalam kegiatan balajar mengajar
membutuhkan kedisiplinan
7. Ada batas waktu
8. Evaluasi
C. Komponen-komponen Belajar Mengajar
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan
mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan
balajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari
setiap komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena tanpa tujuan
adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana
kegiatan itu akan dibawa.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu
cita-cita yang bernilai normatif. Dengan kata lain, dalam tujuan terdapat
sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu
nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan
sosialnya.
Ny. Dr. Roestiyah, N.K. (1989:44) mengatakan bahwa suatu
pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (perfomance)
murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan yang kita
ajarkan. [4]
2. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah sustansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses balajar mengajar
tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik.[5]
Bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran,
sebab bahan adalah initi dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan
kepada anak didik.
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan
belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan
belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai.
4. Metode
Metode
adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir.[6]
Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar
mengajar. Ini perlu, karena ketepatan metode akan memengaruhi bentuk strategi
belajar mengajar.[7]
5. Alat
Alat
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Alat dapat dibagi menjadi dua macam yaitu alat dan alat bantu
pengajaran. Alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya.
Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis,
batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya.
6. Sumber Pelajaran
Sumber
pelajaran merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang
mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab, pada hakikatnya belajar adalah
untuk mendapatkan hal-hal baru
(perubahan).
7. Evaluasi
Evaluasi
merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan telah
tercapai. Karena itu di dalam menyusun evaluasi hendaknya memperhatikan secara
seksama rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus dapat
mengukur sejauh mana proses pembelajaran telah dilaksanakan.[8]
KESIMPULAN
Belajar mengajar adalah suatu
kegiatan edukatif yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak
didik. Dan interaksi tersebut dikarenakan adanya belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka
hakikat mengajar sebagai suatu “proses pengaturan” yang dilakukan oleh guru.
Menurut Edi Suardi ciri belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni
untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembanagan tertentu
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi)
yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai
dengan satu penggarapan materi yang khusus
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik
5. Dalam kegiatan balajar mengajar, guru
berperan sebagai pembimbing
6. Dalam kegiatan balajar mengajar
membutuhkan kedisiplinan
7. Ada batas waktu
8. Evaluasi
Komponen – komponen belajar
mengajar adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
2. Bahan Pelajaran
3. Kegiatan
Belajar Mengajar
4. Metode
5. Alat
6. Sumber Pelajaran
7. Evaluasi
DAFTAR
PUSTAKA
Aunnurrahman, 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Gulo, W. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Mujiono
dan Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Zain,
Aswan & Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
[1] Aunnurrahman, Belajar dan
Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010). Hal. 32.
[2] Syaiful Bahri Djamarah &
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hal.38-39.
[4] Ibid., hal. 41-42
[5] Ibid., hal. 43-44
[6] Ibid., hal. 53
[7] W Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2002),
hal. 9.
[8] Aunurrahman, Loc. Cit., hal. 209.
Uswatun khasanah
BalasHapus2021110210
kelas E
Dari ketujuh komponen diatas menurut pemakalah komponen manakah yang paling mendominasi dalam proses belajar mengajar??
ThaNks buat pertanyaan sdri. Uuz..!!!!
Hapusmenurut pendapat saya, Dari ketujuh komponen yang telah disebutkan diatas komponen yang paling mendominasi dalam proses belajar mengajar yaitu tujuan.karena tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen-komponen pengajaran lainya. seperti bahan pelajaran,kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran, evaluasi. Karena semua komponen itu harus brsesuaian dan didayagunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
Ketujuh komponen belajar mengajar merupakan suatu sinergi yang tak bisa dipisahkan. Ibarat sebuah sepeda dengan segala komponennya. Ketujuh-tujuhnya saling melengkapi dan merupakan hal yang termat penting untuk mendukung proses belajar mengajar.
Hapusani maftuchah
BalasHapus2021110201
kelas E
bagaimana hakikat pembelajaran itu sendiri menurut masing - masing pemakalah?
Hakikat pembelajaran/mengajar adalah suatu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga mendorong anak didik untuk melakukakn proses belajar.
HapusBisa disederhanakan menjadi usaha/upaya guru untuk mengubah tingkah laku anak didik. Kareana arti dari belajar sendiri adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri anak didik setelah melakukan proses belajar.
hakikat pembelajaran proses penyampaian informasi dari guru kepada anak didik untuk mendorong nya dalam mencapai tujuannya.
Hapushakikat pembelajaran adalah perubahan, dengan tujuan perubahan (baik tingkah laku, ketrampilan, sikap, maupun yang menyangkut pengetahuan), dalam artian perubahan yang lebih baik lagi.
HapusNOFI HIDAYATI
BalasHapus2021110211
E
Ciri belajar mengajar, salah satunya adalah ada batas waktu. tolong jelaskan menurut para pemakalah?
Terima kasih atas pertanyaannya. Batas waktu adalah suatu ciri yang tidak bisa diabaikan. Batas waktu ibarat suatu target yang harus dicapai apabila seseorang (dalam hal ini anak didik) ingin melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya seorang guru menerangkan materi tentang rumus pytagoras. Tentu guru tersebut akan memberi batas waktu kapan anak didik harus sudah menguasai materi tersebut. Sampai tanggal berapa, atau sampai berapa bulan lagi. Karena kalau tidak diberi batas waktu anak didik cenderung kurang terpacu semangat untuk belajar, dan tidak ada kejelasan kapan tujuan pembelajaran tersebut harus sudah tercapai.
Hapusuntuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, dalam sistem berkelas batas waktu memanglah menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Karena pada setiap tujuan pembelajarn akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah tercapai.
HapusRUSWATI
BalasHapus2021110229
E
Assalamu'alaikum wr.wb
bagaimana caranya agar kegiatan belajar mengajar itu tidak menbosankan dan bagaimana caranya agar bisa membuat nyaman siswa dalam belajarnya?
Salah satu cara agar kegiatan belajar mengajar tidak membosankan yaitu seorang guru harus menggunakan metode yang bervariasi. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalanya pengajaran tidak berlangsung membosankan melainkan lebih menarik perhatian anak didik.
Hapus2021110189
BalasHapusdiatas tertulis bahwa:
"bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru".
>> perubahan yag seperti apakah yang bisa dikatagorikan dalam belajar, dan proses pengaturan yg bagaimana yang dilakukan oleh guru.
(matursewu atas jawabannya :))
Perubahan yang dimaksud dalam hal ini adalah perubahan anak didik meliputi tiga ranah yaitu
Hapus1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
3. Ranah Psikomotorik
Di mana anak didik mengalami perubahan yang lebih baik setelah melakukan kegiatan belajar. Perubahan setelah belajar bukan berarti perubahan yang terjadi secara alami seperti bertambah tinggi, atau perubagan orang yang mabuk menjadi tak sadarkan diri. Dll.
perubahan yang dimaksud adalah keaktifan anak didik dari segi kejiwaan, pikiran, dan mentalnya aktif dalam menerima pembelajaran. Sehingga memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran.
HapusProses pengaturan yang dimaksud yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan sekitar anak didik, sehingga dapat mendorong anak didik dalam melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya yaitu proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.
Assalamualaikum..
BalasHapusmenurut teman2 apa sih hakikat dari belajar mengajar?
Seorang guru haruslah mengerti mengenai kondisi dari masing2 murid baik secara psikologi, bakat, dan minatnya, akan tetapi yang menjadi kendala adalah murid yang kita didik tidak hanya satu dua murid melainkan banyak murid, Apa saja yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk dapat menjadi guru yang dapat memahami anak didiknya? Terimakasaih:)
Terima kasih atas pertanyaannya. Tugas seorang pendidik tidak hanya sebagai pendidik yang menpunyai rentang jarang cukup jauh terhadap muridnya. Tetapi seorang pendidik dapat sekaligus menjadi orangtua juga sahabat bagi anak didik. Dengan begitu, seorang pendidik akan lebih memahami apa yang anak didiknya minati, misalnya.
HapusNah, cara untuk menjadi guru yang bersahabat dan menyenangkan adalah
1. Mulailah pada hari pertama sekolah
Pada setiap awal tahun ajaran, atau semester, carilah waktu yang tepat untuk membuat semua aturan, dan kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi tentang berbagai situasi, termasuk pada siswa yang ‘bermasalah’. Seorang guru harus memastikan bahwa siswa merasa didekati sejak hari pertama sekolah.
2. Jadilah proaktif
Seorang guru harus berjuang ke arah gaya mendidik yang proaktif. Selain ada keuntungan dari momen yang spontan, tapi dapat juga digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa, misalnya mengatur jadwal berdiskusi di luar jam mengajar.
3. Menjadi pendengar yang aktif
Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa guru benar-benar mencoba untuk memahami secara verbal dan nonverbal pesan yang disampaikan, merasakan perasaan, dan pikiran. Menjadikan siswa yakin dan merasa dihargai bahwa apa yang mereka sampaikan mendapatkan perhatian.
4. Pastikan Anda mengatakan, "Saya mendengar Anda"
Seorang guru harus memvalidasi apa yang dikatakan oleh semua siswanya. Namun, validasi tidak berarti bahwa guru setuju atau percaya dengan segala hal yang dikatakan siswa, tetapi lebih untuk mengakui sudut pandang para siswa. Validasi membantu siswa percaya bahwa guru mendengarkan dan menghormati pendapat mereka. Misalnya, sebuah komentar seperti, "Aku senang kamu bisa berbagi pemikiran. Saya tentu tidak langsung setuju dengan perspektif Anda, tapi saya ingin mendengar lebih banyak."
5. Lakukan seperti Anda ingin diperlakukan
Seorang guru tentu ingin dan mengharapkan orang lain memperlakukan kita dengan hormat, berkomunikasi dengan jelas, dan memberikan tanggapan yang sesuai. Sikap empati dan melibatkan diri berdiskusi dengan siswa akan mengurangi sikap defensif dan memungkinkan para siswa merasa nyaman.
6. Jangan menghakimi dan menuduh
Seorang guru tentu ingin siswanya mengerti apa yang diajarkan tanpa membenci guru atau mata pelajarannyanya. Untuk itu, seorang guru sebaiknya tidak menghakimi, dan menuduh, tetapi harus memberikan pesan yang mudah ditafsirkan. Itu akan meningkatkan probabilitas siswa mendengarkan apa yang guru katakan.
7. Berkomunikasi secara jelas dan singkat
Banyak guru berusaha untuk menyampaikan banyak informasi pada satu waktu, tetapi itu akan membuat siswa kelebihan beban informasi, kewalahan, dan sulit mencerna. Maka itu, seorang guru selaiknya melakukan komunikasi yang rutin, singkat, dan terfokus dengan siswanya. Sebab, tidak semuanya harus diselesaikan dalam satu diskusi.
8. Menjadi model kejujuran dan martabat
Siswa sangat cerdik dalam memahami kejujuran guru. Seorang guru harus mengakui jika tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswanya. Tetapi, guru harus berjanji untuk berupaya menemukan jawaban sebelum kelas berikutnya. Tidak jujur adalah kesalahan dalam mendidik.
9. Menerima pengulangan
Komunikasi adalah proses yang berkelanjutan. Siswa mungkin harus mendengarkan apa yang diajarkan berkali-kali sebelum mereka memahami dan masuk ke dalam pikirannya.
10. Ciptakan humor
Humor adalah bahan penting dalam proses komunikasi. Humor dapat meringankan, dan menjadi fasilitas yang baik ketika seorang guru tengah mengajarkan sesuatu kepada muridnya.
Sumber: http://kodaiiqfa.blogspot.com/2012/04/menjadi-guru-yang-bersahabat-dan.html
naelalkhusna
BalasHapus2021110222
dalam belajar mengajar pasti adanya sebuah tujuan, apabila pada akhirnya dalam proses belajar mengajar tersebut tujuan yang semula telah ditetapkan namun karena ada beberapa faktor yang menyebabkan tujuan belajar mengajar tersebut tidak tercapai, apakah proses tersebut masi tetap bisa dinamakan belajar mengajar?
Terima kasih atas pertanyaannya. Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang lain. Bila tujuan yang satu (misalnya yang terendah) tidak tercapai, tentu akan memengaruhi tujuan yang lain. Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah suatu cit-cita yang tentunya tidak bisa diabaikan begitu saja.
HapusKalau tujuan itu tidak terlaksana, tentu KBM akan sia-sia. Sebagai contoh, buat apa makan kalau tidak akan kenyang?
Af'idatun Nisa'
BalasHapus2021110199
E
bagaimana caranya seorang gguru mengatur kelas agar kondusif dan tujuan pembelajaran tercapai, sedangkan karakter murid berbeda-beda.
Definisi dari kata kondusif adalah mendukung ke arah sesuatu yang positif atau sesuatu yang negatif. Dalam KBM kondusif yang diinginkan adalah lingkungan yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
HapusCara menciptakan KBM yang kondusif bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa kontrak belajar juga mendukung suasana kelas menjadi kondusif. Namun ada juga yang bependapat bahwa untuk menciptakan suasana kelas menjadi kondusif perlu diperhatikan faktor pengaturan kelas fisik dan nonfisik.
Pengaturan fisik meliputi pengaturan suasana kelas. Seperti tata letak meja, kebersihan kelas, dll.
Pengaturan nonfisik seperti interaksi guru dengan murid, interaksi murid dengan murid lainnya atau lingkungan sekitarnya, aturan-aturan yang disepakati guru dengan murid, serta menyampaikan kepada siswa bahwa kenyamanan kelas adalah tanggung jawab bersama.
(Sumber jawaban disadur dari : http://desiwidiasari.blogspot.com/2011/05/menciptakan-atmosfer-kelas-yang.html)
Dewi Riska Kh
BalasHapus2021110219
bagaimana caranya agar interaksi dan edukasi antara guru dan murid berjalan tepat guna dan berlangsung harmonis?
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang sengaja diciptakan. Masalah pengaturan suasana kelas yang kondusif menjadi salah satu faktor keharmonisan antara guru dan pelajar.
HapusSeorang guru harus pandai mengatur strategi pembelajaran untuk menyiasati masalah belajar masing-masing anak didik. Misalnya ada anak didik yang cepat mencerna materi pelajaran, ada yang lambat, malahan ada yang tidak bisa sama sekali. Nah, dalam hal ini huru dituntut untuk mampu menyusun strategi pembelajaran yang apik agar KBM berjalan baik. sehingga interaksi dan edukasi berjalan selaras dan tentunya tencipta keharmonisan antara guru dan anak didik.
(strategi KBM akan saya jelaskan pada pertanyaan Sdri. Kartika Anggun Pratiwi_)
Dengan cara guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak didik, Karena suasana belajar yang kurang menyenangkan biasanya membuat kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Guru harus ikhlas dalam bersikap, berbuat, memahami anak didiknya. Dengan demikian, kondisi yang harmonis dapat diciptakan kemungkinan besar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tepat guna.
HapusNama: Rizki Amalia R
BalasHapusNIM: 2021110213
Seorang guru haruslah memahami kondisi dari masing2 anak didik baik secara psikologi,bakat, dan minatnya, akan teatpi yang menjadi kendala adalah murid yang kita didik tidak hanya satu dua saja melainkan banyak murid, nah apa saja yang harus dilakukan oleh pendidik untuk menjadi guru yang dapat memahami anak didiknya, sehingga terjalinlah interaksi yang harmonis guru dan anak didik.
Terimakasih
Fina Atiqotul Maula
BalasHapus2021110200
E
hakikat dari belajar adalah adanya perubahan dalam diri peserta didik, bagaimana jika peserta didik tersebut tidak mengalami perubahan???????
perubahan yang dimaksud adalah perubhan dr segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hapus1. segi kognitif, seseorang murid diharapkan mampu untuk membedakan antara yang baik dan salah
2. segi afektif, anak didik sadar apa yang akan ia lakukan adalh baik
3. segi psikomotorik, anak didik mempunyai prilaku dalam praktek sesuai dengan ilmu
jika anak didik tdk mngalamiperubahan, sama halnya ia tdk bljar. apa lah arti sbuah blajar kalo ia tak brubah, artinya sia-sia. dan tdk brkembang
Jika anak didik tidak mengalami perubahan, bisa dikatakan proses belajar tersebut tidak berhasil.
HapusPerubahan tersebut meliputi tiga rana, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sudah dijelaskan oleh Sdr.i Ely.
Bila peserta didik tidak mengalami perubahan, maka bisa dikatakan peserta didik tidak belajar. Karena, pada hakikatnya belajar adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
HapusLAILI MASRUKHAH
BalasHapus202 111 0193
E
antara hakikat, ciri, dan komponen dalam pembelajaran haruslah dipahami betul oleh seorang guru. kemudian usaha-usaha apa yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk memaksimalkan fungsi dan tujuan dari ketiga aspek tersebut??
Tri Indah Pamuji
BalasHapus2021110198
kelas E
haruskah seorang guru mengetahui dan memahami "hakikat, ciri, & komponen belajar mengajar".?? apakah dengan pemahaman tersebut bisa menjamin seorang guru itu bisa menjadi guru yang baik dan berkualitas.?
:)
ia, seorang guru sharusnya mngerti hakikat, ciri, & komponen blajar mengajar krena dg itu guru bsa menemptkan dirinya, baik dlm segi prilaku, intelektual, metode, strategi blajar mengajar dengan baik.
Hapusmskipun tdk mnjamin 100%, stidaknya guru tdk buta akan hal itu dan membantu untuk kmajuan proses blajar mengajar anak didik.
Kalau menurut saya, guru sebaiknya paham betul hakikat, ciri dan komponen belajar-mengajar. Walaupun dalam pembelajaran yang nonformal, hal tersebut hanya bersifat formalitas saja dan yang terpenting adalah seorang guru bisa mengajar dan mempunyai pengetahuan. Namun, sebagai seorang pendidik yang baik, hendaknya menguasai teori-teori selain praktek. Karena seorang guru harus profesioanal dan berwawasan luas.
HapusFerri Jariyah
BalasHapusE
2021110227
salah satu komponen dalam belajar mengajar adalah metode,,,
dalam metode tersebut apakah ada faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar???
Terima kasih buat pertanyaannya,,
Hapusada 5 faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar, yaitu :
1. Tujuan dan berbagaimacam jenis dan fungsinya.
2. Anak didik yang berbagai macam tingkat kematangan nya.
3. Situasi yang berbagai macam keadaanya.
4. Fasilitas yang berbagai macam kualitas dan kuantitasnya.
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Laila Fitriani
BalasHapusE
2021110225
bahan pelajaran yang seperti apa yang harus dikuasai seorang guru dalam proses belajar mengajar???
trima kasih untuk pertanyaannya,,,
HapusBahan pelajaran yang harus dikuasai oleh seorang guru dalm proses belajar mengajar, yaitu :
1. Bahan Pelajaran pokok,
Adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya ( disiplin keilmuan ).
2. Bahan pelajaran pelengkap atau penunjang,
Adalah Bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Namun, pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motifasi kepada sebagian besar / semua anak didik.
Umi Nadhifah
BalasHapus2021110223
kelas : E
menurut anda bagaimana mengajari seorang peserta didik yang hyperaktif agar tujuan dari pengajaran itu dapat tercapai secara maksimal? dan apa saja kendala- kendala yang seringkali muncul dalam proses belajar-mengajar? berikan solusinya!
Hammydiati Azifa L I
BalasHapus2021110208
Kelas E
Diatas dikatakan bahwasanya materi atau bahan pelajaran yang disampaikan kepada siswa harus dimengerti secara tuntas.
Bagaimana jika siswa kurang penguasaan atau bahkan belum mengerti, apakah bisa dikatakan guru gagal dalam mendidik?, apa solusi yang bisa diberikan untuk hal tersebut?
Peran guru pada kegiatan belajar mengajar adalah sebagai pembimbing yang mengarahkan serta pemberi pengetahuan. Kegiatan belajar mengajar bukan terfokus pada guru saja. Namun, murid juga dibutuhkan peran aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, apabila guru sudah menerangkan banyak materi di kelas sedangkan anak didik tidak mau belajar. Tentu tujuan pembelajaran tidak tersampaikan.
HapusJika siswa kurang penguasaan materi bisa jadi guru tersebut dikatakan sementara gagal. Bisa dicari tahu apa yang menyebabkan siswa kurang memahami materi. Bisa jadi penyebab tersebut timbul dari siswa itu sendiri. Solusinya memperbaiki cara belajar mengajar.
Nita Eviana
BalasHapus2021110217
Kelas E
Apakah masih bisa pendidik sekarang melakukan KBM tanpa menggunakan alat pembelajaran?
Masih efektih kah atau tidak?
guru dlam blajar jg bsa dkatakan sbg alat, jd tdk mungkin lah KBM brjalan tnpa menggunkan alat.
HapusNuhisa Filiandi
BalasHapus2021110233
E
Bagaimanakah jika salah satu ciri atau komponen belajar mengajar tidak dapat terpenuhi, apakah masih bisa disebut kegiatan belajar mengajar? kemudian menurut pemakalah, apakah hakikat belajar dan mengajar itu sudah terwujud? terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di negara kita ? trim's atas jawabannya..
Dyah Titis Pratita
BalasHapusKelas E
Nim 2021110221
Seberapa pentingkah peranan evaluasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru? bagaimana jika seorang guru tidak melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, apakah proses belajar mengajar akan berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan?
akromurijal
BalasHapus2021110234
kelas E
Apakah ada keterkaitan antara komponen-komponen belajar di atas dan bagaimana hubungan antar komponen-komponen tersebut?
Tentu berkaitan satu sama lain, karena kegiatan belajar mengajar adalah suatu sistem. Hubungan komponen tersebut saling berkaitan karena masing-masing mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Hapusjelas ada kaitannya, smua komponen tsb bgai stu ksatuan yng apabila slah satu dr mereka tdk trcukupi, maka bisa goyahlah blajar mngajar tsb.
HapusKARTIKA
BalasHapus2021110190
KLS E
Pada poin B no.2
"Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan,di desain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan"
Tolong berikan contoh prosedur dalam belajar mengajar,. terimakasih atas jawabannya.
Ekawati
BalasHapus2021110230
Kelas E
Assalamu'alaikum . . .
Sudah sewajarnya kita semua sebagai calon pengajar yang nantinya akan mengajar di dalam kelas maka harus bisa menciptakan kelas yang kondusif. Jadi bagaimana cara kita agar bisa menciptakan kelas yang kondusif ?
Dan apakah peran siswa juga menentukan agar tercapai tujuan tersebut ?
Wassalamu'alaikum . . .
sri setianingrum
BalasHapus2021110209
apabila pemakalah menjadi seorang pengajar, metode mengajar yang bagaimanakah yang akan pemakalah terapkan agar tujuan pengajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada pelajar?
Menggunakan metode campuran yang disesuaikan dengan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan metode. Metode-metode dalam hal ini sudah kita pelajari dalam perkuliahan lalu.
Hapusintinya metode yg mudah dtrima anak didik, yg menimbulkan smangat anak didik dalm blajar, dan yg mudah diingat anak didik dlam keadaan apapun.
Hapusinayatul maula
BalasHapus2021110196
E
yang ingin saya tanyakan setelah qita mempelajari, hakekat dan komponen pembelajaran, apa aplikasi yang harus kita lakukan menurut pemakalah.....
lebih mengerti hakikat blajar mngajar yang sbenarnya, shingga dalam mlaksankan blajar mngajar mudah dtrima anak didik, menciptakan ide2 kreatif utk ksmangatan anak didik,dan lbih mmantapkan kinerja pmblajaran.
HapusMubarokah
BalasHapus2021110202
E
Apabila seorang pengajar dalam penyampaian materinya tidak dapat diterima oleh anak didiknya dengan baik, kemudian apa yang harus dilakukan oleh seorang pengajar tersebut ??
dan bagaimana caranya agar seorang pengajar dapat menyampaikan materinya dengan baik dan dapat dipahami oleh anak didiknya ??
ini dpat dkatakn PR tersendiri utk guru tsb.
Hapusguru tsb hendaknya byak2 mencari informasi terkait dengan cara/metode yg perlu dterapkan, lebih dahulu menguasai materi sblum dsampaikan, banyak komunikasi dengan anak didik terkait bagaimana cara mengajar yg mudah diterima.