IMPERIALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
1. Ichmilatur Rohmah (2014116050)
2. Etik Nofayanti )2014116060)
3. Akrom sofa (2014116061)
JURUSAN SYARI’AH DAN
EKONOMI ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI
SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “SEJARAH PERADABAN ISLAM” yang berjudul “Imperialisme Barat terhadap dunia Islam.”
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi Besar Muhammad SAW, dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam tekhnis penulisan maupun materinya. Oleh karena itu, kritik serta saran dari temen-temen semua sangat kami harapkan demi penyempurnan makalah ini.
Apabila ada kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Pekalongan, April 2017
Kelompok penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Penulisan...............................................................................1
C.
Tujuan
Makalah.....................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A.
Kemajuan
Dunia Barat Dalam Bidang Ilmu dan Teknologi.................3
B.
Kebangkitan
Eropa
C.
Imperialisme
Barat di Dunia Islam
D.
Kemunduran
Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Negri-negri Islam
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat islam mengalami puncak kejayaan
kedua pada masa tiga kerajaan Besar
berkuasa, yakni kerajaan Usmani, Safawi, Mughal. Namun, seperti pada masa
kekuasaan islam terdahulu, lambat laun kekuatan islam menurun. Bersamaan dengan
kemunduran tiga kerajaan tersebut, bangsa Barat mulai menunjukkan usaha
kebangkitannya. Periode tiga kerajaan tersebut (1503-1789) bahkan disebutkan
sebagai periode-periode kejayaan peradaban Islam, setelah sebelumnya mengalami
kemunduran pasca jatuhnya dinasti Abbasiyah.
Kebangkitan bangsa Barat bermuara pada
semangat keilmuan yang begitu tinggi, yang telah membawa bangsa Barat menuju
penemuan-penemuan baru dan penjelajah samudra, serta revolusi indrustri hingga
berujung pada Imperialisme terhadap wilayah-wilayah islam pada khususnya.
Dengan organisasi dan persenjataan
modern, pasukan perang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan islam.
Kekuatan-kekuatan Eropa menjajah satu demi satu negara islam. Perancis
menduduki Aljazair pada tahun 1830, dan merebut Aden dari Inggris sembilan
tahun kemudian. Tunisia ditaklukkan pada tahun 1881, Mesir pada tahun 1882,
Sudan pada tahun 1889. Sementara itu, wilayah islam di Asia Tenggara juga
takluput dari penjajahan Barat. Umat Islam di
Asia Tengah menjadi sasaran pendudukan Uni Soviet.
B.
Rumusan masalah
1. Bagaimana kemajuan dunia Barat dalam
Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi
2. Bagaimana Eropa mengalami kebangkitan
?
3. Bagaimana Imperialisme Barat di dalam dunia
Islam ?
4. Apa penyebab kemunduran kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke
negeri-negeri Islam ?
C.
Tujuan penulisan
1. Dapat mengetahui kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan
dan Tekhnologi
2. Dapat mengetahui kebangkitan Eropa
3. Dapat mengetahui imperialisme Barat di dalam dunia Barat
4.
Dapat mengetahi penyebab-penyebab terjdinya kemunduran kerajaan Usmani dan
Ekspansi Barat ke negeri-negeri Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemajuan
Dunia Barat Dalam Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Kemajuan yang telah
dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini sebenarnya memiliki kolerasi yang
erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam, baik ketika Islam mencapai
puncak kejayaannya di Eropa ataupun kemajuan yang dicapai dunia Islam di
Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang budi kepada para ilmuwan muslim yang
telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Spanyol (Andalusia)
merupakan tempat paling utama bagi bangsa Barat dalam menyerap peradaban Islam,
baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban
antarbangsa. Bangsa Barat menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia berada di
bawah kekuasaan umat Islam, negeri ini telah terlalu jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains
disamping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.
Dalam hal ini pemikiran Ibnu Rusyd atau Averros (1120-1198 M)
sangat berpengaruh di dunia Eropa. Di antara ilmu pengetahuan dan tekhnologi
dalam Islam yang banyak dipelajari oleh ilmuwan Barat adalah ilmu kedokteran,
ilmu sejarah, sosiologi, dan ilmu-ilmu lainnya.
Disamping
ilmu-ilmu tersebut, terdapat ilmu-ilmu yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan dan kemajuan bangsa Barat. Diantaranya ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu
tambang (mineralogi), meteorologi, dan sebagainya.
Dari kerja keras dan
tingginya kreativitas bangsa Barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang
telah dihasilkan oleh umat Islam, menyebabkan bangsa Barat menemukan masa
kemajuan dan kejayaannya.
Setelah bangsa Barat
menemukan masa-masa kejayaannya dengan ditemukannya berbagai kemajuan dalam
sains dan tekhnologi, mereka ingin mengadakan ekspedisi ke berbagai negara
diluar Eropa. Mereka ingin membuktikan pendapat Galileo Galilei yang menyatakan
bahwa bumi ini bulat, yang berarti bahwa jika terus menyusuri jalan ke Barat,
maka akan sampai ke tempat semula.
Oleh karena itu, banyak
bangsa Eropa berlomba mencari wilayah baru, seperti Spanyol, Portugis, Inggris,
Belanda, Prancis dan sebagainya. Tujuan mereka tidak hanya untuk membuktikan kebenaran teori itu, tetapi juga
ada sebagian mereka yang bertujuan mengambil alih kekuatan ekonomi umat islam
yang pada saat itu menguasai sistem perekonomian dunia.
Pada abad 20 M ini
merupakan periode kebangkitan kembali islam, setelah mengalami kemunduran pada
periode pertengahan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran modernisasi
dalam Islam. Gerakan modernisasi tersebut paling tidak muncul karena dua hal
berikut. Pertama, timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak
ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam.
Ajaran-ajaran itu bertentangan dengan semangat ajaran Islam yang sebenarnya,
seperti bid’ah, khurafat dan takhayul. Ajaran-ajaran inilah, menurut mereka,
yang membawa ajaran islam menjadi mundur. Oleh karena itu, mereka bangkit untuk
membersihkan Islam dari ajaran atau paham seperti itu. Gerakan ini dikenal
sebagai gerakan reformasi. Kedua, pada periode ini Barat mendominasi
dunia di bidang politik dan peradaban. Persentuhan dengan Barat menyadarkan
tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Oleh karena itu, mereka berusaha
bangkit dengan mencontoh Barat dalam
masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power.[1]
B. Kebangkitan Eropa
Sejak pertama kali muncul, agama
Islam merupakan problem bagi Eropa-Kristen. Orang-orang beriman adalah musuh
diperbatasan. Dalam abad ke-7 dan ke-8, pasukan yang berperang atas nama
penguasa Islam, Khalifah, meluas dan masuk ke dalam jantung dunia Kristen.
Mereka menduduki propinsi-propinsi kerajaan Bizantium di Syria, Tanah Suci dan
Mesir, dan terus meluas ke arah barat memasuki Afrika Selatan, Spanyol dan
Sisilia; dan penaklukan ini bukanlah semata-mata bersifat militer, dalam skala
luas terkadang penaklukan itu diikuti oleh konversi agama Islam. Antara abad
ke-11 dan ke-13 terdapat serangan balasan dari Kristen, cukup sukses memasuki
Tanah Suci pada masa itu, dimana kerajaan Latin Yerusalem di bangun, dan lebih
permanen lagi di Spanyol.[2]
Bangsa-bangsa Eropa menghadapi
tantangan yang sangat berat
pada awal kebangkitannya. Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan
angkatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang
berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menebus jalan yang
sebelumnya hanya di pandang sebagai dinding yang membatasi gerak mereka.
Mereka melakukan berbagai penelitian
tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang
sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Chritopher Colombus menemukan
benua Amerika (1492 M) dan Vasco da Gama, menemukan jalan ke Timur melalui Cape
Town (1498 M), benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke kekuasaan
Eropa. Dua penemuan itu sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa menjadi maju
dalam dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang
dikuasai umat Islam.
L. Stoddard dalam the new world of
islam, menggambarkan situasi tersebut dengan kata-kata demikian: “Lalu
dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya, dan Eropa yang
terpojok itu menjadi yang dipertuan di lautan dan dengan demikian yang
dipertuan di dunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat dalam sejarah
seluruh umat manusia.
Kalau Eropa tadinya menghadapi kegagahan
dan ketangguhan Asia dengan putus asa, terhadap siapa kemenangan tak mungkin
tercapai dengan serangan langsung, sekarang orang Eropa dapat memandangnya
enteng.
Neraca sumber bahan-bahan berubah bagi
keuntungan Eropa. Daerah-daerah baru terbuka. Mereka dapat memperoleh kekayaan
yang tidak terhingga untuk menghidupkan negerinya. Maka tidak lama setelah itu
mulailah kemajuan Eropa yang engatasi Asia. Apa artinya sumber-sumber bagi
Islam Timur yang rapuh itu, apabila dibandingkan dengan sumber-sumber dari
Amerika dan kepulauan India yang telah jatuh jatuh ke tangan Eropa? Demikianlah
peradaban Barat mulai hidup dan bersemangat. Ia melebur rantai Abad Pertengahan
yang tadinya membelenggu, menggenggam ilmu pengetahuan dan maju ke arah modern.
Dalam bidang perekonomian bangs-bangsa
Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka baginya. Merka dapat
memperoleh kekayaan yang tidak dapat terhingga untuk meningkatkan kesejahteraan
negerinya. Maka, mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi kemajuan umat Islam
yang telah sudah lama memang berangsur-angsur mengalami kemunduran. Kemajuan
bangsa Barat itu dipercepat oleh
penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap
yang kemudian melahirkan revolusi indrustri di Eropa semakn memantapkan
kemajuan mereka. Tekhnologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat.
Dengan demikian, Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan
ekonomi dan perdagangan dari dan keseluruh dunia tanpa menghadap hambatan
berarti dari lawan-lawan dari peasaing-pesaing mereka. Bahkan satu demi satu
negeri islam jatuh kebawah kekuasaanya sebagai negeri taklukkan dan jajahan.
Negeri-negeri Islam yang pertama kali
jatuh kebawah kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat
kekuasaan kerajaan Usmani, karena kerajaan ini meskipun terus mengalami kemunduran,
ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan
kekuatan militer Eropa waktu itu. Negeri-negeri Islam yang pertama dapat
dikuasai Barat adalah negeri-negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua
India. Sementara negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah
kekuasaan kerajaan Usmani, baru diduduki Eropa pada masa berikutnya.[3]
C. Imperialisme Barat
Terhadap Dunia Islam
Setelah bangsa-bangsa Barat menguasai
ekonomi dan politik negara-nehara Islam, terdapat negara Barat yang menjajah
dunia Islam yang melakukan penyebaran agama Kristen melalui missionaries
dan zending. Penjajahan bangsa Baratyang dipelopori oleh bangsa Spayol
dan Portugis mempunyai tujuan yang hampir sama, yaitu disamping mencari daerah
penanaman modal asingnya, mereka juga berusaha untuk menyebarkan agama Kristen
di wilayah jajahannya. Walaupun usahanya tidak segencar yang dilakukan oleh
Spanyoldan Portugis yang bersemboyan: Gold yaitu semangat untuk mencari
keuntungan besar (emas), Glory yaitu semangat untuk mencapai kejayaan
dalam bidang kekuasaan, dan Gospel yaitu semangat menyebarkan agama
Kristen di masyarakat yang terjajah.
Oleh
karena itu, kedua bangsa Barat itu terus gencar melakukan penjajahan terhadap
negara-negara Islam dan berusaha menguasainya, sehingga dengan mudah mereka
dapat menyebarkan agama Kristen. Kondisi seperti ini didukung oleh semangat
balas dendam yang disebut reqonquesta, yaitu semangat balas dendam
bangsa-bangsa Barat terhadap Islam yang dulu pernah menjajah mereka.
Dengan
demikian, motivasi bangsa-bangsa Barat dalam menjajah negara-negara Islam
selain motivasi ekonomi dan politik,
juga terdapat motivasi agama. Masyarakat Islam yang berada dibawah
kekuasaan bangsa-bangsa Barat ditekan, sehingga banyak diantara umat Islam yang
melarikan diri atau bertahan dengan melakukan perlawanan terhadap kekuasaan
penjajah Barat tersebut. Gerak langkah
umat Islam diawasi sedemikian rupa, sehingga umat Islam tidak dapat
mengembangkan peradabannya atau paling tidak mempertahankan peradaban Islam
yang masih ada. Masyarakat Islam diubah budayanya agar berperilaku dan
berperadaban Barat. Dengan demikian, pola hidup dan perilaku umat Islam mengarah kepada kehendak bangsa
Barat yang menjajahnya.
Dengan demikian dapat dikatakan, pada
saat kelemahan Islam pada seluruh benua Asia-Afrika jatuh ke tangan penjajah
bangsa-bangsa Barat. Namun, meskipun ada dalam penjajahan dan tekanan, umat
Islam terus melakukan perlawanan dan berusa membebaskan tanah air dan agama
mereka dari penjajah bangsa-bangsa Barat tersebut. Sebab para penjajah yang
datang ke negara-negara Asia Afrika, selain untuk mengeruk hasil bumi dan
keuntungan yang sangat besar, mereka juga menyebarkan agama Kritsen.
Selain itu, kedatangan bangsa-bangsa
Barat ke negeri-negeri atau wilayah Islam, terutaa negara-negara yang subur dan
kaya hasil rempah-rempahnya seperti Indonesia dan Malakaserta Hindia, bukan
semata-mata untuk mencari keuntungan serta mengeruk kekayaan hasil buminya
tetapi juga bertujuan menguasai seluruh sistem yang ada, baik sistem ekonomi,
politik, budaya, pendidikan, agama, dan lain-lain.
Kekejaman mereka dalam bidang ekonomi
terlihat dari upaya mereka untuk melakukan monopoli perdagangan, yakni dengan
merebut bandar-bandar pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi daerah
perdagangan umat Islam dari Arab, Persia, India, dan Cina. Seperti kedatangan
Portugis, Belanda, Inggris, dan Spanyol dari abad ke-15 M, sampai abad ke-19 M di
kawasan perdagangan Internasional Malaka, Gujarat , dan lainya. Mereka mengurus
kekayaan pribumi dengan cara-cara paksaan, bahkan dengan kekerasan senjata
dalam merebut wilayah Bandar tersebut.
Dalam bidang kemsyarakatan, penjajah
sengaja menciptakan jurang pemisah antara
kaum bangsawan dengan rakyat kecil. Kaum bangsawan dibujuk untuk
menuruti kehendak penjajah dengan mendapatkan posisis jabatan tertentu dan
keuntungan dari penjajah. Rakyat kecil selalu diawasi agar mereka tidak
memberontak. Mereka harus tunduk dan patuh pada penguasa yang menjajahnya.
Kebijaksanaan politik pecah belah yang di lakukan pemerntah Imperialisme,
bertujuan agar tidak terjadi kesatuan dan persatuan di kalangan rakyat. Sebab,
jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan menimbulkan kekuatan yang akan
mengancam keberadaan kaum penjajah.
Disamping itu, sikap kaum penjajah
seringkali melakukan penghinaan terhadap umat Islam. Mereka mengatakan bahwa
kaum agama (Islam) adalah orang-orang
yang bodoh dan terbelakang. Oleh karena itu, mereka tidak pantas mengatur
masyarakat. Kaum agama tidak boleh berpolitik, mereka cukup melakukan ibadah
saja di masjid. Mereka dilarang melakukan kegiatan-kegiatan organisasi.
Orang-orang Islam yang baru pulang haji tidak lepas dari pengawasan pemerintah kolonial.
Pengawasan ini dilakukan agar mereka tidak berpengaruh oleh gerakan-gerakan
pembaruan dan perlawanan banga-bangsa Asia-Afrika yang digerakkan oleh para
pembaharu Islam.
Sikap dan perlakuan penjajah terhadap
masyarakat yang di jajah, tidak sebatas sampai di situ saja. Para penjajah
menyebarkan budaya yang merusak bangsa dan agama. Seperti, budaya minuman
keras, berjudi, pergaulan bebas, dan sebagainya yang melanda kaum terjajah.
Dengan cara-cara seperti itupenjajah merusak peradaban Islam, dan dengan
demikian mereka berharap dapat dengan mudah menguasai negara dan masyarakat
Islam yang berada di bawah kekuasaannya.
Pada
awal abad ke-17, India yang saat itu di bawah kekuasaan Mongol Islam, berada
dalam posisi kemajuan dan kemakmuran. Keadaan demikian mengundang bangsa Eropa
yang sedang berada dalam kemajuan untuk berdagang kesana. Pada awal abad ke-17
Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611 M,
Inggris mendapatkan izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M Belanda mendapatkan
izin yang sama.
Kongsi
dagang Inggris, British East India Company (BEIC) mulai berusaha menguasai
wilayah India bagian timur ketika mereka merasa cukup kuat. Penguasa-penguasa
setempat mencoba mempertahankan kekuasaan, dan berperang melawan Inggris tahun
1761 M. Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan Inggris. Akibatnya,
daerah-daerah Oudh, Bengal, dan Orissa jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1803
M, Delhi, ibu kota Kerajaan Mughal juga berada dibawah bayang-bayang kekuasaan
Inggirs.
Dikawasan Asia Tenggara, beberapa
wilayah negeri Islam baru mulai berkembang, yang merupakan drah rempah-rempah
terkenal pada masa itu. Negeri-negeri di asia Tenggara menjadi ajangperebutan
negara-negara Eropa. Kekeuatan Eropa justru lebih awal menancapkan kekuasaan di
negeri ini.
Malaka, sebuah kerjaan Islam yang
berdiri pada awal abad ke 15 M Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan
kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudra Pasai, di taklukkan
Portugis tahun 1511 M. Sejak itu, peperangan antara Portugis melawan
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Para pedagang
Portugis terutama berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan
rempah-rempah. Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Malukudengan tujuan dagang.
Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk didalamnya beberapa kerajaan
Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Kesultanan Bunyan, Kesultanan Sulu.
Pada akhir abad ke-16 M, Belanda,
Inggris, Denmark, dan Prancis yang datang ke Asia Tenggara. Akan tetapi,
Denmark dan Prancis tidak berhasil menjajah negeri di Asia Tenggara dan hanya
datang untuk datang. Belanda datang tahun 1598 M dan dengan segera dapat
memonopoli perdagangan di Kepulauan Nusantara. Kongsi dagangnya, VOC segera
pula memainkan peran politik.
Kedatangan Belanda mendapat perlawanan
dari penduduk setempat. Oleh karena itu, seringkali terjadi peperangan antara
Belanda dengan penduduk, walaupun akhirnya peperangan itu di menangkan oleh
Belanda. Yang terbesar diantaranya adalah Perang Aceh, Perang Paderi di
Minangkabau, dan Perang Diponegoro di
Jawa.
Sementara itu, setelah Inggris datang ke
Asia Tenggara, ia segera menjadi kekuatanyang cukup dominan, menyaingi kekuatan
Belanda. Kekuasaan Inggris sangat kuat di Semenanjung Malaya termasuk Singapura
sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris juga sempat menguasai
seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad ke-19
M. [4]
D. Kemunduran Kerajaan
Usmani dan Ekspansi Barat ke Negeri-negeri Islam
Zaman kemunduran Kerajaan Usmani
terjadi ketika kekuasaan keturunan Mongol berakhir pada tahun 1525 M. Zaman ini
diawali dengan kemajuan bidang politik tiga kerajaan besar : Usmaniyah,
Shafawiyah, Munghol India, sesudah itu seluruh Dunia Islam mundur secara
berangsur-angsur dan akhirnya jatuh di bawah kekuasaan Barat.
Ciri-ciri Masa Ini :
a.
Pintu
Ijtihad seakan-akan tertutup
Dalam periode ini udara
ijtihad telah membeku dan tiada suatu keistimewaan yang harus ditulis serta
diperbincangkan.
b.
Putusnya
hubungan antar ulama
Dengan demikian
hubungan dengan kitab-kitab para imam terdahulu pun menjadi putus dan
tinggallah kitab-kitab ulama tersebut menjadi barang antik yang disimpan di
Museum atau tinggal berdebu dalam perpustakaan.
c.
Zaman
ikhtisar dan syarah
Pada
zaman ini para ulama berusaha mengikhtisarkan kitab ulama terdahulu.[5]
Menurut
Mustafa Kamal kemunduran kerajaan Turki Usmani disebabkan karena tidak beresnya
sistem kekhalifahan, oleh karena itu sistem ini harus dihapuskan kalau Turki
ingin maju sebagaimana negara Eropa lainnya. Karena pertimbangan ini maka
Mustafa Kamal dalam kapasitasnya sebagai pimpinan dewan majelis menghapuskan
jabatan khalifah pada tahun 1924. Semenjak
ini berakhirlah imperium Turki Usmani, dan sejarah Turki memasuki era modern.[6]
Di
karenakan kemajuan-kemajuan bangsa Eropa terutama dalam tekhnologi militer dan
indrusti perang, membuat kerajaan Usmani menjadi kecil dihadapan Eropa. Akan
tetapi, nama besar Turki Usmani masih membuat Eropa Barat segan untuk menyerang
atau mengalahkanwilayah-wilayah yang berada dibawah kerajaan Islam ini,
termasuk daerah-daerah yang berada di Eropa Timur.
Namun,
kekalahan besar kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1683 M membuka
mata Barat bahwa kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah
kerajaan Usmani berulang kali mendapat serangan-serangan dari Barat. Ia hanya
terpelihara dari keruntuhan karena kedengkian kerajaan-kerajaan Barat, yang
merebutkan rampasan perangyang berasal dari Turki.
Sejak
kekalahan kekalahan dalam pertempuran Wina itu, kerajaan Usmani juga menyadari
akan kemundurannya dan kemajuan Barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai
dilaksanakan dengan mengirm duta-duta kenegara-negara Eropa, terutama prancis,
untuk mempelajari suasana di sana dari dekat.
Celebi
Mehmed diutus ke Paristahun 1720 M dan di instruksikan untuk mengunjungi
pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan dan institusi-instistusi lainnya. Ia
kemudin memberi laporan tentang kemajuan tejnik, organisasi angkatan perang
modern, dan kemajun lembaga-lembaga sosial lainnya. Laporan-lapoan itu
mendorong Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaharuan di
kerajaanya. Pada masa kekuasaanya di datangkan ahli-ahli militer dari Eropa
untuki tujuan pembaharuan militer dalam kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M,
seorang perwira Prancis De Rochefort, datang ke Istanbul dalam rangka membentuk
korp At-Then dan melatih tentara Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran modern.
Pada tahun 1729 M, datang lagi Comte de Bonneval, juga dari Prancis, untuk
memberi latihan penggunaan meriam modern. Ia dibantu oleh Macathy dari
Irlandia, Ramsay dari Skotlandia, dan Mornai dari Prancis. Pada tahun 1734 M,
untuk pertama kalinya Sekolah Tekhnik Militer di buka.
Usaha
pembaharuan ini tidak terbatas dalam bidang Militer. Dalam bidang-bidang lain
juga dilaksanakan, seperti pembukuan percetakan di Istanbul tahun 1727 M, untuk
kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan
buku-buku Eropa kedalam bahasa Turki. Pembaruan di Turki dilakukan dalam
berbagai bidang untuk meraih kemajuan-kemajuan negara.
Akan
tetapi, usaha-usaha pembaruan itu bukan hanya gagal menahan kemunduran Kerajaan
Turki Usmani yang terus mengalami kemerosotan, tetapi juga tidak membawa hasil
yang diharapkan. Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja
Usmani karena wewenangnya sudah jauh menurun. Di samping itu, keuangan negara
yang terus mengalami kemerosotan sehingga tidak mampu menunjang usaha
pembaruan. Faktor terpenting lainnya yang membawa kegagalan itu adalah karena
ulama dan tentara Yenisseri yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik
dalam kerajaan Usmani serta menolak usaha pembaruan itu. Dengan demikian,
Kerajaan Usmani terus mendekati jurang kehancurannya, sementara Barat yang
menjadi ancaman baginya semakin besar dan bertambah maju.
Modernisasi
di Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah penghalang pembaruan utama,
yaitu tentara Yenisseri dibubarkan oleh Sultan Mahmud II (1807-1839 M) pada
tahun 1826 M. Struktur kekuasaan kerajaan dirombak, lembaga-lembaga pendidikan
modern didirikan, buku-buku berat diterjemahkan kedalam bahasa Turki,
siswa-siswa berbakat dikirim ke Eropa untuk belajar, dan yang terpenting sekali
adalah sekolah-sekolah yang berhubungan dengan kemiliteran didirikan. Bidang
inilah yang utama dan pertama mendapat perhatian. Akan tetapi, meski banyak
mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaruan tetap tidak berhasil
menghentikan gerakan maju Barat ke dunia Islam di abad ke-19 M. Selama abad
ke-18 M Barat menyerang ujung garis medan pertempuran Islam di Eropa Timur,
wilayah kekuasaan Kerajaan Usmani. Akhir dari serangan-serangan itu adalah di
tandatanganinya Perjanjian San Stefano (Maret, 1878 M) dan Perjanjian
Berlin (Juni-Juli, 1878 M) antara
kerajaan Usmani dengan Rusia. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Turki di
Eropa. Sementara sebagian besar daerah berpenduduk mayoritas muslim di Timur
Tengah pada berikutnya muai diduduki bangsa-bangsa Eropa.
Ketika
Perang Dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang kemudian mengalami
kekalahan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan Turki Usmani semakin ambruk. Partai Persatuan
dan Kemajuan memberontak kepada Sultan
dan dapat menghapuskan kekhalifahan Usmani, kemudian membentuk Turki modern
pada tahun 1924 M. Dengan demikian, kesatuan politik dalam Kerajaan Usmani
sejak bergeloranya gerakan pembaruan justru tidak stabil, terutama karena para
sultan tidak mampu mengkomodasi pemikiran yang berkembang dikalangan pemimpin
bangsanya. Di samping itu, peperangan melawan Barat di Eropa Timur terus
berkecamuk, memakan dan menguras tenaga, berakhir dengan kekalahan di pihak
Turki.
Penetrasi
Barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua
bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Prancis, yang memang sedang bersaing.
Inggris terlebih dahulu menanam kan pengaruhnya di India. Prancis merasa perlu
memutuskan hubungan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh
karena itu, pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di bawah
kekuasaannya. Untuk maksud tersebut, Mesir dapat ditaklukkan Prancis yahun 1798
M.
Alasan
lain Prancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-hasil
indrustrinya. Mesir, disamping mudah dicapai, juga dapat menjadi sentral
aktivitas untuk mendristribusikan barang-barang ke Turki, Syiria, Hijaz, begitu
pula ke Timur jauh. Di balik itu, Napoleon Bonaparte sendiri, sebagai Panglima
Ekspedisi Prancis itu memiliki keinginan untuk mengikuti jejak Alexander the
Great dari Macedonia, yang jauhdi masalalu pernah menguasai Eropa dan Asia
sampai ke India. akan tetapi, kondisi politik Prancis menghendaki Napoleon
meninggalkan Mesir tahun 1799 M. Di Mesir, Jenderal Kleber menggantikan
kedudukan Napoleon. Dalam suatu pertempuran laut antara Inggris dan Prancis
Jebderal Kleber kalah. Jenderal Kleber dan ekspedisinya meninggalkan Mesir 31
Agustus 1801 M, dan Mesir terjadi kekosongan kekuasaan.
Kekosongan
itu dimanfaatkan oleh seorang pewira Turki, Muhammad Ali (1769-1849 M) yang
didukung oleh rakyat berhasil mengambil kekuasaan dan mendirikan Dinastinya.
Dimulai oleh Muhammad Ali, Mesir sempat menegakkan kedaulatan dan melakukan
beberapa pembaruan. Tetapi pada tahun 1882 M, negeri ini ditaklukkan oleh
Inggris. Persaingan antara Inggris dan Prancis di Timur Tengah memang sudah
lama dan terus berlangsung. Dengan demikian satu demi satu wilayah-wilayah
Negara Islam jatuh ketangan Imperialisme Barat. Keadaan umat Islam yang semakin
melemah tersebut seakan tiada berdaya menghadapi Imperialisme Barat yang
semakin maju dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan Teknologi modern.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini
sebenarnya memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia
Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kejayaannya di Eropa ataupun kemajuan
yang dicapai dunia Islam di Baghdad. Bangsa Barat banyak berutag budi kepada
para ilmuwan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Keadaan umat Islam yang semakin melemah tersebut seakan tiada
berdaya menghadapi imperialisme Barat yang semakin maju dalam berbagai bidang
khusus didalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
B.
Saran
Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali kesalahan ataupun
koreksi dari para pembaca. Karena menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna menjadikan
makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Amir Munir
Samsul. 2009. Sejarah dan Peradaban Islam. (Jakarta : Amzah)
Sunanto Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. (Jakarta :
Prenada Media)
Hourani Albert. 1998. Islam Dalam Pandangan Eropa. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset)
Ali. K. 1996. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern). (Jakarta
: Raja Grafindo Persada)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar