Metode Penelitian Dasar
"RUMUSAN
MASALAH"
Assayyidatu
Imraatun Khasanah
Kelompok 4
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt., atas segala nikmat
dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul
“Rumusan Masalah” ini dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada sebaik baik
manusia, Nabi dan junjungan kita, Muhammad saw. Keluarganya dan Sahabatnya.
Kemampuan menulis makalah merupakan
kemampuan akademik yang esensi bagi mahasiswa. Mahasiswa harus menguasai
metodologi penulisan makalah. Oleh karena itu, dibuatlah makalah ini sebagai
upaya untuk memberikan stimulus bagi mahasiswa dalam penulisan karya tulis
ilmiah. Selain itu makalah ini juga digunakan untuk mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita mengenai pengertian perkembangan
dalam psikologi pendidikan, dan berbagai teori perkembangan dalam pendidikan.
Penulis telah
berusaha dalam membuat makalah dengan sebaik baiknya, apabila ada kekurangan
dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang
hati menerima saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca. selaku dosen mata
kuliahMetodologi Penelitian Dasar, guna penyempurnaan penulisan-penulisan
berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, amin
ya robbalalamin.
Pekalongan,
05 Juli 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap melakukan
penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan dipecahkan.
Tanpamasalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalahitu, sewaktu akan
mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara
jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya
akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut. Maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun denikian, karena setiap
rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertin Rumusan Masalah?.
2.
Apa Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian?.
3.
Bagaimana Langkah-langkah
cara dalam Merumuskan Masalah?.
4.
Apa Pentingnya Rumusan Masalah?.
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian Rumusan Masalah.
2. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk rumusan masalah .
3.Untuk mengetahui langkah-langkah cara
dalam menyusun rumusan masalah.
4. Untuk mengetahui pentingnya menyusun rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Maka rumusan masalah
itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian
harus didasarkan pada masalah.
Masalah yang perlu di jawab melalui penelitian cukupbanyak dan
bervariasi, misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan
menjadi beberapa sudut tinjauan, yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi,
dan efisiensi pendidikan. .[1]
B.
Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian
ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of
explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif,
komparatif dan asosiatif.
1. Rumusan masalah
deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian
ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu dengan variabel yang lain.
Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif:
a. Seberapa baik kenerja
Departemen Pendidikan Nasional?
b. Bagaimanakah sikap
masyarakat terhadap perguruan tinggi negri Berbadan Hukum?
c. Seberapa tinggi
efektifitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
d. Seberapa tinggi
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di
bidang pendidikan?
Dari beberapa contoh terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian
berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (berbandingan dengan
masalah komperatif dan asosiatif).
2. Rumusan masalah
komperatif
Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda,
atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Adakah
perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negri dan swasta?
(variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu
sekolah negri dan swasta)
b. Adakah
perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu
variabel dua sampel)
c. Adakah perbedaan,
motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari
keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel dua sampel)
d. Adakah
perbedaan kompetensi profosional guru dan kepala sekolah antara
SD, SMP dan SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
3. Rumusan masalah
asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan dua variabel atau lebih.terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu:
a. Hubungan
simetris
Hubungan
simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Adakah hubungan
antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap
murid sekolah? (variabel pertama adalah penjualan es dan yang kedua adalah
kejahatan). Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es
yang terjual. Mungkin logikanya adalah sebagai berikut. Pada saat es banyak
terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang
piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak
kejahatan.
2) Adakah hubungan
antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak?
b. Hubungan kausal
Hubungan
kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
1) Adakah pengaruh
pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak?
(pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel
dependen)
2) Seberapa besar
pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulsan
memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan
memperoleh pekerjaan variabel dependen)
c. Hubungan
interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan
interaktif adalah hubungan saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana
variabel independen dan dependen, contoh:
1) Hubungan antara
motivasi dan prestasi belajar anakSD di Kecamatan A. Di sini
dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat
mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara
kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya,
demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi. [2]
C.
Langkah-langkah cara dalam
Merumuskan Masalah
Sebelum seorang peneliti memulai kegiatannya, peneliti harus
memulai membuat rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut diberi nama
desain penelitian. Ada yang menyebutnya dengan istilah proposal atau usulan penelitian.[3]
Rumusan masalah adalah pokok dari suatu kegiatan penelitian.
Labgkahnya disebut perumusan masalah. Di dalam langkah ini peneliti mengajukan
pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui
kegiatan penelitian.
Setelah peneliti memberikan batasan permasalahan. Maka menjadi
jelas apa yang dipermasalahkan. Inilah yang menjadi poin-poin fokus perhatiannya.[4]
Berikut ini dijelaskan tiga langkah dalam merumuskan masalah
beserta contohnya:
1.
Pilihlah salah satu masalah
Pilihlah salah satu masalah diantara berbagai pilihan yang terkadag
sama-sama menarik dan menantang untuk diteliti. Pilihan yang paling tepat biasanya
didasarkan pada empat pertimbanan yaitu : sesuai dengan minat peneliti,
memungkinkan untuk diteliti, tersedia faktor pendukung, dan ada manfaatnya.
2.
Lakukanlah kajian awal
Melakukan kajian awal sangatlah perlu karena bertujuan untuk
memastikan tujuh hal, yaitu: masalah tersebut belum pernah diteliti orang lain,
memastikan apa yang akan diteliti, mengetahui di mana dan kepada siapa
informasi dapat diperoleh mengetahui cara memperoleh data mengetahui metode ag
tepat untuk menganalisis data mengetahui cara mengambil simpulan, dan
mengetahui manfaat hasil penelitian.
Pada tahap ini sebaiknya anda menentukan dua atau tiga masalah yang
paling menarik dan memungkinkan untuk diteliti menurut pemikira anda. Lalu
ajukan pada guru pembimbing untuk diperiksa lagi agar memberikan saran
berdasarkan berbagai pertimbangan.
3.
Merumuskan masalah menjadi judul penelitian
Setelah kajian
awal dan saram guru pembimbing mengarahkan anda kepada suatu permasalahan, anda
masih harus merumuskan secara spesifik, tajam, jelas dan tegas. Tujuannya, agar
tidak menimbulkan multi interpretasi, walaupun dibaca oleh orang-orang yang
berbeda.
Ketika anda
menentukan untuk meneliti “Pengaruh musik ringan terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI” sebenarnya bukan merupakan rumusan masalah. Akan tetapi
merupakan topik yang akan anda teliti. Agar topik itu menjadi rumusan masalah,
ubahlah susunannya menjadi kalimat pertanyaan. Mislanya “bagaimana pengaruh
musik ringan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI?” rumusan kalimat
pertanyaan seperti itu membuat semakin jelas adanya problematika yang akan
diteliti. Problematika adalah sesuatu yang membutuhkan jawaban atau pemecahan.[5]
.Berikut ini
cara menyusun rumusan masalah
1. Mengidentifikasi subyek area luas yang menarik.
Sebelum memulai merumusakan suatu
rmasalah seorang peneliti sebaiknya selalu menanyakan pada dirinya sendiri apa
yang benar benar menarik bagi dirinya secara profesional.
2. Membagi subyek area luas menjadi sub area
Jika seseorang telah menetapkan subyek area tersebut,
yang sering kali mempunyai banyak aspek, maka seorang peneliti harus membaginya
menjadi beberapa sub area terlebih dahulu.
3. memilih sub area yang paling menarik
Jika peneliti telah membagi subyek
area menjadi beberapa sub area, maka yang paling penting adalah memilih salah
satu atau beberapa sub area yang paling menarik untuk dirumuskan menjadi suatu
masalah penelitian.
4. Mengungkapkan beberapa pertanyaan penelitian
Pada tahap ini, seorang peneliti sebaiknya bertanya pada
dirinya sendiri tentang apa yang sebenarnya hendak dicari pemecahan atau
jawaban dari beberapa sub area tersebut.
5. Merumuskansuatu tujuan (obyektif)
Seorang peneliti harus mempunyai
tujuan atau obyek yang jelas dan nyata dari proses penelitian yang hendak
dilakukan. Obyektif atau tujuan ini ditumbuhkan dari pertanyaan yang diungkapkan
dalam rumusan masalah.
6. Menilai obyektif
Langkah
selanjutnya, seorang peneliti harus menguji obyek tif atau tujuannya guna
memastikan bahwa obyektif tersebut dapat dicapai melalui metode dan prosedur penelitian.[6]
D. Pentingnya Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam Penelitian merupakan
langkah pertama dan langkah paling penting
pada proses penelitin hal ini sama saja seperti menentukan tujuan atau
destnasi ketika hendak berpergian.
Rumusan masalah berperan seperti halnya pondasi
sebuah bangunan. Rumusan masalah penelitian berperan sebagai pondasi suatu penelitian
itu sendiri, jika masalah dirumuskan dengan baik, maka seorang peneliti dapat
berharap bahwa studi atau penelitian atau penelitian yang dilakukan juga akan
berlangsung dengan baik. Seperti dikemukakan oleh Kerlinger, 1986:
Jika seseorang ingin menyelesaikan suatu
masalah, orang tersebut secara umum harus mengetahui apa permasalahan yang
dimaksud. Dapat dikatakan bahwa bagian terbesar suatu permasalahan adalah
terletak pada mengetahui apa yang hendak dicoba dislesaikan oleh seseorang.
Rumusan masalah bisa jadi mempunyai beberapa
bentuk, mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks. Namun apapun
bentuknya, sebaiknya harus selalu memperhatikan beberapa hal.
Dengan
demikian, rumuan masalah bagaikan masukan atau input dalam penelitian,
sedangkan luar atau outputnya ilmiahnya pembahasan yang menyertainya. [7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Maka rumusan masalah
itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian
harus didasarkan pada masalah.
Jika
seseorang ingin menyelesaikan suatu masalah, orang tersebut secara umum harus
mengetahui apa permasalahan yang dimaksud. Dapat dikatakan bahwa bagian
terbesar suatu permasalahan adalah terletak pada mengetahui apa yang hendak
dicoba dislesaikan oleh seseorang.
B.
Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah
selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto
Suharsimi . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014.
Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhardi. 2011. Bergiat
dalam Penelitia Ilmiah Remaja. Flamingo.
Widi
Kartiko Restu, 2010, Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu.
PROFIL PENULIS
PROFIL PENULIS
Nama :
Assayyidatu Zil Kamala Rofi’ah
NIM : 2023114004
TTL : Pekalongan, 27 Juli 1996
Alamat : Podo Kedungwuni
Nama : Inayah
NIM : 2023114057
TTL : Pekalongan, 24 September 1995
Alamat : Kalilembu Karangdadap
PROFIL PENULIS
Nama :Imraatun
Khasanah
NIM :2024115008
TTL : Batang, 13 Oktober 1994
Alamat : Kalisalak Batang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar