Laman

new post

zzz

Jumat, 08 September 2017

SBM D 1-A “HAKIKAT GURU”

MAKNA DAN HAKIKAT GURU
“HAKIKAT GURU”

Nur Kholisa
NIM. 2023116188


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTHIDAIYYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan lancar. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw. yang selalu kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah, Aamiin.
Kemudian kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikan makalah ini, terutama kami berterima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar, yang telah memberi kami tugas membuat makalah ini, karena dengan adanya tugas ini kami berusaha untuk membaca buku dan tahu apa itu makna guru dan hakikat guru itu sebenarnya.
Makalah inikami buat sebagai syarat tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar, dan makalah ini masih bersifat dasar serta singkat, karena bertujuan agar mahasiswa mencari referensi lain, tidak cukup hanya dengan membaca makalah ini saja. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis sekeluarga dan para pembaca yang berbahagia.

Pekalongan, 11 September 2017
Nur Kholisa

                                                                                     



BAB I
PENDAHULUAN
      Hakikat guru yaitu mendidik, mengarahkan, mendiskusikan dan lain-lain kepada murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Guru bisa dikatakan sebagai pemimpin dalam kelas. Oleh karena itu seorang guru harus mengedepankan musyawarah dengan murid-muridnya untuk mencapai kesepakatan bersama yang dihargai semua pihak.[1]
      Menurut kami guru atau pendidik yaitu orang yang penting dalam kemajuan peradaban bangsa ini. Beliaulah yang diharapkan agar bisa mendidik kepribadian dan karakter bangsa ini. berawal dari gurulah seorang peserta didik mampu mengenal bebagai ilmu, nilai, etika, moral, semangat dan dunia luar.





BAB II
PEMBAHASAN


A.    Hakikat Guru
Guru adalah suatu profesi yang titik beratnyaberfungsi sebagai sumber dan orang yang menyediakan pengetahuan bagi anak didiknya. Oleh sebab itu bagaimanaseorang guru memainkanperanan penuhmemberikan pengetahuan atau ketrampilan, agar pengetahuanatau ketrampilan yangdimilikinya tersebutdapat ditranferkan kepada anak didiknya. Dalam arti logika anak didiknya memiliki pengetahuan yang dimiliki oleh gurunya. Hal tersebut tergantungpada berhasil tidaknyaseorang gurumenunaikan tugasdan kewajibannya.Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar ditentukan oleh keberhasilan murid-muridnya dalambelajar berupa prestasi belajarnya.[2]

      Dari sedi bahasa, seperti yang dikutip Abudin Nata dan WJS. Poerwadarminta pendidik adalah orang yang mendidik.      [3]
      Pengertian diatas menjelaskan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan mendidik. Seperti halnya seseorang memberikan pengetahuan, ketrampilan atau pengalaman dan sebagainya bagi siapa saja dan dimana saja. Dalam lingkungan keluarga orang tua sebagai pendidik, guru jika dalam lingkungan sekolah, di kampus disebut dosen, di pesantren disebut murabbi atau kyai dan lain sebagainya.[4]
      Hakikat guru atau mengajar yaitu proses yang menghantarkan siswa untuk belajar. Oleh karena itu inti mengajar meliputi persiapan materi, persiapan menyampaikan dan mendiskusikan materi, memberikan fasilitas, memberikan ceramah dan instruksi serta memberikan inovasi dan motivasi kepada para peserta didik. Secara lebih khusus, mengajar di perguruan tinggi telah bergeser artinya dari konsep pengajaran menjadi pelajar, yaitu individu yangsedang belajar. Individu disini diartikan sebagai dosen dan mahasiswa. Jadi prosesnya bukan hanya memberikan informasi tetapi lebih pada rangsangan belajar atau “sharing the excitement of learning”. Hal ini mengandung arti bahwa mengajar tidak hanya mengajar orang lain, tetapi dosen dan mahasiswa bersama-sama mengajar diri sendiri, dalam arti baik dosen maupun mahasiswa bersama-sama turut belajar.[5]
      Hakikat seorang guru tidak hanya menjadi seorang diri, tetapi ia menyatu pada semua keragaman. Artinya guru pandai dalam menyatukan berbagai keragaman yang dimiliki peserta didik, baik dari keragaman intelektual, keragaman dalam bercakap, keragaman kepribadian, maupun keragaman bakat peserta didik. Walaupun sulit tapi kita harus tetap yakin bisa melakukannya.
      Hakikat guru menuntut seorang guru memiliki kepribadian personal dan sosial. Maksudnya guru harus memiliki sifat atau karakter yang menonjol dari orang lain dalam hal kebaikan. Seperti kepribadian personal lebih cenderung pada perilaku yang dijadikan sebagai teladan, dan kepribadian sosial yaitu seorang guru mampu mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Dari pengertian diatas dapat ditemukan bahwa hakikat guru adalah:
a.       Orang yang memiliki minat, yang tidak pernah bosan dan lelah dalam mencari menambah mapun menyampaikan sebuah ilmu kepada para peserta didik kapanpun.
b.      Orang yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai harapan.
c.       Orang yang bertanggung jawab, mampu mengubah pengetahuan, ketrampilan, kepribadian maupun sikap peserta didik menjadi lebih baik.
d.      Orang yang mempunyai panggilan jiwa, rela berkorban demi kemajuan peserta didik.
e.       Orang yang memiliki idealisme, mau mendengarkan keluh kesah peserta didik dan mampu memberikan solusinya.[6]
      Menurut buku lain menjelaskan bahwa hakikat guru dan tenaga kependidikan adalah:
a.       Merupakan agen pembaharuan.
b.      Berperan sebagia pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat.
c.       Sebagai fasilitator agar peserta didik mampu belajar dengan baik.
d.      Bertanggung jawab atas sukses atau tidaknya hasil belajar siswa.
e.       Bertaggung jawab untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
f.       Menjadi teladan bagi peserta didik.
g.      Menjunjung tinggi kode etik profesi.[7]
Untuk merealisasikan hakikat guru atau mengajar yang sesungguhnya di sekolah, guru harus memiliki pengetahuan/bidang ilmu yang diajarkannya secara dalam dan luas, mempunyai komitmen untuk terus belajar baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam hal metode, jika guru merasa metodenya tidak memadai maka dianjurkan untuk memperbaikinya melalui berbuat latihan metode mengajar untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya.[8]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Dapat kita simpulkan bahwa guru atau pendidik yaitu seseorang yang melakukan kegiatan mendidik agar peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik, baik berupa pengetahuan, etika, moral maupun ketrampilan. Guru sendiri memiliki beberapa hakikat seperti Orang yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai harapan. Dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

B.     Saran
      Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini. Penulis menerima saran dan kritik dari pembaca apabila makalah ini masih terdapat kesalahan menyangkut penulisan maupun yang lainnya.Dan kami harapkan materi yang kami bawakan ini tidak cukup memuaskan bagi pembaca/mahasiswa, agar pembaca/mahasiswa bisa mencari referensi yang lebih daripada makalah apa yang kami buat.









                                                                                                                                



DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2015.Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif. cet. ke- XIX. Jogjakarta: DIVA Press.

Darmadi,Hamid. 2010.Kemampuan Dasar Mengajar.  cet ke II. Bandung: CV Alfabeta.

Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. cet. ke-I. Bandung: CV. Alfabeta.
Daryanto. 2013. Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. cet. ke- I. Yogyakarta: Gava Media.

Muhson, Ali. "MeningkatkanProfesionalisme Guru: SebuahHarapan." JurnalEkonomi&Pendidikan 1.2 (2004).
Mustakim,Zaenal.2009. Strategi Dan Metode Pembelajaran. cet. ke-I. Yogyakarta: Gama Media.

Suyanto dan Jihad, Asep. 2013.  Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga.



Nur Kholisa lahir pada 08 April 1998 di desa Babalankidul, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan. Saya anak ke-3 dari tiga bersaudara dari pasangan Amat camin dan Sopiyah.
Riwayat pendidikan saya dari 1 tahun di TK Mardi Mulyo lulus tahun 2005. enam tahun di SD Babalankidul lulus tahun 2010. Tiga tahun di SMP 1 Bojong lulus tahun 2013. Tiga tahun di MA Ath-Thohiriyyah, Watusalam lulus tahun 2016.
Dan saat ini saya masih menempuh S-1 di IAIN Pekalongan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibthidaiyyah). Dan saat ini pula saya mengabdikan diri di UKK RACANA IAIN Pekalongan.




[1]Jamal Ma’ruf Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif, cet. ke- XIX (Jogjakarta: DIVA Press, 2015), hlm. 41
[2]AliMuhson,  "MeningkatkanProfesionalisme Guru: SebuahHarapan." JurnalEkonomi&Pendidikan 1.2 (2004). Hlm. 93
[3]Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, cet ke II (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hlm. 37
[4]Ibid., hlm. 37-38
[5]Daryanto, Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, cet. ke- I (Yogyakarta: Gava Media, 2013), hlm.56-57
[6]Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran, cet. ke-I (Yogyakarta: Gama Media, 2009), hlm. 12
[7]Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, cet. ke-I (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), hlm. 217
[8]Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar