EVALUASI DAN UMPAN
BALIK
“ Cara Evaluasi dan
Umpan Balik “
Krisna Safitri
2023116161
KELAS
A
PRODI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidahyah-Nya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Evaluasi dan Umpan Balik “ (Cara Evaluasi dan Umpan Bali ).
Makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar juga
untuk menambah pengetahuan kita, terutama bagi pendidik di negeri ini agar kita
lebih memahami bagaimana cara atau langkah-langkah yang harus kita lakukan
dalam mengevaluasi peserta didik dan mendapatkan feedback atau umpan balik yang memuaskan dari peserta didik. Dengan
makalah ini penulis mengharapkan kita akan lebih mengetahui cara atau langkah
yang sesuai dalam melakukan evaluasi dan umpan balik.
Terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan doa dalam penyelesaian
makalah ini. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menampilkan
makalah ini. Apabila ditemukan kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini,
penulis bersedia menerima saran dan kritik.
Pekalongan, 08 September 2017
Krisna Safitri
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema :
Evaluasi dan Umpan
Balik
B.
Sub tema :
Cara Evaluasi dan Umpan
Balik
C.
Pentingnya Dikaji
:
Dalam kegiatan belajar
mengajar seorang pendidik tentunya harus melakukan rangkaian pembelajaran
dengan baik, terutama evaluasi dan umpan balik. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan seorang pendidik dalam melakukan evaluasi diantaranya, melakukan
perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, dan sebagainya. Setelahnya
seorang pendidik dapat melakukan umpan balik. Tidak kalah penting, umpan balik
sangat membantu guru dalam melihat keberhasilan pembelajaran peserta didik.
Oleh karena itu, dengan adanya
makalahsub tema “Cara Evaluasi dan Umpan Balik”, akan diuraikan bagaimanateknik
yang harus dilakukan seorang pendidik dalam melakukan evaluasi dan mendapatkan
umpan balik dari peserta didik, memahami sejauh mana peserta didik paham akan
materi yang telah ia sampaikan selama kegiatan pembelajaran, mengetahui
masalah-masalah apa saja yang dialami peserta didik dalam proses belajar
mengajar sehingga seorang pendidik dapat melakukan tes ulang atau juga menjawab
kembali jawaban tes yang telah diberikan bersama peserta didik. Untuk itu baik
calon pendidik maupun seorang pendidik, mereka harus tahu langkah-langkah apa
saja yang mereka akan gunakan dalam melakukan evaluasi dan umpan balik. Agar
nantinya, tujuan atau kompetensi dalam pembelajaran tersebut dapat tercapai dan
peserta didik dapat menguasai materi dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi dan Umpan Balik
Menurut
bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang artinya penilaian dari akar katanya value, yang artinya nilai.[1]
Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi mengandung
pengertian: suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[2]
Evaluasi dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.[3]
Sedangkan
yang dimaksud umpan balik adalah pemberian
informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada peserta
didik untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya.Umpan
balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar peserta didik dalam kondisi
tertentu saja. Kalau hanya sekedar memberitahu atau menginformasikan hasil
evaluasi, maka umpan balik tidak terlalu memengaruhi hasil belajar peserta didik.
Sebaliknya, umpan balik baru bermanfaat apabila pendidik bersama peserta didik
menelaah kembali jawaban-jawaban tes (umpan balik hasil tes), baik yang dijawab
benar maupun salah oleh peserta didik, dan diberikan kesempatan memperbaiki
jawaban yang salah tersebut.[4]
Umpan balik juga dapat diartikan sebagai pemberian
informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk
memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya. Termasuk dalam
“alat ukur lainnya” itu adalah pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan yang
diajukan guru dalam kelas.[5]
B.
Prosedur Untuk Melakukan Evaluasi
Evaluasi
sebagaimana kita lihat adalah, pengumpulam kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.[6]
Ada beberapa prinsip yang dapat
diterapkan dalam melakukan evaluasi pembelajaran :
1. Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi
kerja tujuan yang telah ditentukan.
2. Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara
komprehensif.
3. Evaluasi diselenggarakan dalam proses
yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
4. Evaluasi dilaksanakan dalam proses
kontinu.
5. Evaluasi harus peduli dan
mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.[7]
Teknik-teknikevaluasidapatdilaksanakanpadaakhirpengajaran
yang mencakupevaluasiterhadapperilakuketrampilan (skilled performance)
danevaluasiterhadapaspekpengetahuan (knowledge).Perilakuketrampilanmeliputiketrampilan-ketrampilankognitif,
psikomotorik, reaktif, daninteraktif.Untukmenilaipengetahuandapatkitapergunakanpengujiansebagaiberikut.
1.
Teknnikpenilaianaspekpengenalan (recognition)
Caranya,
denganmemberikanpertanyaan-pertanyaanberbentukpilihanganda, yang menuntutsiswa
agar melakukanidentifikasitentangfakta, definisi, dancontoh-contoh yang betul.
2.
Teknikpenilaianaspekmengingatkembali (recall)
Caranya,
denganpertanyaan-pertanyaanterbuka-tertutuplangsunguntukmengungkapkanjawaban-jawaban
yang unik.
3.
Teknikpenilaianaspekpemahaman (comprehension)
Caranya, denganmengajukanpertanyaan-pertanyaan
yang menuntutidentifikasiterhadappertanyaan-pertanyaan yang betuldan yang
keliru, konklusi, atauklasifikasi; dengandaftarpertanyaanmatching
(menjodohkan)yang berkenaandengankonsep, contoh, aturan, penerapan,
langkah-langkah, danurutan; denganpertanyaanbentukessay (open ended) yang
menghendakiuraian, perumusankembalidengan kata-kata sendiri, dancontoh-contoh.[8]
Adapun
langkah-langkah dalam melaksankan
kegiatan evaluasi pendidikan secara umum
yang dapat dilakukan seorang guru adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa
saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknik apa yang hendak dipakai,
siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, indikator, data apa saja yang
hendak di gali, dan sebagainya).
2. Pengumpulan data (tes, observasi,
kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan).
3. Verifikasi data (uji instrumen, uji
validitas, uji reabilitas, dan sebagainya).
4. Pengolahan data (memaknai data yang
terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di oalah dengan statistik
atau nonstatistik, apakah dengan parametrik atau nonparametrik, apakah dengan
manual atau dengan software).
5. Penafsiran data, (ditafsirkan melalui
berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika
ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?)
interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan sehingga akan tampak
hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan
lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.[9]
C.
Teknik mendapatkan umpan balik
Kondisi
atau keadaan peserta didik maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan
usaha pemberian umpan balik terhadap belajar peserta didik. Berikut ini
beberapa ketentuan mengenai umpan balik:
1. Umpan balik tidak mempermudah
proses belejar jika:
a. Peserta didik sudah mengetahui jawaban
yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu. Misalnta, mencontek
jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu ke dalam pemikirannya
sendiri
b. Bahan yang hendak dipelajari terlalu
sukar dimengerti oleh peserta didik sehingga umumnya hanya menebak jawaban
soal-soal yang diberikan.
2. Umpan balik membantu dan mempermudah
proses belajar apabila syarat-syarat di bawah ini dipenuhi:
a. Mengonfirmasi jawaban-jawaban benar yang
diberikan oleh peserta didik, dan menyampaikan kepada peserta didik seberapa
jauh dia memahami materi belajar yang telah disampaikan
b. Mengidentifikasi kesalahan serta
memperbaikinya atau menyuruh peserta didik memperbaiki sendiri.
Umpan balik yang diberikan oleh
peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung ternyata
beranekaragam, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru. Dari
rangsangan tersebut, muncullah interaksi antara guru dan peserta didik, jika
peserta didik memberi rangsangan dalam bentuk tanya maka guru akan memberi
tanggapan dalam bentuk jawab.
Dengan demikian, seorang guru dapat
mengidentifikasi apakah peserta didik dapat melanjutkan pelajaran dengan materi
berikutnya. Materi pembelajaran selanjutnya tidak dapat diberikan secara
maksimal jika pendidik tidak tahu secara pasti hasil pembelajaran sebelumnya.
Berdasakan alasan ini, pendidik dapat mengetahui hasil pembelajaran sebelumnya
dengan cara;
1. Lewat kesan yang diperoleh selama
pembelajaran itu berlangsung;
2. Lewat informasi sederhana dari pihak peserta
didik melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang diajukan oleh pendidik selama
atau setelah pembelajaran;
3. Melalui informasi tertulis dari pihak
peserta didik yang diperoleh dengan ujian singkat;
4. Mempelajari hasil ujian yang diadakan
pada akhir pembelajaran;
Tiga hal yang pertama di atas
berhubungan dengan umpan balik yang dilakukan terhadap tiap periode
pembelajaran. Hal ini dapat disebut umpan balik dalam proses pembelajaran,
sedangkan hal yang keempat berhubungan dengan evaluasi pada akhir pembelajaran.
Umpan balik tidak hanya dalam
bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk mental yang selalu berproses untuk
menyerap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk mendapatkan umpan
balik dari peserta didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat
dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini akan
diuraikan beberpa teknik dalam mendapatkan umpan balik.
1.
Memancing apersepsi anak didik
Anak didik adalah
makhluk individual. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik memengaruhi sikap
dan tingkah lakunya. Sikap, perilaku, dan pandangan hidup anak dipengaruhi oleh
lingkungan yang membentuknya. Pengetahuan yang anak miliki sesuai dengan apa
yang dia dapatkan dari lingkungan kehidupannya sebelum masuk sekolah.
Latar belakang
kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan
mengetahui dari mana anak berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa
anak. Pengalman apa yang telah dimiliki anak adalah hal yang sangat membantu
untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang
menjadi kesenangannya.
Dguru dapat
memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam
melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya
tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan bahan pelajaran. Anak mudah
menyerap bahan yang bersentuhan apersepsinya. Bahn pelajaran yang belum pernah
didapatkan dan masih asing baginya, mudah diserap bila penjelasannya dikaitkan
dengan apersepsi anak.[10]
2.
Memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel
Bahan pelajaran adalah
isi yang dismpaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam penyampaian
bahan atau materi pembelajaran biasanya terdapat dia antara anak didik yang
kurang mampu mengolah atau memahami bahan pembelajran dengan baik. Salah satu
penyebabnya adalah dari aspek guru.
Untuk seorang guru yang
kurang terbiasa berbicara dan kurang pandai memilih kata serta kalimat yang
dapat mewakili isi pesan dari sebuah
materi pembelajaran akan mengalami kesulitan untuk membuat anak didik paham
atas apa yang disampaikan dan seorang guru yang pandai bermain kata pun
terkadan menemukan kesulitan untuk menanamkan pengertian atas bahan pelajaran
yang telah ia sampaikan. Bahan pelajaran yang rumit dan kompleks cukup sukar
untuk digambarkan dengan kata atau kalimart. Hal ini bisa membuat anak didik menunjukkan
sikap tak acuhnya atas apa yang disampaikan guru.
Guru yang menyadari hal
ini sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk menjelaskan isi materi
pembelajaran. Fakta, konsep, atau prinsip yang kurang dapat dijelaskan dengan
kata-kata dapat diperjelas menggunakan alat bantu. Alat bantu yang cocok dapat
mengkonkretkan masalah yang rumit dan kompleks seolah-olah sederhana.[11]
3.
Memilih bentuk motivasi yang akurat.
Proses belajar mengajar
adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak
didik. Salah satu faktor yang dapat membuat situasi pembelajaran kondusif
adalahmotivasi belajar anak. Guru tidak menutupi bahwa di dalam kelas tentunya
ada sekelompok anak didik yang mempunyai motivasi belajar dan ada sekelompok
anak didik yang belum bermotivasi untuk belajar.
Ketika guru menemui hal
yang seperti itu, maka perlu diambil langkah yang dapat menimbulkan motivasi
belajar pada sekelompok anak tersebut. Dalam usaha membangkitkan gairah belajar
anak didik, ada enam hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:
a. Membangkitkan dorongan kepada anak didik
untuk belajar.
b. Menjelaskan secara konkret kepada anak
didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi
yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang
lebih baik lagi.
d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
e. Membantu kesulitan belajar anak didik
secara individual atau kelompok.
f. Menggunakan metode yang bervariasi.
Kemudian
ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat
anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi yang
dimksud adalah :
a.
Memberi angka
Angka dimaksud adalah
sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang
diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan
yang telah mereka peroleh dari penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi
yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
bahkan untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Angka ini biasanya terdapat
dalam buku rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam
kurikulum.
b.
Hadiah
Hadiah adalah sesuatu
yang diberikan kepada orang lain sebagai bentuk penghargaan. Pemberian hadiah
bisa diterapkan di sekolah. Guru dapat memberikan hadiah kepada anak didik yang
berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti dilakukan pada kenaikan kelas. Tetapi
dapat pula dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan
hadiah berupa apa saja kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan
tugas, benar menjawab ulangan formatif yang diberikan dapat meningkatkan
disiplin dalam belajar, taat kepada tata tertib sekolah dan sebagainya. Hadiah
yang diberikan dapat berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, buku bacaan,
dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar anak didik.
Demikian juga halnya hadiah berupa makanan seperti gula-gula, permen, roti, dan
sebagainya dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.
c.
Pujian
Pujian adalah alat
motivasi yang positif, anak-anak sangat senang dipuji atas sesuatu pekerjaan
yang telah selesai dikerjakannya dengan baik. Anak yang dipuji merasa bangga
karena hasil kerjanya mendapat pujian. Kata-kata seperti “kerjamu bagus”,
“kerjamu rapi”, “selamat sang juara baru”, dan sebagainya adalah kata-kata yang
dapt diberikan dalam pujian. Pujian ini
dapat digunakan sebagai alat motivasi. Guru dapat menggunakan pujian untuk
menyenangkan perasaan anak didik. Pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan
kegiatan anak didik pada hal-hal yang menunjang tujuan pengajaran.
d.
Gerakan tubuh
Gerakan tubuh merupakan
penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik, sehingga proses
belajar lebih menyenangkan. Hal ini karena terjadi interaksi antara guru dan
anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Gerakan tubuh dapat meluruskan
perilaku anak didik yang menyimpang dari proses pembelajaran. Misalnya, suatu
ketika guru dapat bersikap diam untuk memberhentikan kelas yang gaduh.
e.
Memberi tugas
Tugas adalah suatu pekerjaan
yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Tugas dapat diberikan oleh guru
setelah selesai menyampaikan bahan pelajaran. Tugas yang diberikan dapat berupa
rangkuman dari bahan pelajaran yang baru saja disampaikan, membuat kesimpulan,
menjawab masalah tertentu yang telah dipersiapkan, dan sebagainya.[12]
4.
Menggunakan metode yang bervariasi
Metode adalah strategi
yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Metode yang
digunakan oleh guru tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Penggunaan metode akan menghasilkan kemampuan yang sesuai dengan
karakteristik metode tersebut. Penggunaan metode yang bervariasi dapat
menggairahkan belajar anak didik. Pada suatu kondisi tertentu anak didik merasa
bosan dengan metode ceramah, maka guru perlu alih dengan suasana yang lain
seperti metode tanya jawab, diskusi kelompok, atau penugasan. Adanya metode
yang bervariasi dapat menjembatani gaya belajar anak didik dalam menyerap
materi pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan
penggunaan metode yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.[13]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Evaluasi dalam pembelajaran dapat
diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan umpan balik diartikan sebagai pemberian informasi
yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki
atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya. Termasuk dalam “alat ukur
lainnya” itu adalah pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan yang diajukan guru
dalam kelas. Dalam melakukan evaluasi guru dapat menerapkan beberapa prinsip
evaluasi yaitu, (1) evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang
telah ditentukan, (2) evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif, (3)
evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta
didik, (4) evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu, dan (5) evaluasi harus
peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
Selanjutnya untuk mendapatkan umpan
balik dari peserta didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat
dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Beberapa teknik umpan
balik yang dapat dilakukan adalah memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan
taktik alat bantu yang akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat, dan menggunakan
metode yang bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahridan Aswan. 2013.Strategi Belajar Mengajar.Cet.ke-5.Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Hamalik, Oemar.2011.PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatan System.Jakarta:PTBumiAksara.
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi Dan Metode Pembelajaran (edisi
revisi). Pekalongan:IAIN Pekalongan Press.
Silverus, Suke. 1991.Evaluasi Hasil Belajar
Dan Umpan Balik. Jakarta:PT Grasindo.
Sukardi.
2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Opersionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryani, Nunung dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:Penerbit
Ombak.
PROFIL
Nama : Krisna
Safitri
Tempat, Tanggal
Lahir : 26 September 1997
Riwayat
Pendidikan :
1.
TK
Yayasan Wanita Kereta Api
2.
SDN
Bendan 01 Pekalongan
3.
SMP
N 03 Pekalongan
4.
SMA
N 02 Pekalongan
5.
Sedang
menempuh Pendidikan S-1 jurusan PGMI di IAIN Pekalongan
Alamat : Jl.
Slamet No. 23 C Bendan Pekalongan
[1]Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran (edisi
revisi),(Pekalongan:IAIN Pekalongan Press,2017), hlm. 178
[2]Nunung Suryani Dan Leo
Agung, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)
hlm.160-161
hlm.160-161
[4]Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran (Edisi
Revisi),(Pekalongan:IAIN Pekalongan Press,2017), hlm. 190
[5]Suke Silverus, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik (Jakart:PT
Grasindo, 1991) hlm.148
[7]Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Opersionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm.4-5
[8]OemarHamalik,
PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatan System, (Jakarta:PTBumiAksara,
2011), hlm.221-222
[9]Nunung Suryani Dan Leo
Agung, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)
hlm. 169-170
hlm. 169-170
[10]Syaiful Dan Aswan, Strategi
Belajar Mengajar,Cet.Ke-5(Jakarta: PT RINEKA CIPTA,2013)hlm. 143-144
Tidak ada komentar:
Posting Komentar