SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI
“Allah SWT Sebagai Pendidik”
(Q.S Ar-Rahman ayat 1-4)
Luthfi Marie Almalik
NIM. 2117165
KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah
SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan pui syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan insan-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tafsir Tarbawi . subyek pendidikan
hakiki “Allah SWT sebagai pendidik” Q.S Ar-Rahman 1-4, Makalah ini telah saya
susun dengan semaksimal mungkin.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis minta maaf kepada semua pihak yang merasa
berkenan. Namun demikian, penulis selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik.
Penulis
Pekalongan,
23 Oktober 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Surah
Ar-Rahman adalah surahke-55
dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah,
terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah
ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah.
Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah swt.
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak
terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Pendidik merupakan faktor utama
dalam pembetukan pribadi manusia. Pendidik sangat berperan dalam pembentukan
baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Pendidik dalam pendidikan islam adalah setiap orang
dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya
dan orang lain.
Ini berarti
bahwa pendidik merupakan sifat yang lekat pada setiap orang karena tanggung
jawabnya atas pendidikan. Jadi untuk menjadi
pendidik yang baik dan sebagai panutan siswa-siswi atau peserta didik maka kita
harus mengetahui subjek pendidkan yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi,
maka dengan memahai Quran surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita sebagai calon pendidik
akan mengetahui sikap yang harus dimiliki soerang pendidik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidik
Dalam konteks pendidikan islam,
pendidik disebut dengan murabbi, muallim dan muaddib. Kata murabbi berasal
dari kata rabba, yurabbi.Kata nuallim isim fail dari allama,
yuallimu sebagaimana ditentukan dalam al-qur’an ( Q.S Al-Baqarah;31 ), sedangkan kata muaddib, berasal
dari addaba, yuaddibu, seperti sabda rasul: “allah mendidikku, maka ia
memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan”.
Gambaran tentang hakikat pendidik
dalam islam, adalah orang-orang yang bertanggung jaawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik afektif,
kognitif, dan psikomotor. Senada dengan ini Moh. Fadhil al-Djamali menyebutkan,
bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik
sehingga terangkat derajat kemanusiaanya sesuai kemampuan dasar yang dimiliki
oleh manusia.[1]
Dalam wacana keislaman, pendidikan
lebih popular dengan istilah tarbiyyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah, irsyad, dan
tadris.dari masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan makna
tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Namun,
kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah satunya, sebab
salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang lain.[2]
B. Dalil Allah sebagai Pendidik
اَلرَّحْمٰنُۙ عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ خَلَقَ
الْاِنْسَانَۙ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
Artinya
: ‘Yang Maha Pengasih. Telah mengajarkan Al-Qur'an. Menciptakan manusia. Mengajarnya
pandai berbicara’.
1. TafsirAl-Azhar
Ar-Rahman,
Yang Maha pemurah (ayat 1)
Arti dari Rahman adalah amat luas,
kalimat dalam pengambilannya ialah RAHMAT. Yang berarti
kasih,sayang,cinta,pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dan kehidupan
manusia dan terbentang didalam segala mahkluk yang wujud dalam dunia ini.
Didalam ayat-ayat Al-Quran kita akan bertemu dengan ayat-ayat yang
menyebutkan Rahmat Allah, tidak kurang dari pada 60 kali,Rahim
sampe 100kali.
“Yang Mengajarkan Al-Qur’an” (ayat 2)
“Yang Mengajarkan Al-Qur’an” (ayat 2)
Inilah salah satu dari Rahman, atau
kasih sayang tuhan kepada manusia, yaitu diajarkan kepada manusia itu
Al-Qur’an, yaitu wahyu ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Yang
engan sebab al_Qur’an itu manusia di keluarkan dari pada gelap gulita kepada
terang benerang, dibawah kepada jalan yang lurus.
“Yang Menciptakan Manusia”.(ayat 3)
Penciptaan manusiapun adalah satu
diantara tanda Rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab, di antara makhluk ilahi di
dalam alam, manusia lah satu-satunya makhluk yang paling mulia.
“ Yang mengajarkan kepadanya berbicara” (ayat 4)
Berubahlah Rahman Allah kepada
manusia tadi lebih sempurna lagi, karena manusia pun diajar oleh Tuhan
menyatakan perasaan hatinya dengan kata-kata. Itulah yang di dalam bahasa Arab
disbut “Al-Bayaan” yaitu
menjelaskan,menerangkan apa yang
terasa dihati sehingga timbulah bahasa-bahasa. Kita pun sudah sama maklum
bagaimana pentingnya kemajuan bahasa karena orang dalam
kesanggupannya memakai bahasa, memakai bicara. Alangkah malang yang tidak
sanggup memakai lidahnya untuk menyatakan perasaan hatinya. “bagi orang bisu
yang bermimpi” ke mana dan bagaimana dia akan menerangkan mimpinya? Oleh sebab
itu jelas baha pemakaian bahasa adalah salah satu diantara Rahman Allah juga di
muka bumi ini.[3]
2. Tafsir Al-Maraghi
اَلرَّحْمَنُعَلَّمَالْقُرْءَانَ
Allah telah mengajarkan
nabi Muhammad SAW. Al-Quran dan Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya.
Ayat ini turun sebagai jawaban kepada penduduk Mekah ketika mereka
mengatakan
اِنَّمَايُعَلِّمُهُبَشَرُ
“Sesungguhna Al-Quran itu diajarkan oleh seseorang
manusia kepada-nya(Muhammad).” (An-Nahl, 16:103)
Dan oleh karena itu surat ini menyebut-nyebut tentang
nikmat-nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, maka
terlebih dahulu Allah menyebutkan nikmat yang merupakann nikmat terbesar
kedudukannya dan terbanyak manfaatnya, bahkan paling sempurna faidahnya, yaitu
nikmat diajarkannya Al-Qura’anul Karim. Karena dengan mengikuti Al-Qura’nul
Karim maka diperoleh kebahagian dunia dan di akhirat dan dengan menempuh
jalannya. Lalu diperolehlah segala keinginan di dunia dan di akhirat karena
Al-quran lah puncak dari segala kiab samawi, yang telah diturunkan pada makhluk
Allah yang terbaik.
خَلَقَالْإنْسَانَعَلَّمَهُالْبَيَانَ
Dia telah menciptakan umat manusia ini dan mengajarinnya
mengungkapkan apa yang yang terlintas dalam hatinya dan terbaik dalam
sanubarinya. Sekirannya tidak demikian, maka Nabi Muhammad SAW. takkan dapat
mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Oleh karena manusia itu mahkluk sosial menurut tabiatnya
yang tak bisa hidup kecuali bermasyarakat dengan sesamannya, maka haruslah ada
bahasa yang digunakan untuk dapat memahamkan sesamannya dan untuk menulis
kepada sesamannya yang berada ditempat jauh dan negeri-negeri sebrang,
disamping untuk memelihara ilmu-ilmu tedahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh
generasi berikut dan supaya ilmu ilmu itu dapat ditambah oleh generasi
mendatang atas hasil usaha yang diperoleh oleh generasi yang lalu.
Ini adalah nikmat ruhani terbesar yang tak bisa
ditandingi dengan nikmat lainya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu Allah SWT
mendahulukan penyebutannya atas nikmat-nikmat lain yang akan disebutkan nanti.[4]
3. Tafsir Al-Misbah
Surat ini dimulai dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang
menyeluruh ar-Rahman, yakni Allah yang mencurahkan rahamat kepada seluruh
mahkluk dalam kehidupan didunia ini, baik manusi atau jin yang taat dan
durhaka, malaikat,binatang maupun tumbuhan-tumbahan dan lain-lain.
Setelah menyebut rahmat-rahmat-Nya sacara umum, disebut
rahmat dan nikmat-Nya yang teragung sekaligus menunjukan kekuasaan-Nya
melimpahkan sekelumat dari sifat-Nya yakni dengan menyatakan: Dialah yang telah
mengajarkan al-Quran kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
C. Aplikasi Dalam Kehidupan
Kepengasihan
Allah SWT terhadap makhluknya tidak memandang tingkat ketaatan mahkluk dalam
menjalankan perintahNya. Sehingga Allah SWT mengasihi setiap mahkluk yang telah
diciptakan secara merata.
D. Aspek Tarbawi
1.
Sebagai pendidik harus memiliki sifat yang
pengasih tanpa pengecualian baik kepada yang pintar, pendiam, dan yang nakal.
Kita harus menyayangi tanpa pandang bulu.
2.
Mengajarkan qur’an. Ini menunjukan bahwa seorang
guru harus terlebih dahulu mempersiapkan qur’an, dengan konteks ini qu’an
diterjemahkan kedalam materi pelajaran.
3.
Seorang guru hendaknya mengarahkan siswanya
menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung pada
ketaqwaan kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari surat ar-rahman ayat 1-4 kita
dapat mengambil beberapa pelajaran yang terdapat dalam surat itu, dimana Allah
SWT itu sebagai pendidik pertama dimuka bumi dan alam semesta ini.
Dalam surat ar-rahman ayat 1-4 kita diajarkan menjadi
seorang pendidik yang sebenarnya, yang harus memiliki sifat rahman (kasih
sayang), dan sebagai seorang pendidik kita harus mengajarkan apapun dengan
sejelas-jelasnya, seperti ayat ke-4 yang berbunyi “allamahul bayan”
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Musthofa Al-Maraghi.1989. Tafsir Al Maraghi. Karya Toha Putra.
Semarang
Hamka,1982,TafsirAl Azhar,Pustaka Panjimas, Jakarta
Muhammad muntahibun,2011,ilmu pendidikan islam,Teras, Yogyakarta
Ramayulis,2002, Ilmu Pendidikan
Islam, Kalam Mulia, Jakarta
Biodata Penulis
Nama : Luthfi Marie Almalik
Alamat : Tegaldowo rt 3 rw 2 kec tirto kab
pekalongan
Ttl : Pekalongan, 16 maret 1999
Hobi : joging
Tidak ada komentar:
Posting Komentar