Laman

new post

zzz

Kamis, 18 Oktober 2018

TT A G2 SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI “KARAKTERISTIK ALLAH SWT SEBAGAI PENDIDIK”


SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI
“KARAKTERISTIK ALLAH SWT SEBAGAI PENDIDIK”
(QS. AL-FATIHAH, 1:1-4)

FATIN BAHIYAH
NIM. 2117264
Kelas: A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018





KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt. yang telah memberikan begitu banyak limpahan nikmat sehingga di antara nikmat-Nya tersebut penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah dalam rangka nenuntut ilmu.
Shalawat beriringkan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada baginda kita yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman ilmiah yakni Nabi besar Muhammad Saw. juga kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya, serta sampai kepada kita selaku umatnya hingga hari kiamat Amiin.
Selanjutnya makalah yang berada di hadapan pembaca merupakan uraian materi yang ditulis mengacu kepada silabus mata kuliah Tafsir Tarbawi yaitu tentang  “Karakteristik Allah Sebagai Pendidik”.yang Alhamdulillah telah selesai ditulis. Tidak akan ada kata selesai disusun makalah ini melainkan dukungan dari semua pihak baik segi moril maupun materil. Untuk itu penulis sampaikan banyak terima kasih.
Sudah barang tentu dalam makalah ini tidak luput dari kekeliruan ataupun kekurangan baik dalam materi maupun dalam hal ikhwal penyusunan. Untuk itu penulis bermohon maaf dan tak lupa untuk sedia menerima berbagai masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaannya.
Atas perhatian dan partisipasinya kami mengucapkan Terima kasih.




Pekalongan, 15 Oktober 2018


Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
Kata pengantar                                                                                                             i        
Daftar Isi                                                                                                                     ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      LatarBelakang............................................................................................. iii
B.       RumusanMasalah........................................................................................ iii
C.       Tujuan.......................................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Allah sebagai pendidik............................................................. 1
B.     Ayat karakteristik Allah sebagai pendidik..................................................... 4
C.     Al-Asma Al-Husna dalam QS al-fatihah........................................................ 5
D.    Aplikasi dalam kehidupan.............................................................................. 5
E.     Aspek tarbawi................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................................
B.      Biodata pemakalah.........................................................................................         
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Fatihah merupakan surah mulia yang terdiri dari tujuh ayat berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al-Fatihah (pembuka) karena kedudukannya sebagai pembuka semua surah yang terdapat dalam Al-Quran. Ia diletakkan pada lembaran awal untuk menyesuaikan urutan surah dan bukan berdasarkan urutan turunnya. Walaupun ia hanya terdiri beberapa ayat dan sangat singkat namun ia telah menginterpretasikan makna dan kandungan Al-Quran secara komprehensif. Pada surat Al-Fatihah ayat 1-4 ini.
Pendidian merupakan factor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normative. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memeberikan jsminan bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasi secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik yang harus dimiliki pendidik?
2.      Apa dalil karakter Allah sebagai pendidik?
3.      Apa Al-Asma Al-Husna yang terdapat dalam surat Al-Fatihah?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui karakteristik yang harus dimiliki pendidik
2.      Mengetahui dalil karakteristik Allah sebagai pendidik
3.      Mengetahui Al-Asma Al-Husna yang terdapat dalam surat Al-Fatihah







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Allah sebagai Pendidik
1.      Pengertian karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
2.      Pengertian Pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara itu secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.[1]
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.
3.      Karakter Allah sebagai pendidik
Dengan adanya sifat Allah yaitu ar-Rahman ar-Rahim yang menunjukkan betapa sempurna kasih sayang Allah  terhadap makhluk yaitu mencakup perintah dan larangan. walaupun pada umumnya perintah dan larangan itu tidak sejalan dengan dorongan nafsu manusia, serta terasa berat bagi manusia. Itu semua merupakan perlakuan Allah terhadap manusia atas dasar pemeliharaan, bimbingan dan pendidikan guna kemaslahatan.
Kata rabb yang mendahului kata alam tersebut, yang berarti mendidik, membina, mengarahkan dan mengembangkan yang mengharuskan adanya unsur kehidupan seperti makan dan minum serta berkembang biak. Allah mengatur perilaku orang-orang yang berakal dengan cara memberikan perintah larangan,dan balasan. Hal ini sejalan dengan ungkapan malik al-naas yang mengatur dan merajai manusia.
dapat disimpulkan bahwa setiap pujian yang baik hanyalah untuk Allah, karena Dialah sumber segala yang ada. Dia-lah yang menggerakkan seluruh alam dan mendidiknya mulai dari awal hingga akhir dan memberikannya nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan. Dengan demikian puji itu hanya kepada pencipta, dan syukur kepada yang memiliki keutamaan.[2]
B.     Tasir dari Al-Quran Surat Al-Fatihah ayat 1-4

.بِسْمِ اللّهِ ا لرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ .۱
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ألْعَالَمِيْنَ .۲
الرَّحْمَنِ الَّحِيْمِ.۳
مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ .۴
1.      Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang.
2.      Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
3.      Yang Maha pemurah lagi Maha penyayang.
4.      Yang mempunyai hari pembalasan.
a.       Tafsir Ibnu Katsir
Bismillah dengan nama Allah. susunan kalimat yang demikian ini dalam Bahasa Arab berarti susunan kata-kata yang mendahuluinya yaitu: aku memulai perbuatan ini dengan nama Allah, untuk mendapat berkat dan pertolongan rahmat Allah sehingga dapat selesai dengan sempurna dan bai, juga untuk menyadari kembali sebagai makhluk Allah, bahwa segala-galanya tergantung pada rahmat karunia Allah. ar-Rahman Ar-Rahim, dua kalimat pecahan dari rahmat untuk menyebut kelebihan, dan kata Rahman lebih luas dari Rahim. “Alhamdu Lillahir Rabbil Alamin”. Segala puji bagi bagi Allah Tuhan yang memelihara alam semesta. Ibnu jariri berjata,”Alhamdulillah, syukur yang ikhlas melulu kepada Allah tidak kepada lain-lain-Nya daripada makhluk-Nya, syukur itu karena nikmatnya yang diberikan kepada hamba dan makhluk-Nya. Rabb berarti pemilik yang berhak penuh, Ar-Rahman berarti yang memberi nikmat yang sebesar-besarnya, Ar-Rahim yang memberi nikmat halus sehingga tidak terasa, padahal, nikmat besar.[3]

b.      Tafsir Al-Maraghi
Kata al-ismu dalam bahasa Arab berarti kata yang menunjukkan pada suatu dzat atau bisa menunjukkan kepada suatu yang bersifat maknawi. Di dalam menyebut nama Allah diharuskan adanya kterlibatan hati dan lisan di dalam rangka mengingat keagungan dan kebesaran Allah, serta nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Didalam sebuah hadits disebutkan bhwa Al-Hamdu itu berarti inti ungkapan rasa syukur. Seorang hamba yang tidak bersyukur kepada Allah berarti ia tidak pernah memuji-Nya.setiap pujan hanyalah bagi Allah sebab, Dia-lah sumber terciptanya semua makhluk. Kata AR-Rahim berarti sifat yang tetap pada Allah. dari sifat inilah lahir kebajikan dan kasih saying Allah. kata Ad Dien, secara Bahasa berartiperhitungan, pahala dan pembalasan. Itulah makna yang sesuai dalam hubungan ini, dikatakan Maliki yaumi’d-Din agar diketahui bahwa din itu mempunyai hari tertentu, yakni ketika manusia menerima balasan.[4]
c.       Tafsir Al-Azhar
Kata ALHAMDU LILLAHI; segala puji bagi Allah. tidak ada yang lain yang berhak mendapat pujian itu, meskipun misalnya ada orang berjasa baik kepada kita, meskipun kita memujinya hakikat puji hanya kepada Allah. sebab orang itu tidak dapat berbuat apa-apa kalau tidak karena Tuhan Yang Maha Murah dan penyayang. Yang Maha Murah, Yang Maha Penyayang. Ayat ini menyempurnakan maksud ayat yang sebelumnya. Jika Allah sebagai Rabb, sebagai pemelihara dan pendidik bagi seluruh alam tidak lain maksud isi pendidikan itu, melainkan karena kasih saying-Nya semata dan karena murah-Nya belaka. Maka apabila Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah disambung dengan Maliki yaumiddin, barulah seimbang pengabdian dan pemujaan kita kepada Tuhan. Hidup tidak berhenti hingga kini saja, aka nada sambungannya lagi yaitu hari pembalasan, hari agama yang sebenarnya dimana kita harus mempertanggung jawabkan semua tingkah laku kita di dunia.[5]
C.    Al-Asma Al-Husna dalam QS. Al-Fatihah
Pembuktian asma’ Allah yang ada lima (Allah, Ar-Rabb, Ar-Rahman, Ar-Rahim, dan Al-Malik) dilandaskan kepada dua dasar:
Dasar pertama, Asma’ Allah menunjukkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Asma ini merupakan sifat yang baik, karena kalau asma Allah tidak memiliki makna apapun maka bukan dinamakan Husna dan tidak menunjukkan kesempurnaan.
Dasar kedua, asma Allah menunjukkan Dzat dan sifat yang disesuaikan DenganNya, maka dia juga menunjukkan dua bukti lainnya yang sifatnya kandungan dan keharusan.
Sifat keagungan dan keindahan lebih dikhususkan untuk nama “Allah”. Perbuatan, kekuasaan, kesendiriann-Nya dalam memberi mandaaf dan mudhorot, memberi dan menahan, kehendak, kesempurnaan, dan kekuatan lebih dikhususkan untuk nama “Ar-Rabb”. Sifat ihsan, murah hati, pemberi dan lemah lembut lebih di khususkan untuk “Ar-Rahman”.
Pada kata (الحمدالله) al-hamdu lillah/ segala puji bagi Allah, huruf lam/ bagi yang menyertai kata Allah mengandung makna pengkhususan bagi-Nya. Ini berarti bahwa segala puji hanya wajar dipersembahkan kepada Allah swt.
sifat Rahman dan Rahim, kesan tentang kuasa mutlak akan bergabung dengan kesan rahmat dan kasih sayang. Ini mengantar kepada keyakinan bahwa Allah swt. adalah Maha Agung lagi Maha Indah, Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
 Kata Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. Malik yang biasa diterjemahkan dengan raja adalah yang menguasai dan menangani perintah dan larangan, anugerah dan pencabutan dan karena itu biasanya kerajaan terarah kepada manusia dan tidak kepada barang yang sifatnya tidak dapat menerima perintah dan larangan.[6]
D.    Aplikasi dalam kehidupan
1.      Selalu mawas diri bahwa di dunia ini yang berhak dipuji hanyalah Allah semata.
2.        Selalu memuji Allah sebagi rasa syukur kita kepada Allah.  
3.      Mempelajari sifat-sifat Allah sebagai pendidik agar kita dapat menjadi pendidik yang baik.
4.      Selalu berusaha menjadi pendidik yang baik.
E.     Aspek Tarbawi
1.      Bahwa Allah memberikan ilmu kepada hamba-Nya dengan berbagai cara.
2.      Selalu memberikan kasih sayang terhadap peserta didik kita seperti Allah yang memberikan kasih sayang terhadap hambanya.
3.      Bahwa pendidikan harus disertakan pembinaan.
4.       tiada yang berhak diibadahi dan dimintai pertolongan kecuali hanya Allah SWT semata.





























BAB III
A.    KESIMPULAN
pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara itu secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Dengan adanya sifat Allah yaitu ar-Rahman ar-Rahim yang menunjukkan betapa sempurna kasih sayang Allah  terhadap makhluk yaitu mencakup perintah dan larangan. walaupun pada umumnya perintah dan larangan itu tidak sejalan dengan dorongan nafsu manusia, serta terasa berat bagi manusia. Itu semua merupakan perlakuan Allah terhadap manusia atas dasar pemeliharaan, bimbingan dan pendidikan guna kemaslahatan.
Sifat keagungan dan keindahan lebih dikhususkan untuk nama “Allah”. Perbuatan, kekuasaan, kesendiriann-Nya dalam memberi mandaaf dan mudhorot, memberi dan menahan, kehendak, kesempurnaan, dan kekuatan lebih dikhususkan untuk nama “Ar-Rabb”. Sifat ihsan, murah hati, pemberi dan lemah lembut lebih di khususkan untuk “Ar-Rahman”.















DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi Musthafa Ahmad. 1985. Terjemah Tafsir Al-Maragh.Semarang :Toha Putra

Bahreisy Salem dan Said Bahreisy. 1987.  Terjemah Singkat Tafsir IBNU KASTIER. Surabaya:PT Bina Ilmu.

Hamka. 1981. Tafsir Al-Azhar.UUDP: Yayasan Nurul Islam.

Nata, Abuddin. 2002. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Shihab, Muhammad Quraish. 1997. Tafsir Al-Qur’an Al-Karim. Bandung: Pustaka Hidayah.

Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis. Jakarta











BIODATA PEMAKALAH
Nama                           : Fatin Bahiyah
Tempat tanggal lahir   : Pekalongan, 14 Oktober 1997
Alamat                        : Pucung Tirto Pekalongan
Motto                          : di usia ku sekarang bukan lagi siapa orang tuaku tapi siapa aku
Riwayat pendidikan    :
-          TK Muslimat NU Pucung Tirto
-          MIS Pucung Tirto Pekalongan
-          Mts Negeri Model Pemalang
-          MA Hifal Banyurip Pekalongan
-          Proses IAIN Pekalongan


           



[1] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (Jakarta: Amzah, 2012), hlm. 68
[2] Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2002).hlm 24
[3] Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir IBNU KASTIER, (Surabaya:PT Bina Ilmu,1987), hlm 16-27
[4] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang :Toha Putra, 1985), hlm 33-51
[5] Hamka, Tafsir Al-Azhar, (UUDP: Yayasan Nurul Islam, 1981), hlm 77

[6] Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 11-18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar