Laman

new post

zzz

Rabu, 21 November 2018

SBM D L2 VARIASI DAN GAYA MENGAJAR “TUJUAN VARIASI MENGAJAR”


VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
 “TUJUAN VARIASI MENGAJAR”
Zahrotul Masruroh
NIM. (2317264)
KELAS D

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bejudul “TUJUAN VARIASI MENGAJAR”
Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami mentyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami meneriama segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. . Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.



Pekalongan, 24 November 2018

           
Penulis





                                                                  DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………….…………………………..i
Kata Pengantar …………………………………………………………….ii
Daftar isi …………………………………………………………………...iii
Bab I 
Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………..……4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………,4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….......4
D. Metode pemecahan masalah………………………………………….…5
E. Sistematika penulisan……………………………………………………6
Bab II
Pembahasan
1.      Pengertian variasi mengajar……………………………………………6
2.      Pengertian gaya mengajar………………………………………………..7
3.      Tujuan variasi mengajar          …………………………………………...8
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………...…………..12
B. Saran…………………………………………………………...………....12
            Daftar Pustaka ……………………………………………………………..13
            Biodata Penulis……………………………………………………………..1
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
     Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami berbagai macam variasi dan gaya mengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk paham tentang filosofis dari belajar dan mengajar tersebut. Mengajar vtidak hanya kegiatan mentransfer ilmu, namun juga sejumlah perilaku yang akan menjadi milik siswa.
     Variasi dan gaya mengajar itu sangat penting, terutama bagi guru yang akan mentransfer ilmu kepada siswa,agar siswa tidak merasakan kejenuhan didalam kelas maka variasi dan gaya mengajar itu sangat diperlukan, karna dalam proses belajar mengajar jika salah satu pihak dari siswa atau guru merasakan ketidak enakan itu berarti cara mengajarnya masih monoton karna membosankan maka dari itu dengan variasi dan gaya mengajar akan terbantulah proses belajar mengajar didalam maupun diluar kelas.
B.     Rumusan Masalah.
  1. Apa pengertian  variasi mengajar?
  2. Apa pengertian gaya mengajar?
  3. Apa tujuan variasi mengajar ?

C.    Tujuan Makalah
  1. Untuk mengetahui pengertian  variasi mengajar
  2. Untuk mengtahui  gaya mengajar
  3. Untuk mengetahui apa saja tujuan variasi  mengajar

D.    Metode Pemecahan Masalah.
      Metode pemecahan massalah yang dilakukan melalui studi literature/metode kajian pustaka, yaitu dengan mengggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Adapun langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah. Melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber.
E.     Sitematika Penulisan Makalah.
      Makalah ini ditulis kedalam tiga bagian meliputi: Bab I bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, metode pemecahan masaalah, dan sistematikan penulisan makalah. Bab II adalah tentang pembahasan, dan Bab III bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian variasi mengajar
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan bermacam- macam sebagai akibat perubahan dari keadaan sebelumnya. Menurut depdiknas 2003, variasi mempunyai beberapa makna, yaitu tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan turun menurun yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.[1]
     Kemudian, mengajar memiliki pengertian dari sudut pandang yang berbeda, yaitu secara kuantitatif, kualitatif, dan institusional. Secara kuantitatif mengajar berarti the transmission of knowledge, yaitu penularan atau pemimndahan pengetahuan. Pengetahuan yang dikuasai guru ditransfer ke peserta didik. Secara kualitatif mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik. Sedangkan secara institusional  mengajar diartikan the efficient  orchetrstion of teaching skill, yaitu kemampuan mengajar secara effisien.[2]
Jika dihubungkan dengan proses pembelajaran , variasi mengajar adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik . pendidik dalam melaksanakan perannya harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedisiplinan, dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik baik fisik, psikis,terutama dari pengaruh variasi mengajarnya.[3]
Jadi variasi mengajar dapat diartikan sebagai bentuk perubahan atau inovasi yag diberikan oleh pendidik dalam prosses pembelajaran yang dapat diamati dari barbagai aspek, yaitu: variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan materi pembelajaran, dan variasi dalam interaksi antara pendidik dengan peserta didik.
B.     Pengertian gaya mengajar
Gaya mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, dan sikap terhadap diri sendiri dan orang lain. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan peserta didik.[4]
     Disini guru harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Mengingat strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan  pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Menjadi guru tidak semudah membalikan  kedua telapak tangan. Kreatifitas merupakan dasar dari segala hal dalam rangka meningkatkan suatu kearah kemajuan.  Maka seorang guru harus memiliki pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.[5]
Dari beberapa pemaparan diatas, dapat dinyatakan bahwa gaya mengajar mempresentasikan  bagaimana pelaksanaan pengajaran guru untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajran yang dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentaang mengajar, pendekatan-pendekatan psikologi yang digunakan, dan kurikulum yang di implementasikan.

C.    Tujuan variasi mengajar
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah suatu yang tidak menyenangkan. Merasakan makanan yang sama terus menerus akan menimbulkan kebosanan; melihat film yang sama dua kali saja oarang sudah tidak mau juga karena bosan. Orang akan lebih sukaa bila hidup diisi dengan variasi dalam artian yang positif. Makan makanan yang bervariasi (bermacam-macam) akan merangsang untuk makan. Mendengarkan lagu –lagu yang didengar setiap hari. Reaksi pada dasranya juga mengurangi kebossanan pandangan ditempat asalnya.
Mengatur alat rumah sering berganti, akan membuat orang lebih senang dirumah dari pada pergi. Demikian juga dalam proses belajar  mengajar,  bila guru dalam proses belajar mengajarnya tidak menggunakan  variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar mengajarpun  tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar siswa. Keterampilan mengadakan variasi dalam belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi  dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa.
 Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaan atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa membangkitkan keinginan dan kemauan belajar. Keterampilan dalam mengadakan variasi ini lebih luas penggunaannya dari pada  keterampilan lainnya, karena merupakan keterampilan campuran atau integrasikan dengan keterampilan yang lain.[6]
Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukan adanya perubahan mengajar , dengan adanya media yang berganti- ganti, adanya perubahan pola interaksi antara guru –siswa,siswa-guru  dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses dari pada produk . penggunaan  variasi terutama ditunjukan pada perhatian siswa, mmotivasi,dan belajar siswa.
 Tujuan variasi mengajar adalah ;
1.      Meningkatkan dan memelihara perhatian peserta didik terhadap relevansi proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran,perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan merupakan aspek yang sangat penting. Sama sekali tidak diharapkan adanya pesrta didik yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru karena hal itu akan menyebabkan peserta didik tidak mengerti materi yang diberikan oleh guru.
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan.berbagai faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi diluar kelas yang dirasakan siswa lebih menarik daripada materi pelajaran yang  diberikan oleh guru, siswa kurang menyengangi mmateri pelajran yang diberikan guru.[7]
                Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru atau materi yang disampaikan oleh guru  dapat diatasi dengan pemilihan variasi pembelajaran yang sejalan dengan gaya belajar siswa. Salah satu strategi yang dapat dipilih adalah pembelajaran model diskusi kelas  Bola Pantai (beach ball). Guru mengajak siswa belajar di lapangan yang teduh. Siswa membentuk lingkaran besar dan guru berada ditengah- tengah lingkaran besar. Guru memberikan bola kepada salah seorang siswa untuk memulai diskusi dengan pertian bahwa; hanya siswa yang memegang bola yang boleh menjawab. Siswa lain mengangkat tangan agar mendapat bola jika ingin mendapat giliran menjawab pertaanyaan.
Pembelajaran model diskusi kelas ini mampu meningkatkan konsentrasi siswa dalam belajar, bahkan siswa yang kurang menyenangi  materi pelajaran yang diberikan guru menjadi tertarik untuk belajar. Karena pabila todak belajar maka tidak akan mendapat bola dan tidak mendapat nilai.
Perhatian siswa dalam proses belajar  lebih fokus karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang dijelaskan guru, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajran  yang dicapai. Variasi mengajar mampu meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum. Siswa menjadi aktif selama proses belajar mengajar berlangsung
2.                                                                            Memberikan kesempatan kemungkinan berfunngsinya motivasi
Motivasi memegang peranan pentinng dalam belajar. Seoarng peserta didik tidak akan dapat belajar dengan baik jika tidak ada motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi , seorang peserta didik tidak akan melakukan kegiatan belajar. Dengan pertimbangan ini, guru memperhatikan masalah motivasi peserta didik  selama proses pembelajaran berlangsung. [8]
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlaah suatu masalah bagi guru. Karena didalam dirinnya sudah ada motivasi yaitu motivasi instrinsik. Siswa yamg demikian biasanya  dengan kesadarnnya sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin taunya lebih banyak terhadap materi pelajaran  yang diberikan. Berbagai gangguan yang disekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan  perhatiannya. Lain halnya abagi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan.[9]
Disini peran guru dituntut untuk memerankan fungsi motivasi yaitu motivasi sebagi alat mendorog manusia untuk berbuat,motivaasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
  1. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam kelas ada peserta didik tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru. Konsekuensinya bidang studi yang diampu oleh guru tersebut juga tidak disenangi . tambah pula sikap acuh tak acuh tersebut selalu ditunjukan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pembelajaran dikelas.[10]
Kurang senangnyaseorang peserta didik terhadap guru bisa jadi disebabkan oleh gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Dengan kata lain guru tersebut tidak pernah menggunkan metode yang lain seperti diskusi, resitasi, tanya jawab, ataiu cerita.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus melakukan kombinasi , variasi, dan pengembangan metode gaya mengajar, perhatian kepada peserta didik, suara, kontak pandang,dan sebagainya untuk menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap guru dan sekolah.
  1. Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Sebagai guru dituntut untuk mempunyai keterampilan yang mendukunng tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang ditutut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode,tetapi lebih banyak dari itu.Karena diakui, penguasaan metodde mngajar dalam jumlah yang banyak,lebih  memungkinkan guru untuk melakukan pemilihan metode, mana yang dipakai dalam rangka menunjang tugasnya dalam mengajar dikelas. Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media merupakan keterampilan lain yang juga diharuskan bagi seorang guru. Demikian  juga penguasaan terhadap pendekatan dalam mengajar dikelas. [11]
Jika guru mampu menghadirkan pengajaran yang bervariasi maka dengan sendirinya akan memicu  sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung  bagi pemggunaan pengajaran yang bervariasi. Atau setidaknya siswa secara kreatif menyediakan berbaga fasilitas yang memungkinkan ketika guru mengajar tersedia fasilitas yang memadai.[12]
  1. Mendorong peserta didik untuk belajar
Menyediakan lingkungan merupakan tugas guru, sedangkan kewajiban belajar ialah tugas pserta didik. Kedua kegiatan itu menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong peserta didik selalu belajar hingga berakhirnnya kegiatan pembelajran.[13]
Permasalahan peserta didik kurang terdorong / termotivasi untuk belajr harus segera ditindak lanjuti karena hal ini akan menghambat proses pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa peran guru sangat diperlukan terkait dengan bagaimna  upaya menciptakan lingkingan belajar yang mempu  mendorong psererta didik  untuk senang dan bergairah dalam belajar. Dengan pertimbangan tersebut  cara akurat yang harus guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, penggunaan mediamaupun dalam interaksi guru dengan peserta didik.
Dengan memahami tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam pengadaan variasi mengajar dalam proses pembelajaran sebagai mana telah dijelaskan di atas, seorang guru diharapkan memilik dan menerapkan keterampilan dasar mengajar pada setiap kegiatan pembelajarannya yang dilakukan. Hasilnya tidak hanya peserta didik yang mendapat kepuasan salam belajar tetapi juga guru memperoleh kepuasan dalam mengajar.[14]






























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Seorang pendidik yang hebat ialah yang mempu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien serta mampu membuat peserta didik antusias dalam kegiatan belajar mengajar. Antusiasme peserta didik dapat diwujudkan ketika seorang guru mempunyai keahlian dalam mengajar yaitu yang mampu memvariasikan kegiatan pembelajaran dan gaya mengajar yang bisa menarik perhatian siswa.
Oleh karena itu , variasi dan gaya mengajar itu sangatlah penting diaplikasikan dikarenakan mampu menarik perhatian peserta didik  dalam proses pebelajaran sehingga mampu membangkitkan antusiasme belajar peserta didik  dan menghindrakan kebosanan atau sifat monoton dalam prosses pembelajaran
B.     Saran-saran
      Pada penulisan makalah ini tentunya tidak luput dari kesalahan dan kekliruan. Saya selaku penulis dengan ikhlas dan senag hati menerima segala kritik dan saran makalah ini agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan.






DAFTAR PUSTAKA

Zaenal mustakim . 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). Pekalongan: IAIN    Pekalongan Press.

Jamil Suprihatiningrum . 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Syaiful Bahri Djamarah . 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Prof. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno,2007, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama

Djamarah,S.B, 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Konseptual : Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama

Syaiful  Sagala.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Bandung.











Biodata

                                 
Nama               : Zahrotul masruroh
Panggilan        :  zahro
Ttl                    : pekalongan, 20 april 1999
Cita cita           : menjadi guru teladan
Hobi                : bersenandung
Jurusan          : pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (PGMI)
Nim.             : 2317264
Riwayat pendidikan :
1. TK  RAmasyithoh
2. MSI 17 pabean
3. SMP El-Husna Kandeman batang
4. SMK Ma'arif NU Tirto
5. iAIN Pekalongan


[1] Mustakim zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). (Pekalongan: IAIN         Pekalongan Press.2018),hlm. 224
[2] Suprihatiningrum jamil , Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2013),hlm 233

[3]  Djamarah s.b, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT Rineka Cipta,2013)hlm,123
[4] Ibid,hlm,123
[5] Komalasari kokom, Pembelajaran Konseptual : Konsep dan Aplikasi.( Bandung : PT. Refika Aditama,2011),hlm,120

[6] Prof. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Refika Aditama,2007)hlm,235

[7] Mustakim zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2018),hlm. 225
[8] Mustakim zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2018),hlm. 225
[9] Prof. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Refika Aditama,2007)hlm,237
[10] Mustakim zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). (Pekalongan: IAIN                Pekalongan Press.2018),hlm. 226
[11] Mustakim zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). (Pekalongan: IAIN                Pekalongan Press.2018),hlm. 227
[12]  Sagala syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran.( Bandung : Alfabeta Bandung,2009)hlm,58
[13] Ibid,hlm228
[14] Mustakim zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). (Pekalongan: IAIN                Pekalongan Press.2018),hlm. 228

Tidak ada komentar:

Posting Komentar