VARIASI
DAN GAYA MENGAJAR
“TUJUAN VARIASI MENGAJAR”
Zahrotul Masruroh
NIM. (2317264)
KELAS D
JURUSAN
PGMI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang bejudul TUJUAN VARIASI MENGAJAR
Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami mentyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami meneriama
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. . Akhirnya, semoga makalah ini
menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal alamin.
Pekalongan,
24 November 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
.
..i
Kata Pengantar
.ii
Daftar isi
...iii
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
..
4
B.
Rumusan Masalah
,4
C.
Tujuan Penulisan
.......4
D.
Metode pemecahan masalah
.
5
E.
Sistematika penulisan
6
Bab II
Pembahasan
1. Pengertian variasi mengajar
6
2. Pengertian gaya
mengajar
..7
3. Tujuan variasi
mengajar
...8
Bab III
Penutup
A.
Kesimpulan
...
..12
B.
Saran
...
....12
Daftar
Pustaka
..13
Biodata
Penulis
..1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberhasilan siswa dalam belajar
sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru
dituntut untuk memahami berbagai macam variasi dan gaya mengajar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk paham tentang filosofis dari belajar dan mengajar tersebut.
Mengajar vtidak hanya kegiatan mentransfer ilmu, namun juga sejumlah perilaku
yang akan menjadi milik siswa.
Variasi dan gaya mengajar itu sangat
penting, terutama bagi guru yang akan mentransfer ilmu kepada siswa,agar siswa
tidak merasakan kejenuhan didalam kelas maka variasi dan gaya mengajar itu
sangat diperlukan, karna dalam proses belajar mengajar jika salah satu pihak
dari siswa atau guru merasakan ketidak enakan itu berarti cara mengajarnya
masih monoton karna membosankan maka dari itu dengan variasi dan gaya mengajar
akan terbantulah proses belajar mengajar didalam maupun diluar kelas.
B.
Rumusan Masalah.
- Apa pengertian variasi mengajar?
- Apa pengertian gaya
mengajar?
- Apa tujuan variasi mengajar ?
C.
Tujuan Makalah
- Untuk mengetahui pengertian variasi mengajar
- Untuk mengtahui gaya mengajar
- Untuk mengetahui apa saja tujuan variasi mengajar
D.
Metode Pemecahan Masalah.
Metode pemecahan massalah yang dilakukan melalui studi
literature/metode kajian pustaka, yaitu dengan mengggunakan beberapa referensi
buku atau dari referensi lainya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas.
Adapun langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah
yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah. Melakukan langkah-langkah
pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber.
E.
Sitematika Penulisan Makalah.
Makalah ini ditulis kedalam tiga bagian meliputi: Bab I bagian
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan, metode pemecahan masaalah, dan sistematikan penulisan makalah. Bab II
adalah tentang pembahasan, dan Bab III bagian penutup yang terdiri dari
simpulan dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian variasi mengajar
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan bermacam- macam
sebagai akibat perubahan dari keadaan sebelumnya. Menurut depdiknas 2003,
variasi mempunyai beberapa makna, yaitu tindakan atau hasil perubahan dari
keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan turun menurun
yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.[1]
Kemudian,
mengajar memiliki pengertian dari sudut pandang yang berbeda, yaitu secara
kuantitatif, kualitatif, dan institusional. Secara kuantitatif mengajar berarti
the transmission of knowledge, yaitu penularan atau pemimndahan pengetahuan.
Pengetahuan yang dikuasai guru ditransfer ke peserta didik. Secara kualitatif
mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu
memudahkan kegiatan belajar peserta didik. Sedangkan secara institusional mengajar diartikan the efficient orchetrstion of teaching skill, yaitu
kemampuan mengajar secara effisien.[2]
Jika dihubungkan dengan proses pembelajaran , variasi
mengajar adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik . pendidik
dalam melaksanakan perannya harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi
dengan kesadaran, keyakinan, kedisiplinan, dan tanggung jawab secara optimal
sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik baik
fisik, psikis,terutama dari pengaruh variasi mengajarnya.[3]
Jadi variasi mengajar dapat diartikan sebagai bentuk
perubahan atau inovasi yag diberikan oleh pendidik dalam prosses pembelajaran
yang dapat diamati dari barbagai aspek, yaitu: variasi dalam gaya mengajar,
variasi dalam penggunaan materi pembelajaran, dan variasi dalam interaksi
antara pendidik dengan peserta didik.
B.
Pengertian gaya mengajar
Gaya mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau
kepribadian luas yang mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, dan
sikap terhadap diri sendiri dan orang lain. Dalam mengajar guru harus pandai
menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa
merugikan peserta didik.[4]
Disini guru
harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Mengingat strategi
pembelajaran merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien. Menjadi guru tidak semudah membalikan kedua telapak tangan. Kreatifitas merupakan
dasar dari segala hal dalam rangka meningkatkan suatu kearah kemajuan. Maka seorang guru harus memiliki pengetahuan
keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.[5]
Dari beberapa pemaparan diatas, dapat dinyatakan bahwa
gaya mengajar mempresentasikan bagaimana
pelaksanaan pengajaran guru untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajran
yang dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentaang mengajar,
pendekatan-pendekatan psikologi yang digunakan, dan kurikulum yang di implementasikan.
C.
Tujuan variasi mengajar
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya
kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah suatu yang tidak
menyenangkan. Merasakan makanan yang sama terus menerus akan menimbulkan
kebosanan; melihat film yang sama dua kali saja oarang sudah tidak mau juga
karena bosan. Orang akan lebih sukaa bila hidup diisi dengan variasi dalam
artian yang positif. Makan makanan yang bervariasi (bermacam-macam) akan
merangsang untuk makan. Mendengarkan lagu lagu yang didengar setiap hari.
Reaksi pada dasranya juga mengurangi kebossanan pandangan ditempat asalnya.
Mengatur alat rumah sering berganti, akan membuat orang
lebih senang dirumah dari pada pergi. Demikian juga dalam proses belajar mengajar,
bila guru dalam proses belajar mengajarnya tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa,
perhatian siswa berkurang mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar
mengajarpun tidak tercapai. Dalam hal
ini guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar siswa. Keterampilan
mengadakan variasi dalam belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu
variasi dalam gaya mengajar, variasi
dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi
antara guru dan siswa.
Apabila ketiga
komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaan atau secara integrasi, maka
akan meningkatkan perhatian siswa membangkitkan keinginan dan kemauan belajar.
Keterampilan dalam mengadakan variasi ini lebih luas penggunaannya dari
pada keterampilan lainnya, karena
merupakan keterampilan campuran atau integrasikan dengan keterampilan yang
lain.[6]
Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat
menunjukan adanya perubahan mengajar , dengan adanya media yang berganti-
ganti, adanya perubahan pola interaksi antara guru siswa,siswa-guru dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat
proses dari pada produk . penggunaan
variasi terutama ditunjukan pada perhatian siswa, mmotivasi,dan belajar
siswa.
Tujuan variasi
mengajar adalah ;
1. Meningkatkan dan
memelihara perhatian peserta didik terhadap relevansi proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran,perhatian peserta didik
terhadap materi pembelajaran yang diberikan merupakan aspek yang sangat
penting. Sama sekali tidak diharapkan adanya pesrta didik yang tidak atau
kurang memperhatikan penjelasan guru karena hal itu akan menyebabkan peserta
didik tidak mengerti materi yang diberikan oleh guru.
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan
kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang
diberikan.berbagai faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi
diluar kelas yang dirasakan siswa lebih menarik daripada materi pelajaran
yang diberikan oleh guru, siswa kurang
menyengangi mmateri pelajran yang diberikan guru.[7]
Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru atau materi
yang disampaikan oleh guru dapat diatasi
dengan pemilihan variasi pembelajaran yang sejalan dengan gaya belajar siswa.
Salah satu strategi yang dapat dipilih adalah pembelajaran model diskusi
kelas Bola Pantai (beach ball).
Guru mengajak siswa belajar di lapangan yang teduh. Siswa membentuk lingkaran
besar dan guru berada ditengah- tengah lingkaran besar. Guru memberikan bola
kepada salah seorang siswa untuk memulai diskusi dengan pertian bahwa; hanya
siswa yang memegang bola yang boleh menjawab. Siswa lain mengangkat tangan agar
mendapat bola jika ingin mendapat giliran menjawab pertaanyaan.
Pembelajaran model diskusi kelas ini mampu meningkatkan
konsentrasi siswa dalam belajar, bahkan siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran yang diberikan guru menjadi
tertarik untuk belajar. Karena pabila todak belajar maka tidak akan mendapat
bola dan tidak mendapat nilai.
Perhatian siswa dalam proses belajar lebih fokus karena dengan perhatian yang
diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang dijelaskan guru, akan mendukung
tercapainya tujuan pembelajran yang
dicapai. Variasi mengajar mampu meningkatkan dan memelihara perhatian siswa
terhadap materi yang dijelaskan atau belum. Siswa menjadi aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung
2.
Memberikan kesempatan kemungkinan berfunngsinya motivasi
Motivasi memegang peranan pentinng dalam belajar. Seoarng
peserta didik tidak akan dapat belajar dengan baik jika tidak ada motivasi
didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi , seorang peserta didik tidak akan
melakukan kegiatan belajar. Dengan pertimbangan ini, guru memperhatikan masalah
motivasi peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. [8]
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran
yang diberikan, bukanlaah suatu masalah bagi guru. Karena didalam dirinnya
sudah ada motivasi yaitu motivasi instrinsik. Siswa yamg demikian biasanya dengan kesadarnnya sendiri memperhatikan
penjelasan guru. Rasa ingin taunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang
disekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya abagi siswa yang
tidak ada motivasi didalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan
dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan.[9]
Disini peran guru dituntut untuk memerankan fungsi
motivasi yaitu motivasi sebagi alat mendorog manusia untuk berbuat,motivaasi
sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk
menyeleksi perbuatan.
- Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam kelas ada peserta
didik tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru. Konsekuensinya bidang
studi yang diampu oleh guru tersebut juga tidak disenangi . tambah pula sikap
acuh tak acuh tersebut selalu ditunjukan ketika guru tersebut sedang memberikan
materi pembelajaran dikelas.[10]
Kurang senangnyaseorang peserta didik terhadap guru bisa
jadi disebabkan oleh gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Dengan kata
lain guru tersebut tidak pernah menggunkan metode yang lain seperti diskusi,
resitasi, tanya jawab, ataiu cerita.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus melakukan
kombinasi , variasi, dan pengembangan metode gaya mengajar, perhatian kepada
peserta didik, suara, kontak pandang,dan sebagainya untuk menumbuhkan sikap
positif peserta didik terhadap guru dan sekolah.
- Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Sebagai guru dituntut untuk mempunyai keterampilan yang
mendukunng tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang ditutut
kepada guru tidak hanya satu atau dua metode,tetapi lebih banyak dari itu.Karena
diakui, penguasaan metodde mngajar dalam jumlah yang banyak,lebih memungkinkan guru untuk melakukan pemilihan
metode, mana yang dipakai dalam rangka menunjang tugasnya dalam mengajar
dikelas. Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media merupakan keterampilan
lain yang juga diharuskan bagi seorang guru. Demikian juga penguasaan terhadap pendekatan dalam
mengajar dikelas. [11]
Jika guru mampu menghadirkan pengajaran yang bervariasi maka
dengan sendirinya akan memicu sekolah
menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung
bagi pemggunaan pengajaran yang bervariasi. Atau setidaknya siswa secara
kreatif menyediakan berbaga fasilitas yang memungkinkan ketika guru mengajar
tersedia fasilitas yang memadai.[12]
- Mendorong peserta didik untuk belajar
Menyediakan lingkungan merupakan tugas guru, sedangkan
kewajiban belajar ialah tugas pserta didik. Kedua kegiatan itu menyatu dalam
sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan
pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong peserta didik
selalu belajar hingga berakhirnnya kegiatan pembelajran.[13]
Permasalahan peserta didik kurang terdorong / termotivasi
untuk belajr harus segera ditindak lanjuti karena hal ini akan menghambat
proses pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa peran guru sangat diperlukan
terkait dengan bagaimna upaya
menciptakan lingkingan belajar yang mempu
mendorong psererta didik untuk
senang dan bergairah dalam belajar. Dengan pertimbangan tersebut cara akurat yang harus guru lakukan adalah
mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, penggunaan
mediamaupun dalam interaksi guru dengan peserta didik.
Dengan memahami tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam
pengadaan variasi mengajar dalam proses pembelajaran sebagai mana telah
dijelaskan di atas, seorang guru diharapkan memilik dan menerapkan keterampilan
dasar mengajar pada setiap kegiatan pembelajarannya yang dilakukan. Hasilnya
tidak hanya peserta didik yang mendapat kepuasan salam belajar tetapi juga guru
memperoleh kepuasan dalam mengajar.[14]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seorang pendidik yang hebat ialah yang
mempu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien serta mampu
membuat peserta didik antusias dalam kegiatan belajar mengajar. Antusiasme
peserta didik dapat diwujudkan ketika seorang guru mempunyai keahlian dalam
mengajar yaitu yang mampu memvariasikan kegiatan pembelajaran dan gaya mengajar
yang bisa menarik perhatian siswa.
Oleh karena itu , variasi dan gaya mengajar itu sangatlah
penting diaplikasikan dikarenakan mampu menarik perhatian peserta didik dalam proses pebelajaran sehingga mampu
membangkitkan antusiasme belajar peserta didik
dan menghindrakan kebosanan atau sifat monoton dalam prosses
pembelajaran
B.
Saran-saran
Pada penulisan makalah ini
tentunya tidak luput dari kesalahan dan kekliruan. Saya selaku penulis dengan
ikhlas dan senag hati menerima segala kritik dan saran makalah ini agar ke
depannya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal mustakim .
2018. Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi revisi). Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Jamil Suprihatiningrum . 2013. Strategi Pembelajaran:
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Syaiful Bahri Djamarah . 2013. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Prof. Pupuh
Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno,2007, Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Refika Aditama
Djamarah,S.B,
2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Kokom
Komalasari. 2011. Pembelajaran Konseptual : Konsep dan Aplikasi. Bandung
: PT. Refika Aditama
Syaiful
Sagala.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Bandung.
Biodata
Nama
: Zahrotul masruroh
Panggilan : zahro
Ttl :
pekalongan, 20 april 1999
Cita cita :
menjadi guru teladan
Hobi :
bersenandung
Jurusan : pendidikan guru madrasah ibtidaiyah
(PGMI)
Nim. : 2317264
Riwayat pendidikan :
1. TK RAmasyithoh
2. MSI 17 pabean
3. SMP El-Husna Kandeman
batang
4. SMK Ma'arif NU Tirto
5. iAIN Pekalongan
[1] Mustakim zaenal, Strategi
dan Metode Pembelajaran(edisi
revisi). (Pekalongan:
IAIN Pekalongan Press.2018),hlm. 224
[2] Suprihatiningrum
jamil , Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media,2013),hlm
233
[5] Komalasari
kokom, Pembelajaran Konseptual : Konsep dan Aplikasi.( Bandung : PT.
Refika Aditama,2011),hlm,120
[6] Prof. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi
Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Refika Aditama,2007)hlm,235
[7] Mustakim
zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi
revisi). (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2018),hlm. 225
[8] Mustakim
zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi
revisi). (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2018),hlm. 225
[9] Prof.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar.
(Bandung: PT. Refika Aditama,2007)hlm,237
[10] Mustakim
zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi
revisi). (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2018),hlm.
226
[11] Mustakim
zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi
revisi). (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2018),hlm.
227
[13] Ibid,hlm228
[14] Mustakim
zaenal, Strategi dan Metode Pembelajaran(edisi
revisi). (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2018),hlm.
228
Tidak ada komentar:
Posting Komentar