Laman

new post

zzz

Rabu, 21 November 2018

SBM D L4 VARIASI DAN GAYA MENGAJAR “MACAM-MACAM VARIASI MENGAJAR”

VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
“MACAM-MACAM VARIASI MENGAJAR”
Ismiyatun Fauziyah
NIM. (2317280)
Kelas D

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2018




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bejudul “komponen variasi mengajar”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami mentyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami meneriama segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. . Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.



Pekalongan, 23  November 2018

Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judu………………………………….………………………….
Kata Penganta…………….…………………………………………ii
Daftar ini …………………………………………………………...iii
Bab I
Pendahuluan
A.Latar Belakang……………………………………………………3
B.Rumusan Masalah…………………………………………………3
C.Tujuan Penulisan…………………………………………………3
D.Metode pemecahan masalah……………………………………...4
E.Sistematika penulisan…………………………………………….4
 Bab II
Pembahasan
A.     Pengertian variasi gaya mengajar……………………….….…5
B.     Macam variasi gaya mengajar dalam pembelajran……….……5
C.    Varias imedia dalam pembelajarn……………………………...8
D.    Variasi interaksi………………………………………………9
Bab III
Penutup
A.    Kesimpulan………………………………………..…………..10
B.     Saran……....…………………………………………………..10
Daftar Pustaka ……………………………………………………11
Biodata Penulis……………………………………………………13


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
.           pengenbangan variasi mengajar merupakan suatu hal yang harus dimiliki seorang pendidik, yang  mana dengan kemampuana mengembangkan variasi mengajar, pendidikan mampu menciptakan suasanabelajar yang diinginkan oleh peserta didik sehingga mereka mampu menyerap pelajaran dengan baik
Namun disisi lain faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan. Belajar yang monoton  mengakibtakan perhatian, motivasi dan minat sisiwa terhadap pelajaran menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian variasi mengajar.
B.     Rumusan Masalah
1.Apa pengetian  gaya mengajar ?
2. Apa saja  variasi media dan  materi pembelajaran ?
3. apa pengertian variasi interaksi
C.    Tujuan Penulian
1.Apa pengetian  gaya  mengajar
2.Apa saja varisi media dan materi pembelajarn
3. apa pengertian variasi interaksi
D.    D.Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Adapun  langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahasdengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber.


E.     Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis ke dalam 3 bagian meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sitematika penulisan makalah.Bab II adalah pembahasan Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian variasi  gaya mengajar
Varisi dapat diartikan selang atau bermacam-macam. Menurut uzer usman varisi adalah suatu kegiatan dalam konteks proses intraksi belajar mengajar yang ditunjukan mengatasi kebosanan mirid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan antusias serta penuh partisipasi
Variasi mengajar adalah mengajar yang mnoton bisa dari gaya mengajar, metode, materi dan juga interaksinya. Adapun fungsi dari variasi gaya mengajar anatra lain :
a.       Sebagai penarik perhatain sisiwa
b.      Sebagai motivasi ekstrinsik siswa dalam belajar [1]
Gaya mengajar
Gaya mengajar dapat diartikan sebagai diemensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru, peola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri dan orang lain . Variasi gaya mengajar guru ini berkaitan erat dengan hasil belajar peserta didik. Dapat dapat disimpulkan variasi gaya mengajar adalah perubahan atau inovasi yang diberikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran yang dapat diamati dari berbagai aspek, yaitu : variasi dalam mengajar, variasi dalam pengguanan materi pembelajaran, dan variasi dalam interaksi anatra pendidik dan peserta didik.[2]
B.     Macam variasi gaya mengajar dalam  pembelajran
Variasi ini juga menja. dikan proses pembelajaran lebih dinamis dan mengintensifkan komunikasi antara guru dengan peserta didik. Harapannya, penggunaan variasi ,mengajar dapat meningkatkan perhatian peserta didik sehingga mempermudah dalam menerima meteri pembelajaran. Variasi dalam gaya mengajar ini meliputi :
1.   Variasi suara
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjado rendah, dan cepat menjadi lambat. Suara guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, maupun kecepatan. Hal ini mengisyaratkan variasi  suara dapat mempengaruhi informasi yang diinformasi yang disampaikan pada kepada peserta didik. Mislanya guru dapat menaikan voluime dan intonasi ketika menyampaikan hal-hal yang dianggap penting atau membangkitkan kembali semangat belajar peserta didik.
Uraian diatas menunjukan betapa pentingnya suara guru untuk diprhatikan karena merupakan alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukasi.
2.   Pemusatan perhatian atau penekanan
Perhatian menurut ghozali adalah kektifan jiwa yang dipertinggi jiwa itu pun semta-mata tertuju pada suatu objek (benda atau hal) atau sekumpulan objek. Untuk menjamin hasil yang belajar yang baik, peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Jiak materi yang disampaikan oleh guru tidak menjadi perhatian peserta didik, maka bisa mneimbulkan kebosanan sehingga peserta didik tidak lagi suka belajar.
Memang menarik peserta didik itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah peserta didik yang banyak. Agar perhatian peserta didik tetap ada, perlu adanya prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.   Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan ada hal-hal yang baru karena jenis rangsangan baru yang didapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran seorang guru dapat menarik paerhatian teantang kata-kata penting pada suatu bacaan dengan memberi warana merah atau menggaris bawahi.
b.   Perhatian seorang guru tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagai guru yang harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlau rumit, dan guru tidak boleh mempersulit pelajaran yang sederhana dikaerenakan semata-mata untuk menarik perhatian peserta ddidik.
c.   Orang mengarahkan perhatianya pada hal-hal yang dikehendakinya yaitu: hal-hal yang sesuai dengan minat bakatnya.untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara yakni dari diri sendiri dan dari luar dirinya.
Ketiga prinsip tersebut diatas mengemukakan bahwa guru harus mengetahui banyak tentang peserta didiknya agar bisa mengaarahkan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran sehingga peserta didik memiliki miant belajar yang tinggi[3].

3.   Pemberian waktu
Variasi lain dalam gaya mengajar untuk memusatkan
perhatian peserta didik laindengan memberikan waktu sejenak tanpa adanya kegiatan sehingga keadaan menjadi sunyi untuk sementara waktu. Dalam keadaan senyap atau diam guru secara tiba-tiba menimbulkan perhatian peserta didik sebab peserta didik tahu apa yang baru saja terjadi. Demikian pula setelah guru memberikan pertannyaan, alakah bagusnya apabila peserta didik diberi wkatu unntuk berpikir dengan memberi ksenyapan supaya peserta didik dapat mengingat kembali informasi-informasi. Hal ini dinaksdukan agar peseta didik dapat mengorganisasikan jawabanya dengan tepat.

4.   Kontak pandang
Ketika proses belajar mengajar berlangsun, jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para peserta didiknya.
Hal tersebuta bertujuan untuk mengendalikan sistuasi kelas dengan baik jadi, dalam kontak pandang hendaknya guru berusaha sintim mungkin agar peseta didik merasa diperhatikan dan dihargai. Kontak mata yang sering dilakukan akan membangun dan membina jalinan tingkat tinggi.[4]

5. gerakan anggota badan
Gerakan anggota badan juga perlu divariasi. Variasi dalam ekpresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan, dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaiakan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan dalam menjelaskan penyampain materi.



6. perpindahan posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat dilakukan dari berbagai depan ke belakang, sisi kiri ke kanan, atau diantra peserta didik dari belkanf kesamping kelas. Perpindahan ini dapat membantu dalam menarik perhtian peseta didik meningkatkan kepribadian guru.[5]

C.    Variasi media dalam  pembelajarn

a.       Variasi media pembelajaran
Variasi peserta didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatanya , demikian juga kemampuan berbicara.  Ada yang lebih enak dan senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan media yang dimiliki setiap anak didik, misalnya guru dapat menulis di papan tullis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indera anak didik.
1.      Variasi media pandang (visual). penggunaan media pandang memiliki keuntungan sebagai berikut:
a.       Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respons yang kurang bermanfaat;
b.      Memiliki perhatian anak didik secara potensial pada tingkat yang tinggi;
c.       Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik;
d.      Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam film;
e.       Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain;
f.        Memberi frekuensi kerja lebih dalam dan variasi belajar
2.       Variasi media dengar (audio)
 Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai diantaranya ialah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahakan rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevan dengan pelajaran.
3.      Variasi alat yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids). Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi, karena melibatkan semua indera yang dimiliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar mengajar. Media yang termasuk AVA ini misalnya film, televisi, radio,slide projector.
4.      Variasi alat yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik). Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan mampu menarik perhatian siswa, dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun kelompok. Misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka.[6]
b.      Variasi materi pembelajaran
Penggunaan variasi materi pembelajaran yaitu bahwa guru dalam proses pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok saja, tetapi juga harus diselingi dengan materi-materi penunjang. Penunjang yang dimaksud seperti verbal, cerita atau anekdot dan sebagainya.Variasi materi disini sangat penting untuk mengantisipasi agar peserta didik tidak merasa bosan akibat dijelaskan dengan teori-teori saja. Dan variasi materi pembelajaran juga dapat membantu kepahaman materi bagi peserta didik. [7]
D.    Variasi interaksi
Pola interaksi guru deangan peserta didik dalam kegiatan pembelajran sangat beragam. Pola intraksi dapat berbentuk klasikal, kelompok, dan perorangan, sedangkan variasi kaegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi. Terdapat dua pola interaksi yang umum terjadi dalam proses pembelajaran yaitu: guru aktif menjelaskan dan peserta didik mendengarakan serta peserta didik aktif tanpa campur tangan dari guru atau gutu hanya mengarahkan kegiatan pembelajaran. [8]





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Variasi mengajar merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Variasi mengajar adalah mengajar yang tidak monoton bisa dari gaya mengajar, metode, media dan materi
Variasi mengajar memiliki bermacam-macam tujuan, yaitu sebagai berikut:
1.      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar
2.        Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
3.       Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
4.      Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
5.       Meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar
6.       Menghilangkan kejenuhan dalam belajar mengajar
7.        Mendorong anak didik untuk belajar.
B.     saran
Dengan ucapan syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang kami uraikan dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Kritik dan saran yang konstrutif sangat kami harapkan untuk perbaikan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pembaca khususnya dosen pengampu dan semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.







Daftar pustaka

 
 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta 
mustakim Zaenal, 2011 strategi dan metode pembelajaran, (pekalongan:  STAIN pekalonganpress) 
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/07/16/keterampilan-mengadakan-variasi-pembelajaran.jam 11.26
  Pupuh Fathurrohman 2011 , Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum dan Islami, (Bandung: PT Refika Aditama )
 Syaifurahman dan Tri Ujiat 2013i, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks,)
 Wijaya, Cece. A. Tabrani Rusyan. 1994. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Uzer, Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional Cetakan XIII. Bandung : Remaja   Rosdakaarya.






Biodata



Nama : ismiyatul fauziayah
Nim: 2317189
Riwayat pendidikan : 1. MI SALAFIYAH
                                    2. MTs nurul huda
                                    3. MAN pemalang
                                    4. IAIN pekalongan
Moto hidup : jadilah diri sendiri dan syukuri apa yang telah diberi Allah kepada kita lihat yang dibawah kita karna akan menambah rasa syukur kita.



[1] Zaenal mustakim, strategi dan metode pembeljaran, cet.ke-2(pekalongan:  STAIN pekalongan press, 2011) hal. 220
[2] Syaiful bakhri djarmarah, stategi belajar mengajjar, cet 5(jakarta: alfabeta bandung,2009) hal 1-6
[3]  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),
[4] Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013)
[5]   Zaenal mustakim, strategi dan metode pembeljaran, cet.ke-2(pekalongan: STAIN pekalongan press, 2011) hal.230-233
[7] Op.cit: hal 236
[8] Op:cit: hal 237

Tidak ada komentar:

Posting Komentar