METODE PENDIDIKAN UNIVERSAL
(METODE TABLIGH)
QS AL-MAIDAH 5:67
Catur Yudhi Prasetiyo
NIM. 2117329
Kelas E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yangtelahy memberikan kita semua nikmat
serta hidayah Nya kepada kita semua. Dengan itu juga Alhamdulillah saya ucapkan
atas selesainya makalahtafsir tarbawi yang berjudul metode Tabligh dalam
Pendidikan. Shalawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi kita Muhammad SAW
yang mana telah membawa manusia dari zaman kegelapan hingga zaman terang
benderang seperti saat ini, Nabi yang kita harapkan syafaatnya di hari kiamat
nanti. Makalah ini dibuat guna memnyhi tugas pada mata kuliah Tafsir Tarbawi
dengan dosen pengampu bapak M. Ghufron M.S.I.
Penulis
sudah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan makalah ini. Apabila ada
kesalahan dalam pembahasan tentang materi ini, penulis memohon maaf yang
sebesar besarnya karena manusia tidak luput dari salah dan lupa. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca aamiin.
Pekalongan,
22 November 2018
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ………………………………………………..4
B. Rumusan masalah………………………………………………………5
C. Tujuan…………………………………………………………………..5
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Hakikat tabligh…………………………………………………………6
B. Dalil dan tafsir Qs. Al-maidah 5:67……………………………………7
C. Implementasi metode tabligh dalam pendidikan………………………10
BAB 111
PENUTUP
A. Penutup………………………………………………………………..11
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah bimbingan yang
dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia
memiliki kepribadian yang Islami. Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan
itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud
dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain.
Disamping itu pendidikan bertujuan agar terwujudnya manusia sebagai hamba
Allah. Menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadikan
manusia yang menghambakan diri kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia
dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah
digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup pengajaran
umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar yang
disebut dengan metode pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama
Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut
pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam
yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan
atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode disini mengemukakan
bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi pendidikan Islam, agar
materi pendidikan Islam tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh
anak didik. Dalam Al-Qur’an dan Hadits dapat ditemukan berbagai metode
pendidikan yang sangat menyentuh perasaan,mendidik jiwa, dan membangkitkan
semangat, juga mampu menggugah puluhan ribu Muslimin untuk membuka hati umat
manusia menerima tuntunan Allah. Dalam hal ini, salah satunya metode dakwah
yang merupakan metode pendidikan yang berfungsi untuk mengajak dan membawa
uamtnya ke jalan Allah dan untuk mendapat keridhoan-Nya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah hakikat metode tabligh dalam pendidikan ?
2.
Apakah dalil metode tabligh dalam Qs. Ai-Maidah 5;67 ?
3.
Bagaimana penjelasan dan implementasi metode tabligh dalam pendidikan ?
C. Tujuan
1.
Untuk memahami tentang hakikat metode tabligh.
2.
Untuk mengetahui dalil-dalil tentang metode tabligh Qs. Al-Maidah 5:67
3.
Untuk mengetahui implementasi metode tabligh dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Metode Tabligh
Metode berasal dari bahasa Latin “Meta” yang
berarti melalui dan “Hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam
bahasa Arab metode disebut “Thariqah” artinya jalan, cara, sistem atau
ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut Istilah ialah suatu
sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Kata “Metode” disini diartikan
secara luas, karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka
metode yang dimaksud disini mencakup juga metode mengajar.
Dalam literatur Ilmu Pendidikan,
khususnya Ilmu Pengajaran dapat ditemukan banyak metode mengajar. Adapun metode
mendidik selain dengan cara mengajar tidak terlalu banyak dibahas oleh para
ahli. Sebabnya, mungkin metode mengajar lebih jelas, lebih tegas, obyektif
bahkan universal, sedangkan metode mendidik selain mengajar lebih subyektif,
kurang jelas, kurang tegas lebih bersifat seni dari pada sebagai sains. Metode
itu banyak sekali dan akan bertambah terus sejalan dengan kemajuan perkembangan
teor-teori pengajaran. Tak dapat dibayangkan akan sejauhmana perkembangan
metode-metode tersebut. Metode-metode mengajar ini disebut metode umum.
Disebut metode umum karena metode
tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya. Biasanya studi tentang metode
mengajar umum disebut dengan menggunakan istilah metode pengajaran. Disamping
itu, ada pula metode pendidikan Islam adalah jalan atau cara yang dapat
ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak
didik agar terwujud kepribadian muslim, karena pendidikan Islam merupakan
bimbingan secara sadar dari pendidik (orang dewasa) kepada anak yang masih
dalam proses pertumbuhannya berdasarkan norma-norma yang Islami agar berbentuk
kepribadiannya menjadi kepribadian muslim.[1]
B.
Dalil Metode Tabligh Qs. Al-Maidah 5:67
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya :
‘’Hai Rasul,
sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir’’.
Tidak kurang dari
sepuluh versi riwayat yang menerangkan sebab-sebab turunya ayat ini. Salah satu
diantaranya, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW, tengah beristirahat dan tertidur
di bawah sebatang pohon kurma, tiba-tiba datanglah seorang Arab kampung menghampiri
beliau. Ia mengambil pedang Nabi yang beliau simpan di sampingnya. Lalu,
membangunkan Nabi Muhammad SAW, dan berkata dengan nada mengancam, “Hai
Muhammad, siapa yang akan menghalangi pedang ini (kalua aku tebaskan ke
lehermu) ?” dengan tenang, Nabi Muhammad SAW menjawab, “Allah”! seketika tangan
si badwi itu bergetar lemas dan pedang di tanganya pun jatuh. Tidak lama
setelah peristiwa tersebut, turunlah ayat ini. Hadis ini diriwayatkan oleh
Ath-Thabari.
Allah SWT menyuruh
Nabi Muhammad SAW, agar tidak perlu merasa gentar kepada siapa pun dalam
menyampaikan risalah, juga tidak merasa berkecil hati dengan sedikitnya
pendukung dan banyaknya penentang. Perintah balligh dalam ayat itu bersabar dan
tabahlah engkau dalam menyampaikan risalah itu. Jadi, tabligh bukan hanya
ceramah dan setelah itu menerima
“amplop” seperti yang di pahami saat ini, tetapi tabligh dalam arti
menyampaikan isi risalah berikut melaksanakannya dengan penuh kesabaran dan
ketabahan.
“ menjagamu dari
gangguan manusia” maksudnya Allah menjaga Nabi Muhammad SAW, dari usaha-usaha
pembunuhan dari orang-orang kafir quraisy mekah. Ini terbukti, walaupun mereka
bersusah payah menyusun strategi untuk “menghabisi” Nabi Muhammad SAW, usahanya
tetap saja gagal. Nabi Muhammad SAW pernah di terror dan diancam bahkan, pernah
dilempari penduduk Thaif hingga terluka cukup parah, tetapi semua itu merupakan
sunatullah dan konsekuensi dari sebuah perjuangan menegakkan yang benar dan
memberantas yang batil.[2]
1.
Tafsir Al-Azhar
Qs. Al-Maidah ayat 67 ini ialah menjelaskan
tugas yang di pikulkan Allah kepada Rasulnya, Nabi Muhammad SAW. Dan disamping
diberi tugas, Tuhanpun memberikan jaminannya pula atas keselematan diri beliau
selama melakukan tugas. Sebab itu maka ayat ini dimulai dengan ucapan “wahai
Rasul!” (pangkat ayat 67). Sebagaimana kita ketahui, tuhan tidak pernah
memanggil Nabi kita dengan menyebut namanya, melainkan menyebut tugas atau
jabatannya. Dan panggilan “Wahai Rasul!” akan mengingatkan beliau tugas yang
dipikul ke atas pundaknya : “Sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepada
engkau (dari tuhan engkau). Ini adalah perintah tegas dari Tuhan bahwasannya
segala wahyu yang telah diturunkan tuhan kepadanya, hendaklah beliau sampaikan
langsung kepada umat, tidak boleh disembunyikan, sebab samalah artinya dengan
tidak menyampaikan sama sekali, sama juga dengan kita ummat Muhammad sendiri,
kalau kita mengaku percaya kepada Allah dan Rasul, hendaklah kita percaya dalam
keseluruhan , maka tiadalah dapat diragukan lagi, bahwasanya perintah itu telah
dijalankan oleh rasul dengan selengkapnya.[3]
2.
Tafsir Al-Lubab
Ayat 67 berpesan kepada Nabi
Muhammad SAW, bahwa sampaikanlah kepada siapapun petunjuk Allah SWT, yang di
turunkan kepadamu, jika tidak walau hanya meninggalkan sebagian kecil dari apa
yang harus engkau sampaikan maka itu berarti engkau tidak menyampaikan
amanatnya. Jangan khawatir sedikitpun menyangkut akibat penyampaian ini, Allah
SWT memeliharamu dari gangguan yang berarti dari manusia.[4]
3.
Tafsir Al-Mishbah
Thahir Ibn Asyur menilai penempatan
ayat ini disini merupakan sesuatu yang musykil, Karena tulisanya surah
al-maidah merupakan salah satu surah terakhir yang turun, sedangkan ketika itu
Rasulullah SAW telah menyampaikan seluruh ajaran agama yang turun hingga ketika
itu. Seandainya ayat ini turun pada awal masa kenabian maka apa yang di
perintahkan disini dapat di mengerti dan di pahami sebagai mengukuhkan Nabi
SAW, dan meringankan beban mental beliau. Tetapi, karena surah ini merupakan
salah satu surah terakhir yang turun, dan beliau sendiri telah melaksanakan
tugas penyampaian risalah, agama pun
telah disempurnakan. Maka sebenarnya pada saat turunya tidak ada lagi
yang diperintahkan untuk di sampaikan. Karena itu, hanya ada dua kemungkinan
yang dapat dikemukakan menyangkut penempatan ayat ini dalam surah ini dan
sesudah uraian ayat-ayat sebelumnya.[5]
C.
Implementasi Metode Tabligh Dalam Pendidikan
1.
Aspek kepribadian guru yang selalu menampilkan sosok keteladanan yang
baik bagi murid-muridnya.
2.
Aspek kemampuan intelektual yang memadai
3.
Aspek penguasaan metodologi yang memadai
4.
Aspek keikhlasan
5.
Aspek spiritualitas, dalam arti pengamal ajaran agama yang istiqamah.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode berasal dari bahasa Latin
“Meta” yang berarti melalui dan “Hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara
ke. Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqah” artinya jalan, cara, sistem
atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut Istilah ialah
suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Kata “Metode” disini
diartikan secara luas, karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik,
maka metode yang dimaksud disini mencakup juga metode mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Gojali Nanang.2013. Tafsir Hadist Tentang pendidikan .Bandung: CV Pustaka Setia.
http://zhachiicweety.blogspot.com/2012/11/makalah-tafsir-surah-al-maidah-ayat-67.html?m=1 Di akses pada tanmggal 22 November 2018, 13.00.
Quraish,
M Sihab.2012. Tafsir Al-Lubab makna,
tujuan, dan pelajaran dari surah Al-qur’an. Tangerang:Lentera Hati.
Quraish,
M Sihab.2006. Tafsir Al-Misbah pesan,
kesan, dan kesetrasian Al-qur’an. Tangerang: Lentera Hati.
[4] M. Quraish Sihab, Tafsir Al-Lubab makna, tujuan, dan pelajaran
dari surah Al-qur’an (Tangerang:Lentera Hati,2012)hlm.282.
[5] M. Quraish Sihab, Tafsir Al-Misbah pesan, kesan, dan
kesetrasian Al-qur’an (Tangerang: Lentera Hati,2006) hlm. 150.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar