Laman

new post

zzz

Senin, 14 November 2011

ilmu akhlak (8) Kelas F


MAKALAH
PERSOALAN-PERSOALAN KONTEMPORER DENGAN PERSPEKTIF ETIKA SEBAGAI DISIPLIN BERHADAPAN DENGAN GERAK ZAMAN
 Di susun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah                : Ilmu Akhlak

Dosen Pengampu        : Muhammad Ghufron, M.SI

Di susun oleh:
Kelas F

1.      Dzati Ismah                      2021 111 263
2.      Naila Chusniyyati             2021 111 264
3.      Rizqotul  Maula               2021 111 265
4.      Nur  Slamet                     2021 111 266

TARBIYAH /PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN 2011

DAFTAR  ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….……………….2
A.    Etika Sedang Naik Daun…………………………………………………………2
B.     Kenakalan Remaja dalam Perspektif Etika Islam…………………..5
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA

























PENDAHULUAN

 Dalam era globalisasi dan perkembangan zaman ini.  Kerap kali muncul masalah-masalah dalam etika, dimana  masalah tersebut muncul akibat menurunnya nilai-nilai moral dalam masyarakat. Di antara masalah-masalah yang timbul salah satunya adalah masalah kenakalan remaja yang mana dari hari kehari makin meningkat saja
Dalam etika islam, kenakalan di nilai menyimpang dari moralitas dan merupakan perbuatan buruk yang seharusnya di hindari. Maka dari itu butuh perhatian yang lebih serta penanganan yang tepat dalam memeperbaiki tingkah laku para remaja ini, sehingga mereka bisa terselamatkan. Begitu pentingnya peranan pemuda dan pemudi bagi berkembangnya suatu Negara, karena mereka adalah salah satu penerus bangsa ini. Apa jadinya negeri bila penerusnya saja bermasalah , mesti butuh penyuluhan yang tepat bagi mereka dan salah satunya adalah dengan menanamkan nilai- nilai etika serta moralitas islami.


PEMBAHASAN
A.    Etika Sedang Naik Daun
Jika di pandang pada skala dunia, selama kira-kira tiga dasawarsa terakhir ini wajah filsafat moral berubah cukup radikal. Tidak bisa di sangkal, dalam situasi kita sekarang etika sedang naik daun. Hal ini terutama  tampak  dengan penampilannya sebagi etika terapan. Perubahan itu terutama mencolok di kawasan berbahasa Inggris, khususnya United Kingdom dan Amerika Serikat. Di situ pada awal abad ke-20 etika di praktekkan sebagai “metaetika”. Aliran pada filsafat moral ini menempatkan diri  pada tahap  lebih tinggi  dari pada membahas masalah-masalah etis. Mereka  tidak menyelidiki baik buruknya perbuatan-perbuatan manusia melainkan mengarahkan perhatiannya pada “bahasa moral” atau ungkapan kita untuk baik atau buruk.[1]

a.       Faktor  yang  Mempengaruhi
Di lihat secara  retrospektif, dapat kita katakan bahwa perubahan ini di sebabkan adanya beberapa factor yaitu yang  pertama, perkembangan pesat di bidang ilmu dan teknologi menimbulkan banyak persoalan yang etis besar, khususnya dalam ilmu-ilmu biomedis.
Yang kedua, adalah dalam masyarakat terciptanya akan “iklim moral” yang seolah-olah mengundang minat baru untuk etika.  Sebagai sebuah gejala yang menunjukkan iklim ini dapat kita sebut gerakan hak di berbagai bidang.
b.      Masalah-masalah yang Sedang Naik Daun
Etika terapan ataupun etika sedang naik daun ialah suatu istilah baru, tetapi sebetulnya yang di maksudkan dengannya sama sekali bukan hal baru dalam sejarah filsafat etika.  Sudah di tekankan bahwa etika  merupakan fisafat praktis, artinya, filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperlihatkan apa yang seharusnya di lakukan.
c.       Cabang-cabang Etika Terapan
Untuk membagikan etika terapan yaitu dengan membedakan antara mikroetika dan makroetika. Makroetika ialah membahas masalah-masalah moral dalam skala besar, artinya, masalah-masalah ini menyangkut suatu bangsa seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia.  Misalnya mengenai masalah ekonomi dan keadilan (utang-utang Negara Utara dengan Selatan) ataupun dalam masalah lingkungan hidup, dan alokasi sarana pelayanan kesehatan dapat juga sebagai contoh masalah-masalah makroetika.[2]
Mikroetika membicarakan tentang pertanyaan-pertanyaan dimana individu terlibat, seperti kewajiban dokter kepada pasiennya. Dapat juga kewajiban seorang pengacara terhadap kliennya serta kewajiban mengatakan yang benar
d.      Akhlak dari Zaman ke Zaman
Ilmu akhlak dari zaman ke zaman adalah ilmu yang mempelajari akhlak berdasarkan waktu ke waktu yaitu mulai zaman nabi Adam hingga abad modern ini. Tiap-tiap zaman akhlaknya selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan diantaranya; pemerintahannya, agama dan keyakinannya, ilmu, kebudayaan, tempat tinggal, harta bendanya, kedudukan ,keberanian. Pengaruh-pengaruh tersebut berkembang sampai akhir zaman (kiamat).[3]



B.     Kenakalan Remaja dalam Perspektif Etika
Secara biologis, periode “pubertas” menunjukkan perubahan khusus bagi seoramg anak mempengaruhi perkembangan dan kematangan kedewasaan yang berarti pula mempengaruhi perkembangan fisik. Yang perlu di pahami adalah perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam masa remaja (Adolesensi) yang menyebabkan remaja harus sanggup melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan.
            Diantara masalah-masalah yang menimbulkan turunnya moral dan etika seseorang tersebut terkait pengaruh dari perkembangan zaman salah satunya adalah mengenai masalah kenakalan remaja .[4]

a.       Pengertian Kenakalan Remaja
Menurut Drs.B.Simanjuntak,S.H pengertian dari “ juvenile delinquency” ialah suatu perbuatan itu di sebut delinquent apabila perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup. Sedangkan menurut Drs.Bimo Walgito merumuskan arti selengkapnya dari kenakalan remaja yakni, tiap-tiap perbuatan yang bila di lakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi perbuatan yang melawan hukum yang di lakukan oleh anak, khususnya anak remaja.
      Menurut pengertian  umum, kenakalan remaja adalah salah satu problem lama yang senantiasa muncul di tengah-tengah masyarakat.masalah tersebut hidup, berkembang dan membawa akibat tersendiri sepanjang masa. Seusia kelompok masyarakat manusia tersebut.[5]



b.      Sebab- sebab Kenakalan Remaja
a)      Keadaan keluarga
Pada hakikatnya keluargalah yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja atau anak bersifat kompleks. Kondisi tersebut dapat terjadi karena kelahiran anak di luar perkawinan yang syah menurut agama dan hukum. Disamping itu kenakalan remaja juga di sebabkan keadaan keluarga yang tidak normal, yang mencakup “broken home” .[6]
Kenakalan remaja dapat pula terjadi karena keadaan ekonomi keluarga, terutama menyangkut keluarga miskin atau keluarga yang menderita kekurangan jika di bandingkan dengan keadaan ekonomi penduduk pada umumnya. Bisa jadi orang tua yang cenderung, bahkan sangat memanjakan anak- anaknya, disamping itu juga mereka kurang memiliki bekal pengetahuan di dalam mendidik anak yang baik.

b)      Keadaan Sekolah
Berkaitan dengan kenakalan remaja, maka sekolahan merupakan sebagai ajang atau tempat pendidikan anak-anak dapat pula menjadi sumber terjadinya konflik-konflik kejiwaan sehingga memudahkan anak- anak menjadi delinkwuen. [7]
Dalam kenyataan sering terjadi perlakuan guru yang mencerminkan ketidakadilan. Kenyataan ini masih di temui adanya sangsi-sangsi yang sama sekali tidak menunjang tercapainya pendidikan. Keadaan sekolah tersebut di perberat lagi dengan adanya ancaman yang tidak ada putus-putusnya dan di sertai disiplin yang ketat dan kurang adanya interaksi yang akrab antara pendidik dengan murid serta kurangnya kesibukan belajar di rumah. Kondisi negatif di sekolah tersebut kerap kali memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap anak, sehingga dapat menimbulkan  kenakalan anak atau remaja.


c)      Keadan Masyarakat
Keadan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam berbagai corak dan bentuknya akan berpengaruh terhadap anak-anak remaja di mana mereka hidup berkelompok. Pada dasarnya kemiskinan mengakibatkan bahaya besar bagi jiwa  untuk melakukan sebab adanya perbedaan yang sangat mencolok tersebut akan mempengaruhi kestabilan mental manusia di dalam hidupnya.  Tidak jarang anak–anak remaja yang berasal dari keluarga miskin yang memiliki perasaan rendah diri sehingga terdorong untuk melakukan kejahatan terhadap hak milik orang lain, seperti: pencurian, penipuan, penggelapan, pengrusakan dan penggedoran.[8]

c.       Masalah Etis yang Muncul
Dan akibat dari kenakalan remaja ini, di samping merugikan diri sendiri juga dapat merugikan orang lain. Ditinjau secara integral; penelitian secara menyeluruh dalam segala aspek pokoknya, akhirnya muncul beberapa indikasi bahwa delinkwensi anak-anak merupakan salah satu problem sosial. Perwujudan dari problem sosial tersbut antara lain: pencurian, penipuan, perzinaan, pemerasan dan perbuatan-perbuatan kekerasan seperti pertengkaran atau perkelahian, penggedoran dan pemerkosaan.

d.      Kenakalan Remaja dalam Sorotan Islam
Tedapat suatu indikasi, jika anak- anak remaja telah mampu memahami ajaran agama islam dengan baik dan telah menjadikan “keimanan” sebagai integral dari kepribadiannya, maka keimanan itulah yang akan mengawasi segala tindakan, perbuatan dan kondisi emosional.
Hal ini berarti jika penyalahgunaan narkotika dapat menimbulkan perbuatan jahat yang di larang oleh agama antara lain (membunuh, mencuri, merampok dan perzinaan), maka penyalahgunaan narkotika dapat di pandang sebagai kejahatan agama islam.
Sebagai konsekuensinya dapat di ambil pengertian: anak- anak remaja yang memiliki keimanan, maka dorongan nafsu untuk berbuat jahat selalu akan di gagalkan oleh keimanannya.

e.       Dampak Sosial Bagi Generasi Berikutnya
Dampak kenakalan remaja ini sangat mempengaruhi generasi muda penerusnya. Selain sebagai penerus bangsa ia juga contoh generasi selanjutnya untuk mengantarkan kepada kebaikan dan mengajarkan sifat moral dan beretika.
      Kejahatan-kejahatan dan pelanggaran-pelanggaran yang di lakukan anak-anak remaja di tengah masyarakat yang dapat menghilangkan kebahagiaan umat, disamping berlawanan dengan hakikat kemaslahatan umum dan ketentraman hidup.

f.       Solusi Penanganan Kenakalan Remaja
Di dunia. Dengan demikian akan mencegah terjadinya “juvenile Delinquency”, sebab pembinaan akhlak berarti bahwa anak remaja di tuntun agar belajar memiliki rasa tanggung jawab.[9]
Bahwa ia telah mengerti  tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang di larang, baik dan yang buruk, dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba membina diri untuk menggunakan hal-hal yang positif.
           











KESIMPULAN
            Manusia pada dasarnya dalam perspektif etika adalah sebagai “ummatun waahidatun”; kelompok  yang bersatu padu dalam kesatuan atau entitas yang utuh. Kesatu-paduan tersebut secara islami memiliki sendi-sendi yang kokoh dengan landasan pertanggungjawaban secara vertikal. Kenakalan remaja dalam berbagai bentuknya menjadi salah satu perusak sendi-sendi kokoh tersebut. Pada hakikatnya, kejahatan-kejahatan dan pelanggaran-pelanggaran yang di lakukan oleh anak remaja menimbulkan ketidakharmonisan interaksi sosial dan menghilangkan “sense of soladaritas”. Lebih jauh dan mendalam, kenakalan remaja dapat di pandang sebagai wujud perbuatan yang tidak manusiawi.
















Dafrar Pustaka
 Abdullah, M Yatim. 2007. Studi akhlak dalam Perspektif AL-Qur’an. Jakarta. Amzah
Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Djatnika, Rahmat. 1992. Sitem Ethika Islami Akhlak Mulia. Jakarta: Pustaka Panjimas
Fakhry, Majid. 1996. Etika dalam Islam. Yogyakarta: Pystaka Pelajar
Sudarsono. 1986. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta


[1] Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. hal. 265

[2] Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. hal. 270
[3] Abdullah, M Yatim. 2007. Studi akhlak dalam Perspektif AL-Qur’an. hal. 254
[4] Sudarsono. 1986. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.hal.1-5
[5] Simanjutank, B. Pengantar Kriminologi dan Sosiologi.hal. 295
[6] FJ. Monks dkk, op. cit. hal. 256
[7] Sudarsono. 1986. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.hal 16
[8] Sudarsono. 1986. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.hal.27
[9] Zakia Drajad, Pokok- pokok Kesehatan Mental.hal. 292

Tidak ada komentar:

Posting Komentar